BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PENDAHULUAN. adalah mubah (boleh). Kebolehannya ini dapat ditemukan dalam al-qur an

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG TRANSAKSI JUAL BELI BILYET GIRO (BG) DI BMT SM NU CABANG KAJEN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ISTISHNA. atas dasar saling merelakan, atau jual beli merupakan pemilikan harta benda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BERAS BERSUBSIDI DI DESA MAOR KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB III PERDAGANGAN DALAM ISLAM. Secara Etimologi dagang atau jual beli adalah ( المبادلة (مطلق yang berarti pertukaran

BAB III PEMBAHASAN. adalah berasal dari kata "ribh" ( ر )yang artinya 'keuntungan'. 14. bersama tambahan keuntungan yang jelas'.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Jual Beli Menurut bahasa, jual beli (البیع) secara bahasa merupakan masdar dari kata بعت diucapkan باء-یبیع bermakna memiliki dan membeli. Kata aslinya keluar dari kata الباع karena masing-masing dari dua orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian disebut.البیعان Jual beli diartikan juga pertukaran sesuatu dengan sesuatu. Kata lain dari al-bai adalah asy-syira, al-mubadah dan attijarah. Menurut syara, pengertian jual beli (البیع) secara syara adalah tukar menukar harta dengan harta untuk memiliki dan memberi kepemilikan. Sebagian ulama lain memberi pengertian : 1. Menurut ulama Hanafiyah : Pertukaran harta (benda) dengan harta berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan). 1 2. Menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu : Pertukaran harta dengan harta untuk kepemilikan. 2 1 Menurut yang dikutip Rachmat Syafe i, Fikih Muamalah, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), hlm 101-102, Alauddin al-kasani, Bada i Ash-Shana I fi Tartib asy-syara i, juz 5, hlm. 133 2 Ibid, Muhammad Asy-Syarbini, Mugni al-muhtaj, juz 2, hlm. 2. 26

27 3. Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab al-mughni : Pertukaran harta dengan harta untuk saling menjadikan milik. 3 4. Tukar menukar harta meskipun ada dalam tanggungan atau kemanfaatan yang mubah dengan sesuatu yang semisal dengan keduanya, untuk memberikan secara tetap. 4 5. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling ridha. 5 6. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab dan qabul dengan cara yang sesuai dengan syara. 6 7. Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan dan memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan. 7 Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara dan disepakati. 3 Menurut yang dikutip Rachmat Syafe i, Fikih Muamalah, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), hlm 101-102, Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz 3, hlm. 559. 4 Ibid, Raudh al-nadii Syarah Kafi al-muhtadi, hlm.203. 5 Ibid, Idris Ahmad, Fiqh al-syafi iyah 6 Ibid, Taqiyuddin, Kifayat al-akhyar, hlm. 329. 7 Ibid, Fiqh al-sunnah, hlm. 126.

28 Inti dari beberapa pengertian tersebut mempunyai kesamaan dan mengandung hal-hal antara lain : 1. Jual beli dilakukan oleh 2 orang (2 sisi) yang saling melakukan tukar menukar. 2. Tukar menukar tersebut atas suatu barang atau sesuatu yang dihukumi seperti barang, yakni kemanfaatan dari kedua belah pihak. 3. Sesuatu yang tidak berupa barang/harta atau yang dihukumi sepertinya tidak sah untuk diperjualbelikan. 4. Tukar menukar tersebut hukumnya tetap berlaku, yakni kedua belah pihak memilikisesuatu yang diserahkan kepadanya dengan adanya ketetapan jual beli dengan kepemilikan abadi. 8 B. Landasan Hukum Jual Beli Jual beli telah disahkan oleh Al-qur an, Sunnah, dan Ijma. Adapun dalil Al-qur an adalah QS Al-Baqarah ayat 275: 9 و أ ح ل الله ال ب ی ع و ح رم ال رب ا Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dan firman Allah QS An-nisaa ayat 29: ی ا أ ی ھ ا ال ذ ی ن آم ن و ا لا ت ا ك ل و ا أ م و ال ك م ب ی ن ك م ب ال ب اط ل إ لا أ ن ت ك و ن ت ج ار ة 8 http://slametimo.wordpress.com/muamalah/jual-beli-menurut-ilmu-fiqih/ (diakses pada tanggal 12 Juni 2014) 9 Syaikh Imam Al-qurthubi, penerjemah; Ahmad Khotib, editor; Muklis B Mukti, Tafsir Al-qurthubi, cetakan ke-1, ( Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 767.

29 10 ع ن ت ر اض م ن ك م Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samamemakan[ harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali suka di antara kamu (An-nisa:29). Dari sunnah nabawiyah, Rasulullah SAW bersabda : : ع ن ب ی د ه ا ل رج ل ع م ل ق ا ل أط ی ب ا ل ك س ب أ ي س ي ل: أ ن ا لن ب ي ر ف اع ة ب ن ر اف ع م ب ر و ر ب ی ع و ك ل ر و اه ا ل ب زار و ص حح ھ ا ل ح اك م Dari Rifa ah Ibnu Rafi r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya: Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual-beli yang bersih. (HR Al-Bazzar.) Adapun dalil sunnah di antaranya adalah Hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda: Sesungguhnya jual beli itu atas dasar saling ridha. Ketika ditanya usaha apa yang paling utama, beliau menjawab: Usaha seseorang yang dengan tangannya sendiri, dan setiap jual beli yang mabrur. Jual beli yang mabrur adalah setiap jual beli yang tidak ada dusta dan khianat.adapun dalil 10 Ibid, hlm. 347.

30 ijma, adalah bahwa ulama sepakat tentang halalnya jual beli dan haramnya riba, berdasarkan ayat dan hadis tersebut. C. Rukun dan Syarat Jual Beli 1. Rukun Jual Beli Rukun jual beli ada tiga, yaitu: a. Pelaku transaksi, yaitu penjual dan pembeli. b. Objek transaksi, yaitu harga dan barang. c. Akad (transaksi), yaitu segala tindakan yang dilakukan kedua belah pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan transaksi, baik tindakan itu berbentuk kata-kata maupun perbuatan. Menurut kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, unsur jual beli ada tiga, yaitu: a. Pihak-pihak Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian jual beli terdiri atas penjual, pembeli, dan pihak lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut. b. Objek Objek jual beli terdiri atas benda yang berwujud dan benda yang tidak berwujud, yang bergerak maupun benda yang tidak bergerak, dan yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar. Syarat objek yang diperjualbelikan adalah sebagai berikut:

31 barang yang dijualbelikan harus ada, barang yang dijualbelikan harus dapat diserahkan, barang yang diperjualbelikan harus berupa barang yang memiliki nilai atau harga tertentu, barang yang dijualbelikan harus halal, barang yang dijualbelikan harus diketahui oleh pembeli, kekhhususan barang yang dijualbelikan harus diketahui, penunjukan dianggap memenuhi syarat langsung oleh pembeli tidak memerlikan penjelasan lebih lanjut, dan barang yang dijual harus ditentukan secara pasti pada waktu akad. c. Kesepakatan Kesepakatan dapat dilakukan dengan tulisan, lisan dan syarat, ketiganya mempunyai makna hukum yang sama. Ada dua bentuk akad, yaitu: 1) Akad dengan kata-kata, dinamakan juga ijab qabul. Ijab yaitu kata-kata yang diucapkan terlebih dahulu. Misalnya, penjual berkata: Baju ini saya jual dengan harga Rp 10.000,-. Qabul yaitu kata-kata yang diucapkan kemmudian. Misalnya, pembeli berkata Barang saya terima. 2) Akad dengan perbuatan, dinamakan juga dengan mu athah. Misalnya, pembeli memberikan uang seharga Rp 10.000,- kepada penjual, kemudian menngambil barang yang senilai itu tanpa terucap kata-kata dari kedua belah pihak.

32 2. Syarat Sahnya Jual Beli Suatu jual beli tidak sah bila tidak terpenuhi dalam suatu akad tujuh syarat, yaitu: a. Saling rela antara kedua belah pihak. Kerelaan antara kedua belah pihak untuk melakukan transaksi syarat mutlak keabsahannya, berdasarkan firman Allah dalam Q.S An- Nisaa ayat 29: ی ا أ ی ھ ا ال ذ ی ن آم ن و ا لا ت ا ك ل و ا أ م و ال ك م ب ی ن ك م ب ال ب اط ل إ لا أ ن ت ك و ن ت ج ار ة 11 ع ن ت ر اض م ن ك م Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu (n-nisa:29), dan hadis Nabi Riwayat Ibnu Majah: jual beli haruslah atas dasar kerelaan (suka sama suka). b. Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad, yaitu orang yang telah baligh, berakal, dan mengerti. Maka, akad yang dilakukan oleh anak di bawah umur, orang gila tidak sah kecuali dengan seizin walinya. 2012), hlm. 102 11 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah:Fiqh Muamalah, cetakan ke-1, (Jakarta: Kencana,

33 c. Harta yang menjadi objek transaksi telah dimiliki sebelumnya oleh kedua belah pihak. Hal ini berdasarkan Hadis Nabi SAW Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi, sebagai berikut : Janganlah engkau jual barang yang bukan milikmu. d. Objek transaksi adalah barang yang yang dibolehkan agama. Maka tidak boleh menjual barang haram seperti khamar dan lain-lain. Hal ini berdasarkan Hadis Nabi SAW Riwayat Ahmad: Sesungguhnya Allah bila mengharamkan suatu barang juga mengharamkan nilai jual barang tersebut. e. Objek transaksi adalah barang yang biasa diserahterimakan. Hal ini berdasarkan Hadis Nabi Riwayat Muslim: Dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Muhammad SAW melarang jual beli gharar (penipuan). f. Objek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak. Maka tidak sah menjual barang yang tidak jelas. g. Harga harus jelas saat transaksi. 12 12 Ibid, hlm. 101-104.

34 D. Macam-macam Jual Beli Jual beli berdasarkan pertukarannya secara umum dibagi empat macam: 1. Jual beli salam (pesanan) Jual beli salam adalah jual beli melalui pesanan, yakni jual beli dengan cara menyerahkan terlebih dahulu uang muka kemudian barangnya diantar belakangan. 2. Jual beli muqayaddah (barter). Jual beli muqayaddah adalah jual beli dengan cara tukarmenukar barang dengan barang. 3. Jual beli muthlaq. Jual beli muthlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah disepakati sebagai alat pertukaran, seperti uang. 4. Jual beli alat penukar dengan alat penukar. Jual beli alat penukar dengan alat penukar adalah jual-beli barang yang biasa dipakai sebagai alat penukar dengan alat penukar lainnya, seperti uang perak dengan uang emas. Berdasarkan segi harga, jual beli dibagi menjadi empat bagian: 1. Jual beli yang menguntungkan (al-murabahah). Jual beli yang tidak menguntungkan, yaitu menjual dengan harga aslinya (at-tauliyah). 2. Jual beli rugi (al-khasarah).

35 3. Jual beli al-musawah, yaitu penjual menyembunyikan harga aslinya, tetapi kedua orang yang akad saling meridhai, jual beli seperti inilah yang berkembang sekarang. 13 E. Pengertian Bilyet Giro (BG) Bilyet Giro (BG) adalah surat perintah pemindah bukuan dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan, untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang namanya disebut dalam bilyet giro, pada bank yang sama atau bank yang lain. 14 F. Landasan tentang Jual Beli Bilyet Giro (BG) 1. Firman Allah QS. al-nisa [4]: 29: Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu. 2. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283: Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. 3. Firman Allah QS. al-ma idah [5]: 1: Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu. 4. Firman Allah QS. al-ma idah [5]: 2: dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan. 13 Rachmat Syafe i, Op.cit, hlm 101-102. 14 Prathama Raharja, Uang dan Perbankan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), hlm 81.

36 5. Fatwa Dewan Syari ah Nasional (DSN) No: 01/DSN- MUI/IV/2000, yang berisi: a. Giro yang tidak dibenarkan secara syari ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. b. Giro yang dibenarkan secara syari ah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadi ah. 6. PBI No.8/29/PBI/2006 tentang Daftar Hitam Nasional Penarik dan/atau Bilyet Giro Kosong yang berisi, Bilyet Giro adalah bilyet giro sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai bilyet giro. 15 G. Syarat-syarat Formal Bilyet Giro (BG) Cek dan Bilyet Giro (BG) adalah pembayaran giral. Untuk memperlancar transaksi dalam pemakaian giral sebagai alat pembayaran diperlukan syarat-syarat khusus yang harus ada pada alat pembayaran tersebut. Mengenai syarat formal suatu bilyet giro diatur dalam Surat Bank Indonesia kepada semua bank-bank umum dan bank pembangunan di Indonesia tanggal 24 Januari 1972 No. 4/670/UPPB/PBB. Suatu bilyet giro harus memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Nama Bilyet Giro dan nomor seri harus tercantum pada formulir bilyet giro. 15 http://ojk.co.id (diakses pada tanggal 15 Juni 2014)

37 2. Perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindah-bukuan sejumlah dana atas beban saldo penarik, yang harus telah tersedia cukup pada saat berlakunya amanat yang terkandung di dalam bilyet giro tersebut. 3. Nama dan tempat bank tertarik kepada siapa perintah termaksud ditujukan. 4. Nama pihak yang harus menerima pemindahbukuan dana secara administratif termaksud dan jika dianggap perlu juga alamatnya. 5. Jumlah dana yang dipindahkan-bukukan, baik dalam angka maupun dalam huruf. 6. Tanda tangan penarik dan cap/stempel Badan Usaha jika si penarik merupakan suatu perusahaan berbentuk Badan Usaha. 7. Tempat dan tangal penarikan. 8. Tanggal mulai efektif berlakunya amanat/perintah dalam bilyet giro. 9. Nama bank di mana orang atau pihak yang harus menerima dana pemindahbukuan tersebut memelihara rekening rekening sepanjang nama bank si penerima itu diketahui oleh penarik. Masa berlaku dan tanggal berlakunya bilyet giro juga dapat diatur sesuai persyaratan yang telah ditentukan, seperti: 1. Maasa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai dari tanggal penarikan.

38 2. Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan berlaku pula sebagai tanggal efektif 3. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif dianggap sebagai tanggal penarikan, dan lain sebagainya 16 16 Ibid, hlm. 82