Tabel 1. Hasil Gaya Dalam pada Balok 639 dan Kolom 501 untuk struktur 2D dan Struktur 3D

dokumen-dokumen yang mirip
REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

Jl. Banyumas Wonosobo

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PENGARUH PENGGUNAAN BETON FLY SLAB PADA GEDUNG BERTINGKAT ( STUDI KASUS GEDUNG TELKOMSEL SEMARANG )

PERENCANAAN STRUKTUR CITRA DREAM HOTEL SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL HORISON PEKALONGAN. Andy Purwanto, M. Tri Prayogy Ilham Nurhuda * ), Parang Sabdono

Yogyakarta, Juni Penyusun

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

4. e = = = 54,882 mm. Kelompok : IV. Halaman : TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Ganjil

EVALUASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG TRAINING CENTRE II UNIVERSITAS DIPONEGORO

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

ANALYSIS OF THE STRUCTURE AND ELEMENTS OF THE BUILDING BEAM AS A RESULT OF STATIC LOAD EQUIVALEN BASED SEISMIC REGULATIONS IN 2012

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB V PENULANGAN BAB V PENULANGAN. 5.1 Tulangan Pada Pelat. Desain penulangan pelat dihitung berdasarkan beban yang dipikul oleh

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

PERENCANAAN GEDUNG PASCASARJANA POLTEKES SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

Latar Belakang 1) Struktur baja untuk gedung membutuhkan truss dengan bentang 6-8 m, sedangkan untuk bentang lebih besar dari 10 m, struktur baja menj

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan

Studi Geser pada Balok Beton Bertulang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN RASUNA SOLO

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DI KOTA PADANG

ABSTRAK. Kata Kunci : Pracetak, Cor penuh, Beban gempa, Sambungan Balok-Kolom ABSTRACT

PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL DENGAN BALOK PRATEGANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

STUDI PENGGUNAAN BALOK ANAK PADA STRUKTUR PELAT BETON BERTULANG

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL DAN MALL DI WILAYAH GEMPA 3

Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

TINJAUAN PENGGUNAAN SHEAR WALL SEBAGAI PENGAKU STRUKTUR PORTAL GEDUNG BERTINGKAT DI DAERAH RAWAN GEMPA ABSTRACT

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR

Bab V Studi Kasus Studi Kasus Ketahanan Kolom Terhadap Eksentrisitas berdasarkan Kekuatan Beton Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.1 Gambar 5.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR MENARA BOSSOWA MAKASSAR

BAB V DESAIN STRUKTUR ATAS

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

ANALISA STRUKTUR ATAS AKIBAT BEBAN TAMBAHAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) PADA ATAP GEDUNG

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI ANTARA ANALISIS DUA DIMENSI (2D) DAN TIGA DIMENSI (3D) PADA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT 14 STUDI KASUS HOTEL HOLIDAY INN EXPRESS SEMARANG Galih Widyarini ¹), Lisatia Dian Pithaloka ¹) Sukamta ²), Parang Sabdono ²) ABSTRAK Analisis struktur merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan struktur, khususnya struktur gedung. Ada dua cara dalam menganalisis struktur yaitu, analisis struktur 2D dan analisis struktur 3D, dengan menggunakan program computer SAP2000 untuk mendapatkan nilai dan arah gaya dalam yang digunakan untuk mendesain struktur tersebut. Studi komparasi analisis struktur 2D dan analisis struktur 3D dilakukan pada struktur eksisting Hotel Inn Express (HIEX) Semarang, dengan tujuan untuk membandingkan output gaya-gaya dalam, mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kedua cara, dan menghitung momen kapasitas. Analisis Struktur yang dilakukan sebelum memodelkan dalam SAP 2000 harus diproses secara manual yaitu dengan Metode Displacement. Hasil analisis struktur yang diperoleh adalah selisih hasil gaya-gaya dalam antara 2D dan 3D relatif kecil dengan hasil analisis struktur 2D lebih besar dibandingkan 3D. Kata kunci: Analisis Struktur, Dua Dimensi (2D), Tiga Dimensi (3D), SAP 2000, Metode Displacement ABSTRACT Analysis of the structure is one important thing in planning the structure, particularly the structure of the building. There are two ways to analyze the structure, structural analysis of 2D and 3D structural analysis, with using computer program SAP2000 to get the value and direction of the force used in designing the structure. Comparative study of the structural analysis of 2D and 3D structural analysis is doing on the existing structure Inn Express Hotel (HIEX) Semarang, that have purpose to compare the output styles, knowing the advantages and disadvantages of both ways, and counting the moment capacity. The results of the analysis of the structure of the results obtained is the difference in styles between 2D and 3D is relatively small with the analysis of 2D structures larger than the 3D. Keyword: Structure Analysis, Two Dimension (2D), Three Dimension (3D), SAP 2000, Displacement Method. 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2) Dr. Eng Sukamta, ST. MT, dan Ir. Parang Sabdono, M.Eng, Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN Hotel Holiday Inn Express (HIEX) merupakan salah satu tempat penginapan yang terdapat di kota Semarang. Data teknis dari Hotel HIEX yaitu, memliki 14 lantai + 2 Basement, dengan tinggi gedung 53.3 meter, bentuk persegi panjang dan terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 45 Semarang. Struktur hotel yang ramping dan tinggi, serta memiliki ukuran kolom b > h menjadikan hotel ini sebagai objek studi komparasi analisis struktur 2D dan 3D. Studi mengenai analisis perbandingan sistem perhitungan secara dua dimensi dan tiga dimensi bertujuan untuk membandingkan hasil Bending Moment Diagram (BMD), Shear Force Diagram (SFD), Normal Force Diagram (NFD) dengan cara displacement method antara sistem perhitungan secara dua dimensi dan tiga dimensi, mengetahui kelebihan dan kekurangan antara sistem dua dimensi dan tiga dimensi dalam segi perhitungan, dan mengetahui kapasitas kekuatan yang dimiliki elemen struktur yang di analisis antara sistem dua dimensi dan tiga dimensi dengan membandingkan hasil momen kapasitas. STUDI KASUS Pemodelan dan analisis struktur menggunakan program SAP 2000 secara dua dimensi dan tiga dimensi. Gambar pemodelan struktur dengan menggunakan program SAP 2000 secara dua dimensi diambil contoh pada portal 5 yang ditunjukkan pada gambar 1 dan model 3D pada gambar 2. B.639 K.501 Gambar 1. Pemodelan Struktur SAP Dua Dimensi Gambar 2. Pemodelan Struktur SAP Tiga Dimensi Hasil gaya dalam pada balok 639 dan kolom 501 untuk struktur 2D dan 3D terdapat pada tabel 1 dan selisih hasil gaya dalam pada tabel 2. Tabel 1. Hasil Gaya Dalam pada Balok 639 dan Kolom 501 untuk struktur 2D dan Struktur 3D Elemen Metode Displacement 2D SAP 2000 3D SAP 2000 Tumpuan Lapangan Tumpuan Tumpuan Lapangan Tumpuan Tumpuan Lapangan Tumpuan Balok 639-172376 223658-598065 -178179 238632-562886 -122483 233249-629346

Kolom 501 1961296-1655180 2105686-1772791 1959095-1672479 Balok 639-4369 6220-4461 6133-4195,21 6398,96 Kolom 501-7233 -7233-7757 -7757-7263,15-7263,15 Kolom 501-600984 -600984-601657 -608385-589372 -590700 Tabel 2. Selisih Hasil Gaya Dalam (%) Elemen Selisih terhadap 2D SAP 2000 (%) Selisih terhadap 3D SAP 2000 (%) Metode Displacement 3D SAP 2000 Metode Displacement Jenis Gaya Dalam Balok 639-3,26-6,27 6,25 31,26 2,31-10,56 28,94-4,11-4,97 Kolom 501-6,86-6,63 7,48 6,00 0,11-1,03 Balok 639-2,05 1,41 5,95-4,15 3,98-2,80 Kolom 501-6,76-6,76 6,80 6,80-0,42-0,42 Gaya Momen Gaya Geser Kolom 501-0,11-1,22 2,08 2,99 1,97 1,74 Gaya Aksial Dari hasil analisis struktur HIEX secara 2D dan 3D dengan SAP 2000, didapatkan kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem tersbut seperti yang tertera pada tabel 3. NO Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Struktur 2D dan 3D STRUKTUR 2D STRUKTUR 3D URAIAN Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan 1. Proses Running SAP 2000 Lebih cepat ± 2 detik Membutuhkan waktu lebih lama ± 2 menit 2. Selisih hasil gayagaya dalam terhadap metode displacement Lebih mendekati, Rata-rata < 5% Lebih mendekati, Rata-rata < 5% Untuk tinjauan tiap elemen, ada yang lebih dari 40% 3. Sistem Pembebanan Hanya dapat dilakukan secara open frame Dapat dilakukan secara open frame ataupun shell

PERHITUNGAN KAPASITAS MOMEN BALOK Perhitungan Balok pada Balok 639 Balok 639 memiliki ukuran balok 500 x 700 mm 2 dengan bentang balok 8100 mm. Konfigurasi dari penampang balok dapat dilihat pada gambar 3 dan 4. Gambar 3. Penampang Balok 639 Gambar 4. Detail Potongan Penampang Balok 639 Dengan data spesifikasi balok sebagai berikut : b = 500 mm fc = 30 MPa h = 700 mm fy = 400 MPa d = 635 mm diameter tulangan = 25 mm Diasumsikan terjadi perilaku balok persegi dengan 1 layer tulangan. Jika ada tulangan tekan maka sebagai pendekatan tulangan tekan tersebut diabaikan. Dihitung momen nominal (Mn) dan momen probable (Mpr) pada kelima kondisi sesuai diagram momen balok (gambar 5). Gambar 5. Diagram Momen Balok akibat Pembebanan Gempa dan Gravitasi

Cek momen nominal (Mn) (Chu-Kia Wang, and Charles G. Salmon. 1985) (1) (2) Tabel 4 : Hasil rekapitulasi perhitungan pelat balok yang ditinjau Kondisi Mu (knm) ØMn (knm) As (mm 2 ) Tulangan Terpasang 1 833,272 720,556 3926,99 8D25 2 732,873 638,952 3436,12 7D25 3 75.024 288,351 1472,62 3D25 4 14,973 288,351 1472,62 3D25 5 430,508 379,630 1962,50 4D25 Gambar 6. Diagram Mu dan φmn Balok 639 (unit satuan kilonewton, meter) Keterangan : = Garis Momen Terfaktor = Garis Momen Kapasitas

Hasil perhitungan momen kapasitas balok 639 dan momen terfaktor akibat beban gravitasi dan seismik menunjukkan bahwa momen kapasitas balok tidak dapat menahan momen yang terjadi pada daerah tumpuan dengan ditunjukkan oleh daerah yang di arsir pada gambar 6. Kapasitas Momen Nominal Kolom Perhitungan kapasitas momen nominal kolom 501 Ukuran kolom 501 yang akan ditinjau pada lantai 3 dari Struktur Hotel HIEX adalah 800/700 (gambar 7). dengan data spesifikasi sebagai berikut : Gambar 7. Detail Kolom 800/700 b = 800 mm diameter tulangan, ø = 22 mm h = 700 mm jumlah (n) = 24 buah d = 635,5 mm Ast = 9123,19 mm 2 fc = 40 Mpa ρg = 0,016 fy = 400 Mpa β = 0,78 Cek Momen Nominal Pada bagian atas kolom yang ditinjau, kolom dipegang oleh kolom berpenampang yang sama, dengan panjang 4000 mm, balok kiri ukuran 350x700, serta balok kanan ukuran 500x700. Sementara pada bagian bawah, dipegang oleh kolom yang berpenampang sama, dengan panjang 4500 mm, balok kiri ukuran 350x700, serta balok kanan ukuran 500x700 (gambar 8)

Gambar 8. Konfigurasi Kolom 800/700 Dari hasil analisis struktur 3D SAP 2000, diketahui gaya aksial terfaktor pada kolom sebagai berikut : 1. Kolom atas, Pu_above = 879.098,06 kg = 8.790.980,60 N 2. Kolom 501, Pu_design = 942.069,94 kg = 9.420.699,40 N 3. Kolom bawah, Pu_bottom = 1.015.958,80 kg = 10.159.588,00 N Cek kuat kolom Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 23.4.2.2, kuat kolom φ Mn harus memenuhi : Akibat goyangan ke kiri, φ Mn yang terjadi pada ujung balok atas maupun bawah seperti telihat pada gambar 9.

Gambar 9. φ Mn pada Ujung-ujung Balok Akibat Goyangan ke Kiri Menggunakan diagram interaksi Pn-Mn (gambar 9) dan gaya aksial terfaktor Pu, maka diketahui φ Mn kolom sebagai berikut : 1. Kolom atas Pu_above = 8.790.980,60 N; φ Mn_above = 1.301.756.038,83 Nmm 2. Kolom 501 Pu_design = 9.420.699,40 N; φ Mn_design = 1.226.572.324,21 Nmm 3. Kolom bawah Pu_bottom = 10.159.588,00 N; φ Mn_bottom = 1.120.713.916,16 Nmm

Gambar 10. Diagram Interaksi Kolom 501 Berdasarkan hitungan kapasitas momen pada kolom 501, gaya momen yang terjadi akibat beban seismik dan gravitasi pada kolom tersebut memenuhi kapasitas momen dengan dibuktikan oleh cek kuat kolom dimana, yaitu 2.528.328.363,04 > 1.216.414.135,27 Nmm pada kolom atas dan 2.347.286.240,37 > 933.457.858,78 Nmm pada kolom bawah. Cek nilai kapasitas momen juga dapat dilihat pada gambar 10 yang telah memenuhi kapasitas momen kolom KESIMPULAN Perbandingan gaya-gaya dalam antara struktur 2D dan 3D dengan SAP 2000 memiliki rata-rata selisih hasil relatif kecil, yaitu pada momen + 7%, pada gaya geser + 3%, dan pada gaya aksial + 5%. Tetapi pada beberapa elemen struktur yang terletak di tengah portal memiliki selisih hasil yang besar, yaitu lebih dari 20%. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendistribusian beban.

DAFTAR PUSTAKA A, Ghali dan A.M, Neville. 1985. Analisa Struktur Gabungan Metode Klasik dan Matriks Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira, MSCE. Erlangga Jakarta. Badan Standardisasi Nasional. (2002). Standar Nasional Indonesia: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Bandung: Author. Badan Standardisasi Nasional. (2003). Standar Nasional Indonesia: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2003). Bandung: Author. Chu-Kia Wang, and Charles G. Salmon. 1985. Reinforced Concrete Design, Fourth Edition Chapter Two. Erlangga. Jakarta. Dewabroto, Wiryanto. 2007. Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP 2000. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Kusuma, G.H. & Vis, W.C. (1997). Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang: Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 (Seri Beton 1). Jakarta: Erlangga. Satyarno, Iman, Purbolaras Nawangsalam, dan R. Indra Pratomo. 2012. Belajar SAP 2000 Analisis Gempa. Zamil Publishing. Yogyakarta.