STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI HARGA METODE PRACETAK PADA BANGUNAN BERTINGKAT RUSUNAWA PROTOTIPE DI WILAYAH JAKARTA DAN PAPUA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Ganjil Tahun 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiansi waktu. Metode manejemen pada abad ke 21 ditandai dengan maraknya

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. mahal, dan hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan rumah landet house

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metode konvensional di wilayah Jakarta dan Papua. metode pracetak di wilayah Jakarta dan Papua.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VALUE ENGINEERING BANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36 DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ),

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING SCHEDULE PROYEK GEDUNG 8 LANTAI SISTEM PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN MS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDY PERBANDINGAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG METODE PELAKSANAAN PRECAST

BAB VI PERBANDINGAN DESAIN. perhitungan volume struktur utama bangunan..

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : metode bekisting table form

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

STUDI PERBANDINGAN BIAYA BEKESTING SEMI MODERN DENGAN BEKESTING KONVENSIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Presentasi Tugas Akhir

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

VALUE ENGINEERING DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN SERTA PERENCANAAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PADA PROSES PEMBANGUNAN STRUKTUR BETON GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI SURAKARTA. Herman Susila.

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya tiang pancang, balok, kolom dan pelat. Berkembangnya metode seperti ini

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH M-PANEL DENGAN RUMAH KONVENSIONAL PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 60/99 PONDOK PERMATA SUCI GRESIK

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

APLIKASI SNI PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI PERBANDINGAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

Kemajuan Teknologi Teknik Sipil terus mengalami. perkembanqan seiring dengan kemajuan di bidang-bidang. lain. Selain itu kemajuannya juga dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN JUMLAH TENAGA KERJA, WAKTU, DAN BIAYA PELAT LANTAI DAN BALOK RUKO R8 DENGAN METODE PRECAST

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TUGAS AKHIR RENCANA PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG POLRES KABUPATEN PROBOLINGGO

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014


ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

dengan bekal ilmu pengetahuan tersebut diharapkan mahasiswa apabila terjun didalam masyarakat dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya demi

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

SMART SOLUTIONS FOR MULTISTOREY BUILDINGS OLEH : IR. H. SULISTYANA, MT

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. proyek Rumah Susun Sewa Rempoa Jakarta. d. Membuat kesimpulan dan saran dari penelitian.

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI. Oleh : Joaozinho Dos Santos Araujo Fernandes Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I. Dosen Pembimbing II

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DEKING BAJA DAN METODE KONVENSIONAL UNTUK PLAT LANTAI DIPERHITUNGKAN TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN METODE PELAKSANAAN

B A B I P E N D A H U L U A N

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT DENGAN METODE PRACETAK DAN KONVENSIONAL DI WILAYAH JAKARTA DAN PALEMBANG 1 M. Rizki, dan 2 Dwi Dinariana 1 Program S1 Teknik Sipil, Univeritas Persada Indonesia YAI, Jl Salemba 7 Jakarta Pusat 2 Program Magister Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia YAI, Jl. Salemba 7 Jakarta Pusat e-mail : 1 emrizki_em09@yahoo.com Abstrak. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, maka permintaan akan tempat tinggal seperti apartment/rumah Susun (Rusun), dan pusat kegiatan ekonomi atau perkantoran untuk menunjang berbagai kehidupan masyarakat pun semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi biaya pembangunan antara metode konvensional dan metode pracetak, hal ini dimaksudkan agar dengan dana yang tersedia dapat membangun lebih banyak rusun. Untuk memperhitungkan efisiensi dilakukan rekap harga dari pekerjaan struktur gedung 3, 6, dan 10 lantai dengan perhitungan RAB Konstruksi Metode Konvensional dan Konstruksi Metode Pracetak berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan Analisa Harga Satuan kota Jakarta dan Palembang tahun anggaran 2012 dan mengacu pada RSNI tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton. Dari hasil perhitungan RAB Konvesional dibandingkan dengan hasil perhitungan Pracetak untuk mendapatkan besarnya efisiensi terhadap kedua Metode tersebut pada struktur gedung 3, 6 dan 10 lantai. Berdasarkan hasil diperoleh untuk wilayah Jakarta, besar persentasi nilai efisiensi terhadap jumlah lantai, jumlah komponen, dan luasan lantai efisiensi paling tinggi berada pada gedung lantai 6 sebesar 18%, dan paling rendah berada pada gedung lantai 10 sebesar 14%. Di wilayah Palembang, efisiensi paling tinggi berada pada gedung lantai 6 sebesar 16%, dan paling rendah berada pada gedung lantai 10 sebesar 8,0%. Kata Kunci : Perbandingan, Pracetak, Gedung Bertingkat, Rusunawa. 1. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan jaman peningkatan jumlah penduduk semakin pesat, maka permintaan akan tempat tinggal seperti apartment, dan pusat kegiatan ekonomi atau perkantoran untuk menunjang berbagai kehidupan masyarakat pun semakin meningkat. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana semua bahan konstruksi yang diperlukan dicetak di tempat proyek konstruksi, contohnya seperti beton untuk kolom dan balok yang dicor langsung di tempat proyek. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam metode konvensional ini, yaitu waktu pelaksanaan konstruksi yang lama dan kurang bersih, Quality control yang sulit untuk ditingkatkan, serta bahan dasar cetakkan yang semakin mahal dan langka yang menyebabkan harga konstruksi menjadi semakin mahal. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pula metode pelaksanaan proyek pembangunan gedung, misalnya metode pracetak. Metode pracetak artinya struktur bangunan tidak dicetak ditempat konstruksi/di atas seperti metode konvensional, melainkan dicetak ditempat pabrikasi/plan atau di lokasi site (di bawah) sehingga 377

378 M. Rizki,et al. mutunya dapat terjaga dengan baik, dan dapat diproduksi secara massal. Pada metode pracetak ini setelah dilakukan fabrikasi kemudian komponen pracetak ini akan dibawa ke tempat konstruksi/dilangsir untuk kemudian disusun menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan. Keunggulan dari sistem pracetak ini antara lain mutu terjaga dengan baik, waktu pelaksanaan konstruksi yang relatif lebih singkat, ramah lingkungan, dan lebih sedikit sisa bahan bangunan yang harus dibuang keluar dari tempat konstruksi. Dengan menggunakan metode pracetak, maka banyak biaya yang dapat dihemat seperti contohnya biaya formwork/bekisting lebih murah (±12 kali pakai), dan biaya overheat lebih kecil karena waktu pelaksanaan lebih cepat dibandingkan konvensional, sehingga metode pracetak menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan metode konvensional. Namun tingkat efisiensi dari setiap gedung berbeda, untuk itu diperlukan pengujian struktur apa saja yang mempengaruhi efisiensi, apakah dengan semakin banyak jumlah komponen, luasan gedung, atau semakin banyak tingkat pada gedung tersebut yang mempengaruhi tingkat efisiensi dari metode pracetak ini. 2. Tujuan Penelitian Menghitung seberapa besar efisiensi pekerjaan struktur antara metode pracetak dan metode konvensional di wilayah Jakarta dan Palembang, pada bangunan gedung bertingkat (3, 6, 10 lantai) dilihat dari jumlah lantai, luasan lantai dan jumlah komponen. 3. Landasan Teori 3.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Mengelola pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi sehingga memperoleh hasil yang optimal. Dalam pengelolaan suatu proyek konstruksi, agar mendapat hasil yang optimal maka dibutuhkan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan proyek konstruksi. Dalam pembangunan gedung bertingkat banyak metode yang dapat digunakan untuk mencapai hasil yang optimal, dalam penelitian ini akan dibahas tentang metode pracetak dan metode konvensional yang sering digunakan dalam pembangunan. 3.2 Metode Pracetak Definisi dari kata metode pracetak adalah sebuah metode yang mana komponenkomponen dari sebuah gedung seperti kolom, balok, plat lantai, dicetak terlebih dahulu di pabrik atau di lapangan, lalu disusun di lapangan untuk membentuk satu kesatuan bangunan gedung. Landasan obyektif dari sistem pracetak terhadap sistem konvensional adalah : 1. Sistem ini memungkinkan terjadinya quality control yang baik : Pada metode pracetak karena pengecoran terjadi di pabrik, maka komponen beton pracetak menjadi lebih mudah dikerjakan sehingga hasil produksi dapat terukur dengan baik. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Studi Perbandingan Harga Proyek Gedung Bertingkat... 379 Pada metode pracetak sudah dipikirkan tentang metode pemasangan sehingga pemasangan komponen menjadi lebih mudah sehingga lebih menjamin kualitas struktur dalam konstruksi bangunan. 2. Pelaksanaan lebih singkat : Dengan metode pracetak maka komponen pracetak dapat langsung diproduksi bersamaan dengan pelaksanaan struktur. Karena komponen pracetak telah mendapat waktu yang cukup untuk pemadatan maka pada saat pelaksanaan struktur atas, struktur yang di bawahnya sudah dapat dilakukan pekerjaan finishing arsitektur. 3. Ramah lingkungan : Penggunaan material kayu sebagai cetakan dapat dikurangi hingga seminimal mungkin. Limbah material sangat sedikit.. 4. Lebih ekonomis terhadap biaya : Dengan adanya quality control yang lebih baik maka nilai faktor keamanan dapat diturunkan menjadi lebih efisien. Penggunaan cetakan dan perancah dapat direduksi sehingga menghemat material untuk cetakan. 3.3 Metode Konvensional Dalam metode konvensional seluruh komponen bangunannya dicor di lapangan atau di tempat proyek. metode ini merupakan metode yang paling sering dijumpai dalam proyek konstruksi. 3.4 Rencana Anggaran Biaya Beton Konvensional Dalam penyusunan rencana anggaran biaya secara konvensional, adalah rencana anggaran biaya dimana perhitungannya didasarkan pada volume tiap jenis pekerjaan dikalikan dengan harga satuan tiap pekerjaan tersebut, dan dihitung untuk seluruh jenis pekerjaan yang dikerjakan pada proyek tersebut. Sehingga dapat diperoleh total dari rencana anggaran biaya untuk suatu konstruksi. Gambar 1. Bagan perhitungan anggaran biaya beton konvensional 3.5 Rencana Anggaran Biaya Beton Pracetak Rencana anggaran biaya pada beton konvensional hampir sama dengan rencana anggaran biaya beton pracetak, hanya saja karena beton pracetak dikerjakan di pabrik maka terdapat perbedaan dalam kegiatan proyek yang dilakukan, dan koefisien yang digunakan. ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

380 M. Rizki,et al. Gambar 2. Bagan perhitungan anggaran biaya beton pracetak 3.6 Perbandingan Pekerjaan Antara Metode Konvensional dan Metode Pracetak Di bawah ini adalah pekerjaan-pekerjaan pada komponen kolom, balok dan pelat pada kedua metode : Tabel 1. Pekerjaan Pada Komponen Kolom, Balok Dan Pelat Pada Metode Konstruksi Konvensional Dan Metode Konstruksi Pracetak 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Perbandingan Harga Struktur dengan Menggunakan Sistem Pracetak dan Konvensional Berdasarkan hasil rekap harga dari pekerjaan struktur gedung 3, 6, dan 10 lantai dengan perhitungan RAB Konstruksi Metode Konvensional dan Konstruksi Metode Pracetak berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan Analisa Harga Satuan kota Jakarta dan Palembang tahun anggaran 2012 dan mengacu pada RSNI tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton. dari hasil tabel di bawah ini dapat di hitung efisiensi dari masing-masing struktur dengan cara: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Studi Perbandingan Harga Proyek Gedung Bertingkat... 381 Efisiensi harga konstruksi sistem harga konvension al harga konstruksi konstruksi sistem konvension al sistem pracetak 100% (1) Tabel 2. Perbandingan selisih dan efisiensi total struktur gedung wilayah Jakarta Gambar 3. Grafik Perbandingan selisih dan efisiensi total struktur gedung wilayah Jakarta Tabel 3. Perbandingan selisih dan efisiensi total struktur gedung wilayah Palembang ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

382 M. Rizki,et al. Gambar 4. (Grafik perbandingan selisih dan efisiensi total struktur gedung wilayah Palembang) 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada wilayah Jakarta, besar persentasi nilai efisiensi terhadap struktur, paling tinggi berada pada gedung lantai 6 sebesar 18%, dan paling rendah berada pada gedung lantai 10 sebesar 14%. Dari hasil yang diperoleh tampak bahwa semakin tinggi tingkat dari suatu bangunan maka besar efisiensinya menggunakan metode pracetak cenderung semakin menurun. 2. Besar persentasi nilai efisiensi terhadap jumlah lantai wilayah Palembang, paling tinggi berada pada gedung lantai 6 sebesar 16%, dan paling rendah berada pada gedung lantai 10 sebesar 8%. Dari hasil yang diperoleh tampak bahwa semakin tinggi tingkat dari suatu bangunan maka besar efisiensinya menggunakan metode pracetak cenderung semakin menurun. 3. Pada wilayah jakarta dan Palembang terdapat kesamaan efisiensi yaitu, terjadi penurunan efisiensi pada bangunan di bawah 6 lantai dan kembali terjadi penurunan pada bangunan di atas 6 lantai sehingga bangunan 6 lantai menjadi puncak efisiensi tertinggi dari metode pracetak pada wilayah jakarta dan Palembang. 6. Daftar Pustaka Juwana, J.S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta. Pilcher, Roy. (1992). Principles Of Construction Management. Edisi Ketiga. RSNI Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton pracetak untuk konstruksi bangunan gedung, Badan Standarisasi Nasional. SNI Analisa Biaya Konstruksi (ABK) Bangunan Gedung Dan Perumahan, contoh analisa harga satuan pekerjaan konvensional, Badan Standarisasi Nasional. Schexnayder, Clifford J. and Richard E. Mayo. (2003). Construction Management Fundamental, Mc Graw Hill Inc, New York. Soeharto, Ir.Iman. (1997). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga, Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan