BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terutama nomor lari jarak pendek 200 meter, maka dari itu peneliti mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

I. PENDAHULUAN. Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

I. PENDAHULUAN. gerak dasar atletik berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS MEJA DAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL. mengherankan bila belajar merupakan istilah yang tidak asing bagi kita.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 TAKENGON. Zikrurrahmat 1 dan Teguh Prihatin 2.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan

ABSTRAK. Kata Kunci : tolak peluru, Pembelajaran, modifikasi peluru, bola Kasti. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

YUSRA FAUZA, 2015 PENGARUH KIDS ATHLETICS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR

I. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Ketuntasan hasil belajar ini menjadi cermin dari keberhasilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh cara belajar siswa itu sendiri. Menurut Hakim (2009: 1), Belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir. Menurut Sudjana (2009: 29), dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 1. Aspek Kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (dalam Daryanto 2001:101), yaitu (a) pengetahuan atau ingatan, menyangkut tentang mengingat elemen-elemen spesifik dalam bidang yang khas berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, (b) pemahaman, merupakan sebuah perilaku yang ditunjukkan

2 dengan menyatakan proposisi dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan pernyataan yang asli, serta dibagi atas 3 tingkatan, yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi, (c) aplikasi, merupakan penggunaan abstraksi dalam suatu situasi khusus dan atau konkrit, (d) analisis, adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya, (e) sintesis, merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh, dan (f) evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lainlain. 2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai (dalam Sudjana, 2009:29). Ranah afektif terdiri dari 5 aspek, yaitu (a) penerimaan, semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, serta menyangkut kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar, (b) respons atau tanggapan, merupakan reaksi yang diberikan siswa terhadap rangsangan yang datang dari luar, serta menyangkut ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada diri siswa, (c) penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus, yang menyangkut kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk

3 menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut, (d) organisasi, merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya, serta mencakup konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan (e) internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, yang mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak (dalam Sudjana, 2009: 30). Ranah psikomotor terbagi atas 6 aspek, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dengan demikian, hasil belajar merupakan perolehan dari suatu kegiatan belajar berupa kemampuan-kemampuan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu. Perubahan tingkah laku dapat diperlihatkan dalam bentuk tampilnya reaksi, sikap, perbuatan, keterampilan dan pengetahuan. Hasil belajar pada kawasan kognitif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui pengetahuan dan keterampilan intelektual, sedangkan kawasan afektif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui minat atau perhatian, sikap, serta nilai-nilai.

4 Kawasan psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Untuk lebih memperdalam kajian hasil belajar IPA, dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar IPA pada kawasan kognitif. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009:22). Dengan kata lain, hasil belajar akan dicapai jika siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran. 2.1.2 Hakikat Hasil Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Hasil belajar teknik dasar tolak peluru merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Dengan kata lain, hasil belajar siswa diperoleh dari proses pembelajaran pada materi tolak peluru. Sumardi (2009 : 744) menyatakan bahwa pada dasarnya belajar tolak peluru berawal dari sebuah gerakan tolakan dengan suatu gerakan menyalurkan tangan pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong yang kuat. Teknik memegang peluru harus teletak pada jari-jari tangan, dimana jari pertama, kedua dan ketiga merupakan titik-titik kontak yang utama dan membantu melontar. Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak tergeser-geser ke samping, dan menjaga peluru tetap berada di posisi bahwa radang. Pada waktu menolak siku harus setinggi mungkin dan mengikuti terus di belakang peluru, ketika peluru sudah dilepaskan.

5 Teknik melempar sangat penting dalam upaya mendapatkan hasil lemparan yang maksimal, untuk itu, penguasaan terhadap teknik-teknik melempar senantiasa dilakukan dengan latihan secara berkesinambungan. Hal ini beralasan, karena dalam tolak peluru menampilkan beberapa teknik, antara lain teknik meluncur dan berputar. Teknik meluncur lebih popular dan dianggap teknik yang lebih mudah sehingga sangat mudah untuk dipelajari. Teknik ini menggunakan kecepatan pergerakan pada kaki dari belakang menuju ke arah ring dengan secapat mungkin supaya menghasilkan luncuran yang benar-benar optimal (Khomsin, 2010: 133). Jadi pada hakikatnya tolak peluru adalah sebuah permainan melempar dengan bertumpu pada sebuah tolakan. Dengan melakukan tolakan, maka peluru akan menerima dorongan yang menghasilkan kecepatan dan daya dorong yang kuat sehingga menyebabkan peluru meluncur atau terlempar ke arah depan. Tujuan tolakan tersebut alaha untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Dengan demikian, bahwa tujuan utama dalam olahraga tolak peluru adalah menolak/melempar peluru sejauh mungkin, oleh karena itu, dibutuhkan penguasaan teknik-teknik dasar serta peraturan-peraturan yang berlaku (Yusuf dkk, 2009 : 24). 2.1.3 Hakikat Metode Pembelajaran Modifikasi Media Dengan Bola Tenis Metode belajar dan pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dengan

6 demikian, strategi pembelajaran adalah rencana yang cermat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, dan mengingat tolak peluru menggunakan peluru asli dengan kisaran berat 7 kg, maka tentu akan menyulitkan siswa itu sendiri. Padahal tujuan penelitian, menginginkan adanya penguasaan teknik dasar pelemparan peluru pada siswa, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam tolak peluru. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan usia dan bahan materi yang akan diajarkan, terutama dalam menetapkan metode pembelajaran. Pendapat senada dikemukakan Lutan (2009 : 106) bahwa asaz modifikasi media dengan menggunakan bola tenis merupakan pengubahan cara memainkan sebuah permainan, termasuk prosedur pelaksanaan, peraturan, ukuran lapangan, jumlah pemain. Tujuan dari tindakan adalah untuk memudahkan siswa menguasai tugas akhir sehingga menjadi matang melaksanakan satu kegiatan olahraga sebagaimana ketentuan yang berlaku dalam permainan yang bersangkutan. Selanjutnya Ngasmain dan Soepartono dalam Razak (2009 : 13) mengemukakan bahwa modifikasi pembelajaran adalah salah satu pendekatan yang menekankan keadaan kegembiraan, kecakapan jasmani, pengajaran dan pembelajaran pendidikan jasmani yang tidak merujuk pada salah satu model pembelajaran tertentu, akan tetapi ia merujuk ke berbagai

7 model pembelajaran yang diadaptasikan secara tepat oleh guru selama dalam proses pembelajaran. Kaitannya dengan obyek penelitian, pemodifikasian pembelajaran bukan untuk mengubah atau mengganti isi dari pada pembelajaran tolak peluru yang telah ditetapkan akan tetapi melihat keterbatasan sarana dan prasarana serta melihat kemampuan siswa. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat disajikan secara sistematis sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan sipembelajar. Dengan demikian, metode modifikasi digunakan sebagai alternative metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan fisik anak didik. Metode pembelajaran modifikasi media dengan bola tenis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Guru menjelaskan pelaksanaan gerakan dasar tolak peluru meliputi (a) cara memegang, (b) sikap awal akan menolak peluru, (c) cara menolak peluru, (d) Sikap sesudah menolakan peluru. (2) Guru mempraktekkan gerakkan dasar tolak peluru yang telah dijelaskan sebelumnya. (3) Guru menugaskan siswa untuk melakukan gerakan dasar tolak peluru secara bergantian (berulang-ulang) agar nantinya dapat lebih mengerti dan memahami`. (4) Guru mengumpulkan siswa guna proses koreksi dan evaluasi.

8 2.1.4 Hakikat Atletik Istilah atletik berasal dari kata athlon atau athlun, berasal dari bahasa Yunani. Kedua kata tersebut mengandung makna: pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Sementara di Amerika dan Asia sering memakai istilah atletik dengan Track and Field dan di Negara Jerman memakai Leicht Athletik, negara Belanda memakai istilah Athletik Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lempar dan lompat. Menurut Eddy Purnomo dan Dapan (2011: 1). Sedangkan menurut Gery A. Car (2009 : 2) Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan dalam kegiatan jalan, lari, lempar, dan lompat. Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesumpulan mengenai atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dilombakan, terdiri dari nomor jalan, lari, lempar dan lompat. Karena atletik memiliki beberapa bentuk kegiatan yang beragam, seperti olahraga yang sedang populer saat ini maka atletik dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan cabang olahraga lainnya. Bahkan ada yang menyebut atletik sebagai Ibu dari semua cabang olahraga, karena ketrampilan dasar dalam cabang cabang olahraga yang muncul sekarang sudah tercakup di dalamnya. Menurut Eddy Purnomo dan Dapan (2011 : 3), Olahraga atletik di Yunani dipopulerkan oleh Iccus dan Herodicus pada abad IV. Pada masa Tersebut ke lima macam kegiatan dikenal sebagai olahraga pentathlon yang berarti lima, sehingga pada setiap perlombaan selalu menggunakan

9 istilah Pentathlon, maksudnya adalah setiap peserta wajib ikut kelima macam olahraga tersebut Pendapat Mukholid, (2009: 100) bahwa istilah atletik berasal dari kata athlon (bahasa Yunani) yang artinya berlomba atau bertanding, ementara istilah lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis) dan athletic (bahasa Jerman). Di Jerman istilah atletik diberi makna yang lebih luas lagi yaitu berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan termasuk cabang olahraga renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam, dan lain-lain. Pendapat senada dikemukakan Syarifuddin (2010: 2) bahwa atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Untuk itu, atletik disamping sebagai salah satu cabang olahraga yang hampir setiap gerakannya kita temukan pada aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa pengajaran atletik di sekolah-sekolah sangatlah penting karena dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, atletik selalu digunakan sebagai pembuka, inti, atau penutup kegiatan belajar mengajar. Kenyataan ini membuktikan bahwa atletik memiliki nilai lebih khususnya dalam pembentukan kwalitas fisik siswa agar berkambang lebih prima dan dinamis. Oleh karena itu, guru perlu

10 mengupayakan pendekatan/metode baru agar dapat dikembangkan ke arah yang lebih menarik dan menyenangkan para siswa. Ini penting dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar siswa dan pembelajaran atletik semakin efektif. 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Dalam proses pembelajaran guru perlu menentukan model atau metode yang tepat agar materi yang diajarkan dapat berhasil. Hal ini menunjukkan masih perlunya mengetahui hasil penelitian dari teman yang sudah pernah melakukan penelitian sesuai dengan metode atau media yang sudah kita tentukan dalam pembelajaran. Untuk itu perlu adanya kajian penelitian yang relevan atau yang sesuai dengan metode atau media yang sudah diambil. Berikut adalah kajian penelitian yang relevan : Hasil penelitian dilakukan oleh Abdul Haris (2010) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Modifikasi Media Dengan Bola Tenis Pada Siswa Kelas IV SD. Hasil Penelitian Dengan Simpulan Modifikasi media dengan bola tenis terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian dilakukan oleh Fitri Dinia (2010) dengan judul Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Pada Materi Teknik Dasar Tolak Peluru Di Kelas IV Melalui Modifikasi Media Dengan Bola Tenis, dengan kesimpulan (1) terdapat peningkatan yang signifikan aplikasi latihan terhadap motivasi biologi, (2) terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar setelah diberi modifikasi media dengan

11 bola tenis, (3) Terdapat kontribusi positif yang signifikan terhadap interaksi sosial dan motivasi belajar setelah diberi modifikasi media dengan bola tenis. Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu tampaknya modifikasi media dengan bola tenis menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat. 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Jika digunakan modifikasi media pembelajaran dengan bola tenis, maka kemampuan Teknik Dasar Tolak Peluru Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Limboto Kabupaten Gorontalo akan meningkat. 2.4 Indikator Tindakan Apabila terjadi peningkatan kemampuan siswa melakukan Teknik Dasar Tolak Peluru mencapai 85%, dengan perolehan nilai rata-rata 75 dengan kategori baik maka penelitian ini dinyatakan selesai.

12