OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PREPARASI 131I-MIBG :RADIOFARMAKA DIAGNOSA DAN TERAPI NEUROBLASTOMA

EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL

kanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam

EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE )

STABILITAS DAN UJI PRAKLINIS 99mTc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL

Produk. Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik. Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif

PREPARASI 99m Tc-HYNIC-IMUNOGLOBULIN-G SEBAGAI RADIOFARMAKA UNTUK PENCITRAAN INFEKSI/INFLAMASI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

PEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

PENANDAAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKOTETRADESIL-1,4,8,11- TETRAMETILEN FOSFONAT (CTMP) DENGAN RENIUM-186

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo DARI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc BERBASIS PZC

PREPARASI 99m Tc-HYNIC-TOC YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK PENCITRAAN TUMOR

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

OPTIMASI PENANDAAN CA 15.3 DENGAN NA 125 I PRODUKSI PRR SEBAGAI PERUNUT KIT IRMA CA 15.3 ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR

PENANDAAN METAIODOBENZYLGUANIDIN (MIBG) DENGAN RADIONUKLIDA TEKNESIUM-99m

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN BERBASIS PZC (POLY ZIRCONIUM COMPOUND)

EVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186 Re-CTMP

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones

PENANDAAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAMETILEN FOSFONAT (EDTMP) DENGAN RADIONUKLIDA 175 Yb

NEUROBLASTOMA. Laksmi Andri Astuti, Purwoko, Sri Setyowati, Maskur, Cahya Nova Ardianto, Adang Hardi G. Pusat Radioisotop dan Radiofannaka BA TAN

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

VII. PEMERIKSAAN KWALITAS

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

OPTIMASI PENGGUNAAN HCl SEBAGAI LARUTAN PENGELUSI ITRIUM-90 DALAM DOWEX 50WX8-200

PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG

PENGARUH ZAT ADITIF PADA PENANDAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKLOTETRA DESIL- 1,4,8,11-TETRAMETILENFOSFONAT (CTMP) DENGAN TEKNESIUM-99m

5. Diagnosis dengan Radioisotop

EVALUASI PENANDAAN 131I_MIBGRADIOFARMAKA DIAGNOSA DAN TERAPI NEUROBLASTOMA

PREPARASI 99m TC-HYNIC-TOC DAN PENCITRAAN PADA PASIEN PENDERITA TUMOR

EVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG

PEMILIHAN SISTEM KROMATOGRAFI PADA PENENTUAN

PENGARUH WAKTU DAN SUHU INKUBASI PADA OPTIMASI ASSAY KIT RIA MIKROALBUMINURIA

Azmairit Aziz. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170 Tm

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

PENANDAAN MIBI (METOKSI ISOBUTIL ISONITRIL) DENGAN TEKNESIUM-99m SEBAGAI RADIOFARMAKA SIDIK PERFUSI JANTUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN METODA PENANDAAN 99m Tc PEPTIDA MENGGUNAKAN DUA JENIS SENYAWA HYNIC SEBAGAI LIGAND PENGHUBUNG

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. penyinaran, kemoterapi, atau kombinasi keduanya, dan pengangkatan jaringan

PENANDAAN CHITOSAN DENGAN RADIONUKLIDA HOLMIUM-166

PEMISAHAN MATRIKS 90 Sr/ 90 Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KIT KERING KANAMYCIN * Eva Maria Widyasari, Misyetti, Teguh Hafiz Ambar W dan Witri Nuraeni

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

EVALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 175 Yb-EDTMP UNTUK TERAPI PALIATIF PADA TULANG 1. Rizky Juwita Sugiharti, Iim Halimah, Azmairit Azis

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

3 Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah tahapan optimasi sintesis.

BAB III METODE PENELITIAN

UJI TOKSISITAS AKUT RADIOFARMAKA 99m Tc- CTMP PADA MENCIT (Mus musculus)

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

Optimasi Produksi Radioiod-131 dari Aktivasi Neutron Sasaran Telurium Dioksida Alam

REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DENGAN ASAM MALONAT HANDOYO MULIAWAN SUNYOTO FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

METODOLOGI PENELITIAN

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0)

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 175 Yb-EDTMP. Azmairit Aziz, Marlina, Muhammad Basit Febrian

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Metodologi Penelitian

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

Transkripsi:

Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 89 OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI Cahya N.A, Adang H.G, Purwoko, Woro A BATAN - Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Kawasan Puspiptek Gd. 11 Serpong Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Jl. Soekarno Hatta No. 754 Bandung Email : cahya.nova@yahoo.co.id ABSTRAK Optimasi Preparasi Senyawa Bertanda 131 I-MIBG Sebagai Radiofarmaka Terapi. Salah satu senyawa bertanda dengan radionuklida 131 I adalah 131 I-MIBG yang telah digunakan untuk diagnosis dan terapi beberapa jenis kanker neuroendokrin seperti neuroblastoma dan phaeochromocytoma karena selektif terakumulasi dalam medula adrenal. Telah dilakukan penelitian tentang optimasi penandaan untuk preparasi 131 I-MIBG sebagai sediaan radiofarmaka terapi. Optimasi dilakukan terhadap salah satu metoda penandaan MIBG dengan mengamati beberapa parameter yang berpengaruh terhadap hasil penandaan seperti jumlah pereaksi CuSO 4, SnSO 4, asam askorbat dan waktu reaksi penandaan. Penandaan dilakukan dengan menetapkan jumlah MIBG 2,0 mg, radioaktifitas Na 131I 500 µci, keasaman 0,8 ml H 2 SO 4 0,04 M dan suhu pemanasan 100 0C, kemudian dilakukan penambahan jumlah CuSO 4, SnSO 4, asam askorbat serta waktu reaksi secara bervariasi. Hasil senyawa bertanda 131I-MIBG ditentukan dengan uji kemurnian radiokimia menggunakan metode kromatografi kertas, sebagai fasa gerak digunakan campuran dari n-butanol, asam asetat glasial dan air (5:2:1, v/v) dengan mengamati masing-masing RF untuk 131I- bebas: 0,2-0,3 dan 131I- MIBG: 0,8-0,9. Pencacahan dilakukan menggunakan Single Channel Analyze (SCA) dan Gamma Counter dan hasilnya menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk penandaan 2,0 mg MIBG akan diperoleh kemurnian radiokimia di atas 90% jika ditambahkan dengan 0,10 mg CuSO 4, 0,25 mg SnSO 4, 5 mg asam askorbat dan waktu reaksi penandaan selama 60 menit. Kata Kunci : 131 I-MIBG, kemurnian radiokimia, preparasi optimasi, neuroblastoma, radiofarmaka ABSTRACT Optimization of Preparation of I-131-MIBG as Radiopharmaceutical for Therapy. One of labeled compound using radionuclides 131I is I-131-MIBG to be used for diagnosis and therapy of several types of neuroendocrine cancers such as neuroblastoma and phaeochromocytoma because selectively accumulates in adrenal medulla. The study was obtained optimization labeling of preparation of I-131-MIBG as radiopharmaceutical for therapy. Optimization to fulfil of methods labeling of MIBG by observing parameters affect for outcome of labeling such as amount reagent of CuSO 4, SnSO 4, ascorbic acid and labeling reaction time. The I-131-MIBG was labeled of 2.0 mg MIBG, 500 μci Na-131-I radioactivity, 0.8 ml of 0.04 M H 2 SO 4 and 100 0C of temperature, then was addition varied of CuSO 4, SnSO 4, ascorbic acid and labeling reaction time. The results of I-131-MIBG was determined radiochemical purity using by paper chromatography method, as eluent used n-butanol, glacial acetic acid and water (5:2:1, v / v) by observing each RF 0.2 to 0.3 for 131I and 0.8 to 0.9 for I-131-MIBG. The I-131-MIBG was counted using by Single Channel Analyze (SCA) and Gamma Counter and the results showed that optimum conditions for labeling 2.0 mg of MIBG was obtained radiochemical purity above 90% if added with 0.10 mg of CuSO 4, 0.25 mg SnSO 4, 5 mg ascorbic acid and labeling time reaction for 60 minutes. Keywords : I-131-MIBG, radiochemical purity, optimization of preparation, neuroblastoma, radiopharmaceutical. PENDAHULUAN P enggunaan senyawa bertanda telah berkembang dengan pesat, terutama dalam bidang-bidang industri, pertanian dan kedokteran. Pada umumnya senyawa bertanda tersebut merupakan senyawa organik yang mengandung atau mengikat atom radioaktif tertentu. 3 Atom radioaktif dapat terikat dalam molekul utama sebagai atom pengganti (atom substitusi) atau dapat pula terikat sebagai kation dalam suatu senyawa kompleks dengan ligand molekul utama tersebut. 2,3 Dalam satu dasawarsa terakhir, perkembangan pemakaian senyawa bertanda atau radiofarmaka dalam bidang kedokteran semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya ditemukan sediaan radiofarmaka atau senyawa bertanda baru, baik yang berfungsi untuk diagnosis ataupun terapi. Sediaan radiofarmaka merupakan sediaan farmasi yang mengandung senyawa kimia yang salah satu atau lebih atomnya penyusunnya

90 ISSN 0216-3128 Cahya N.A, dkk. merupakan atom radioaktif/ radionuklida pemancar sinar (gamma), partikel (beta) atau (alfa). Radiofarmaka dengan radionuklida pemancar sinar gamma umumnya digunakan sebagai radiofarmaka untuk pencitraan dengan tujuan, antara lain mendiagnosa, mengidentifikasi dan melokalisasi lesi keganasan, serta meramalkan dan menilai respon terapi. Sementara itu radiofarmaka dengan radionuklida pemancar partikel digunakan sebagai sediaan farmasi terapi radiasi interna pada berbagai penyakit, temasuk penanganan kanker. Radiofarmaka dengan radionuklida yang dapat memancarkan partikel dan sinar gamma mempunyai keunggulan ganda, karena dapat digunakan sebagai sediaan terapi dan sebagai diagnostik pencitraan pada kasus keganasan. Salah satu senyawa bertanda 131 I yang telah dikenal dan digunakan untuk diagnosis dan terapi adalah metaiodobenzilguanidin atau 131 I-MIBG. Senyawa MIBG merupakan golongan alkilguanidin (turunan katekolamin) yang secara struktur mempunyai kemiripan struktur dengan noradrenalin (Gambar 1) sehingga selektif diakumulasikan melalui proses uptake-1 dalam sel-sel saraf adrenergik, selsel medulla adrenal, tumor-tumor neuroendokrin seperti neuroblastoma, pheochromocytoma, paraganglioma dan carcinoid medullary thyroid. Radionuklida 131 I adalah radionuklida pemancarkan partikel beta dengan energi maksimum 610 kev juga memancarkan sinar gamma dengan energi 364,5 kev, dengan umur paro 8,04 hari sehingga tepat digunakan untuk terapi disamping juga untuk diagnosis. Berdasarkan akumulasi selektif dari senyawa MIBG tersebut, maka penandaan dengan unsur radioaktif 131 I akan dapat berfungsi ganda baik untuk terapi maupun diagnosis pada organ-organ tersebut di atas. 1,2 (A) Gambar 1. Struktur senyawa metaiodobenzilguanidin (A) dan noradrenalin (B) (B) Penelitian tentang optimasi preparasi senyawa bertanda 131 I-MIBG sebagai radiofarmaka terapi telah dilakukan, dimulai dari studi pustaka, optimasi beberapa parameter untuk penetapan kondisi penandaan 131 I dan uji kemurnian radiokimia senyawa bertanda 131 I-MIBG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum dari suatu metoda penandaan MIBG dengan radionuklida 131 I yang dapat digunakan dalam preparasi sediaan radiofarmaka 131 I-MIBG dan merupakan penelitian lanjutan untuk melengkapi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan metoda yang berbeda. Metoda penandaan MIBG yang dilakukan pada penelitian ini diambil dari pustaka [7], kemudian dilakukan optimasi melalui percobaan. Optimasi dilakukan terhadap beberapa parameter yang dapat berpengaruh terhadap hasil penandaan seperti waktu reaksi, jumlah CuSO 4.5H 2 O, SnSO 4 dan asam askorbat. Pengujian kemurnian radiokimia dimaksudkan untuk melihat jumlah pengotor radiokimia 131 I bebas, dilakukan dengan metoda Kromatografi Lapis Tipis (KLT) sesuai pustaka [4]. Dalam makalah ini akan dilaporkan tentang hasil-hasil dari pelaksanaan penelitian tentang optimasi preparasi senyawa bertanda 131 I-MIBG sebagai sediaan radiofarmaka terapi. PROSEDUR DAN METODOLOGI Bahan dan Peralatan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah MIBG yang disintesa sendiri oleh PRR BATAN, Na 131 I didapatkan dari PT. Batan Teknologi, SnSO 4. 5H 2 O didapat dari Sigma, CuSO 4, asam askorbat, H 2 SO 4, n-butanol, asam asetat didapat dari Merck, dan air murni diperoleh dari Sartoriusstedim system. Alat Penelitian yang Digunakan Peralatan yang digunakan antara lain pemanas (hot plate), ph meter, neraca analitik, kertas Whatman No.1, Single Channel Analyse (SCA Veenstra), Gamma Counter (Genesys), termometer, dan pipet mikro Eppendorf. Prosedur dan Metodologi Optimasi preparasi preparasi senyawa bertanda 131 I-MIBG sebagai radiofarmaka terapi dilakukan dengan cara mereaksikan 2 mg MIBG pada temperatur 100 C dengan memvariasikan CuSO 4, SnSO 4, asam askorbat dan waktu reaksi penandaan yang dianggap mempengaruhi hasil pembentukan 131 I-MIBG. Hasil pembentukan 131 I- MIBG dikuantifikasi dengan menentukan kemurnian radiokimianya dengan sistem kromatografi lapis tipis (KLT). Variasi waktu penandaan reaksi Ke dalam satu vial dimasukan 2 mg MIBG 0,10 mg CuSO 4, 0,50 mg SnSO 4 dan 5 mg asam askorbat. Terakhir ditambahkan Na 131 I sebanyak ~ 100 µl (~ 500 µci). Campuran reaksi kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada temperatur

Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 91 100 ºC sampai selama 120 menit. Cuplikan kemudian diambil pada 15, 30, 60, 90 dan 120 menit untuk diuji kemurnian radiokimianya dengan sistem KLT. Variasi CuSO 4 Ke dalam empat vial dimasukan 2 mg MIBG yang kemudian dilarutkan dengan 0,8 ml H 2 SO 4 0,04 M 0.8 ml. Ke dalam vial kemudian ditambahkan masing-masing 0,10, 0,15, 0,20, dan 0,25 mg CuSO 4, 0,25 mg SnSO 4 dan 5 mg asam askorbat. Terakhir ditambahkan Na 131 I sebanyak ~ 100 µl (~ 500 µci). Campuran reaksi kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada temperatur 100 ºC selama 60 menit. Cuplikan kemudian diambil untuk diuji kemurnian radiokimianya dengan sistem KLT. Variasi SnSO 4 Ke dalam lima vial dimasukan 2 mg MIBG masing-masing 0,25, 0,50, 0,75, 1,00, 1,25 mg SnSO 4, 0,10 mg CuSO 4,dan 5 mg asam askorbat. Terakhir ditambahkan Na 131 I sebanyak ~ 100 µl (~ 500 µci). Campuran reaksi kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada temperatur 100 ºC selama 60 menit. Cuplikan kemudian diambil untuk diuji kemurnian radiokimianya dengan sistem KLT. Variasi asam askorbat Ke dalam lima vial dimasukan 2 mg MIBG masing-masing 5, 10, 15, 20, dan 25 mg asam askorbat, 0,10 mg CuSO4, dan 0,25 mg SnSO 4. Terakhir ditambahkan Na 131 I sebanyak ~ 100 µl (~ 500 µci). Campuran reaksi kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada temperatur 100 ºC selama 60 menit. Cuplikan kemudian diambil untuk diuji kemurnian radiokimianya dengan sistem KLT. Uji kemurnian radiokimia Uji kemurnian radiokimia 131 I-MIBG dilakukan dengan sistem KLT dengan menggunakan kertas Whatman-1 sebagai fasa diam dan campuran n-butanol : asam asetat : aqua bidest (5:2:1) sebagai fasa gerak. Sistem KLT yang sudah dideveloped kemudian dicacah dengan Single Channel Analyze (SCA) dan Gamma Counter. HASIL DAN PEMBAHASAN Penandaan MIBG dengan 131 I menggunakan metoda refluk yaitu mereaksikan antara prekursor MIBG sulfat dengan 131 I dalam bentuk larutan. Reaksi yang terjadi adalah reaksi pertukaran nukleofilik isotopik, 131I akan menggantikan 127I stabil dalam gugus aril yang dapat dikatalis oleh Cu(I), yang diperoleh dengan cara mereduksi Cu(II) dengan reduktor Sn(II) dalam jumlah yang berlebih. Reaksi pertukaran nukleofilik isotopik yang terjadi dapat ditunjukkan seperti pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Skema reaksi penandaan MIBG sulfat dengan 131 I Peran Cu(I) dalam reaksi penandaan adalah sebagai katalis, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini. Gambar 3. Skema reaksi katalisa Cu(I) pada radioiodinasi gugus aril Cu(I) akan bereaksi dengan MIBG membentuk senyawa kompleks antara yang kemudian 131I akan menggantikan 127I dan Cu(I) lepas kembali. Dari percobaan penentuan optimasi waktu reaksi penandaan diperoleh hasil seperti pada gambar 4 di bawah ini. Dari kurva hubungan antara waktu reaksi penandaan terhadap kemurnian radiokimia (gambar 4) tampak bahwa waktu reaksi penandaan yang dapat menghasilkan kemurnian tinggi 91,71% adalah pada menit ke 60, dimana hasil perolehan persentase kemurnian radiokimia 131I MIBG tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan waktu reaksi penandaan yang lain. Gambar 4. Kurva hubungan antara waktu reaksi penandaan dengan kemurnian radiokimia 131 I-MIBG. (MIBG 2 mg, CuSO 4 0,10 mg, SnSO 4 0,25 mg, asam askorbat 5 mg)

92 ISSN 0216-3128 Cahya N.A, dkk. Dari percobaan penentuan optimasi CuSO 4 diperoleh hasil seperti pada gambar 5 penambahan asam askorbat sebanyak 10 mg terbentuk larutan berwarna keruh kuning yang dapat disebabkan proses oksidasi. 6 Gambar 5. Kurva hubungan antara kadar CuSO 4 dengan kemurnian radiokimia MIBG. (MIBG 2 mg, SnSO 4 0,25 mg, asam askorbat 5 mg, waktu reaksi penandaan 60 menit). Dari kurva hubungan antara CuSO 4 terhadap kemurnian radiokimia (gambar 5) tampak bahwa CuSO 4 dapat menghasilkan kemurnian tinggi sebesar 94,45% adalah pada kadar 0,10 mg, dimana hasil perolehan persentase kemurnian radiokimia MIBG tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan kadar CuSO 4 yang lain. Dari percobaan penentuan optimasi SnSO 4 diperoleh hasil seperti pada gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Kurva hubungan antara kadar SnSO 4 dengan kemurnian radiokimia MIBG. (MIBG 2 mg, CuSO 4 0,10 mg, sam askorbat 5 mg, waktu reaksi penandaan 60 menit). Dari kurva hubungan antara SnSO 4 terhadap kemurnian radiokimia (gambar 5) tampak bahwa SnSO 4 dapat menghasilkan kemurnian tinggi sebesar 95,65% adalah pada kadar 0,25 mg, dimana hasil perolehan persentase kemurnian radiokimia MIBG tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan kadar SnSO 4 yang lain. Dari percobaan penentuan optimasi asam askorbat diperoleh hasil seperti pada gambar 7.Dari kurva hubungan antara asam askorbat terhadap kemurnian radiokimia (gambar 7) tampak bahwa asam askorbat dapat menghasilkan kemurnian tinggi sebesar 98,44% adalah pada kadar 5 mg, dimana hasil perolehan persentase kemurnian radiokimia MIBG tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan kadar asam askorbat yang lain. Pada Gambar 7. Kurva hubungan antara kadar asam askorbat dengan kemurnian radiokimia MIBG. (MIBG 2 mg, CuSO 4 0,10 mg, SnSO 4 0,25 mg, waktu reaksi penandaan 60 menit) KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kompleks 131 I-MIBG pada kondisi optimum dengan kemurnian radiokimia di atas 90%,5 jika 2 mg MIBG ditambahkan 0,10 mg CuSO 4, 0,25 mg SnSO 4, 5 mg asam askorbat, dan waktu reaksi penandaan selama 60 menit. Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan uji stabilitas, uji pirogen, uji biodistribusi, uji klirens, dan uji mikrobiologi. DAFTAR PUSTAKA 1. A.J MC EWAN, P. WYETH, D. ACKERY. 1986. Radioiodinated Iodobenzylguanidines for Diagnosis and Therapy. Appl. Radiat. Isot. Vol. 37, No. 8. pp 765-775. 2. DONALD M.W., JIAN LONG WU, LWRENCE E.B. T.J MANGER, D.P.SWANSON, W.H. BELERWALTES. 1980. Radiolabeled Adrenergic Neuron Blocking Agents : Adrenomedullary Imaging with (131I)- Iodobenzylguanidine. J. Nucl. Med. 21. pp 349-353. 3. P. HRADILEK. 1989. Preparation of m-( 131 I)- Iodobenzylguanidine. Interregional Training Course on Modern Aspects in Radiopharmacy, Prague, Hradec Kralove, Czechoslovakia. 4. Purwoko, Adang Hardi G., Maskur dan Cahya Nova A. 2010. Preparasi 131I-MIBG : Radiofarmaka Diagnosa Dan Terapi Neuroblastoma. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 5. A. MUTALIB, S. MOHD, L.V. SO, N. RAMAMOORTHY. 2003. Quality Assurance (QA) Manual for Radiopharmaceuticals. IAEA

Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 93 6. East Asia & Pasific Ragional Technical Cooperation (TC) Project IAEA/RAS/2/009 on Quality Assurace and Good Manufacturing Practices for Radiopharmaceuticals. 7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 19956/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 13 Oktober 2010. 8. Kyung B.P, Ok D.A, Jae R.K. 1990. Studies on Preparation of 131I Labelled m- Iodobenzylguanidine (131I MIBG) for Adrenomedullary Imaging. The Korean Journal of nuclear Medicine : Vol. 24, No. 1. Page : 101-197. Kadarisman - PRR Parameter persyaratan selain kemurnian kimia apa saja yang diperlukan untuk produk 131 I-MIBG? Dan Mengapa tidak dilakukan optimasinya? Cahya N.A Persyaratan selain kemurnian kimianya yang perlu untuk produk 131 I-MIBG adalah uji sterilitas,uji keirens dengan biodistribusi pada mencit Optimasi persyaratan tersebut akan dilakukan sebagai penelitian lanjutan TANYA JAWAB