BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan output yang baik berupa barang maupun jasa. Salah satu. faktor-faktor produksi tersebut adalah aktiva tetap.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan membutuhkan aktiva tetap, baik aktiva tetap berwujud

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi yang diserahkani tugas untuk melaksanakan tujuan tersebut dan

Materi: 13. INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan dunia usaha yang semakin maju perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan kekayaan perusahaan yang memegang peranan penting dalam adalah bagian menunjang kelancaran operasional perusahaan. Aktiva tetap terbesar kekayaan perusahaan dimana sebagian besar modal tersebar didalamnya, aktiva tetap diklasifikasikan dalam neraca rekening aktiva tetap (plant assets atau fixed assets). Aktiva tetap sendiri terdiri dari aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud, namun aktiva yang sesuai dengan kriteria bahasan ini adalah aktiva tetap berwujud. Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat tahan lama dalam operasinya. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dan dari segi pembuatannya antara lain jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang rumit. Namun jenis-jenis aktiva tetap yang dimiliki satu sama lainnya dapat berbeda, seperti perusahaan jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi. Tetapi yang jelas masing-masing mempunyai aktiva tetap. 8

9 2.1.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Mulyadi mengemukakan aktiva tetap sebagai berikut : Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali. bahwa : (2001:591) Adapun pengertian aktiva tetap menurut Haryono Jusuf menyatakan Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (2001:153) Pengertian aktiva tetap menurut Soemarso S. R adalah sebagai berikut : Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mana manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan serta nilainya lebih besar. (2000:20) Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut : Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. (2004:16.2) tetap : Dari pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva 1. Merupakan harta milik perusahaan yang memiliki wujud dan mempunyai nilai material.

10 2. Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau melalui pembangunan terlebih dahulu. 3. Mempunyai masa manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang (dalam hal ini sepakat minimal 1 tahun pemakaian). 4. Dibeli atau dibuat tidak dimaksudkan untuk dijual kembali kepada konsumen atau siapapun. 5. Dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan normal perusahaan. 2.1.1.2 Penggolongan Aktiva Tetap Menurut Haryono Jusuf, aktiva tetap digolongkan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu : 1. Tanah 2. Perbaikan Tanah 3. Gedung 4. Peralatan (2001:155) Untuk lebih jelasnya mengenai penggolongan aktiva tetap diatas, penulis uraikan sebagai berikut : 1. Tanah Lahan yang digunakan untuk pembangunan gedung-gedung pabrik maupun kantor beserta keperluan bangunan lain perusahaan. 2. Perbaikan Tanah Lahan yang dipergunakan perusahaan sebagai tambahan bangunan seperti tempat parkir, pekarangan, pagar pembatas, serta keperluan tambahan lain yang digunakan perusahaan.

11 3. Gedung Bangunan permanen yang dididirikan diatas tanah perusahaan dan digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. 4. Peralatan Mesin atau alat yang digunakan untuk operasional perusahaan baik di pabrik maupun di kantor. Sedangkan menurut Zaki Baridwan, menyatakan bahwa pengelompokkan aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas. 2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila habis dapat diganti. 3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis tidak dapat diganti. (2000:272) Untuk memahami lebih jelas tentang pengelompokkan aktiva tetap diatas, berikut ini adalah uraiannya : 1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk bangunan perusahaan, pertanian dan peternakan. 2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan dan lain-lain. 3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, seperti sumber daya alam tambang, hutan, dan lain-lain.

12 2.1.2 Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya tentu akan mengalami pengurangan nilai ekonomis, pengurangan nilai ekonomis tersebut harus disiasati perusahaan agar pemakaian aktiva tetap tersebut efisien. Yaitu dengan cara melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap sesuai dengan metode yang dibutuhkan perusahaan. Selain pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Yang dimaksud dengan penyusutan aktiva tetap menurut Henry Simamora sebagai berikut : Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva tetap sepanjang masa manfaatnya. (2002:26) Pengertian penyusutan aktiva tetap menurut Kusnadi, Siti Maria, Ririn Irmadani adalah sebagai berikut : Penyusutan aktiva tetap adalah berkurangnya suatu nilai yang disebabkan karena pemakaian, keusangan, kemerosotan fisik. (2000:271) Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 16, penyusutan adalah sebagai berikut : Alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. (Revisi 2007)

13 Umur manfaat (Useful life) adalah : a) Suatu periode di mana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau b) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi beban penyustan, hal tersebut adalah : 1. Harga Pokok 2. Nilai Residu 3. Umur Taksis 4. Pola Pemakaian Pengertian istilah datas adalah sebagai berikut : 1. Harga Pokok harga pokok adalah harga perolehan aktiva tetap saat aktiva tersebut dibeli, tanpa embel-embel harga komponen lain dari aktiva terbut. 2. Nilai Residu Yang dimaksud dengan nilai residu adalah nilai taksiran realisasi aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaannya atau pada saat aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi. Nilai residu ini tidak mesti harus ada, bisa saja harga pada saat diberitahukan akan nihil. 3. Umur Taksis Yang dimaksud umur taksis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi. Umur yang dimaksud disini ada dua, yaitu :

14 a. Umur fisik, berarti berapa lama aktiva tetap itu secara fisik mampu memberikan sumbangan terhadap kegiatan produksi. Umur fisik dapat berakhir disebabkan kerusakan, hancur, terbakar, dan lain-lain. b. Umur fungsional, berarti berapa lama aktiva tetap itu untuk memproduksi barang-barang yang dapat ditawarkan dan diterima masyarakat. Aktiva tetap yang secara teknis atau fisik masih berjalan belum tentu dianggap memiliki umur fungsional, misalnya apabila dianggap tidak laku atau sudah ketinggalan jaman. 4. Pola pemakaian Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan tentang produksi. 2.1.3 Penghapusan Aktiva Tetap Penghapusan dalam istilah akuntansi adalah suatu proses pencatatan yang menyebabkan aktiva dan atau kewajiban tidak lagi termasuk dalam unsur laporan keuangan, sehingga dengan demikian penghapusan yang dimaksud adalah suatu proses mengeluarkan rupiah aktiva dan atau kewajiban dari Neraca. Menurut Zaki Baridwan, penghentian aktiva tetap adalah : Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara jual, ditukarkan, ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. (2000:293)

15 Penghentian aktiva tetap pada PT. PLN (Persero) biasa disebut dengan penarikan aktiva tetap dengan berdasarkan Surat Edaran Direksi Perusahaan Listrik Negara No.015.E/S70/dir/1998 yang memiliki pengertian yaitu penarikan adalah perubahan status aktiva operasi menjadi aktiva tidak beroperasi. Selanjutnya dijelaskan pada Pedoman Kebijakan Akuntansi PT. PLN (Persero) dalam Buku I, menyatakan bahwa : Pengakuan atas aktiva tetap tidak beroperasi dilakukan pada saat terbitnya surat keputusan Pimpinan Administrasi/Direksi atau Menteri Pertambangan untuk menyelenggarakan penarikan aktiva tetap dari operasi menjadi aktiva tetap tidak beroperasi. Aktiva tetap yang ditarik terdiri dari aktiva tetap yang akan dihapuskan dan aktiva tetap yang masih akan digunakan pada lokasi lain atau diperbaiki. (1999:2.1) Berikut adalah penjelasan mengenai penghentian aktiva tetap berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007). Paragraf 69, Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat : a) Dilepaskan; atau b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Paragraf 70, Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. (kecuali PSAK No. 30 mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik). Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Paragraf 71, Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya : dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan).

16 Kemudian James M. Reave, Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot Soepriyanto, Amir Abadi Jusuf, dan Chaerul D. Djakman mengemukakan penghapusan aktiva tetap dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu : 1. Membuang aktiva tetap 2. Menjual aktiva tetap 3. Menukar aktiva tetap (2007:11) Berdasarkan pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa penghapusan aktiva tetap dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara umum, yaitu membuang aktiva tetap, menjual, dan menukar aktiva tetap sejenis. Untuk memahami penjelasan dan perlakuan akuntansi pada ketiga cara tersebut. Akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Membuang aktiva tetap Membuang aktiva tetap merupakan pilihan terakhir perusahaan apabila dianggap suatu aktiva benar-benar dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk dijual ataupun ditukar. Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp25.000.000 telah habis disusutkan per 31 Desember, akhir tahun fiskal sebelumnya. Maka ayat jurnal untuk mencatat peralatan yang dibuang pada tanggal 14 Februari adalah sebagai berikut. Feb. 14 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 25.000.000 Peralatan 25.000.000 Menghapus peralatan yang dibuang

17 Jika aset belum habis disusutkan, penyusutan harus dicatat sebelum pemindahan aset tersebut dari penyediaan jasa dan dari catatan akuntansi. Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa peralatan dengan biaya Rp6.000.000 dan tanpa nilai residu disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus 10%. Dan diasumsikan pula bahwa pada tanggal 31 Desember tahun fiskal sebelumnya, saldo akumulasi penyusutan setelah ayat jurnal penyesuaian adalah Rp4.750.000. akhirnya, diasumsikan aktiva dipindahkan dari penyediaan jasa pada tanggal 24 Maret. Maka ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama tiga bulan pada periode berjalan sebelum aktiva dibuang adalah sebagai berikut. Mar. 24 Beban Penyusutan-Peralatan 150.000 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 150.000 Mencatat penyusutan berjalan untuk peralatan yang dibuang (Rp6.000.000 3/12) berikut. Selanjutnya, peralatan yang dibuang dicatat dengan ayat jurnal sebagai Akumulasi Penyusutan-Peralatan 4.900.000 Mar. 24 Rugi atas Pelepasan Aktiva Tetap 1.100.000 Peralatan 6.000.000 Menghapus peralatan yang dibuang. Rugi sebesar Rp1.100.000 dicatat karena saldo akun akumulasi penyusutan (Rp4.900.000) lebih kecil dari saldo akun peralatan (Rp6.000.000). Rugi atas pelepasan aktiva tetap termasuk dalam pos non-operasi dan biayanya dilaporkan di bagian Beban Lainnya di laporan laba rugi.

18 2. Menjual aktiva tetap Aktiva tetap dapat dijual oleh perusahaan sebagai salah satu pemanfaatan terakhir aktiva dan untuk memperkecil resiko kerugian dari pelepasan aktiva tersebut. Sebagai ilustrasi, diasumsikan peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp10.000.000 dan tanpa nilai residu, disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus tahunan 10%. Peralatan dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober setelah delapan tahun penggunaan. Saldo akun akumulasi penyusutan per 31 Desember tahun sebelumnya adalah Rp7.000.000. Maka ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama sembilan tahun pada tahun berjalan adalah sebagai berikut. Okt. 12 Beban Penyusutan-Peralatan 750.000 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 750.000 Mencatat penyusutan berjalan untuk peralatan yang dijual (Rp10.000.000 3/4 10%). Setelah penyusutan berjalan dicatat, nilai buku aktiva menjadi Rp2.250.000 (Rp10.000.000-Rp7.750.000). maka ayat jurnal untuk mencatat penjualan, jika diasumsikan terdapat tiga harga jual yang berbeda, adlah sebagai berikut. Kas 2.250.000 Okt. 12 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 7.750.000 Peralatan 10.000.000 Okt. 12 Kas 1.000.000 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 7.750.000 Rugi atas Pelepasan Aktiva Tetap 1.250.000 Peralatan 10.000.000

19 Okt. 12 Kas 2.800.000 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 7.750.000 Peralatan 10.000.000 Laba atas Pelepasan Aktiva Tetap 550.000 3. Menukar aktiva tetap Aktiva tetap yang sudah tidak memiliki masa manfaat dapat ditukarkan dengan aktiva sejenis untuk memperoleh kembali masa manfaat pada saat digunakan dalam operasional. Dalam hal ini, penjual memperbolehkan pembeli menentukan harga untuk peralatan lama yang dipertukarkan. Jumlah ini, disebut penyisihan pertukaran (trade in allowance), dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai buku peralatan yang lama. Sisa saldo-jumlah yang terutangdapat dibayarkan dengan uang tunai atau dicatat sebagai kewajiban. Laba atas pertukaran aktiva tetap yang sejenis tidak diakui untuk keperluan pelaporan keuangan. Hal ini didasarkan pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang diproduksi oleh aktiva tetap, dan bukan dari pertukaran aktiva tetap yang sejenis. Saat penyisihan pertukaran melebihi nilai buku aktiva yang dipertukarkan dan tidak ada laba yang diakui, biaya yang dicatat untuk aktiva baru dapat ditentukan dengan salah satu dari dua cara berikut. 1. Biaya aktiva baru = Harga katalog (list price) untuk aktiva baru Laba yang tidak diakui atau

20 2. Biaya aktiva baru = Kas yang diserahkan (atau asumsi kewajiban) + Nilai buku aktiva lama Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa pertukaran berikut ini : Peralatan yang sejenis diperoleh (baru) : Harga katalog untuk peralatan baru... Rp5.000.000 Penyisihan pertukaran untuk peralatan lama... 1.100.000 Kas yang dibayarkan pada tanggal pertukaran 19 Juni... Rp3.900.000 Peralatan yang dipertukarkan (lama) : Biaya peralatan lama... Rp4.000.000 Akumulasi penyusutan pada tanggal pertukaran... 3.200.000 Nilai buku pada tanggal pertukaran 19 Juni... Rp 800.000 Biaya yang dicatat untuk peralatan baru : Metode Pertama : Harga katalog untuk peralatan baru... Rp5.000.000 Penyisihan pertukaran... Rp1.100.000 Nilai buku peralatan lama... 800.000 Laba pertukaran yang tidak diakui... (300.000) Biaya peralatan baru... Rp4.700.000 Metode Kedua : Nilai buku peralatan lama... Rp 800.000

21 Kas yang dibayarkan pada tanggal pertukaran... 3.900.000 Biaya peralatan baru... Rp4.700.000 Maka ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut dan pembayaran kas adalah sebagai berikut. Jun. 19 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 3.200.000 Peralatan (peralatan baru) 4.700.000 Peralatan (peralatan lama) 4.000.000 Kas 3.900.000 Mencatat pertukaran peralatan. Tidak mengakui laba sebesar Rp300.000 (penyisihan pertukaran Rp1.100.000 dikurangi nilai buku Rp800.000) pada saat pertukaran mengurangi beban penyusutan masa mendatang, yaitu beban penyusutan untuk peralatan baru akan dibuat berdasarkan biaya Rp4.700.000, bukannya harga katalog Rp5.000.000. Pengaruhnya adalah laba yang tidak diakui sebesar Rp300.000 aklan mengurangi jumlah beban penyusutan selama masa kegunaan peralatan sebesar Rp300.000. sedangkan rugi akibat pertukaran aktiva tetap sejenis diakui jika penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku peralatan yang lama. Saat terjadi rugi, yang dicatat untuk aktiva baru harus merupakan harga pasar (harga katalog). Sebagai ilustrasi, diasumsikan pertukaran berikut ini : Peralatan yang sejenis diperoleh (baru) : Harga katalog untuk peralatan baru... Rp10.000.000 Penyisihan pertukaran untuk peralatan lama... 2.000.000 Kas yang dibayarkan pada tanggal pertukaran 7 September Rp8.000.000

22 Peralatan yang dipertukarkan (lama) : Biaya peralatan lama... Rp7.000.000 Akumulasi penyusutan pada tanggal pertukaran... 4.600.000 Nilai buku pada tanggal pertukaran 19 Juni... Rp2.400.000 Penyisihan pertukaran untuk peralatan lama... 2.000.000 Rugi atas pertukaran... Rp 400.000 Maka ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut adalah sebagai berikut. Jun. 19 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 4.600.000 Peralatan (peralatan baru) 10.000.000 Rugi atas Pelepasan Aktiva 400.000 Peralatan (peralatan lama) 7.000.000 Kas 8.000.000 Mencatat pertukaran peralatan, dengan rugi.

23 2.2 Kerangka Pemikiran Penghapusan aktiva tetap di PT. PLN (Persero) melibatkan beberapa pihak kompeten di bagian aktiva tetap. Adapun beberapa pihak yang terlibat pada proses penghapusan aktiva tetap tersebut adalah unit internal di bagian PLN Unit, PLN Pusat, Dewan Komisaris dan Menteri selaku pemilik wewenang tertinggi BUMN. Proses penghapusan aktiva tetap dimulai dengan adanya usulan dari pihak bagian PLN Unit kepada PLN Pusat mengenai aktiva tetap yang akan dihentikan dari kegiatan operasi, kemudian Direksi selaku petinggi PLN Pusat memberikan rekomendasi penghentian aktiva tersebut kepada Dewan Komisaris. Setelah itu Dewan Komisaris melanjutkan rekomendasi yang diterima dari Direksi kepada Menteri untuk persetujuan. Apabila Menteri telah memberikan persetujuan terkait penghentian aktiva dari operasi, kemudian Direksi akan menerbitkan SK Penghapusan yang akan ditindak lanjuti oleh unit di bagian PLN Unit dengan pemindahtanganan aktiva. Selanjutnya unit bagian PLN Unit tersebut harus melaporkan pemindahtanganan tersebut kepada Direksi. Dan Direksi akan meneruskan laporan tersebut kepada Menteri. Menteri akan memutuskan apakah aktiva tersebut akan dihapuskan atau tidak. Disinilah timbul permasalahan kertelambatan keputusan dari Menteri. Akibatnya proses penghapusan aktiva tetap yang telah disulkan oleh PLN Unit pun tertunda-tunda. Untuk lebih memahami alur proses diatas berikut penulis sajikan skema kerangka pemikiran atas pengambilan judul penulis.

24 PLN UNIT PLN PUSAT DEWAN KOMISARIS MENTERI Unit Mengusulkan penghapusan Aktiva Tetap ke Direksi memohon rekomendasi Dewan Komisaris Dewan Komisaris memberi dukungan ke Direksi dan Rekomendasi ke Menteri Direksi memohon persetujuan Menteri Menteri memberi persetujuan Direksi menerbitkan SK Penghapusan Unit melaksanakan Pemindah tanganan Unit melaporkan pelaksanaan pemindah tanganan ke Direksi Direksi melapor ke Menteri Keterlambatan Keputusan Tinjauan Atas Penghapusan Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran