PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari sebelas tahun Yayasan Damandiri membantu masyarakat mengembangkan Keluarga Sejahtera melalui berbagai pendekatan. Sejak didirikan padatanggal 15 Januari 1996, bersama berbagai lembaga, antara lain BKKBN, Yayasan telah menyelenggarakan Gerakan Sadar Menabung yang diikuti sekitar 13,6 juta keluarga pra sejahtera. Para keluarga diberikan tabungan yang disebut Tabungan Keluarga Sejahtera (Takesra), kemudian mengikuti upaya pengentasan kemiskinan dengan dibantu Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (Kukesra) yang secara keseluruhan menjangkau sekitar 10,3 juta keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I di seluruh Indonesia. Namun karena krisis yang berkepanjangan, berbagai kegiatan tersebut terputus. Sejak tahun 2000 Yayasan Damandiri bersama beberapa pemerintah daerah, perguruan tinggi, bank pembangunan daerah dan BPR melanjutkan usaha tersebut dengan mengembangkan jejaring baru sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia untuk melanjutkan upaya yang terhenti itu. Pengembangan jejaring tersebut dilakukan dengan mengajak berbagai kalangan melaksanakan bagian-bagian penting dari upaya pemberdayaan sumber daya manusia dan sekaligus mengembangkan komitmen, mencari dukungan serta partisipasi di kalangan pemerintah, perguruan tinggi, organisasi atau lembaga masyarakat lain serta lembaga keuangan di daerah. Pengembangan jejaring bersama pemerintah terutama dilakukan dengan menggalang kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) kota. Dengan perguruan tinggi dilakukan kerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) atau lembaga lain yang ditunjuk oleh masing-masing Rektor Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Untuk memelihara keberhasilan di masa lalu sekaligus menolong keluarga yang telah berhasil dalam kegiatan sadar menabung Takesra dan kredit Kukesra, Yayasan Damandiri memberi bantuan kredit baru Kukesra Mandiri, atau kemudian Kredit Sudara dan Pundi. Pelaksanaan kredit tersebut dilakukan melalui BPD, Bank Bukopin atau BPR di daerah dengan sistem eksekuting yang berbeda dengan sistem sebelumnya yang bersifat chanelling. Di samping itu dilakukan pula pendekatan kepada lembaga atau organisasi sosial melalui DNIKS termasuk BK3S di Propinsi dan K3S di Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan dan kesiapan masyarakat setempat. Upaya mencari kader-kader baru dalam bidang sosial dilakukan bekerjasama dengan Hipprada dan lembaga lainnya. Khusus kepada masyarakat yang mayoritas beragama Islam, pendekatannya dilakukan melalui masjid atau lembaga keagamaan lainnya. Untuk provinsi Bali pengembangan jaringan dilakukan sampai ke tingkat banjar. Proses pengembangan jejaring dirintis Yayasan Damandiri melalui program pengembangan SDM bekerjasama dengan LPM Perguruan Tinggi dan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan membantu mahasiswa anak-anak keluarga miskin memperingan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi dengan dukungan pembayaran SPP. Kerjasama itu diperluas ke sekolah menengah atas dengan merangsang terbentuknya sekolah yang bermutu melalui pengembangan "SMA Plus". Untuk maksud itu Yayasan Damandiri memberikan dukungan dan fasilitasi bagi peningkatan kualitas guru dan siswa anak-anak keluarga kurang mampu. Antara lain kepada Kepala Sekolah dan guru-guru terpilih, Yayasan Damandiri memberikan kesempatan magang atau studi banding ke SMA yang lebih unggul. Melalui magang dalam waktu yang singkat ternyata banyak hal bisa diperoleh oleh kepala sekolah dan guru-guru SMA sehingga mampu memperbaiki proses belajar dan mengajar di sekolah masing-masing. Di banyak daerah ajakan melaksanakan kegiatan ini telah mendapat sambutan yang sangat positif dari Pemda dan Dinas Pendidikan setempat. Kepada siswa dari keluarga kurang mampu yang terpilih diberikan pelatihan ketrampilan agar memiliki kecakapan hidup yang memadai. Mereka diberikan pelatihan ketrampilan dan kesempatan magang pada perusahaan kecil atau menengah di dekat sekolahnya, atau di desa lain yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tujuan magang adalah agar setiap siswa memperoleh kesempatan terjun dalam usaha ekonomi produktif yang nyata di lapangan. Pemberian pelatihan ini didasari kenyataan bahwa siswa SMA yang telah tamat, atau lulus, hanya sebagian kecil atau kurang dari 50 % yang meneruskan kuliah. Oleh karena itu melalui pelatihan dan magang ini siswa SMA yang tidak melanjutkan kuliah diharapkan dapat lebih siap menjadi tenaga kerja yang mandiri. Setelah melalui persiapan dan upaya yang panjang dan matang, pada tahun 2007 jejaring dan sumber daya manusia untuk membantu masyarakat luas di pedesaan dianggap siap. Kegiatan selanjutnya, yaitu mengentaskan kemiskinan dan membangun mutu sumber daya manusia, p e r l u d i d u k u n g o l e h masyarakat luas di pedesaan. Oleh karena itu segera digagas pembentukan suatu forum silaturahmi dan pemberdayaan tingkat desa dan dukuh. K em udian m ulai dibangun lembaga pedesaan yang diberi
PETUNIUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) nama generik Pos Pemberdayaan Keluarga atau disingkat POSDAYA. Sesuai dengan tujuannya POSDAYA dikembangkan sebagai wahana bagi masyarakat dan semua keluarga di daerahnya guna menyampaikan, memperoleh, memperkuat dan membina komunikasi, informasi, edukasi, motivasi dan sekaligus advokasi kepada dan sesama anggota untuk membangun keluarga sejahtera serta menyegarkan kembali modal sosial budaya yang ada dalam masyarakatnya. Tenaga yang diharapkan menjadi penggerak upaya ini bermacam ragam. Kelompok PKK yang di masa lalu sangat aktif dalam Posyandu diharapkan bisa menjadi tulang punggung gerakan ini. Pokja IV PKK yang berpengalaman luas dalam menggerakkan Posyandu bisa menjadi tulang punggung Posdaya dengan mengajak Pokja-pokja l a i n n y a bergabung mengelola suatu POSDAYA yang program dan kegiatannya lebih luas. Siswa SMA anak keluarga kurang mampu yang dikembangkan melalui SMA unggul, dengan bimbingan guru-gurunya, bisa menjadi tenaga muda yang berfungsi ganda. Mereka memperoleh kesempatan menjadi tenaga sukarela sekaligus berlatih dalam POSDAYA sehingga setiap anak mempunyai rasa percaya diri, memiliki pengalaman lapangan dan menyatu d e n g a n masyarakatnya. Selama belajar memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dalam praktek kerja di lapangan. Pengembangan POSDAYA yangdi prakarsai Yayasan Damandiri hakekatnya merupakan sambutan atas seruan Presiden Rl Susilo Bambang Yudhoyono dalam Peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2005, yaitu mendukung Revitalisasi atau Penyegaran Posyandu, yang pada tahun 1980-an pernah menjadi gerakan masyarakat yang sangat menentukan dalam membawa keberhasilan program KB dan Kesehatan di Indonesia. Gerakan menyegarkan atau Revitalisasi tersebut sangat diperlukan mengingat munculnya kembali gejala terjadinya gizi buruk, bangkitnya kembali polio serta penyakit menular lainnya. Banyak pihak mengkaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makin menurunnya intensitas pembinaan dan kegiatan POSDAYA. Meskipun demikian substansi atau cakupan materi program pemberdayaan keluarga yang disegarkan melalui POSDAYA tidak terbatas pada masalah KB, Kesehatan yang sasaran utamanya Ibu dan anak Balita. Tuntutan itu tercermin dari pernyataan Presiden Rl Susilo Bambang Yudhoyono ketika menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia pada bulan November 2006 di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Presiden menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk diduga meningkat kembali melebihi 1,3 persen per tahun. Demikian juga dikhawatirkan bahwa angka kematian ibu hamil dan melahirkan, angka kematian bayi dan anak, serta bahaya penyakit yang disebabkan serangan Virus HIV/AIDS, Malaria dan berbagai penyakit lain masih tinggi. Bahkan serangan Virus Flu Burung, Demam Berdarah, Hepatitis dan penyakit menular lainnya masih mengkhawatirkan. Presiden juga prihatin pada keadaan gizi anak-anak bangsa yang apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan mutu penduduk Indonesia tidak kunjung maju dibandingkan mutu
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara yang selama ini kita tangani masih belum dapat diselesaikan. Begitu juga tingkat kemiskinan belum berhasil diturunkan. Upaya yang telah dijalankan dengan gigih seakan berjalan ditempat. Berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita itu dihadapi juga oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu PBB telah mengundang para pemimpin dunia untuk mengambil langkah bersama. Hasilnya suatu Komitmen Pemimpin Dunia pada tahun 2000 berupa M i l l e n i u m Development Goals (MDGs) yang akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Komitmen itu diperbaharui lagi pada tahun 2005. Pernyataan Presiden pada akhir tahun 2006 merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah Indonesia pada sidang PBB tahun 2000 dan 2005 tersebut. Proses pemberdayaan keluarga dan pengembangan sumber daya manusia diprioritaskan pada keluarga muda dengan anak balita atau mereka yang mempunyai anak-anak di bawah usia 25 tahun. Dengan cara itu kegiatan pada POSDAYA menjadi cara yang paling tepat bukan saja untuk penduduk pada umumnya, tetapi juga untuk anak muda dari keluarga kurang mampu yang ikut terjun secara langsung di dalamnya. Melalui advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi yang intensif dalam POSDAYA, setiap keluarga memperoleh informasi dan bertambah kemampuannya untuk memanfaatkan pelayanan yang disediakan pemerintah atau swasta untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama keluarga, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan wirausaha. Proses pembentukan dan kegiatan dalam POSDAYA itu dijelaskan dalam Buku Pedoman ini. Buku ini disiapkan untuk membantu lembaga atau perorangan yang peduli dan berminat membentuk dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA. Melalui POSDAYA diharapkan masyarakat mampu mendorong kepedulian sesama anggota dalam wilayahnya, mendorong Pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, untuk bersama-sama secara konkrit mewujudkan komitmen, seperti komitmen pemerintah pusat dan daerah, juga komitmen para pemimpin dunia yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs), bekerja keras membangun sumber daya manusia dengan mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keluarga sejahtera. II. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN POSDAYA 1. MAKSUD Maksud Pembentukan POSDAYA a d a l a h membangun wadah bagi keluarga di suatu daerah, terutama keluarga yang kondisi sosial ekonominya lemah, untuk diajak bergabung dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Dalam POSDAYA,