Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi



dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

PERBANDINGAN NILAI DENSITAS CITRA MENGGUNAKAN GRID BERGERAK (MOVING GRID) POSISI HORISONTAL DAN VERTIKAL

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER

PENGARUH PENGGUNAAN ATURAN SISTEM POIN PADA VARIASI TEGANGAN TABUNG TERHADAP NILAI DENSITAS RADIOGRAF FOTO THORAX

PENGARUH PENINGKATAN ph CAIRAN DEVELOPER DENGAN PENAMBAHAN ANTARA NaOH DAN Na2CO3 TERHADAP DENSITAS CITRA

PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

LAMPIRAN A. Kuat arus (ma)

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN UKURAN FOCAL SPOT DARI SINAR-X TERHADAP DENSITAS FILM RADIOGRAFI

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

Physics Communication

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

BAB II LANDASAN TEORI

Unnes Physics Journal

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

PEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DENSITAS OPTIK RADIOGRAF SINAR-X DIGITAL

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

OPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

Profil Karakteristik Film Sinar-X yang digunakan pada Bagian Radiologi Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik di Kota Semarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN FAKTOR EKPOSI PADA PEMBANGKIT SINAR-X KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc

Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL. Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS I Radiologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta

SKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

PENGUJIAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI DENGAN VARIASI SAFE LIGHT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK FAKTOR GEOMETRI (DISTORSI BENTUK)

PEREKAYASAAN DENSITOMETER DIGITAL BERBASIS MATLAB UNTUK MENDUKUNG UNNES BERWAWASAN KONSERVASI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

OPTIMASI CAIRAN PEMBANGKIT MESIN PENCUCI FILM RADIOGRAF PADA LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES

UJI EFISIENSI CELAH (SHUTTER) KOLIMASI PERALATAN SINAR-X DI LABORATORIUM DAN DUA INSTALASI RADIOLOGI RS LAHAN PKL JUR TRO POLTEKKES JAKARTA II

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM

ANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS

Verifikasi Lapangan Radiasi Linac Menggunakan Kaset Non Screen yang Dimodifikasi Lapisan Pb dan Zn pada Film Sinar X

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

APLIKASI PERANGKAT LUNAK BERBASIS MATLAB UNTUK PENGUKURAN RADIOGRAF DIGITAL

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEMBENTUKAN GAMBAR DAN BATAS TOLERANSI UJI KESESUAIAN PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

Rekontruksi Citra Tomografi Sinar-X Flouresens 2D Berbasis Teknik Radiografi Digital Menggunakan Bahasa Pemrograman Matlab 7.1

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

Jurnal MIPA 38 (2) (2015): Jurnal MIPA.

UNJUK KERJA PENCITRAAN PADA MODUL PENANGKAP CITRA SINAR- BERBASIS LAYAR PENDAR

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume 2 No. 6 Oktober 2016 ISSN :

PENGUKURAN LINIERITAS TINGKAT KEABUAN (GRAY LEVEL) CITRA FLUOROSKOPI MENGGUNAKAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, akan tetapi tetap memperhatikan proteksi radiasi. tersebut akan kita peroleh dengan mengubah jarak sumber sinar dan

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

Maintaining Quality Control by using general Radiological film

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

Maintaining Quality Control by using general Radiological film

Digital Radiografi dan Computer Radiografi

EFFICIENCY TEST OF COLIMATOR SHUTTER AT THE X RAY TUBE IN RADIODIAGNOSTIC LABORATORY OF POLTEKKES JAKARTA 2 AND TWO CLINICAL HOSPITALS IN JAKARTA

RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN COMPUTED RADIOGRAPHY UNTUK IDENTIFIKASI MADU LEBAH

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.2, April 2008, hal 45-52 Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi Sartinah 1, Sumariyah 2, N. Ayu K.U 3. 1. RS Elisabeth Semarang, 2. Lab. Elektronika & Instrumentasi, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP 3. Lab. Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP ABSTRACT The study about implementation of 15 % rule for getting the highest contrast of radiograph from Computed Radiography has been done.computed Radiography that has been used in this research was Diagnost 65 Equipment with Step wedge as object, Imaging Plate as the storage system of digital data that will be treated to become image. Diagnost 65 Computed Radiography was operated with exposure factors such as; 50 kv/80, 60 kv/40, 80 kv/10, 100 kv/ and 110 kv/1.25 with plus and minus variation of 15 % voltage. Print out Radiograph by using Laser Printer was measured its densities by using densitometer. Value of densities and contras of exposure standard were compared with value of densities and contras of exposure with plus and minus variation of 15 % rule. By using contras obtained, the highest contrast was identified.the Results research show trend of densities value; its increase thick step wedge hence the density is smaller and increase thin step wedge hence the ever greater density. Highest radiograph contrast value got at various value exposure with voltage drop of tube 15% with twice of the current was multiplied the time. From this research yielded spread implementation of 15 % rule for computed radiography at various the exposure factors 60 kv-110kv. Keywords: 15%-rule, radiograph contrast INTISARI Studi tentang penerapan aturan 15 persen untuk mendapatkan kontras tertinggi pada radiograf dari Computed Radiography telah dilakukan.computed Radiography yang digunakan dalam penelitian ini adalah pesawat Diagnost 65 dengan Stepwedge sebagai objek, Imaging Plate sebagai perangkat penyimpan data digital untuk diolah menjadi citra. Pesawat Diagnost 65 dioperasikan dengan faktor eksposi 50 kv/80, 60 kv/40, 80 kv/10, 100 kv/2,5 dan 110 kv/1,25 dengan variasi penambahan dan penurunan tegangan sebesar 15 %. Radiograf hasil print out dengan printer laser diukur nilai densitasnya dengan densitometer. Nilai densitas dan kontras yang dihasilkan dari eksposi dasar dibandingkan dengan nilai densitas hasil dari nilai variasi penambahan dan penurunan tegangan sebesar 15 %. Melalui nilai kontras yang diperoleh dapat ditentukan nilai kontras tertinggi.hasil penelitian ini menunjukkan pola nilai densitas yang sama; semakin tebal stepwdge maka densitas semakin kecil dan semakin tipis stepwedge maka densitasnya semakin besar. Nilai kontras radiograf tertinggi didapatkan pada variasi nilai eksposi dengan penurunan tegangan tabung sebesar 15 % dan menduakalikan arus kali waktu. Dari penelitian ini dihasilkan rentang berlakunya aturan 15 % untuk Computed Radiography pada variasi eksposi 60 kv 110 kv. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi bidang kesehatan, teknologi di bidang radiologipun terus mengalami perubahan. Diawali dengan perkenalan manusia dengan sinar-x pada saat ditemukannya sinar-x oleh Wilhelm Conrad Roentgen, seorang ahli fisika bangsa Jerman pada tahun 1895 [1]. Roentgen mengambil fotografi sinar-x pertama dari bagian dalam objek logam dan tulang tangan istrinya. Tentu saja radiograf pertama yang dihasilkan tidaklah memiliki kualitas yang sama seperti radiograf jaman sekarang. Kualitas radiograf adalah kemampuan radiograf 45

Sartinah dkk Variasi Nilai Eksposi dalam memberikan informasi yang jelas mengenai objek atau organ yang diperiksa. Kualitas radiograf ditentukan oleh beberapa komponen antara lain; densitas, kontras, ketajaman, dan detail [2]. Di era teknologi komputer dan data digital telah dikembangkan teknik pemeriksaan radiografi berbasis komputer dengan tujuan menghasilkan radiograf yang lebih berkualitas. Teknologi Computed Radiography (CR) diperkenalkan oleh Fujifilm Medical Systems pada tahun 1980. Computed Radiography merupakan teknik pemeriksaan Digital Radiography yang tidak langsung. Diperlukan sebuah imaging plate untuk menangkap berkas sinar-x yang telah melewati tubuh pasien sebelum ditrasfer ke suatu komputer [3]. Imaging Plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan bayangan laten, terdiri dari lapisan phosphor dan lapisan pendukung. Imaging plate biasanya digunakan dengan ditempatkan ke dalam kaset imaging plate. Fungsi imaging plate sebagai penangkap gambar dari pasien yang dieksposi seperti pada film konvensional [4]. Perubahan teknik pemeriksaan radiografi secara konvensional ke computed radiography tentu membawa perubahan pengaturan nilai eksposi. Untuk menentukan nilai eksposi baru dapat digunakan beberapa variasi antara lain variasi tegangan terhadap kuat arus kali waktu, variasi kuat arus kali waktu terhadap focus film distance (FFD) dan variasi nilai eksposi terhadap penggunaan grid [5]. Ditemukan juga suatu aturan yang dikenal dengan aturan 15 % yang menyatakan bahwa kenaikan 15 % dari tegangan tabung akan menyebabkan penggandaan eksposi pada film dan penurunan sebesar 15 % dari tegangan tabung menyebabkan eksposi pada film menjadi separuhnya [6]. Endah (2004) telah membuktikan penggunaan variasi nilai eksposi aturan 15 % dengan faktor eksposi 60 kv/8 pada pesawat sinar- X merk Shimadzu dan pesawat sinar-x merk Trophy. Dengan adanya pembuktian aturan 15 % untuk mendapatkan kontras yang optimal pada radiografi menggunakan film dan intensifying screen tersebut, penelitian ini digunakan untuk membuktikan nilai densitas yang didapatkan, juga nilai kontras yang diperoleh pada pemeriksaan radiografi dengan imaging plate sehingga diharapkan dengan aturan ini dapat juga dicari hasil radiograf dengan kontras yang tertinggi. Faktor Eksposi Faktor eksposi yaitu faktor yang mempengaruhi dan menentukan kualitas dan kuantitas dari penyinaran radiasi sinar- X yang diperlukan dalam pembuatan gambar radiografi. Secara garis besar faktor eksposi terbagi menjadi dua bagian yaitu prime exposure factor dan faktor lainnya X-Ray imaging [2]. Prime Exposure Factor Faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sinar-x yaitu: 1. Tegangan Tabung 2. Arus Tabung Sinar-X 3. Lamanya Waktu Penyinaran 4. Jarak Antara Tabung Dengan Image Reseptor Imaging System Characteristics Faktor-faktor yang termasuk dalam kategori ini antara lain: 1. 1. Ukuran Focal Spot 2. Penggunaan Filter 3. 3 Generator Tingkat Tinggi Faktor lain yang juga ikut berpengaruh pada pembentukan gambar antara lain [7]: 1. Kolimasi 2. Pengunaan Grid 3. Penggunaan kombinasi film screen 4. Processing pencucian film Radiasi Hambur Radiasi hambur dihasilkan ketika berkas sinar guna diterima oleh objek yang menyebabkan beberapa sinar-x terhambur. Dua jenis sinar-x yang mampu menghasilkan densitas pada radiograf yaitu 46

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.2, April 2008, hal 45-52 radiasi yang melewati pasien tanpa interaksi dan radiasi yang melalui interaksi Compton. Sinar-X yang keluar dari tubuh pasien disebut sinar-x sisa yang menghasilkan gambaran sinar-x pada film. Aturan 15 % Aturan 15 % adalah aturan yang menyatakan bahwa menaikkan sebesar 15% tegangan tabung akan menyebabkan dua kali eksposi yang mengenai film, sedangkan menurunkan 15 % tegangan mengakibatkan eksposi menjadi setengahnya. Aturan 15 % akan lebih tepat digunakan pada rentang 60 100 kv. Aturan ini mungkin lebih akurat pada pemeriksaan abdomen dengan ketebalan 20 cm [6]. Perubahan tegangan tabung merupakan metode pilihan untuk mengubah kontras gambar, sebagai akibatnya dengan menggunakan aturan 15 % akan selalu mengubah kontras gambar. Jika perubahan kontras yang diinginkan maka aturan 15 % merupakan metode yang tepat untuk mempertahankan densitasnya. Jika yang diinginkan hanya perubahan densitas maka seharusnya aturan 15 % ini tidak digunakan karena akan menyebabkan perubahan pada kontras pula. Jika perubahan densitas yang diinginkan, hanya diperlukan variasi perkalian arus tabung dan waktu () karena faktor yang mengatur densitas adalah. Fuji Computed Radiography Profect CS Fuji Computed Radiography Profect CS merupakan Fuji Computed Radiography pruduksi Fujifilm generasi terbaru. Suatu generasi yang memberikan aplikasi-aplikasi yang diharapkan untuk mendapatkan kualitas gambar yang optimal. Fuji Computed Radiography Profect CS memiliki kapasitas untuk memproses mammografi dan radiografi standar lainnya. Selain itu Fuji Computed Radiography Profect CS memiliki 4 cassette stacker dan CR Console s yang mudah pengoperasiannya sehingga pekerjaan menjadi efisien dengan mutu hasil yang meningkat [8]. Fuji Computed Radiography Profect CS memiliki beberapa komponen yang sangat berkaitan satu sama lain; Imaging Plate, Image Reader, FCR Data Management System, Sistem Komputer, Laser Printer. Imaging Plate Imaging plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan bayangan laten, terdiri dari lapisan phosphor dan lapisan pendukung. Imaging plate biasanya digunakan dengan ditempatkan ke dalam kaset imaging plate. Fungsi imaging plate sebagai penangkap gambar dari pasien yang dieksposi seperti pada film konvensional. Struktur Imaging Plate terdiri dari; Protective Layer,Phosphor Layer, Suporting Layer, Backing Layer,Bar Code Layer. Struktur Imaging Plate dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Struktur Plate Imaging [8] Proses pembentukan gambar yang terjadi pada imaging plate dimulai pada saat dieksposi, imaging plate akan menangkap energi dan disimpan oleh bahan phosphor. Imaging plate yang telah dieksposi selanjutnya dimasukkan ke dalam Fuji Computed Radiography. Dengan laser scanner hasil eksposi pada imaging plate dibaca dan diubah menjadi sinyal digital yang selanjutnya ditampilkan pada monitor komputer yang didukung oleh software khusus untuk medical imaging sehingga gambar dapat diperbaiki pada tampilannya yang bertujuan untuk memudahkan dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit [4]. Image Reader Merupakan alat pengolah dari gambaran laten pada imaging plate menjadi data digital. Gambaran laten pada Imaging plate dibaca dengan laser 47

Sartinah dkk Variasi Nilai Eksposi scanner, setelah diubah menjadi data dapat diolah dengan bantuan komputer untuk memberikan data baik tentang pasien maupun segi teknis. Dengan image reader memungkinkan mendapatkan gambaran dalam waktu yang singkat, dibuat untuk mendapatkan image yang stabil dan berkualitas serta untuk meminimal radiasi yang dikeluarkan [4]. Fuji Computed Radiography Data Management System Sistem Management Database (DBMS) merupakan sistem pengolah pada Fuji Computed Radiography adalah suatu tatanan pengolahan data-data dengan menggunakan komputer mencakup pemberian identitas, modifikasi gambar, membuat format untuk dicetak ke film, serta mengatur penyimpanan data. Datadata dapat disimpan pada hardisk, namun karena hardisk mempunyai keterbatasan baik dalam rentang waktu untuk menyimpan dan kapasitasnya, maka database tersebut dapat disimpan dalam CD maupun flash disk. Sistem Komputer Agar komputer dapat digunakan untuk mengolah data maka harus berbentuk sistem komputer. Sistem adalah jaringan dari elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut. Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi. Laser Printer Ada beberapa istilah untuk menyebut alat ini, antara lain Laser Imager, Film Processor, Image Recorder, Laser Printer, namun melihat perkembangan yang ada lebih lazim disebut dengan Laser Printer. Laser Printer merupakan alat pengolah gambar dan memprosesnya di atas film. Dilengkapi dengan Multi-Formater Main Features yang memungkinkan untuk memformat gambar, dan mengolah gambar lebih tajam, dapat mengolah radiograf dengan kecepatan tinggi serta menghasilkan kualitas yang baik dan stabil [4]. Kualitas Radiograf Kualitas radiograf adalah kemampuan radiograf dalam memberikan informasi yang jelas mengenai objek atau organ yang diperiksa. Kualitas radiograf ditentukan oleh beberapa komponen antara lain: densitas, kontras, ketajaman, dan detail [2]. Densitas Optik Densitas merupakan derajat kehitaman dari suatu radiograf. Densitas optik adalah logaritma perbandingan dari 10 tingkatan dari nilai penyinaran yang dilewatkan pada film. Densitas tertinggi yang dapat dihasilkan adalah bernilai 4 dan densitas terendah bernilai kurang dari 0,2. Nilai densitas yang didapat dilihat langsung oleh mata manusia berkisar antara 0,25 2,5 yang dikenal dengan rentang densitas guna. Densitas fotografi didefinisikan sebagai: I D = log 0 (1) I 1 dengan D menyatakan densitas, I 0 menyatakan sinar yang menuju ke film, sedangkan I 1 menyatakan sinar yang diteruskan ke film [2]. Kontras Kontras adalah perbedaan derajat kehitaman antara bagian yang membentuk radiograf. Kontras merupakan perbedaan densitas antara daerah yang terang dengan daerah yang gelap [9]. Perbedaan derajat kehitaman dirumuskan dengan: C = D 2 D 1 (2) dengan C menyatakan kontras, D 2 menyatakan densitas pada daerah ke 2 dan D menyatakan densitas pada daerah 1. 1 Ketajaman Radiograf dikatakan memiliki ketajaman optimum apabila batas antara bayangan satu dengan bayangan lain dapat terlihat jelas. Ketidaktajaman radiograf 48

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.2, April 2008, hal 45-52 dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: faktor geometri, faktor sistem perekaman bayangan, efek paralak, karakteristik film dan faktor pergerakan [10]. Detail Detail radiograf menggambarkan ketajaman dengan struktur-struktur terkecil dari radiograf. Faktor-faktor yang berpengaruh pada detail adalah faktor geometri antara lain ukuran focal spot, FFD (Focus Film Distance) dan FOD (film Object Distance) [2]. METODE PENELITIAN Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pesawat sinar-x, sebagai pembangkit sinar-x 2. Stepwedge, sebagai pengganti objek. 3. Imaging Plate, sebagai penagkap dan penyimpan bayangan laten untuk diubah menjadi data digital. 4. Kaset sinar-x, sebagai tempat Imaging Plate. 5. Fuji Computed Radiography (FCR), alat untuk memproses Imaging plate. 6. Laser printer, alat untuk mencetak radiograf. 7. Densitometer sebagai pengukur densitas dari radiograf. 8. DRY Imaging Film Tahapan Penelitian a. Tahapan penelitian untuk mengetahui nilai kontras yang dihasilkan pada pemeriksaan dengan nilai eksposi dasar: 1. Persiapan alat dan bahan 2. Pembuatan radiograf dengan objek stepwedge 3. Pengaturan eksposi dengan nilai eksposi 50 kv/80, 60 kv/40, 80 kv/10, 100 kv/2,5 dan 110 kv/1,25 dengan fokus film distance (FFD) 100 cm 4. Pengukuran densitas yang dihasilkan dengan menggunakan densitometer. 5. Pencarian nilai kontras yang dihasilkan. b. Tahapan penelitian untuk mengetahui nilai kontras yang dihasilkan pada pemeriksaan dengan variasi nilai eksposi aturan 15 persen: 1. Persiapan alat dan bahan 2. Pembuatan radiograf dengan objek stepwedge 3. Pengaturan eksposi dengan variasi nilai eksposi aturan 15 persen dengan fokus film distance (FFD) 100 cm 4. Pengukuran densitas yang dihasilkan dengan menggunakan densitometer. 5. Pencarian nilai kontras yang dihasilkan. c. Perbandingan nilai kontras yang dihasilkan. Skema Peralatan Kaset + Imaging Plate sebagai penangkap sinar-x yang menembus obyek Fuji Computed Radiography Profect CS (FCR). Alat yang dipergunakan untuk memproses Imaging plate Dry View, alat yang dipakai untuk mencetak radiograf Sumber Sinar-X dari Pesawat Rontgen Berkas Sinar-X FFD (Fokus Film Distance) 100 cm Stepwedge sebagai pengganti obyekj Radiograf Hasil Gambar 2. Skema Peralatan 49

Sartinah dkk Variasi Nilai Eksposi Analisa Hasil Imaging plate yang sudah dikenai sinar-x, setelah diproses dengan komputer radiografi akan diperoleh radiograf dengan densitas yang bertingkat sesuai dengan ketebalan stepwedge. Hubungan antara densitas dan ketebalan stepwedge dibuat grafik perubahan nilai densitas terhadap ketebalan stepwedge yang dihasilkan pada masing-masing perubahan nilai eksposi dengan kenaikan dan penurunan tegangan tabung 15 %. Dari nilai densitas yang dihasilkan pada setiap perubahan nilai eksposi dengan kenaikan dan penurunan tegangan tabung 15 % dicari nilai kontras. Dari masingmasing nilai kontras yang dihasilkan dapat dilihat kenaikan atau penurunan kontras dan dibandingkan dengan kontras yang dihasilkan pada radiograf dengan faktor eksposi dasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian, yang menunjukkan hubungan perubahan nilai densitas serta kontras radiograf terhadap ketebalan stepwedge pada variasi nilai eksposi aturan 15 %. Densitas Radiograf Grafik perubahan nilai densitas terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % terlihat pada gambar 3 sampai 7: 3.0 60 kv/40 51 kv/80 69 kv/20 Gambar 4 Grafik hubungan perubahan nilai variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 60 kv/40 3.0 80 kv/10 68 kv/20 92 kv/5 Gambar 5 Grafik hubungan perubahan nilai variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 80 kv/10 100 kv/0 85 kv/5 115 kv/1.25 Gambar 6 Grafik hubungan perubahan nilai variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 100 kv/2,50 3.0 50 kv/80 4 kv/160 57.5 kv/40 Gambar 3 Grafik hubungan perubahan nilai variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 50 kv/80 110 kv/1.25 93.50 kv/0 125 kv/0.63 Gambar 7 Grafik hubungan perubahan nilai variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 110 kv/1,25 50

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.2, April 2008, hal 45-52 Dari grafik pada gambar 3 sampai 7, untuk semua keadaan dapat dilihat bahwa semakin tebal stepwedge maka densitasnya semakin kecil dan semakin tipis stepwedge maka densitasnya semakin besar. Kontras Radiograf Grafik hubungan perubahan nilai kontras terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % terlihat pada gambar 8 sampai 12: 0.8 0.7 0.6 0.4 0.3 0.2 0.1 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 50 kv/80, 42,5 kv/160, 57,5 kv/40 Gambar 8 Grafik hubungan perubahan nilai kontras terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 50 kv/80 0.7 0.6 0.4 0.3 0.2 0.1 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 60 kv/40, 51 kv/80, 69 kv/20 Gambar 9 Grafik hubungan perubahan nilai kontras terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 60 kv/40 0.4 0.3 0.2 0.1 0 5 10 15 20 80 kv/10, 68 kv/20, 92 kv/5 Gambar 10 Grafik hubungan perubahan nilai kontras terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 80 kv/10 0.45 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 5 0-5 0 5 10 15 20 100 kv/ 2,50, 85 kv/ 5, 115 kv/1,25 Gambar 11 Grafik hubungan perubahan nilai kontras terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 100 kv/2,50 0.4 0.3 0.2 0.1 0 5 10 15 20 110 kv/ 1,25, 93,50 kv/ 2,50, 125 kv/ 0,63 Gambar 12 Grafik hubungan perubahan nilai kontras terhadap ketebalan stepwedge untuk variasi aturan 15 % dengan faktor eksposi 110 kv/1,25 Dari grafik pada gambar 13 hingga 17 semua keadaan dapat dilihat bahwa nilai eksposi variasi penurunan 15 % menghasilkan nilai kontras yang paling tinggi pada stepwedge ketebalan 8 mm, setara dengan jaringan mammo (pada pemeriksaan mammografi menggunakan imaging plate), jaringan otak (pada pemeriksaan ct-scan kepala orang dewasa normal). KESIMPULAN 1. Penggunaan variasi nilai eksposi aturan 15 % dengan faktor eksposi 50kV/80, 60 kv/40, 80 kv/10, 100 kv/2,50 dan 110 kv/1,25 didapatkan pola yang sama; semakin tebal stepwedge maka densitasnya semakin kecil dan semakin tipis stepwedge maka densitasnya semakin besar. Dengan selisih relatif densitas maksimal antara faktor eksposidan penurunan 15 % secara berturut-turut; 19%, 13 %, 13 %, 15 % dan 5 %. Selisih relative densitas maksimal antara faktor eksposi dasar dan kenaikan 15 % secara berturut-turut: 15 %, 10 %, 6 %, 7 % dan 5 %. 2. Nilai kontras objektif dari variasi penurunan 15 % dengan faktor eksposi 50 kv/80, 60 kv/40, 80 kv/10, 100 kv/2,50 dan 110 kv/1,25 51

Sartinah dkk Variasi Nilai Eksposi menghasilkan nilai kontras yang paling tinggi. Nilai kontras yang dihasilkan secara berturut-turut; 0,29, 0,26, 0,23, 0,21 dan 0,21. Sehingga kontras tertinggi 0,29 didapatkan pada variasi faktor eksposi 50 kv/80 dan penurunan tegangan tabung sebesar 15 % (4 kv/160 ) dan menduakalikan arus dikalikan waktunya. Nilai eksposi variasi penurunan 15 % menghasilkan nilai kontras yang paling tinggi pada stepwedge ketebalan 8 mm, setara dengan jaringan mammo (pada pemeriksaan mammografi menggunakan imaging plate), jaringan otak (pada pemeriksaan ct-scan kepala orang dewasa normal). 3. Hasil penelitian variasi nilai eksposi aturan 15 % dengan imaging plate pada pesawat merk Philips Diagnost 65 dihasilkan rentang berlakunya aturan 15 % pada variasi faktor eksposi 60kV-110 kv DAFTAR PUSTAKA [1] Akhadi, 2000, Dasar-Dasar Proteksi radiasi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. [2] Bushong, S.C., 2001, Radiologic Science for Technologists, Seventh Edition, Mosby Company, Toronto [3] Mattoon, J.S., DVM, DACVR, 2004, Computed Radiography, Tersedia pada www.vetlearn.com, diakses 5 Maret 2008, pk. 19.14 wib. [4] Huang, H.K., 1999, PACS Basic Principles And Application, A. John Wiley & Sons, INC., Publication New York, Chichester, Weinheim, Brisbane, Singapore, Toronto [5] Jenkins, David, 1980, Radiographic Photography and Imaging Processes, An Aspen publications, Aspen publishers, Rockville, Maryland. [6] Carlton, Rick dan Adler, Arlene 2001, Principles of Radiographic Imaging an Art and Science, 3 rd edition, Arkansas State University [7] Ball, John dan Price, Tony, 1988, Chesney Radiographic Imaging, th 5 edition, Blackwell Publication, Oxford London, Edinburg Boston, Melbourne. [8] Anonim, 2007, FCR PROFECT CS Operation Manual, FUJIFILM Corporation. [9] Selman, J., M.D., The Fundamentals of X-ray and Radium Physics, 1955Charles C Thomas, Publisher, Springfield, Illinois, U.S.A [10] Meredith, W. J. dan Massey, J.B., 1977, Fundamental Physics of Radiology, Bristol: John Wright and So ns Ltd. 52