BAB II TINJAUAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kamar Gelap Dalam proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu pendukung penting dalam menunjang keberhasilan pemotretan. Disebabkan karena dalam processing room dapat mengubah film dari bayangan laten kedalam bayangan tampak, processing room disebut juga final proses akhir karena processing room merupakan rangkaian terakhir dalam proses radiografi. Pengertian Processing Room adalah suatu area dilakukan pengolahan film sebelum dan sesudah di expose (bayangan laten menjadi bayangan tetap). Menurut Jenkins (1980) kamar gelap dalam pelayanan radiologi berfungsi sebagai berikut : a. Tempat untuk mengeluarkan film dari dalam kaset dan memasukan ke dalam kaset. b. Tempat untuk memberikan Identitas pada film. c. Tempat untuk proses film rontgen, baik secara manual maupun otomatis. d. Tempat perawatan dan lembar penguat. e. Tempat untuk mempersiapkan larutan kimia yang digunakan dalam proses pengolahan secara manual maupun otomatis. f. Tempat untuk perawatan mesin pengolahan otomatis. g. Tempat untuk penyimpanan film yang belum tersinari Jenis Prosesing Adapun jenis prosesing diradiologi ada 2 macam : 1. Manual prosesing. Manual prosesing adalah proses pembangkitan bayangan laten menjadi bayangan tampak dengan menggunakan tenaga manusia dengan melalui proses diantaranya : a. Pembangkitan bayangan laten (developer) b. Pembilasan (rinsing) c. Penetapan bayangan tampak (fixing) 4

2 5 d. Pembersihan dari sisa prosesing (washing) e. Pengeringan film radiografi (drying) Gambar yang dihasilkan dengan menggunakan prosesing manual bergantung pada kemampuan sumber daya manusia dalam menentukan faktor eksposi dan melakukan prosesing film. 2. Automatic prosesing. Automatic prosesing adalah proses pembangkitan bayangan laten menjadi bayangan tampak dengan menggunakan tenaga mesin. Dalam automatic prosesing memiliki kesamaan dengan metode manual prosesing dalam tahapannya, tetapi dalam automatic prosesing tidak melalui tahapan pembilasan (rinsing). 2.2 Safelight Safelight adalah Alat yang membantu penerangan dalam kamar gelap radiologi yaitu sebuah lampu berdaya watt kecil yang dibungkus dengan filter biasanya berwarna merah zaitun. Safelight berfungsi untuk menerangi ruangan gelap atau darkroom pada saat melakukan prosesing film radiografi. Sehingga jika ada cahaya atau penerangan kecuali dari safelight maka gambaran radiograf akan timbul gambaran fog. Mengingat tidak kalah pentingnya safelight ini dengan peralatan radiografi lain. Maka, perlu diadakan penanganan khusus terhadap pengujian safelight. Tujuan pengujian safelight adalah untuk mengetahui apakah safelight yang digunakan sebagai penerangan khusus di kamar gelap itu aman atau tidak. Selain itu untuk menentukan waktu maksimal penanganan film yang aman di bawah paparan safelight tanpa menimbulkan fog berlebih sehingga tidak mengurangi kualitas gambar radiografi. Didalam kamar gelap ada dua jenis penerangan yaitu: 1. Penerangan Umum yaitu berupa lampu pijar/lampu neon yang berguna untuk membantu membersihkan kamar gelap, mengatur dan merawat aksesoris di dalamnya. 2. Penerangan khusus yaitu safelight sebagai pembantu penerangan dalam kamar gelap dan membantu mengontrol proses pengolahan film. Ada dua

3 6 macam tipe penerangan safelight yaitu Langsung (direct safelight) dan tidak langsung (indirect safelight). a. Direct safelight Pada tipe ini, cahaya lampu langsung diarahkan ke meja kerja atau cairan processing sehingga dapat membantu penglihatan pekerja, cahaya dari safelight harus diletakkan dengan jarak minimum 1,2 m dari tempat kerja. Gambar 2.1 Tipe Direct safelight b. Indirect safelight Safelight ini memberikan penerangan secara umum pada kamar gelap, pada safelight ini cahaya lampu mengarah ke langit-langit, yang kemudian cahaya akan dipantulkan ke seluruh ruangan. Untuk itu, maka langit-langit di kamar gelap sebaiknya dicat dengan warna putih atau bahan yang mudah memantulkan cahaya agar pantulan cahaya optimal. Safelight ini digantung pada ketinggian 2,1 m di atas lantai untuk mencegah agar tidak terkena kepala petugas saat bekerja di kamar gelap.

4 7 Gambar 2.2.Tipe Indirect safelight Tingkat Keamanan Safelight Menurut Plaats (1969), untuk tingkat keamanan safelight, cahaya safelight diarahkan ke meja kerja agar cahaya safelight tidak langsung mengarah ke mata. Tingkat keamanan safelight dipengaruhi oleh: a. Jarak antara film dengan safelight. b. Daya lampu yang digunakan. c. Spektrum kepekaan film terhadap cahaya. d. Lamanya film terpapar dengan safelight. 2.3 Film radiografi Adalah bahan pencatat bayangan radiografi yang sangat peka terhadap sinar-x dan cahaya. Ada dua kelompok besar pada jenis film yaitu : 1. Film radiografi adalah film yang diekspose oleh sinar-x saja atau kombinasi antara sinar-x dengan cahaya (screen film). 2. Film yang diekspose oleh cahaya,misalnya film polaroid Konstruksi film radiografi a. Base (lapisan dasar) Terbuat dari bahan yang kuat, tipis dan transparan. Bahan yang digunakan yaitu sellulose asetat yang mempunyai sifat tidak mudah terbakar. Tebalnya 0,175-0,2 mm.terbuat dari bahan tipis dan lemas yaitu polyester.

5 8 Base film mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Sebagai tempat melekatnya lapisan emulsi. 2. Untuk meneruskan cahaya sehingga gambar dapat ditampilkan. b. Adhesive (lapisan perekat) Lapisan ini berfungsi sebagai alat perekat antara dua bahan yang mempunyai sifat berbeda, yaitu lapisan dasar film (film base) yang tidak meresap air sehingga dalam prosesing tidak mengalami perubahan dan lapisan emulsi film, yang menyerap air dan membengkak bila basah. Bahannya terbuat dari bahan campuran antara sellulose, gelatin dan aceton. Tebalnya 0,01 mm. c. Emulsi Merupakan lapisan yang sangat penting dari semua lapisan karena pada lapisan ini akan terbentuk radiograf yang diinginkan. Lapisan ini sangat peka terhadap cahaya dan sinar-x dan terbuat dari bahan kristal perak bromida. Tebalnya 0,01-0,02 mm. d. Supercoat (lapisan pelindung) Merupakan lapisan paling luar dari film rontgen yang terbuat dari lapisan gelatin yang bersifat menyerap air. Berfungsi melindungi emulsi dari rangsangan misalnya tekanan dan gesekan Jenis-Jenis Film Radiografi Berdasarkan macamnya terbagi menjadi dua yaitu : 1. Non screen film penggunaannya tanpa menggunakan lembaran penguat (IS). Lapisan emulsi pada film ini lebih tebal dibandingkan dengan lapisan emulsi pada screen film. Mempunyai kontras yang rendah tetapi detail yang tinggi. 2. Screen film Film jenis ditempatkan pada kaset yang menggunakan lembaran penguat (IS). Mempunyai kontras yang tinggi dan detail yang agak kurang bila dibandingkan dengan non screen film.

6 Berdasarkan jenis emulsi film terbagi menjadi 2 jenis : 1. Film single emulsi Film single emulsi adalah film sinar-x dengan satu lapisan emulsi dimana lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu sisi dasar film saja. Apabila kita menggunakan film single emulsi, kita harus mengidentifikasi letak lapisan emulsi, karena apabila dalam meletakkan film terbalik, maka tidak akan terjadi gambaran yang diharapkan. Contoh dari film single emulsi adalah mammografi film. Gambar 2.3 Film single emulsi 2. Film double emulsi Film double emulsi adalah film sinar-x dengan dua lapisan emulsi dimana lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan pada kedua sisi dasar film. Film ini dapat digunakan secara bolak balik. Film jenis ini banyak digunakan untuk radiografi konvensional. Gambar 2.4 Film double emulsi

7 Jenis film berdasarkan butir emulsi dibagi menjadi 3 : 1. Butir emulsi ukuran besar Pada butir emulsi ukuran besar bahan fotografinya yaitu perak halogen pada emulsi berukuran besar.dengan ukuran perak halida yang besar, maka jarak antara butir perak halida yang satu dengan yang lain lebih renggang. Hal ini mengakibatkan emulsi mendapatkan sedikit cahaya karena cahaya lebih banyak yang diteruskan. Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilai kontras yang rendah tapi kecepatannya cepat karena emulsi mendapatkan sedikit cahaya. Gambar 2.5 Butir emulsi ukuran besar 2. Butir emulsi ukuran sedang Pada butir emulsi ukuran sedang bahan fotografinya yaitu perak halogen pada emulsi berukuran sedang. Dengan ukuran butir yang sedang ini maka sinar-x atau cahaya yang menembus emulsi akan lebih sedikit karena banyak dihalangi butiran perak halida yang jaraknya tidak terlalu renggang. Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilai kontras yang cukup tinggi tapi kecepatannya lebih lambat karena emulsi mendapatkan cukup banyak cahaya. Gambar 2.6 Butir Emulsi Ukuran Sedang

8 11 3. Butir emulsi ukuran kecil Pada butir emulsi ukuran kecil bahan fotografinya yaitu perak halogen pada emulsi berukuran kecil. Dengan ukuran butir yang kecil mengakibatkan jarak atau celah antara butir perak halida agak rapat. Sinar-x atau cahaya akan lebih banyak mengenai butiran perak halida dan sedikit sinar yang diteruskan. Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilai kontras yang tinggi tapi kecepatannya lambat karena emulsi mendapatkan banyak cahaya. Gambar 2.7 Butir emulsi ukuran kecil 2.4 Densitas Pengertian densitas adalah kerapatan, akan tetapi pada radiografi sering dihubungkan dengan derajat kehitaman film. Densitas merupakan parameter radiografi yang mudah untuk dinilai. Densitas yang baik adalah yang mampu menggambarkan struktur anatomi yang dapat dilihat oleh mata.mata manusia hanya mampu melihat densitas dalam rentang 0,25-2,5 (RR.Charlton,1992:186). Densitas radiografi adalah derajat kehitaman dari perak metal hitam yang tersisa dalam emulsi Densitas fog Densitas fog adalah merupakan densitas yang dihasilkan melalui pembangkitan butiran-butiran perak halida tanpa adanya eksposi yang diberikan Jenis-jenis fog berdasarkan penyebabnya : 1. Age fog Fog yang disebabkan oleh pengaruh umur film. Age fog dihasilkan dari film yang mempunyai usia yang melebihi waktu kadaluarsa (expired date).

9 12 Setiap film yang diproduksi oleh pabrik akan memiliki expired date tertentu, biasanya satu tahun dari waktu produksi. Film yang digunakan setelah melewati expired date akan menyebabkan film bertambah densitasnya. Hal ini dipengaruhi oleh radiasi alam yang mungkin masuk kedalam tempat penyimpanan film. Penambahan densitas ini membuat gambaran pada film tampak seperti kabut hitam saat film diproses meskipun tanpa di eksposi oleh sinar-x terlebih dahulu. 2. Light fog Light fog adalah fog yang terjadi karena adanya eksposi oleh cahaya yang berasal dari safelight. Safelight memiliki sifat yang aman terhadap emulsi film tetapi bagaimanapun juga cahaya safelight akan mengakibatkan fog jika waktu kontak antara cahaya safelight dengan film tergolong lama. Secara spesifik penyebab light fog adalah sebagai berikut: a. Kesalahan warna safelight. b. Filter bocor / cahaya safelight terlalu kuat. c. Film terlalu lama terkena cahaya safelight. d. Jarak safelight terlalu dekat dengan film. 3. Radiation fog Radiation fog adalah fog yang disebabkan karena film berinteraksi dengan radiasi. Radiasi bisa berasal dari sinar-x, bahan-bahan radioaktif dan juga radiasi alam. Radiasi yang berinteraksi dengan film akan menyebabkan densitas film bertambah. Radiasi bisa berinteraksi dengan film dikarenakan kurangnya proteksi radiasi pada tempat penyimpanan film. Tempat penyimpanan film biasanya dekat sekali dengan kamar pemeriksaan dimana kamar pemeriksaan tersebut terdapat pesawat sinar-x. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi maka box film dalam keadaan rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk sedikitpun kedalam box film. Kemudian pastikan pintu dan dinding kamar gelap tempat biasa film disimpan, telah dilapisi dengan Pb 2 mm sebagai proteksi radiasi. 4. Oksigen fog Oksigen fog adalah fog yang disebabkan karena interaksi film dengan oksigen di udara bebas. Saat dilakukan inspeksi, film akan diangkat keluar

10 13 dari tangki developer. Saat keluar dari developer, permukaan film masih basah oleh cairan developer. Akibatnya developer yang berada dipermukaan film akan berinteraksi dengan udara bebas terutama oksigen. Oksigen akan mengoksidasi developer yang menempel pada permukaan film. Akibat oksidasi ini akan menyebabkan film bertambah densitasnya dan film mengalami fog. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka saat melakukan inspeksi sebaiknya tidak terlalu lama, meskipun tidak menggunakan safelight saat melakukan inspeksi. 5. Chemical fog Chemical fog adalah fog yang dihasilkan karena faktor kimia yang berada di dalam cairan developer saat dilakukan pengolahan film. Secara spesifik chemical fog diakibatkan oleh : a. Film terlalu lama didalam cairan pembangkit. b. Kesalahan komposisi cairan pembangkit. c. Terkontaminasinya cairan pembangkit dengan bahan lain. 6. Back scatter fog Back scatter fog adalah fog yang dihasilkan oleh radiasi hambur. Radiasi hambur yang masih cukup besar masih bisa menyebabkan kehitaman pada film. Pada beberapa pemeriksaan, kaset dibagi menjadi dua. Untuk membagi kedua kaset ini biasanya hanya digunakan lampu kolimator untuk membatasi lapangan penyinaran. Jika pesawat sinar-x yang digunakan masih sangat bagus keluar berkasnya, maka pembagian ini akan tergambar sempurna artinya tidak ada bagian lain yang bertambah kehitamannya akibat radiasi hambur. Namun jika pesawat sinar-x yang digunakan sudah tidak bagus lagi keluaran berkasnya, maka pasti akan muncul penambahan kehitaman pada gambaran disebelahnya akibat radiasi hambur. Untuk menghindari hal tersebut terjadi, jika harus menggunakan kv yang tinggi pada pemeriksaan maka gunakanlah grid diatas kaset yang fungsinya menyerap radiasi hambur. Kemudian jika kv yang digunakan kecil, namun pesawat sinar-x keluaran berkasnya sudah tidak bagus lagi maka gunakan penutup yang terbuat dari Pb 2mm untuk membatasi lapangan penyinaran pada daerah sebelahnya.

11 14 7. Dechroic fog Dechroic fog adalah fog yang dihasilkan akibat interaksi dari developer dengan fixer pada film. Hal ini terjadi karena proses rinsing tidak dilakukan dengan waktu yang cukup. Sebagaimana telah diketahui bahwa cairan developer bersifat basa dan fixer bersifat asam. Untuk menghindari interaksi langsung antara asam dan basa ini, film dibilas dengan air ditangki rinsing. Pembilasan ini bertujuan untuk menghilangkan developer dari permukaan film ketika hendak dimasukkan kedalam fixer yang bersifat asam. Interaksi langsung antara developer dan fixer akan mengakibatkan film mengalami fog. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi maka lakukan rinsing dengan waktu yang cukup sehingga benar-benar yakin bahwa cairan developer sudah tidak ada dipermukaan film atau setidaknya berkurang banyak. Kemudiaan untuk menjaga agar proses rinsing berjalan baik, pastikan air yang berada didalam tangki tetap bersih. 8. Artefact Artefact adalah kesalahan pengolahan film yang membentuk bayangan putih pada film setelah diproses. Artefact biasanya terjadi karena permukaan IS yang tidak bersih.permukaan IS mungkin tanpa sengaja terdapat tetesan air, serpihan pasir atau serpihan kertas. Akibat hal-hal tersebut maka pendaran yang dihasilkan oleh IS akan tertahan sehingga sedikit pendaran cahaya yang sampai ke film. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka pastikan IS selalu dirawat dengan frekuensi yang sudah ditentukan. Namun untuk lebih meyakinkan dalam penggunaan IS, sebaiknya lihat terlebih dahulu permukaan IS untuk memastikan bahwa tidak ada tetesan air, serpihan pasir atau serpihan kertas yang menempel pada permukaan IS. 9. Streaking Streaking adalah jalur atau coretan yang terdapat pada film. Gambaran streaking bisa berbentuk jalur berwarna hitam atau bisa berbentuk jalur seperti berminyak pada permukaan film yang bisa dilihat saat film dimiringkan. Penyebab streaking adalah sebagai berikut :

12 15 a. Selama pembangkitan film non agitasi. b. Pada waktu pembangkitan film diangkat sehingga cairan developer menetes kebawah. c. Adanya residu fixer yang mengering. 10. Yellow patch Yellow patch adalah bercak-bercak kuning yang terdapat pada film setelah setelah film dikeringkan dan disimpan beberapa saat. Penyebab yellow patch adalah penggunaan cairan prosesing yang sudah kadaluarsa. Secara spesifik yellow patch disebabkan oleh : a. Waktu pembangkitan terlalu lama di developer yang sudah lama. b. Pembilasan yang tidak cukup pada film. c. Memakai fixer yang sudah lama. 11. Reticulation Reticulation adalah bergelombangnya film pada sisi emulsi. Reticulation terjadi karena suhu yang tinggi baik pada developer, fixer maupun pengeringan. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka suhu developer dan fixer dijaga pada suhu standar yaitu 18ºC-20ºC dan suhu pengeringan tidak boleh melebihi 50ºC. 12. Frilling Frilling adalah proses lepasnya emulsi dari base film. Frilling terjadi jika proses reticulation berlanjut, ini berarti frilling terjadi ketika suhu yang digunakan baik pada developer, fixer dan pengeringan melebihi dari suhu yang menyebabkan film mengalami reticulation. Jika frilling terjadi maka film akan tampak bening karena emulsi sudah lepas dari base film. Pencegahannya sama dengan reticulation yaitu jaga suhu developer, fixer dan pengeringan pada suhu standar. 13. Light patch Light patch adalah jalur terang yang berada pada film. Penyebab terjadinya light patch adalah : a. Film terlipat sebelum disinar akibatnya timbul bayangan terang seperti tulang.

13 16 b. Adanya artefact pada IS (intensifying screen). c. Terjadinya percikan fixer sebelum dilakukan pembangkitan. 14. Film terbakar Film terbakar adalah istilah dari film yang tereksposi oleh cahaya tampak. Sebagaimana diketahui bahwa film sangat sensitif terhadap cahaya tampak, sedikit saja cahaya tampak mengenai film maka film akan terbakar. Film terbakar biasanya diakibatkan oleh kamar gelap yang bocor, dimana didalam kamar gelap masih masuk cahaya dari luar. Selain itu, film terbakar juga bisa diakibatkan kelalaian petugas kamar gelap yang lupa menutup box film saat membuka pintu kamar gelap. Untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi maka pastikan tidak ada cahaya yang masuk kedalam kamar gelap dan pastikan juga box film dalam keadaan tertutup sebelum keluar dari kamar gelap. Dengan banyaknya faktor-faktor penyebab reject analysis film maka kita harus lebih berhati-hati dalam pengolahan film agar tidak terjadi penolakan bahkan pengulangan foto yang dapat merugikan berbagai pihak. 2.5 Densitometer Densitometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kehitaman suatu titik pada sebuah film radiografi. Densitometer sangat diperlukan untuk menghasilkan citra radiografi yang berkualitas baik. Densitometer merupakan alat yang penting bagi operator radiografi karena dapat membantu menghasilkan citra yang berkualitas sehingga mempermudah dokter dalam menginterpretasikan citra tersebut dengan baik. Alat ini juga penting untuk membantu operator dalam mencari metode paling efektif dan aman dalam proses pemaparan radiasi untuk menghasilkan citra yang baik. Pada gilirannya, pasien yang akan sangat diuntungkan karena tidak mendapat pemaparan radiasi yang berlebihan.

14 17 Gambar 2.8 Densitometer Jika dibuat dalam bentuk sketsa begini lah densitometer tersebut Gambar 2.9 Sketsa densitometer Cara Kerja densitometer adalah sebagai berikut : a. Film diletakkan menempel diantara sumber cahaya dan sensor b. Selanjutnya sumber cahaya dihidupkan sehingga lampu akan menyala c. Cahaya yang melewati film akan ditangkap oleh sensor fotoelektrik. d. Semakin hitam film yang diukur maka semakin sedikit cahaya yang diterima oleh sensor maka nilai densitas akan semakin tinggi.

15 Fog level Fog film merupakan kegagalan dalam radiografi berupa hasil film yang tampak berkabut, hasil radiografi menghasilkan densitas film yang tidak diinginkan (menghitam), sehingga kontras radiografinya berkurang. Fogadalah densitas yang tidak berguna yang tampak seperti kabut dan menutupi sebagian gambaran yang dibutuhkan. Fog disebabkan karena adanya radiasi hambur yang tidak beraturan yang mengenai film atau kesalahan penggunaan cairan kimia. Selain itu terjadinya fog disebabkan adanya kesalahan yang terjadi dalam kamar gelap. Kesalahan ini sebagian besar terjadi karena penggunaan lampu pengaman yang tidak tepat, diantaranya pemilihan warna lampu yang tidak sesuai dengan jenis film rontgen dan jarak lampu pengaman yang terlalu dekat dengan meja kerja. 2.7 Kurva Karakteristik Gambar 2.10 Kurva karakteristik Pada gambaran radiograf, nilai densitas bervariasi mulai dari 0,2 pada bagian yang transparan s/d 3,5 atau 4 pada bagian yang paling gelap. Daerah abuabu yang merupakan daerah yang paling sering digunakan mempunyai densitas mendekati 1. Seperti yang ditanyatan diatas bahwa nilai densitas bervariasi dari

16 19 nilai dari mulai 0,2 sampai dengan 4. Nilai paling bawah tidak bisa sampai 0 dikarenakan terdapatnya basic fog pada masing-masing film. Seperti sudah diketahui bersama bahwa basic fogakan menyebabkan adanya densitas yang telah dibentuk meskipun film belum dieksposi. Nilai tertinggi yang bisa dicapai oleh sebuah film bisa sampai 4 jika film memiliki kehitaman sempurna, namun biasanya film pada radiografi jarang yang densitasnya mencapai 4.Nilai densitas yang bisa membentuk gambaran pada film dan bisa dilihat oleh mata biasa disebut dengan usefull density. Nilai usefull density berkisar antara 0,25-2. Pada kurva karakteristik, nilai usefull density berada pada daerah staright line portion atau daerah yang lurus pada kurva karakteristik.

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Ghita Hadi Hollanda, drg

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Ghita Hadi Hollanda, drg RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI Ghita Hadi Hollanda, drg Pokok Bahasan Dental X-ray Machine Film Dental Prosesing Film Radiologi Kedokteran Gigi Ilmu yang mempelajari penggunaan radiasi, terjadinya sinar x,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian mutu film radiografi POKOK BAHASAN : Pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro Semarang Abstract The study of influence

Lebih terperinci

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 1-5 KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 73-78 ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

Sunglasses kesehatan mata

Sunglasses kesehatan mata Sunglasses kesehatan mata Sunglasses atau Kacamata Hitam sudah menjadi barang kebutuhan seharihari, terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Entah untuk digunakan saat sedang berjalan di siang

Lebih terperinci

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI JUWAIRIAH NIM : 110821007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN ph CAIRAN DEVELOPER DENGAN PENAMBAHAN ANTARA NaOH DAN Na2CO3 TERHADAP DENSITAS CITRA

PENGARUH PENINGKATAN ph CAIRAN DEVELOPER DENGAN PENAMBAHAN ANTARA NaOH DAN Na2CO3 TERHADAP DENSITAS CITRA Youngster Physics Journal ISSN : 233-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 214, Hal 23-28 PENGARUH PENINGKATAN CAIRAN DEVELOPER DENGAN PENAMBAHAN ANTARA NaOH DAN Na2CO3 TERHADAP DENSITAS CITRA Edwin Zusagka, Heri Sutanto,

Lebih terperinci

Metode Produksi Grafika

Metode Produksi Grafika Modul ke: Metode Produksi Grafika FILM & PRINTING PLATE Fakultas Teknik Perencanaan Dan Desain Program Studi Desain Grafis Sudarman SA, ST. AMd graf Ir. Gatot Sigiarto Ir. Kamil Rusdi A, M.Si. Film grafika

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah film. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan film. 3. Memberikan pemahaman mengenai bagian bagian bahan dasar film. 4. Memberikan

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL Oky Didik Raharjo, Much.Azam, Ngurah Ayu Ketut Umiati Jurusan Fisika Undip ABSTRACT Have been researched result test of Mini Medical automatic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145, Telp. 085784638866

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Timbal atau timah hitam, merupakan jenis logam yang banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan berbagai jenis perangkat logam, hal ini sudah diketahui oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembentukan Gambar Radiografi Menurut ( carlton 2001 ) Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan, tetapi hanya yang benar-benar sinar-x

Lebih terperinci

Gambar 1. Teteasan air dan Kristal es di dalam awan menghamburkan spectrum cahaya tampak kesegala arah

Gambar 1. Teteasan air dan Kristal es di dalam awan menghamburkan spectrum cahaya tampak kesegala arah 1. Mengapa bintang berkelap-kelip? Penyebab utamanya adalah karena bumi memiliki atmosfer. Banyaknya lapisan udara dengan temperatur yang berbeda-beda di atmosfer menyebabkan lapisan-lapisan udara tersebut

Lebih terperinci

Maintaining Quality Control by using general Radiological film

Maintaining Quality Control by using general Radiological film Maintaining Quality Control by using general Radiological film I Rini Safitri 1, Evi Yufita 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111 # E-mail: rsafitri@unsyiah.net,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 SINAR- X Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik didefenisikan sebagai sesuatu gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnit. Pada gambar 2.1 berikut ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 RADIOGRAFI PANORAMIK. secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan

BAB 2 RADIOGRAFI PANORAMIK. secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan BAB 2 RADIOGRAFI PANORAMIK Panoramik merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial. 5,7,10,11

Lebih terperinci

OPTIMASI CAIRAN PEMBANGKIT MESIN PENCUCI FILM RADIOGRAF PADA LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES

OPTIMASI CAIRAN PEMBANGKIT MESIN PENCUCI FILM RADIOGRAF PADA LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES OPTIMASI CAIRAN PEMBANGKIT MESIN PENCUCI FILM RADIOGRAF PADA LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES Diah Rahayu Ningtias, Susilo, Sutikno Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Maintaining Quality Control by using general Radiological film

Maintaining Quality Control by using general Radiological film Maintaining Quality Control by using general Radiological film I Rini Safitri 1, Evi Yufita 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111 # E-mail: rsafitri@unsyiah.net,

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi kedokteran gigi merupakan pemeriksaan penunjang dari pemeriksaan klinis yang biasanya digunakan untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa proses pembuatan kaos

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI DENGAN VARIASI SAFE LIGHT

PENGUJIAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI DENGAN VARIASI SAFE LIGHT PENGUJIAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI DENGAN VARIASI SAFE LIGHT Juliana Jurusan Fisika Medik FMIPA UNHAS ABSTRAC The research about of examination to quality of radiography picture with the variation of

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinar X (sinar Rontgen) Sinar X ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan eksperimen dengan

Lebih terperinci

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGERTIAN Penginderaan Jauh atau Remote Sensing merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan

Lebih terperinci

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak D. FILM Selain kamera, film yang digunakan dalam pemotretan mengalami perkembangan tersendiri. Pertama kali film negatif muncul pada tahun 1604. Pada saat itu, Anglo Sala melakukan percobaan terhadap campuran

Lebih terperinci

08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy

08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy MATERI KE - III Pengujian tidak merusak (NDT) Pengujian Visual Las Pengujian Dye Penetrant penyusun: Heri Wibowo, MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011 1 PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Fakultas

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai pencahayaan yang dibutuhkan saat akan melakukan pemotretan. 2. Memberikan pemahaman mengenai definsi definisi pencahayaan. 3. Memberikan pemahaman

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan faktor faktor pembentuk dalam radiografi POKOK BAHASAN : Faktor faktor pembentuk radiografi Sub pokok bahasan : 1. Interaksi antara sinar

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA 1. Umum Suatu hal yang biasa bila didalam reproduksi peta selalu dibuat lebih dari satu copi. Jumlah copi yang dibutuhkan tergantung dari jenis peta. Untuk peta perencanaan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Wahyuningtyas (2011) jenis tanah di Kebun Percobaan Cikabayan merupakan Latosol. Tanah ini memiliki ciri ciri batas horizon yang samar, warna 7.5YR,4/4 (brown), remah

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN RADIOGRAFI SINAR-X. Oleh: Susilo

MODUL PELATIHAN RADIOGRAFI SINAR-X. Oleh: Susilo MODUL PELATIHAN RADIOGRAFI SINAR-X Oleh: Susilo LAB FISIKA MEDIK JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEPTEMBER 2015 1 KATA PENGANITAR Puji syukur kami panjatkan kepada

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman mengenai sejarah film. 2. Memberikan pemahaman mengenai pengelompokan film. 3. Memberikan pemahaman mengenai bagian bagian bahan dasar film. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

Epoxy Floor Coating :

Epoxy Floor Coating : PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai

Lebih terperinci

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017 PENGARUH KUANTITAS AIR PEMBASAH PADA PROSES CETAK OFFSET Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar e-mail : addinsuryana@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 89-94 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin *, Zaenul Muhlisin dan Hendri Widiyandari Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion (X-ray) untuk melakukan diagnosis tanpa harus dilakukan pembedahan. Sinar-X akan ditembakkan

Lebih terperinci

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT 2. 1. Pendahuluan Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen, sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua

Lebih terperinci

I. Produk Sablon Kertas

I. Produk Sablon Kertas {jcomments on}sablon kertas adalah salah satu jenis ketrampilan cetak sablon, yang termasuk kedalam kelompok Cetak Sablon Basis Minyak, dengan memahami cetak sablon kertas maka akan sangat mudah untuk

Lebih terperinci

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting Sandblasting Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan cara menembakan partikel (pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan atau tumbukan. Permukaan material tersebut akan

Lebih terperinci

DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER Balza Achmad ), Viktorinus Hardianto ) dan Agus Arif ) ) Lab.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Kuat arus (ma)

LAMPIRAN A. Kuat arus (ma) LAMPIRAN A Pada pesawat Rontgen digital faktor eksposisi dibuat dengan menggunakan tegangan tabung tetap yaitu sebesar 60 kv dengan memvariasikan kuat arus 50 ma sampai 400 ma, dengan ma tetap yaitu 10

Lebih terperinci

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI Evi Yusita Nim. 080921004 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan teknologi: 1. Gelombang Radio Gelombang radio digunakan dalam sistem pembicaraan jarak jauh

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 225-230 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin, Hendri Widiyandari dan Zaenul Muhlisin

Lebih terperinci

TUGAS PRAKARYA: SABLON

TUGAS PRAKARYA: SABLON TUGAS PRAKARYA: SABLON Pengertian Sablon Kata sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon yang merupakan suatu teknik cetak-mencetak suatu desain grafis dengan menggunakan kain gasa atau biasa disebut

Lebih terperinci

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara ISOLATOR Pada sistem penyaluran daya listrik dari pembangkit listrik ke konsumen, perlu digunakan tegangan tinggi untuk mengurangi rugi-rugi daya di sepanjang saluran. Pada saluran transmisi dan distribusi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1.Dasar dasar Fisika sinar-x Sinar-X atau sinar Rontgen ditemukan oleh W.C.Rontgen pada tahun 1895 merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek (

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 39 A. Skema proses Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN PRA - IDE EKSTERNAL MELIHAT, MENGAMATI IDE (GAGASAN) INTERNAL : MEMORI KENANGAN PENGALAMAN STUDI PUSTAKA: BUKU, KORAN, INTERNET KONTEMPLASI (PERENUNGAN)

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

PERBEDAAN FIXING TIME PADA PROSESING FILM RADIOGRAFI ANTARA LARUTAN FIXER DALAM WADAH TERTUTUP DAN TERBUKA SKRIPSI. Oleh. Adib Amar

PERBEDAAN FIXING TIME PADA PROSESING FILM RADIOGRAFI ANTARA LARUTAN FIXER DALAM WADAH TERTUTUP DAN TERBUKA SKRIPSI. Oleh. Adib Amar PERBEDAAN FIXING TIME PADA PROSESING FILM RADIOGRAFI ANTARA LARUTAN FIXER DALAM WADAH TERTUTUP DAN TERBUKA SKRIPSI Oleh Adib Amar 081610101049 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 PERBEDAAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X

Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 4 Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X Nurul Jannah, Bidayatul Armynah, dan Bualkar Abdullah

Lebih terperinci

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI. A. Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu studi literatur dan eksperimen. Material yang digunakan berupa substrat alumina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGAMATAN VISUAL Pengamatan visual dilakukan terhadap sampel sebelum dilakukan proses anodisasi dan setelah proses anodisasi. Untuk sampel yang telah mengalami proses anodisasi,

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sinar X Wilhelm Conrad Rontgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman, pertama kali menemukan sinar rontgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X BAB II DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton dari atom. Pancaran foton tiap satuan luas disebut penyinaran. Foton-foton

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH

PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH PORTABLE DENSITOMETER BERBASIS PC VIA BLUETOOTH (Galih Eki Maulana, Tri Bowo Indrato, Syaifudin) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. Surabaya ABSTRAK Densitometer

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK PENGEMASAN ASEPTIS DALAM ARTI SEMPIT BERARTI PENGISIAN BAHAN PANGAN DINGIN YANG TELAH DISTERILISASI DAN STERIL KE DALAM KEMASAN YANG TELAH DISTERILISASI DAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 08 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH Penginderaan jauh (inderaja) adalah cara memperoleh data atau informasi tentang objek atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 581 1770 Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta M. Tekad Reza R 1, Galih Anindita,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER

DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER Teguh Prasetyo Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang, Bangkalan, Madura, Indonesia e-mail: tyo_teguhprasetyo@yahoo.com ABSTRAK Dalam suatu

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Tumpahan Minyak Dari Citra Modis Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12 dan 9 dengan resolusi citra resolusi 1km. Composite RGB ini digunakan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol. 6, No. 3, Juli 003, hal. 63-70 Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf Darmini 1, Ngurah Ayu dan Muhammad Nur 3,4 1. Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

High Speed Photography

High Speed Photography High Speed Photography Pemotretan Objek Berkecepatan Tinggi Oleh Salahudin Damar Jaya medicoursefoto.com Jaya@melsa.net.id 0856 215 1025 High Speed Photography (HSP) atau Fotografi kecepatan tinggi biasa

Lebih terperinci

ISTILAH DI NEGARA LAIN

ISTILAH DI NEGARA LAIN Geografi PENGERTIAN Ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol

Lebih terperinci

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang 4mw\> Balai Kesehatan Penerbangan ^ PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN RONTGEN Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax

Lebih terperinci