1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

Bab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

Mempersiapkan Khotbah. Pembinaan Majelis dan OIG Jemaat Batam Gereja Toraja 9 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Mengapa yesus naik ke surga?

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

Roh Kudus GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA. Roh Kudus adalah satu pribadi. Pesan Gembala Minggu, 13 Mei 2012 Pdt Sutadi Rusli

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 12 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

HERMENEUTIK LEKSIONARI

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Hakim Dalam T rang Abadi NKB 146:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gereja Memberitakan Firman

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Gereja Menyediakan Persekutuan

Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka

KONSEP PANGGILAN PELAYANAN BERDASARKAN YEREMIA 1:4-19 DAN IMPLIKASINYA BAGI HAMBA TUHAN MASA KINI SKRIPSI

The 4gotten King. 1Samuel 9: Samuel 10: Samuel 15: Samuel 16:7. Paulus Igunata Sutedjo 1

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

Tata Ibadah Keluarga Malam Natal

THE WARRIOR S CALL #4 - PANGGILAN PAHLAWAN #4 GRADE A LOYALTY - KESETIAAN GRADE A

RABU ABU SEBAGAI MOMENTUM AWAL MENGGANTUNGI DOA BAPA KAMI Oleh: Nurcahyo Teguh Prasetyo

Victorious Living #2 Hidup Berkemenangan #2 THE SPIRIT OF PIONEER ROH PERINTIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Oleh Daniel Ronda. Pendahuluan:

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik

Saya Dapat Menjadi Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Kelahiran Gereja

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

TATA IBADAH HARI MINGGU MINGGU I SESUDAH EPIFANIA

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan itu tidak pernah statis, melainkan dinamis, hidup 1. Kebudayaan yang UKDW

pemanasan global. Kita dibuat gerah dengan bumi yang semakin tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016

GPIB Immanuel Depok Minggu, 12 Februari 2017

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH PASKAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

BAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

Transkripsi:

Berkhotbah merupakan bentuk pelayanan yang penting dalam kehidupan bergereja. Dapat dikatakan bahwa semua teologi yang telah dipelajari ketika masuk dalam kehidupan bergereja akan bermuara di khotbah. Bahkan, dari berbagai pengamatan, dapat dikatakan bahwa jemaat pertama-tama akan menilai teologi calon pendeta/pendeta dari kemampuan berkhotbahnya. Hasan Sutanto mengatakan bahwa pentingnya pelayanan berkhotbah sesungguhnya sudah terbukti sejak zaman Perjanjian Lama, masa gereja awal, dan pada abad selanjutnya. Pada zaman modern ini pun, pertumbuhan sebuah gereja ada hubungan erat dengan gembala sidangnya/pengkhotbah/pendeta.1 Anggota jemaat senang mendengarkan pendeta yang menarik khotbahnya bukannya yang membuat mengantuk. Pada zaman yang serba canggih ini pun pelayanan berkhotbah masih dirasakan begitu penting. Gereja diperhadapkan pada banyaknya hiburan dan kegiatan yang mengurangi minat umat Kristen untuk pergi ke gereja mendengarkan firman Tuhan 1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal. 36-37.

(khotbah). Apalagi pendeta/pengkhotbahnya tidak menarik menyampaikan firman Tuhan. Mengapa perlu berkhotbah dengan menarik? Pertama kita harus berangkat dari pemahaman bahwa ibadah Minggu bukan suatu keharusan. Ada pendeta yang mengatakan Apabila tidak ibadah Minggu maka akan mendapat kutuk. Bukan seperti itu yang kita pahami dengan ibadah Minggu. Ibadah Minggu merupakan pesta memperingati hari raya kebangkitan Tuhan.2 Agar umat tertarik untuk ikut hadir dalam pesta tersebut maka pesta tersebut harus dibuat semenarik mungkin. Memang tidak hanya khotbah saja yang harus dibuat menarik, keseluruhan ibadah (liturgi) pun harus dibuat menarik, namun tidak dapat kita pungkiri dalam ibadah protestan, khotbah/pemberitaan firman merupakan puncak ibadah. Oleh karena itu lah khotbah harus dibuat semenarik mungkin. Dalam menjawab kebutuhan tersebut, homiletika terus berkembang untuk melengkapi pengkhotbah agar dapat menyampaikan pesan firman Tuhan dengan menarik, bukan hanya 2 Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), hal. 139. 2

menarik tetapi juga efektif. Efektif yang dimaksud adalah umat tertarik untuk terus mendengarkan khotbah yang sedang disampaikan, umat mampu menangkap pesan firman Tuhan yang disampaikan hingga membawa perubahan dalam kehidupan umat. Perkembangan itu melahirkan beragam bentuk khotbah mulai dari khotbah tekstual, topikal, tekstual-topikal, ekspositori, deduktif, induktif dan semiinduktif serta yang pada awal 1980an menjadi gerakan paling popular di dunia homiletik kontemporer yaitu khotbah naratif.3 Mayoritas isi Alkitab kita adalah cerita. Hal ini yang seharusnya diperhatikan oleh pengkhotbah dalam menentukan bentuk khotbah apa yang efektif dalam menyampaikan pesan firman Tuhan. Andar Ismail mengatakan: Isi Alkitab sebetulnya bukan khotbah, melainkan cerita. Tetapi jika pendeta kurang cakap bercerita, ia merohanikan cerita itu alias menggurui atau mengkhotbahi umatnya lalu berkata. sebab itu kita pun harus Padahal 3 Hasan Sutanto, Homiletik, hal. 205, 218-220, 230. 3

aplikasi seperti itu bukan memperkuat, melainkan justru memperlemah sebuah pesan.4 Andar melihat bahwa cerita dalam Alkitab sebaiknya disampaikan kembali dalam bentuk cerita daripada dalam bentuk ekspositori.5 Ekspositori menurut Andar justru memperlemah sebuah pesan dari cerita Alkitab. Marc Gellman juga mengatakan bahwa menjelaskan cerita di dalam Alkitab bukan cara yang sangat baik dalam menyampaikan firman Tuhan. Pendeta/pengkhotbah yang menjelaskan cerita hanya dapat menjelaskan satu sisi dari cerita tersebut padahal cerita tersebut sangat kaya dan dalam, terdapat ribuan makna yang tidak dapat dijelaskan hanya dalam satu penjelasan. Cara terbaik untuk mengerti cerita Alkitab adalah dengan membuat cerita kembali.6 Ada apa dengan cerita sehingga pesan firman Tuhan dalam Alkitab mayoritas disampaikan dalam bentuk cerita? 4 Kata Pengantar dari Andar Ismail untuk Nico ter Linden, Cerita Itu Berlanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008). 5 Andar menyebutnya khotbah yang menggurui. 6 Marc Gellman, Does God Have a Big Toe? Stories about Stories in the Bible (New York: HarperCollins, 1989), hal. vi. 4

Apakah memang bercerita merupakan cara yang efektif dalam menyampaikan cerita firman Tuhan? Apakah hanya firman Tuhan dalam bentuk cerita saja kah yang dapat disampaikan melalui storytelling? Andar dalam pengantar buku Seni Bercerita karangan A.L. Simanjuntak mengatakan bahwa suatu pesan lebih ampuh disampaikan dalam bentuk narasi dan deskripsi daripada preskripsi.7 Hal ini mengindikasikan bahwa semua bentuk tulisan di dalam Alkitab (puisi, sastra hikmat, apokalipsis dan lainnya) dapat disampaikan melalui storytelling. Mengapa demikian? Hal tersebut karena bentuk dari tulisan-tulisan yang ada di dalam Alkitab erat kaitannya dengan bentuk metode Hermeneutis yang akan dipakai, namun tidak berkaitan dengan metode penyampain pesan yang telah melalui proses hermeneutik. Tulisan yang sesuai bentuknya tersebut ditafsirkan dengan metode tafsir sesuai dengan bentuk tulisannya. Kemudian pesan yang didapat dari proses hermeneutik tersebut yang akan disampaikan dalam khotbah melalui storytelling. 5

Konon penyampaian pesan melalui storytelling telah dilakukan oleh manusia sejak dahulu, sejak bahasa dan kata-kata ada. Mereka bercerita melalui gambar-gambar, tanda-tanda dan bunyi-bunyian. Mereka membuat gambar-gambar di dinding gua, batu dan kayu. Beberapa cerita juga disampaikan melalui musik, suara dan ritme.8 Indonesia pun mengenal tradisi storytelling sudah sejak lama. Buktinya, sejak dahulu di desa-desa biasanya ada gedung khusus yang dikenal sebagai pendopo di Jawa, baileu di Ambon atau sopo godang di Tapanuli. Selain digunakan untuk mengadakan rapat atau pertemuan, gedung tersebut juga dipakai sebagai tempat bercerita.9 Jadi menyampaikan pesan dengan storytelling sudah tidak asing lagi di Indonesia. Hal inilah yang akan penulis manfaatkan untuk menjadi sarana dalam menyampaikan pesan firman Tuhan, yaitu Preaching with Storytelling. 7 A.L. Simanjuntak, Seni Bercerita: Cara Bercerita Efektif (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) hal. ix. 8 http://www.si.umich.edu/chico/ums/drummers/storytelling.html 9 A.L. Simanjuntak, Seni Bercerita, hal. 2. 6

O Donohue mengemukakan apa saja mungkin dalam dongeng, segala kemungkinan ada dalam dongeng, semua pintu terbuka untuk dimasuki. Dan anak-anak mengalami semua itu di dalam hatinya. Dongeng memberi tempat bagi kerinduan mereka untuk menjadi liar dan mengembara ke tempat-tempat terlarang dalam hidup sehari-hari. 10 Cerita, apapun itu bentuknya (legenda, mitos, dongeng, fabel, dll), harusnya membawa para pendengarnya kepada keliaran imajinasi. Imajinasi yang berkeliaran dalam cerita tersebut kemudian menyatu dengan cerita kehidupan sang pendengar sehingga akhirnya mengkristalkan keseluruhan makna pengalaman, yang dengan mendengarkan dan mendengarkannya lagi dan lagi, menyiram jiwa kita dengan pesannya yang menguatkan.11 Namun demikian, yang menjadi masalah dalam menceritakan pesan firman Tuhan adalah bagaimana 10 John O Donohue, Eternal Echoes, Exploring Our Hunger to Belong dalam Dewi Minangsari, Cerita Bijak untuk Memujudkan Legenda Pribadi (Jakarta: Grasindo, 2005), hal.7. 11 Ibid., hal. 17 7

menjembatani pesan firman Tuhan yang telah berlalu ribuan tahun tersebut dengan kisah hidup pendengar masa kini? Penulis dalam menjawab permasalahan tersebut membuat suatu plot cerita yang dapat membantu pengkhotbah dalam menceritakan pesan firman Tuhan yang efektif,12 dan melibatkan ke dua dunia (dunia Alkitab dan dunia masa kini) dalam cerita itu. Plot tersebut merupakan hasil dari analisis penulis terhadap buku Seri Selamat (Andar Ismail). 12 Efektif yang dimaksud adalah umat tertarik untuk terus mendengarkan khotbah yang sedang disampaikan, umat mampu menangkap pesan Firman Tuhan yang disampaikan hingga membawa perubahan dalam kehidupan umat. Namun demikian dalam buku ini penulis tidak melakukan penelitian keefektifan khotbah sampai pada perubahan perilaku. Penulis hanya meneliti sampai pada kemampuan umat dalam menangkap Firman Tuhan. 8