MODEL PERGERAKAN PENDUDUK DI KAWASAN KEPULAUAN DENGAN VARIABEL BEBAS PARAMETER SOSIOEKONOMI (STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KELURAHAN TELING BAWAH KOTA MANADO Lintong Elisabeth

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

ANALISA KINERJA LALU LINTAS AKIBAT DAMPAK DARI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN STUDI KASUS PADA PROYEK PERUMAHAN BANANA PARK RESIDENCE SIDOARJO

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO ABSTRAK

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

STUDI PERMODELAN BANGKITAN PERJALANAN DI PERKOTAAN

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

Model Bangkitan Perjalanan Kerja dan Faktor Aksesibilitas pada Zona Perumahan di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAMPUS FAKULTAS TEKNIK GOWA

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

MODEL KEBUTUHAN PARKIR PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MALANG: STUDI KASUS PLASA DIENG, PLASA GAJAHMADA, DAN MALANG PLASA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA : Eko Setiawan NIM :

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi (jarak pendek antara 1 2 km) maupun dengan moda

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO

STUDI KARAKTERISTIK DAN MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN MAHASISWA MENUJU KAMPUS (SEPEDA MOTOR ATAU ANGKUTAN UMUM) DI KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA PABRIK DI KELURAHAN PURWOSUMAN, SIDOHARJO, SRAGEN, JAWA TENGAH (261T)

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional, pengembangan jalur kereta api Yogyakarta Borobudur sudah direncanakan.

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN BOUGENVLLE DI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN BANGKITAN PERJALANAN PADA KAWASAN TRANSMIGRASI DI KECAMATAN MESUJI TIMUR. Imam Moerdo Koentjoro

ANALISA KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN. (Studi Kasus: Jalan Zainul Arifin Kota Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KOTA PADANG

DAFTAR PUSTAKA Statistic for Experimenters: An Introduction to Design, Data Analysis, and Model Building, Intruduction to Transportation Planning,

ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH

BAB III LANDASAN TEORI

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

MODEL KEBUTUHAN PARKIR DI KAWASAN PERBELANJAAN KOTA MANADO (Studi Kasus : Pasar Segar, Lippo Mall, Indogrosir, Multimart, Starway Mart)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MODEL PERGERAKAN PENDUDUK DI KAWASAN KEPULAUAN DENGAN VARIABEL BEBAS PARAMETER SOSIOEKONOMI (STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE) Trio Lonan Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Bonny F. Sompie, James A. Timboeleng Dosen Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRAK Pertumbuhan penduduk dan pembangunan di kabupaten Kepulauan Sangihe berkembang sangat pesat, sehingga mempengaruhi arus lalulintas pergerakan penduduk dari dan ke dalam kabupaten. Penelitian ini menggunakan analisis model regresi untuk mendapatkan model pergerakan Kawasan Kepulauan dengan variabel bebas parameter sosioekonomi. Hubungan antara pergerakan penduduk (sebagai variabel bebas y) yang terjadi dengan parameter sosioekonomi seperti jumlah/komposisi anggota keluarga (variabel tidak bebas x1), jumlah anggota keluarga yang bekerja (variabel tidak bebas x2), jumlah anggota keluarga yang bersekolah (variabel tidak bebas x3), kepemilikan kendaraan (variabel tidak bebas x4) dan penghasilan kepala keluarga (variabel tidak bebas x5) dianalisis. Model yang dihasilkan dapat menggambarkan fenomena pertumbuhan penduduk dan pembangunan di kabupaten kepulauan Sangihe yang memicu tumbuhnya bangkitan pergerakan, sehingga dapat menjadi dasar pengembangan jaringan transportasi yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan suatu daerah. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi bangkitan pergerakan keluarga di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah variabel bebas X 1 (komposisi keluarga), variabel bebas X 2 (jumlah anggota keluarga yang bekerja), dan variabel bebas X 3 (jumlah anggota keluarga yang bersekolah), variabel bebas X 4 (kepemilikan kendaraan) dan variabel bebas X 5 (pendapatan keluarga). Hasil ini dirumuskan: Y = 0,52475597 + 0,20488251X 1 + 0,79880294X 2 + 0,615967 X 3 + 0,00160785 X 4 + 0,00821735X 5 dengan r = 0,80020013 dan R 2 = 0,64032025. Kuat hubungan yang ditunjukkan oleh persamaan ini adalah pada variabel bebas terhadap variabel terikat lebih besar serta konstanta dan koefisien regresinya lebih kecil dibanding persamaan lainnya. Karena menggunakan tiga variabel bebas, maka koefisien determinasi yang digunakan adalah angka dari r sebesar 0,80020013 atau 80,02%. Pola distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh adanya pergerakan di wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Matriks Asal Tujuan (MAT), dimana diperoleh tujuan perjalanan responden dari masing-masing kecamatan asal adalah yang terbesar menuju ke kecamatan Tahuna sebesar 9,2, kemudian kedua terbesar menuju ke kecamatan Tahuna Barat sebesar 9,04%, dan ketiga terbesar menuju ke kecamatan Manganitu Selatan sebesar 8,99%. Kata kunci: pergerakan, bangkitan, kawasan kepulauan, sosioekonomi, MAT PENDAHULUAN Latar Belakang Pergerakan barang dan manusia dapat mencerminkan keterhubungan satu wilayah dengan wilayah lainnya. Keterhubungan ini sangat penting bagi perkembangan suatu daerah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan wilayah baik secara eksternal maupun internal akan banyak mempengaruhi kehidupan wilayah itu sendiri dan wilayah lain disekitarnya. Untuk daerah kepulauan moda transpotasi darat hanya untuk pergerakan dalam pulau dan moda transportasi laut dan udara untuk pergerakan antar pulau. Salah satu daerah kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kabupaten Kepulauan Sangihe, seiring dengan perkembangan otonomi daerah, 126

peran kota ini sebagai daerah otonomi sangat penting, sehingga dalam perkembangannya Kabupaten Kepulauan Sangihe akan tumbuh menjadi daerah pusat kegiatan dan seluruh aktivitas kehidupan. Pertumbuhan ini akan membawa dampak bertambahnya pergerakan dan perpindahan baik keluar dan kedalam daerah ini. Kabupaten Kepulauan Sangihe di sisi yang lain akan secara paralel tumbuh dan berkembang secara signifikan dengan kabupaten/kota lain disekitarnya. Kabupaten Kepulauan Sangihe ini akan menjadi daerah dengan bangkitan dan tarikan satu sama lain yang cukup besar volumenya, sehingga diperlukan tambahan jaringan jalan. Nampak fenomena di lapangan partumbuhan penduduk dan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe terus berkembang, maka akan mempengaruhi arus lalulintas pergerakan penduduk dari dan ke dalam kabupaten. Seberapa besar perubahan parameter tataguna lahan mempengaruhi pertambahan arus lalulintas di suatu ruas jalan. Model yang akan dibentuk diharapkan dapat menggambarkan fenomena di lapangan pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe akan memicu tumbuhnya bangkitan pergerakan, sehingga pengembangan jaringan transportasi sebagai perhubungan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan suatu daerah. Besarnya pergerakan yang terjadi dapat dilihat dari berapa besar perubahan tataguna lahan. Perubahan tataguna lahan ini tentunya memerlukan data berupa time series berupa data tataguna lahan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti bermaksud untuk menganalisa model pergerakan kawasan kepulauan dengan variabel bebas parameter sosioekonomi. Seberapa besar perubahan parameter sosioekonomi mempengaruhi pergerakan kawasan kepulauan. Model yang akan dibentuk bisa nantinya diharapkan dapat menggambarkan perubahan variabel bebas parameter sosioekonomi yang akan mempengaruhi pergerakan kawasan kepulauan. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini akan dibahas tentang pergerakan keluarga dengan kondisikondisi sebagai berikut : 1) Bangkitan Pergerakan (Trip Generation), dan untuk distribusi perjalanan hanya pada pola distribusi perjalanan. 2) Parameter sosioekonomi 3) Distribusi perjalanan eksternal untuk wilayah studi hanya pada Provinsi Sulawesi Utara. 4) Tidak meninjau akibat interaksi lainnya 5) Wilayah studi adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1) Merumuskan sebuah model pergerakan kawasan kepulauan dengan variabel bebas parameter sosioekonomi. 2) Mengetahui pola distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh adanya pergerakan di wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam mengendalikan atau mengatur fungsi tata guna lahan. 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam membangun prasarana transportasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe. 3) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam mengantisipasi kebutuhan akan pergerakan dimasa mendatang. Hipotesis Ha : Komposisi keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang bersekolah, jumlah 127

anggota yang bekerja dan bersekolah, kepemilikan kendaraan serta penghasilan keluarga secara simultan berpengaruh terhadap bangkitan pergerakan. TINJAUAN PUSTAKA Bangkitan Pergerakan Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 2000). Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zona atau tata guna lahan persatuan waktu (Wells, 1975). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan yang terjadi dalam satuan waktu pada suatu zona tata guna lahan (Hobbs, 1995). Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan Model dapat didefinisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur (Tamin, 2000). Semua model tersebut merupakan penyederhanaan realita untuk tujuan tertentu, seperti memberikan penjelasan, pengertian serta peramalan. Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi. Lembaga pengambil keputusan, masyarakat, administrator, peraturan dan penegak hukum adalah beberapa unsur lainnya. Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberikan petunjuk dalam perencanaan transportasi. Penelitian Sejenis Kitazume, Yoshimura dan Fukunaka (2010) mengadakan penelitian mengenai pembuatan model mikro simulasi untuk Analisa Tata Guna Lahan pada sebuah kota teoritis/hypothetical City (Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 8, 2010). Penelitian ini bertujuan membangun sebuah model mikro simulasi yang mewakili distribusi demografi pada sebuah area metropolitan teoritis dengan menggunakan parameter-parameter estimasi lewat data sebenarnya dari Survey Perjalanan Orang dan survey pelengkapnya di tahun 2006 yang menyelidiki tingkah laku individu dalam memilih lokasi. Ahmad Munawar melakukan kajian pemodelan transportasi, yang didasarkan pada survei lalulintas, wawancara penumpang dan calon penumpang serta data sistem jaringan jalan yang ada dan proses penentuan prioritas penanganan didasarkan pada analisis multi kriteria. Hasil pemodelan digunakan untuk pengembangan transportasi perkotaan yang berkelanjutan harus diarahkan ke pengembangan sistem angkutan umum yang memenuhi suatu standar pelayanan minimal. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2013. Penelitian berlangsung diwilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan melibatkan 15 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 145 dan 22 kelurahan. Definisi Operasional Penelitian Tujuan utama dari definisi variabel operasional adalah untuk menghindari penafsiran ganda (double definition) terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu variabelvariabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Produksi perjalanan (Y) adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh tiap rumah tangga. 2. Variabel yang berhubungan dengan produksi perjalanan (X) yaitu : komposisi keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang bersekolah, jumlah anggota keluarga yang bekerja dan 128

bersekolah, kepemilikan kendaraan, penghasilan keluarga. Bagan Alir Kerangka pemecahan masalah sangat berguna agar dapat dilihat secara jelas langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan memecahkan masalah tersebut. Bagan alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. berikut: MULAI Identifikasi masalah Penentuan variabel Penelitian Studi Kepustakaan Pengumpulan Data Data Primer - Komposisi Keluarga - Jumlah anggota keluarga yang bekerja - Jumlah anggota keluarga belajar - Jumlah anggota keluarga yang bekerja maupun belajar - Pemilikan Kendaraan - Penghasilan Keluarga Data Sekunder - Profil Kab. Kep. Sangihe - Peta Kab. Kep. Sangihe Pengolahan Data Analisa dan Pembahasan - Menganalisa hubungan masing-masing variabel yang mempengaruhi bangkitan pergerakan dengan jumlah pergerakan anggota keluarga/hari. - Mencari varibel yang memiliki pengaruh terbesar yang mengakibatkan bangkitan pergerakan (uji korelasi,uji f dan uji t) - Memperoleh Model Bangkitan pergerakan berbasis rumah tangga. Kesimpulan dan Saran SELESAI Gambar 1. Bagan Alir Metode Penelitian Sumber : Hasil Analisa, 2013 129

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persamaan regresi terbaik untuk jumlah pergerakan anggota keluarga perhari yaitu: Y = 0.52475597 + 0.20488251X 1 + 0.79880294X 2 + 0.615967X 3 + 0.00160785X 4 + 0.00821735X 5 dengan r = 0.80020013 Persamaan regresi terbaik untuk jumlah pergerakan anggota keluarga perhari yaitu: Y = 0.35239582+ 0.48437011X 1 + 0.67677529X 2 + 0.06991573X 5 dengan r = 0.70433305 Berdasarkan pertimbangan pada jumlah variabel bebas (X) yang mempengaruhi maka diambil persamaan regresi terbaik untuk jumlah pergerakan anggota keluarga per-hari yaitu: Y = 0.52475597 + 0.20488251X 1 + 0.79880294X 2 + 0.615967X 3 + 0.00160785X 4 + 0.00821735X 5 dengan r = 0.80020013 Berdasarkan survey kuisioner di 15 Kecamatan yang ada di Kabupeten Kepulauan Sangihe, diperoleh pola distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh adanya pergerakan tersebut tersebut dalam bentuk garis keinginan. Berdasarkan pembagian zona yang dilakukan pada kajian ini yaitu 15 zona internal yang merupakan zona kecamatan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan zona ekternal adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Bitung maka dibuatlah distribusi perjalanan seperti pada Tabel 1. di bawah ini. Tabel 1. Matriks Asal Tujuan (MAT) Kabupaten Kepulauan Sangihe 2013 Zona Manganitu Selatan (Zona Internal) Tatoareng (Kec.Kepulauan) Manganitu Selatan (Zona Internal) Tatoareng (Kec.Kepulauan) (Zona Internal) Tamako (Zona Internal) Tabukan Selatan (Zona Internal) Tabukan Selatan Tengah (Zona Internal) Tabukan Selatan Tenggara (Zona Internal) Tabukan Tengah (Zona Internal) Manganitu (Zona Internal) Tahuna (Zona Internal) Tahuna Timur (Zona Internal) 1 10 23 12 34 12 11 34 67 37 15 1 1 12 12 34 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 14 6 (Zona Tamako Internal) (Zona Internal) 10 1 23 12 23 13 13 42 54 43 25 1 0 12 11 12 29 Tabukan Selatan (Zona Internal) Tabukan Selatan Tengah (Internal) Tabukan Selatan Tenggara (Zona Tabukan Internal) Tengah (Zona 23 1 23 1 13 11 12 31 0 45 24 1 0 1 13 113 31 5 12 1 12 1 19 13 8 29 43 32 32 0 0 1 15 13 23 2 34 1 23 13 19 12 7 44 31 26 23 1 1 1 13 13 26 1 12 1 13 11 13 12 9 36 23 45 12 0 1 1 14 14 21 2 Internal) Manganitu (Zona Internal) 11 1 13 12 8 7 9 7 6 12 20 1 0 3 16 15 14 7 1 Tahuna (Zona Internal) 34 1 42 31 29 44 36 7 34 24 13 0 1 3 11 16 32 6 Tahuna Timur (Zona Internal) 67 1 54 0 43 31 23 6 34 12 15 1 0 1 12 14 31 4 Tahuna Barat (Zona Internal) 37 1 43 45 32 26 45 12 24 12 14 0 0 1 13 13 31 8 Tabukan Utara (Zona Internal) 15 1 25 24 32 23 12 20 13 15 14 1 0 1 14 11 22 Nusa Tabukan (Kec.Kepulauan) (Zona Kep. Marore Internal) (Kec.Kepulauan) (Zona Kendahe Internal) (Internal) (Internal) (Zona Manado Internal) (Zona Eksternal) (Zona Internal) Bitung (Zona (Internal) Eksternal) (Zona 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 8 11 27 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 14 20 12 1 12 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 42 12 1 11 13 15 13 14 16 11 12 13 14 14 8 1 0 16 34 1 12 113 13 13 14 15 16 14 13 11 11 11 1 0 29 8 Internal) Dd 316 14 295 312 231 262 217 141 326 314 318 221 33 24 42 155 295 35 2 8.9 0.4 8.3 9% 0% 9% Sumber : Data Olahan, 2013 8.8 6.5 7.4 5% 6.1 4.0 1% 9.2 8.9 3% Tahuna Barat (Zona Internal) 9.0 4% Tabukan Utara (Zona Internal) 6.2 9% Nusa Tabukan (Kec.Kepulauan) (Zona Internal) 0.9 4% Kep. Marore (Kec.Kepulauan) (Zona Internal) 0.6 8% Kendahe (Zona Internal) 1.1 9% Manado (Zona Eksternal) 4.4 1% Bitung (Zona Eksternal) 8.3 9% Oi 16 10 0% 130

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel yang mempengaruhi bangkitan pergerakan keluarga di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah variabel bebas X 1 (komposisi keluarga), variabel bebas X 2 (jumlah anggota keluarga yang bekerja), dan variabel bebas X 3 (jumlah anggota keluarga yang bersekolah), variabel bebas X 4 (kepemilikan kendaraan) dan variabel bebas X 5 (pendapatan keluarga). Hasil ini dirumuskan dalam persamaan linear berganda sebagai model untuk jumlah pergerakan keluarga perhari yaitu: Y = 0,52475597 + 0,20488251X 1 + 0,79880294X 2 + 0,615967X 3 + 0,00160785X 4 + 0,00821735X 5 dengan r = 0.80020013 dan R 2 = 0.64032025. Kuat hubungan yang ditunjukkan oleh persamaan ini adalah pada variabel bebas terhadap variabel terikat lebih besar serta konstanta dan koefisien regresinya lebih kecil dibanding persamaan lainnya. Karena menggunakan lima variabel bebas, maka koefisien determinasi yang digunakan adalah angka dari r sebesar 0.80020013 atau 80,02%. Angka ini menunjukkan pergerakan anggota keluarga per-hari dipengaruhi oleh komposisi keluarga (X1), jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2) dan jumlah anggota keluarga yang bersekolah (X3), kepemilikan kendaraan (X4) dan pendapatan keluarga (X5) sebesar 80,02% sedangkan sisanya 19,98% dipengaruhi oleh faktor-faktor atau variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan. 2.) Pola distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh adanya pergerakan di wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Matriks Asal Tujuan (MAT), dimana berdasarkan MAT diperoleh tujuan perjalanan responden dari masingmasing kecamatan asal adalah yang terbesar adalah menuju ke kecamatan Tahuna sebesar 9,27 %, kemudian kedua terbesar menuju ke kecamatan Tahuna Barat sebesar 9,04%, dan ketiga terbesar menuju ke kecamatan Manganitu Selatan sebesar 8,99%. Hasil ini lebih jelas dapat dilihat pada peta garis keinginan pergerakan yang menunjukkan pola pergerakan. Saran 1.) Dengan persentase terbesar untuk jumlah perjalanan menuju ke kecamatan Tahuna, maka perlu adanya perbaikan sistim tata guna lahan yang ada dengan tidak lagi membangun pusat-pusat kegiatan yang baru untuk wilayah kecamatan Tahuna sebagai pusat kota, tetapi memusatkan pengembangan sarana potensial di wilayah kecamatan masing-masing. 2.) Penelitian ini dapat dilanjutkan ketahap berikutnya dari empat step model yang ada. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta. Alqifari, 2000. Analisis Regresi (Teori, Kasus dan Solusi), Penerbit BPFE Yogyakarta. Ambarawati L. dan A. Kurniadi, 2006. Bangkitan Pergerakan Berbasis Rumah Tangga: Studi Kasus di Kawasan Perkotaan Tranggalek, Jurnal Teknik Vol.XIII, No.2.100-106. Black J. A. 1981. Urban transport Planning (Theory and Products), London Crom Helm. Bruton M. J. 1985, Introduction to Transportation Planning, Hutchinson Technical Education, London. Cochran, William G., 1991. Teknik Penarikan Sampel, Edisi Ketiga, terjemahan Rudiansyah, Erwin R. 131

Osman, Universitas Indonesia (UI- Press). Hobbs F. D., 1999. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada University Press. Hadi Sabari Yunus, 2005. Struktur Tata Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta. Johara Jayadinata, 1986. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah, Penerbit ITB Levinson H.S., 1976. Transportation and Traffic Engineering Handbook, New Jersey. LPM ITB, 1997. Modul Pelatihan Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, ITB Morlok, E. K., 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. McNally G. Michael, 2000. The Four Step Model, University of California, Paper UCIITS-AS-WP-00-5, Irvine, USA. Nasution, 1998. Metode Research Penelitian Ilmiah, Ortuzar and Williumsen, 1990. Modelling Transport, John Willey & Sons Ltd, England. Riduwan dan Akdon, 2008. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Alfabeta Riduwan dan Sunarto, 2009. Pengantar Statistika. Alfabeta Santosa Purbayu Budi dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Andi Yogyakarta. Supranto, J. 1993. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga Jakarta. Susanti M., 2010. Statistika Deskriptif & Induktif, Edisi pertama, Graha Ilmu Yogyakarta. Tamin Ofyar, Z., 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi kedua. ITB Trihendradi Cornelius, 2005. Analisis Data Statistik, Penerbit Andi, Yogyakarta. Warpani, Suwardjoko, 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Wells G.R. 1975. Comprehensive Transport Planning, London Charles Griffin. 132