Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang

BENTUK SONGKET PALEMBANG NETTY JULIANA NIM :

Pucuk rebung tabur bintang

BAB I PENDAHULUAN. maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Tenun Tradisional Sumatera Selatan, Sumatera Selatan, Depdiknas , 2001, Perlengkapan Upacara Daur

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang khas menegnai kehidupan yang khas dan berusaha mencari fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK

BAB III Sosial Budaya Masyarakat Palembang

Kajian Jumputan Pelangi Palembang Netty Juliana ( )

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

BAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN DESAIN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2*

Galeri Songket Di Palembang BAB I PENDAHULUAN

Catharsis: Journal of Arts Education

Kreasi Ragam Hias Uis Barat

BAB III SURVEY LAPANGAN

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Namun dalam proses pertumbuhan secara keseluruhan, peranan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MAKNA MOTIF KAIN SONGKET PALEMBANG PADA MASYARAKAT PALEMBANG DI KECAMATAN SAKO PALEMBANG

RAGAM HIAS ULOS SADUM MANDAILING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

1

Gambar Cover buku

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

-5- ATRIBUT a. TANDA UNIT ORGANISASI DAN BADGE LOGO BMKG KETERANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

ABSTRAK. Keywords: Songket, Limasan, cutting, ready-to-wear. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Di daerah-daerah tersebut, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya, benang yang diikat adalah benang lungsi.

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM KLASIFIKASI SONGKET PALEMBANG MENGGUNAKAN STATISTIC, COLOR HISTOGRAM, DAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA CITRA DIGITAL

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 46-58

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB II MOTIF SONGKET PALEMBANG

III. BAHAN DAN METODE

Pakaian tradisonal Iban

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kedudukan Motif Batik Gajah Oling di Dalam Masyarakat Banyuwangi

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

Syarat daun pisang yang digunakan :


GUBERNUR BANK INDONESIA,

TINJAUAN UMUM. Kesultanan Siak oleh Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi. Sultan

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/8/PBI/1999 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG RUPIAH PECAHAN (SERATUS RIBU) TAHUN EMISI 1999

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Transkripsi:

- Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah beras dan tali air Umpak ayam 119

Pucuk rebung kembang jagung dan gunungan Tawur sisik nanas 120

Gambar IV.5 songket lepus Bungo jatuh 121

a. Kain tradisional ini dinamakan bungo jatuh. Kain ini diproduksi tahun 1990. b. Kain tradisonal berfungsi sebagai selendang dengan ukuran kain, panjangnya 2 m dan lebar 87 cm. Kain ini dikenakan oleh wanita pada saat upacara adat perkawinan. c. Jenis kain tradisional merupakan kain tenun songket lepus. d. Bahan yang digunakan kain tradisional adalah benang pakan dan lungsi yang terbuat dari sutera. Ragam hiasnya terbuat dari benang pakan tambahan yaitu benang emas satiby dan ditambahkan dengan benang limar sutera. e. Warna yang terdapat pada kain tradisional antara lain, warna dasar kain (background) merah anggur. Ragam hiasnya bewarna kuning emas dan ditambahkan warna oranye, unggu, hijau, dan biru muda. f. Pada kain tradisional bungo jatuh terdapat ragam hias (ornament) antara lain: a. Bagian pinggiran / tepi sisi atas, bawah, kanan, dan sisi kiri kain oleh masyarakat Palembang dinamakan motif tretes. Dalam motif tretes terdapat beberapa ragam hias (ornament) yaitu: apit atau tali air (berbentuk garis lurus), ombak-ombak (berbentuk garis gelombang), patah beras sisik nanas, umpak kembang setangkai punai, dan ornamen kuku siku (berbentuk pucuk rebung kecil). b. Bagian badan kain / kembang tengah terdapat ragam hias bungo jatuh, bunga mawar, dan geometrik kotak-kotak. c. Bagian kepala kain (tumpal) terdapat ragam hias ombak-ombak (berbentuk garis gelombang), apit atau tali air (berbentuk garis lurus), patah beras sisik nanas, umpak kembang setangkai punai, pucuk rebung bertangkum, ayam, dan ornamen tawur bungo tanjung. g. Tekstur kain tradisional bungo jatuh agak kasar, sebab di bagian badan kain dipenuhi benang emas. Ragam hiasnya memnggunakan benang emas cukit 2. 122

i. Struktur bentuk ragam hias songket bungo jatuh terdiri dari: bagian pinggiran kain, badan kain (kembang tengah), dan bagian kepala kain (tumpal). Hal ini dapat dilihat pada bentuk gambar dibawah ini. - Struktur bentuk pada pinggiran kain (tretes), terdapat ragam hias tali air atau apit, ombak 8 batang, patah beras sisik nanas, umpak kembang setangkai punai, dan ragam hias kuku pinggir. - Struktur bentuk badan kain (kembang tengah), terdapat ragam hias bunga jatuh melati dan mawar. 124

- Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 8 batang, patah beras sisik nanas, umpak nampan perak, pucuk rebung ayam, dan tawur bungo tanjung. Ombak 8 batang Patah beras sisik nanas Tawur bungo tanjung Umpak nampan perak 125

Pucuk rebung ayam 126

Gambar IV.6 songket tawur Tajung rumpak 127

a. Kain tradisional ini dinamakan tanjung rumpak. Kain ini diproduksi tahun 2000. b. Kain tradisional berfungsi sebagai sarung dengan ukuran kain, panjangnya 1,80 cm dan lebar 87 cm. Kain ini dikenakan oleh pria dewasa pada saat pesta pernikahan atau pesta resmi lainnya. c. Jenis kain tradisional merupakan penggabungan tenun ikat gebeng dengan tenun songket tawur. d. Kain tradisional menggunakan bahan benang pakan dan lungsi yang terbuat dari sutera. Sedangkan ragam hiasnya terbuat dari benang pakan tambahan emas putih dan ditambahkan dengan benang limar sutera. e. Warna yang terdapat pada kain tradisional yaitu warna dasar kain (backgraound) biru laut. Ragam hiasnya bewarna emas putih dan ditambahkan warna biru dongker dan pink. f. Ragam hias (ornament) yang terdapat pada kain tradisional tanjung rumpak antara lain: a. Bagian badan kain / kembang tengah terdapat ragam hias bunga tampuk manggis besar, bunga tampuk manggis kecil dan limar kotakkotak. b. Bagian kepala kain (tumpal) terdiri ragam hias ombak 13 batang (berbentuk garis gelombang), patah beras (berbentuk garis gelombang), umpak manggis kecil, pucuk rebung roti (berbentuk gunungan). g. Tekstur kain tradisional tanjung rumpak agak halus. Sebab kain tersebut lebih dominan benang sutera yang terdapat pada bagian badan kain. ragam hiasnya menggunakan cukit 2. 128

i. Struktur bentuk ragam hias songket tajung rumpak terdiri dari bagian pinggiran kain, badan kain (kembang tengah), dan bagian kepala kain (tumpal). Hal ini dapat dilihat pada bentuk gambar dibawah ini. - Struktur bentuk pada badan kain (kembang tengah), terdapat ragam hias tampuk manggis besar dan tampuk manggis kecil. - Struktur bentuk pada kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 13 batang, patah beras, umpak manggis kecil, dan pucuk rebung roti. Ombak 13 batang Patah beras 130

Umpak manggis kecil Pucuk rebung roti 131

Gambar IV.7 songket lepus Nampan perak 132

a. Kain tradisional ini dinamakan nampan perak. Kain ini diproduksi tahun 1998. b. Kain tradisional berfungsi sebagai sarung dengan ukuran kain, panjangnya 1,80 dan lebar 87 cm. Kain ini dikenakan oleh wanita dewasa pada saat upacara adat perkawinan. c. Jenis kain tradisional merupakan kain tenun songket lepus. d. Bahan yang digunakan pada kain tradisional yaitu benang pakan dan lungsi yang terbuat dari kapas. Ragam hiasnya terbuat dari benang pakan tambahan yaitu benang emas jantung dan ditambahkan dengan benang limar sutera. e. Warna yang terdapat pada kain tradisional adalah warna dasar kain (background) hijau dan merah anggur. Ragam hiasnya bewarna kuning emas dan ditambahkan dengan warna biru dongker, merah, dan unggu muda. f. Pada kain tradisional nampan perak terdapat beberapa ragam hias (ornament) antara lain: a. Bagian pinggiran / tepi sisi atas dan bawah kain. Motif pinggiran terdiri dari beberapa ragam hias yaitu apit atau tali air (berbentuk garis lurus), ombak besar (berbentuk garis gelombang), umpak (berbentuk garis silang X dan bunga melati), dan kuku pinggir (berbentuk pucuk rebung kecil). b. Bagian badan kain / kembang tengah terdapat ragam hias bunga mawar, bintang besar dan bintang kecil, dan geometrik kotak-kotak. c. Bagian kepala kain (tumpal) terdapat ragam hias gandek cermin, ombak besar (berbentuk garis gelombang), patah beras (berbentuk segitiga), umpak tampuk manggis, dan pucuk rebung geribik, g. Tekstur yang terdapat pada kain tradisional nampan perak kasar. Sebab kain tersebut menggunakan benang kapas dan bagian badan kain dipenuhi benang emas. Ragam hiasnya menggunakan cukit 2. 133

i. Struktur bentuk ragam hias songket nampan perak terdiri dari bagian pinggiran kain, badan kain (kembang tengah), dan bagian kepala kain (tumpal). Hal ini dapat dilihat pada bentuk gambar dibawah ini. - Struktur bentuk pada bagian pinggiran kain, terdapat ragam hias gandek cermin, ombak 25 batang, pengapit kotak melati, kuku pinggir, tali air. - Struktur bentuk bagian badan kain (kembang tengah), terdapat ragam hias nampan perak yang terdiri dari motif mawar dan bintang. 135

- Struktur bentuk bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias gandek cermin, ombak 25 batang, patah beras, umpak tampuk manggis, dan pucuk rebung geribik. Gandek cermin Ombak 25 batang Patah beras 136

Umpak tampuk manggis Pucuk rebung geribik 137

Gambar IV.8 songket tawur Bungo cempuk tampuk manggis 138

a. Kain tradisional ini dinamakan bungo cempuk tampuk manggis betabur. Kain ini diproduksi tahun 2006. b. Kain tradisional berfungsi sebagai sarung dengan kain berukuran panjang 1,80 cm dan lebar 87 cm. Kain ini dikenakan oleh wanita dewasa pada saat upacara adat perkawinan. c. Jenis kain tradisional merupakan kain tenun songket tawur. d. Bahan yang digunakan oleh kain tradisional yaitu benang pakan dan lungsi yang terbuat dari sutera. Ragam hiasnya (ornament) terbuat dari benang emas satiby. e. Warna yang terdapat pada kain tradisinal yaitu warna dasar kain (background) pink dan merah anggur. Ragam hiasnya bewarna kuning emas. f. Ragam hias (ornament) yang terdapat pada kain tradisional bungo betabur antara lain: a. Bagian pinggiran / tepi sisi bawah dan atas. Motif pinggiran terdiri dari beberapa macam ragam hias yaitu: gandek tiga negri, apit atau tali air (berbentuk garis lurus), ombak kecil, patah beras (berbentuk ular naga bertemu), umpak biji kacang parang, dan ornamen kuku pinggir (berbentuk pucuk rebung kecil). b. Bagian badan kain / kembang tengah terdapat ragam hias tampuk manggis belapis dan tampuk manggis biasa. c. Bagian kepala kain (tumpal) terdapat ragam hias ombak-ombak (berbentuk garis gelombang), apit sisik nanas (berbentuk segitiga), patah beras (berbentuk segitiga), umpak (berbentuk bunga mawar dan sulursulur dedaunan), dan pucuk rebung tabur bintang. g. Tekstur yang terdapat pada kain tradisional bungo cempuk tampuk manggis betabur agak halus. Sebab di bagian badan kain lebih dominan benang sutera dan tidak dipenuhi oleh benang emas. Ragam hias menggunakan benang emas cukit 2. 139

i. Struktur bentuk ragam hias songket bungo cempuk tampuk manggis betabur terdiri dari bagian pinggiran kain, badan kain (kembang tengah), dan bagian kepala kain (tumpal). Hal ini dapat dilihat pada bentuk gambar dibawah ini. - Struktur bentuk pinggiran kain, terdapat ragam hias tali air, ombak 9 batang, biji kacang parang, dan kuku pinggir. Pinggiran kain Gandek tiga negri - Struktur bentuk badan kain (kembang tengah), terdapat ragam hias tampuk manggis belapis dan tampuk manggis biasa. 141

- Struktur bentuk kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 9 batang, patah beras, umpak mawar bertangkai, dan pucuk rebung tabur bintang. Ombak 9 batang Patah beras Umpak mawar bertangkai 142