Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB III PERANCANGAN ALAT

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III. Perencanaan Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERANCANGAN ALAT

Perancangan alat juga perlu disimulasikan seperti pada kondisi yang sesungguhnya seperti yang ada pada gambar 3.1 Dalam gambar, garis line dari tangki

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja saat mendeteksi adanya gas bocor kemudian sinyal akan dikirimkan oleh sebuah transmitter melalui gelombang FM. Sinyal yang dikirim akan diterima oleh rangkaian receiver gelombang FM kemudian sinyal akan diteruskan ke sistem mikrokontroller untuk dapat mengaktifkan alarm dan ditampilkan dalam display LCD. Kondisi Normal (Tidak Ada Kebocoran) Pada kondisi ini output sensor nilainya lebih kecil dari tegangan referensi (Vref) komparator. Sehingga output komparator menjadi non saturasi (mendekati nol) keadaan ini akan membuat transistor menjadi tidak aktif serta relay menjadi off. Sehingga transmitter tidak mendapatkan catu (tidak ada transmisi). Dalam kondisi normal receiver yang telah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. tter. Karena tidak ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari receiver akan lebih kecil dari tegangan referensi (Vref) komparator. Sehingga output komparator ator non saturasi (mendekati nol). Hal ini menyebabkan transistor off, sehingga port 1.0 pada mikrokontroller mendapat logic high. Logic high pada port 1.0 dibaca mikrokontroller sebagai sinyal penanda bahwa tidak ada kebocoran gas. Sehingga mikro akan menonaktifkan buzzer dan mengirim pesan ke LCD bahwa kondisi aman tidak ada kebocoran. Kondisi Ada Kebocoran Gas Pada kondisi ini output sensor nilainya sama dengan atau lebih besar dari tegangan referensi (Vref) komparator. Sehingga output komparator menjadi saturasi (mendekati tegangan catu) keadaan ini akan membuat transistor menjadi aktif serta relay menjadi on. Sehingga transmitter mendapatkan catu (ada transmisi). 23

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari receiver akan sama dengan atau lebih besar dari tegangan referensi (Vref) komparator. Sehingga output komparator saturasi (mendekati tegangan catu). Hal ini akan menyebabkan transistor on, sehingga port 1.0 pada mikrokontroller mendapat logic low. Logic low pada port 1.0 dibaca mikrokontroller sebagai sinyal penanda bahwa ada kebocoran gas. Sehingga mikrokontroller akan mengaktifkan buzzer dan mengirim m pesan ke LCD bahwa kondisi emergency ada keboocoran gas. Gambar 3.1 Diagram blok sistem pendeteksi gas LPG dengan komunikasi FM 3.2 Rangkaian Sensor Gas MQ5 dan Pengkondisi Sinyal Rangkaian ini terdiri dari sensor MQ5 dan pengkondisi sinyal. Rangkaian pengkondisi ndisi sinyal adalah sebuah rangkaian untuk merubah level tegangan sensor yang fluktuatif (banyak keadaan menjadi level tegangan digital). Rangkaian ini terdiri dari sebuah rangkaian komparator non inverting dengan nilai penguatan sebesar 1 kali. Sensor akan mendeteksi adanya gas bocor, jika ada kebocoran maka tegangan output sensor akan naik melebihi tegangan dalam keadaan normal. Tegangan dari sensor ini akan menjadi input komparator dan dibandingkan dengan tegangan referensi yang sudah di setting lebih besar dari tegangan output sensor dalam keadaan normal sehingga jika tegangan input komparator sama dengan atau lebih besar dari tegangan referensi maka output komporator menjadi saturasi. Keadaan saturasi ini 24

akan mengaktifkan transistor sehingga relay menjadi on dan transmitter FM mendapat catu (transmisi aktif). Gambar 3.2 Sensor gas MQ5 dan Pengkondisi sinyal 3.3 Rangkaian Transmitter FM Rangkaian transmitter FM yang digunakan adalah sebuah transmitter mini dengan daya yang sangat rendah 1.6 volt sehingga jarak pancarnya menjadi terbatas. Transmitter ini berfungsi sebagai alat transmisi dari sinyal deteksi kebocoran gas. Sinyal masuk akan diteruskan oleh kapasitor menuju basis 2N3904 untuk diperkuat dan menuju transistor 2N2222 untuk bercampur dengan frekuensi tinggi yang dibangkitkan itkan oleh transistor 2N2222, kemudian sinyal yang sudah termodulasi tersebut akan akan dipancarkan. 25

Gambar 3.3 Rangkaian Transmitter FM 3.4 Rangkaian Receiver FM Rangkaian receiver yang digunakan adalah sebuah receiver mini yang frekuensinya telah disamakan dengan frekuensi transmitter. Rangkaian receiver berfungsi sebagai pendeteksi sinyal transmisi yang dipancarkan oleh transmitter. Dalam rangkaian receiver ini akan terjadi proses demodulasi sinyal frekuensi menjadi sinyal elektrik. Rangkaian receiver selalu aktif saat power dinyalakan. Jika ada sinyal transmisi si yang terdeteksi maka tegangan ouput dari receiver akan naik melebihi tegangan n output kondisi normal. Gambar 3.4 Rangkaian receiver FM 26

3.5 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Rangkaian pengkondisi sinyal adalah sebuah rangkaian untuk merubah level tegangan output receiver FM menjadi level tegangan digital yang dapat dibaca oleh mikrokontroller. Rangkaian ini terdiri dari sebuah rangkaian komparator non inverting dengan nilai penguatan sebesar 1 kali. Dan outputnya dihubungkan pada sebuah transistor yang berfungsi sebagai saklar. 10K 10K Gambar 3.5 Rangkaian Pengkondisian Sinyal Dalam keadaan normal (tidak ada transmisi) input komparator lebih kecil dari tegangan n referensi sehingga output komparator sama dengan non saturasi (mendekati nol) sehingga transistor menjadi tidak aktif. Dan ini menyebabkan output rangkaian ber-logic c high. Dalam keadaan terdeteksi kebocoran (ada transmisi) input komparator akan sama dengan atau lebih besar dari tegangan referensi sehingga output komparator menjadi saturasi (mendekati tegangan catu) sehingga transistor menjadi aktif. Dan hal ini menyebabkan output rangkaian ber-logic low. 27

3.6 Rangkaian Mikrokontroller Rangkaian ini terdiri dari sebuah rangkaian sistem minimum mikrokontroller yang menggunakan IC AT89S51. Rangkaian ini berfungsi sebagai pengendali LCD dan Buzzer. Rangkaian ini mempunyai 4 buah port I/O. Dalam sistem, input dihubungkan pada port 1.0, sedangkan ouputnya menggunakan port 3.7 sebagai pengendali buzzer dan port 0.0 sampai 0.7 sebagai data LCD serta port 2.0 sampai port 2.2 sebagai pengendali pengendali LCD. Gambar 3.6 Rangkaian Mikrokontroller AT 89S51 3.7 Rangkaian Buzzer Rangkaian buzzer terdiri dari sebuah transistor NPN yang berfungsi sebagai pemasok supply daya pada buzzer. Buzzer akan berbunyi jika input rangkaian berlogic high dan sebaliknya. Buzzer disini berfungsi sebagai penanda apabila kebocoran terdeteksi. 28

Gambar 3.7 Rangkaian Buzzer 3.8 Rangkaian LCD LCD yang digunakan adalah LCD 16x2. Pada rangkaian ini menggunakan system control data pararel 8 bit. Pin data LCD (D0 sampai D7) dihubungkan pada port 0.00 sampai 0.7, sedangkan untuk kontrolnya yaitu Pin RS (register select) dihubungkan pada port 2.2, Pin R/W (read/write) dihubungkan pada port 2.3 dan pin EN (enable) dihubungkan pada port 2.1. LCD akan an menampilkan pesan yang berbeda pada kondisi normal dan pada kondisi ada kebocoran. LCD juga berfungsi sebagai penampil pesan pembuka. 2 X 16 CHARACTER LCD R/W K A D7 D6D5D4D3D2 D1D0 En RS 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 + 5 V + 5 V 10K 10K KONTRAS INPUT DATA BUS To Port µc Gambar 3.8 Rangkaian LCD 2 X 16 29

3.9 Diagram Alir Sistem Diagram alir untuk program Sistem Pendeteksi Gas LPG dengan Sensor MQ5 Berbasis Mikrokontroller Menggunakan Komunikasi Gelombang FM adalah sebagai berikut. Pada kondisi tidak ada kebocoran gas LPG. Maka port 1.0 akan medapatkan logic high kondisi ini dibaca mikrokontroller sebagai sinyal penanda bahwa tidak ada kebocoran gas. Sehingga mikrokontroller akan menonaktifkan buzzer dan mengirim pesan ke LCD bahwa kondisi aman tidak ada kebocoran. Pada kondisi ada kebocoran gas LPG. Port 1.0 akan mendapatkan logic low kondisi ini dibaca mikrokontroller sebagai sinyal penanda bahwa ada kebocoran gas. Sehingga mikrokontroller akan mengaktifkan buzzer dan megirim pesan ke LCD bahwa kondisi emergency ada keboocoran gas. Gambar 3.9 Diagram alir sistem pendeteksi gas LPG 30