KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTURAN TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK GERAKAN RATSLAG SENAM MAHASISWA PENJASKESREK UIR T.A.

dokumen-dokumen yang mirip
THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

Keywords: Arm shoulder muscle strength, muscle flexibility back, shot put results

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Pada Program Studi Penjaskesrek.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses penelitian hendaknya dapat menentukan suatu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANILISIS DATA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (X) dan simpangan baku (s)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENINGKATAN TEKNIK SHOOTING MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

105 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

HUBUNGAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL LEMPAR CAKRAM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

Yan Indra Siregar. Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB IV HASIL PENELITIAN

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB III METODE PENELITIAN

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

HUBUNGAN ANTARA VERTICAL JUMP DENGAN KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII SMP 2 TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

MARPION SAPUTRA NIM

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

PENGARUH DAYA LEDAK LENGAN, KESEIMBANGAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang Kecerdasan Spiritual Siswa dan Kondisi Psikologis Keluarga di SMP Negeri 2 Telaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Deskripsi data merupakan gambaran umum masing-masing variabel sebagai

Transkripsi:

ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTURAN TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK GERAKAN RATSLAG SENAM MAHASISWA PENJASKESREK UIR T.A. 2013/2014 Daharis,* Ahmad Ramadani Universitas Islam Riau daharisok@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya hasil belajar praktek senam ratslag.penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi kekuatan otot lengan dan kelenturan terhadap hasil belajar gerakan ratslag senam mahasiswa penjaskesrek UIR T. A. 2013/2014. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat hubungan kelenturan terhadap hasil belajar praktek senam mahasiswa Penjas. Populasi penelitian ini berjumlah 50 orang sampel diambil secara total sampling. Data diperoleh dengan pengukuran terhadap variabel yang saling berhubungan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat korelasional yang bertujuan untuk melihat Kontribusi antara variabel yaitu: variabel bebas adalah Kekuatan otot lengan (X1) dan kelenturan (X2), sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar praktek senam mahasiswa Penjaskesrek UIR TA.2013/2014. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa penjaskesrek UIR yaitu sebesar 64%,(2) Kelenturan memberikan kontribusi hasil belajar praktek gerakan ratslag yaitu sebesar 0.64%. (3) Kekuatan otot lengan dan kelenturan memberikan kontribusi secara bersama-sama dengan hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa Penjaskesrek UIR, yaitu sebesar 32,49%. Kata Kunci : Kekuatan Otot Lengan, Kelenturan, Gerakan Ratslag Senam PENDAHULUAN Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran serta olahraga di tanah air. Di mana olahraga dijadikan pembentukan dan pembinaan jiwa masyarakat yang sehat fisik dan mental. Sehingga melahirkan individu-individu (sumber daya manusia) yang berkualitas dan berdaya guna sehat jasmani dan rohani. Mengingat hasil praktek senam ini erat hubungannya dengan proses pengulangan yang optimal, maka strategi penyajiannya diberikan satu kali pertemuan dalam satu minggu. Di samping itu diberikan kesempatan serta dianjurkan kepada mahasiswa untuk berlatih sendiri atau kelompok di dalam waktu senggang sesuai dengan waktu yang mereka miliki. Dengan berbagai usaha yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan dalam perkuliahan senam ini, ternyata nilai yang diperoleh mahasiswa yang bersangkutan cukup rendah sekali. Nilai lulus mahasiswa pada umumnya berada pada kategori C dan D. Sedangkan pada kategori B hanya dijumpai sedikit sekali. Sementara mahasiswa yang bernilai kategori A jarang sekali dijumpai. Kadangkala ada mahasiswa yang tidak 11

lulus. Dengan demikian secara tidak langsung merupakan suatu kesulitan bagi mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang tinggi dalam mata kuliah senam ini. Dilihat dari sudut yang lain, mahasiswa dalam perkuliahan praktek senam sudah ditetapkan standar atau norma yang akan diraihnya. Untuk penugasan 100% ujian praktek, mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan nilai maksimal 60 (60%). Sedangkan nilai teori yang diraih oleh mahasiswa maksimal 30 (30%) dan tugas 10%. Jadi kalau nilai praktek saja yang akan diraih oleh mahasiswa adalah seperti di bawah ini : 50 60 = Baik sekali 40 49 = Baik 30 39 = Sedang 20 29 = Kurang 10 19 = Kurang sekali (Silabus Senam Penjas FKIP 2008) Dengan melihat keadaan standar atau norma nilai praktek senam yang dikemukakan di atas, dan dikaitkan pula dengan nilai yang diraih mahasiswa selama ini berarti kebanyakan mahasiswa berada pada rintangan 30-39, mengingat rendahnya nilai yang diraih oleh mahasiswa ini, bermacam-macam dugaan para staf pengajar FKIP UIR khususnya staf pengajar jurusan Penjaskesrek UIR Pekanbaru. Sebahagian dari staf pengajar ada yang mengasumsikan bahwa kebanyakan dari mahasiswa tersebut terlalu banyak mengikuti perkuliahan praktek yang ditawarkan dan harus diambil oleh mahasiswa tersebut pada semester bersangkutan. Hakikatnya setiap jenis cabang olahraga yang diikutinya itu memiliki spesifik latihan serta tuntutan yang berbeda-beda, baik secara fisik maupun secara mental. Sebahagian ada yang berpendapat bahwa, gerakan senam ini sulit untuk dilakukan oleh mahasiswa yang berpostur tubuh yang memiliki berarti badan yang lebih berat dari berat badan normal. Karena kebanyakan gerakan senam ini banyak dituntut kecepatan, kekuatan, kelenturan, memindahkan berat badan dari satu titik ke titik yang lain. Terlepas dari semua dugaan yang telah dikemukakan di atas, bahwa rendahnya nilai praktek senam yang diperoleh mahasiswa dalam mata kuliah senam di Penjaskesrek FKIP UIR ini, akan menimbulkan permasalahan yang perlu diatasi sesegera mungkin. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan mengangkat sebagai variabelnya yaitu kekuatan otot lengan dan kelenturan sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel tergantung adalah hasil belajar praktek senam gerakan ratslag. 1. Teori Dasar Peningkatan keterampilan motorik dalam perkuliahan praktek senam, tidak akan terlepas dari manusia itu sendiri. Sebab manusia itu kalau kita lihat wujudnya terdiri dari jiwa dan raga, yang sering kita sebut dengan kesatuan jiwa dan raga. Secara raga konstruksi manusia itu terdiri dari unsur-unsur seperti tulang, persendian, otot-otot serta organ tubuh lainnya. Secara fungsinya unsur-unsur tersebut jangan berpengaruh terhadap keterampilan gerakan yang dilakukannya, artinya bahwa gerakan yang dilakukan seseorang itu berisikan kualitas dengan baik didukung oleh faktor-faktor tersebut di atas. 12

2. Kekuatan otot lengan Kekuatan otot lengan sangat dipengaruhi berbagia faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot antara lain adalah, sistem saraf, suhu, keasaman darah, kadar elektrolit darah, bahan-bahan kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem penyediaan sistem tenaga (Sugiyanto, 1991:19). Telah diterangkan bahwa daya ledak otot sangat diperlukan dalam melempar atau mengayun. Disini akan diuraikan bahwa suatu tolakan memerlukan otot lengan (khususnya triseps). Triceps brachii melekat di belakang dorsal lengan atas. Fungsi dari otot triseps adalah untuk ekstensi lengan, dalam hal ini perlu eksistensi otot ntuk melakukan gerakan ratslag. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sifat sel dari jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil. Bila otot dirangsang maka akan timbul masa latent yang pendek yaitu sewaktu rangsangan diterima, kemudian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal dan akhirnya mengendor dan memanjang kembali. Daya ledak otot adalah komponen kondisi fisik, sekarang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Karena sistem otot itu dikendalikan oleh sistem saraf, maka kondisi sistem saraf juga akan sangat mempengaruhi kegiatan otot. 3. Kelenturan Dalam olahraga, kalau kita bicara mengenai kelenturan (fleksibility), kita biasanya mengacu kepada ruang gerak sendi atau sendi-sendi tubuh. Lentur-tidaknya seseorang ditentukan oleh luas-sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Menurut Garfield (1980), kelenturan diartikan sebagai keleluasaan ruang gerak yang ada pada sendi seperti pada sendi panggul atau dari sejumlah sendi seperti pada ruas-ruas tulang belakang. Kelenturan setiap individu tergantung dari dua komponen (Zachazewski, 1990), yaitu: keleluasaan gerak sendi dan kelenturan otot. Kelenturan menurut Fleischman yang dikutip oleh Garfield (1980) dan Annarino (1976), dibagi dalam dua jenis, yaitu extent flexibility terkait dengan amplitudo gerak yang pada dasarnya bersifat statik, sedangkan dynamic flexibility menunjukkan suatu kemampuan dalam menggerakkan bagian tubuh dengan cepat, gerakan yang berulang-ulang dan balistis. Gambar berikut menuntun kita bagaimana kelenturan ini menempati posisi kedua tertinggi dalam komponen kondisi fisik dalam senam. Gambar. Komponen Kondisi Fisik pada Cabang Olahraga Senam (Jonath dan Krempel, 1982) 13

Untuk mendapatkan kelenturan yang dibutuhkan dalam gerakan tertentu, diperlukan pada gerakan tersebut. Menurut Harsono (1988) paling tidak ada 2 (dua) bentuk metode latihan untuk pengembangan kelenturan yaitu: 1. Peregangan dinamis. Metode latihan yang bertujuan untuk melatih kelenturan adalah metode peregangan dinamis (dynamic stretch) atau juga sering disebut peregangan balistik (ballistic stretch). 2. Peregangan statis. Cara lain utuk mengembangkan kelenturan adalah dengan latihan peregangan statis (static stretching). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat hubungan kelenturan terhadap hasil belajar praktek senam mahasiswa Penjas. Data diperoleh dengan pengukuran terhadap variabel yang saling berhubungan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat korelasional yang bertujuan untuk melihat kontribusi antara variabel yaitu: variabel bebas adalah kekuatan otot lengan (X1) dan kelenturan (X2), sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar praktek senam mahasiswa Penjaskesrek FKIP UIR. Tahapannya terdiri dari studi literatur, persiapan bahan dan alat, serta, pengolahan data. Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini, dikumpulkan dengan teknik pengukuran dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data mengenai kelenturan dengan jalan melakukan test sit and reach, peralatan, box, meteran atau alat pencatat lainnya, sedangkan hasil praktek senam dengan melakukan tes dan diamati secara morfologis dengan membutuhkan beberapa peralatan seperti matras dan sebagainya. Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan maka selanjutnya pengolahan data tersebut menggunakan rumus : P = F/N x 100 % Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi jawaban N = Jumlah Sampel (Anas Sudijono, 2001:40) Semua data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, diolah dengan melalui beberapa tahap kerja. Tahap kerja pertama adalah mengumpulkan data tentang pengukuran kelenturan masing-masing individu dengan menggunakan test sit and reach. Tahap kerja berikut melakukan tes praktek senam dari masing-masing mahasiswa. Untuk langkah berikutnya sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu melihat hubungan variabel yang diteliti dalam hal ini menggunakan rumus korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kekuatan otot lengan Berdasarkan data penelitian untuk skor kekuatan otot lengan, diperoleh skor terendah 17 dan skor tertinggi 52. Dari analisis data didapatkan harga rata-rata (mean) sebesar 36.16 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 8.152526. 2. Kelenturan Berdasarkan data penelitian untuk skor kelenturan, didapatkan data bahwa skor terendah 6 dan skor tertinggi 33. Dari analisis data diperoleh harga rata-rata (mean) sebesar 18.6, dan simpangan baku (standar deviasi) 6.243364. 14

3. Hasil Belajar Praktek Gerakan Ratslag Berdasarkan data penelitian untuk skor hasil belajar paraktek gerakan ratslag diperoleh skor terendah 30 dan skor tertinggi 90. Dari analisis data diketahui skor ratarata (mean) sebesar 160, dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 11.49268. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kekuatan otot lengan, kelenturan, dan hasil belajar praktek gerakan ratslag terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors. Berdasarkan uji normalitas diperoleh harga L 0 dan L t pada taraf nyata 0,05 untuk n= 50. Kriteria pengujian L 0 < L t maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas data masing-masing variabel disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Uji Normalitas Variabel Lo L tabel Keterangan Kekuatan Otot Lengan 0.1226 0.297 Normal Kelenturan 0.0733 0.297 Normal Hasil Belajar Praktek Gerakan Ratslag 0.2383 0.297 Normal Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa untuk kekuatan otot lengan (X 1 ) diperoleh Lo = 0.1226, sedangkan L table pada taraf signifikan = 0.05 diperoleh 0.297. Jadi Lo < L tabel berarti data terdistribusi secara normal. Untuk kelenturan (X 2 ) diperoleh Lo = 0.0733, sedangkan L tabel pada taraf signifikan = 0.05 diperoleh 0.297. Jadi Lo < L tabel berarti data terdistribusi secara normal. Untuk hasil belajar gerakan ratslag (Y) diperoleh Lo= 0.2383, sedangkan L tabel pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh 0.297. Jadi Lo < L tabel berarti data terdistribusi secara normal. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data variabel X 1, X 2 dan Y memiliki L 0 < L t, hal ini berarti data ketiga variabel terdistribusi normal. Berikut ini disajikan hasil pengujian terhadap ketiga hipotesis penelitian yang telah diajukan di atas. 1. Hubungan Kekuatan Otot Lengan (X 1 ) Terhadap Hasil Belajar Gerakan Ratslag Senam (Y) Mahasiswa Penjaskesrek UIR Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka dilakukan analisis korelasi product moment atau parsial dengan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat hubungan yang segnifikan antara X 1 dengan Y Ha : Terdapat hubungan yang segnifikan antara X 1 dengan Y Analisis korelasi terhadap kekuatan otot lengan terhadap hasil belajar gerakan ratslag senam menghasilkan koefisien korelasi sebesar r y1 = 0.375. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Antar Kekuatan Otot Lengan(X 1 ) dan Kelenturan(Y) Koefisien Korelasi r Korelasi Antara tabel t α=0,05 hitung t tabel α=0,05 (r) X 1 dan Y 0.8 0,297 9.23 1.684 Keterangan: Koefisien korelasi signifikan t hit (9.23) > t tab (1.684) 15

Berdasarkan uji keberartian korelasi antara pasangan skor kekuatan otot lengan (X 1 ) terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag (Y) sebagaimana terlihat pada tabel di atas diperoleh t hitung (9.23) > t tabel (1.684) pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n 2 = 48). Jadi, dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa Penjaskesrek. Dengan hasil hubungan antara kekuatan otot lengan hasil praktek gerakan ratslag senam, maka diperoleh kontribusi yaitu sebesar 64%. Hanya 64% kontribusi yang diberikan kekuatan otot lengan untuk hasil belajar praktek gerakan ratslag, sedangkan 36% dipengaruhi oleh faktor yang lain. 2. Hubungan Kelenturan (X 2 ) Terhadap Hasil Belajar Praktek Gerakan Ratslag Senam (Y) Mahasiswa Penjaskesrek Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka dilakukan analisis korelasi product moment atau parsial dengan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat hubungan yang segnifikan antara X 2 dengan Y Ha : Terdapat hubungan yang segnifikan antara X 2 dengan Y Analisis korelasi antara kelenturan terhadap hasil belajar gerakan ratslag senam menghasilkan koefisien korelasi sebesar r y2 = 0.080. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Korelasi Antara Kelenturan (X 2 ) dan Hasil Belajar Gerakan Ratslag Senam (Y) Koefisien Korelasi r Korelasi Antara tabel α = t t tabel α = (r) hitung 0,05 0,05 X 2 dan Y 0.08 0,297 0.55 1.684 Keterangan: koefisien korelasi signifikan t hit (0.55) > t tab (1.684) Berdasarkan uji keberartian korelasi antara kelenturan (X 2 ) dengan hasil belajar praktek gerakan ratslag (Y) sebagaimana terlihat pada tabel di atas diperoleh t hitung (0.55) > t tab (1.684) pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n 2=48). Jadi, dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara kelenturan terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa Penjaskesrek UIR. Dengan hasil hubungan antara kelenturan dengan hasil belajar praktek gerakan ratslag, maka diperoleh kontribusi yaitu sebesar 0.64%, sedangkan 99.36% dipengaruhi oleh faktor yang lain. 3. Hubungan Kekuatan Otot Lengan (X 1 ) dan Kelenturan (X 2 ) Terhadap Hasil Belajar Praktek Gerakan Ratslag Senam (Y) Mahasiswa Penjaskesrek UIR Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka dilakukan analisis korelasi ganda dengan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat hubungan yang segnifikan antara X 1 bersama-sama X 2 dengan Y Ha : Terdapat hubungan yang segnifikan antara X 1 bersama-sama X 2 dengan Y Analisis korelasi terhadap kekuatan otot lengan dan kelenturan secara bersamasama terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag menghasilkan korelasi ganda sebesar 0.57. Untuk uji keberartian koefisien korelasi disajikan pada Tabel 4. 16

Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Ganda Anatara Kekuatan Otot Lengan dan Kelenturan Secara Bersama-Sama Terhadap Hasil Belajar Praktek Korelasi Antara Koefisien Korelasi (r) F hitung F tabel α = 0,05 X 1 dan X 2 dengan Y 0.57 5.78 3.72 Keterangan: regresi signifikan F hitung (5.78) > F tabel (3.72). Sebagaimana terlihat pada tabel di atas berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi ganda R= 0.57, dan F hitung (5.78) > F tabel (3.72) pada taraf signifikansi α=0,05, dk pembilang (k = 2) serta dk penyebut (n-k-1=47). Dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda yang diperoleh dalam penelitian ini signifikan, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan kelenturan terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa Penjaskesrek UIR. Dengan hasil hubungan antara kekuatan otot lengan dan kelenturan secara bersama-sama terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag, maka diperoleh kontribusi yaitu sebesar 32.49%. Hanya 32.49% kontribusi yang diberikan kekuatan otot lengan dan kelenturan untuk hasil belajar praktek gerakan ratslag, sedangkan 67.51% dipengaruhi oleh faktor yang lain. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa Penjaskesrek UIR yaitu sebesar 64%. 2. Kelenturan memberikan kontribusi hasil belajar praktek gerakan ratslag yaitu sebesar 0.64%. 3. Kekuatan otot lengan dan kelenturan memberikan kontribusi secara bersama-sama dengan hasil belajar praktek gerakan ratslag senam mahasiswa Penjaskesrek UIR, yaitu sebesar 32,49%. DAFTAR PUSTAKA Garfield. D.S. (1980). Flexibility and Physical Performance. In : Burke, E.J; Toward an Understanding of Human Performance; Movement Publication. Ithaca, New York. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Dalam Coaching. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan. Jonath, U., Krempel R. (1981). Condition Training; Training, Technic, Tactic. Rowohlt Taschenbuch Verlag Gmbh, Reinbeck bei Hamburg. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfaketa. Undang-undang No. 3 Tahun 2005. Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: MENPORA. 17