Pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidaya dalam kantong jaring dengan berat awal berbeda di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perbedaan kedalaman dan berat awal di perairan Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe

Analisis finansial usaha budidaya rumput laut berdasarkan uji pertumbuhan bibit dengan dengan jarak ikat berbeda

Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan bersama Eucheuma denticulatum dengan komposisi berbeda. Abstract

Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Yang Dikultur Menggunakan Dua Jenis Tali Ris Dengan Kondisi Berbeda

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. dengan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Pengaruh Berat Bibit Awal Berbeda terhadap Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii di Perairan Teluk Tomini

PENGARUH PERBEDAAN STRAIN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK. Dodi Hermawan 1) ABSTRACT

Pertumbuhan fragmen bibit ukuran berbeda dalam pembudidayaan karang hias Acropora formosa

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014

STUDI LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Euchema spinosum DAN Eucheuma cottoni DI PERAIRAN DESA KUTUH, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG-BALI

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Budidaya Perairan September 2017 Vol. 5 No.3: Epifit pada rumput laut di lahan budidaya desa Tumbak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

PRAKATA. Purwokerto, Januari Penulis

PERTUMBUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni Dan Gracilaria sp.) DENGAN METODE LONG LINE DI PERAIRAN PANTAI BULU JEPARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115, Sulawesi Utara, Indonesia.

PENINGKATAN LAJU PERTUMBUHAN THALLUS RUMPUT LAUT

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Evaluasi Lahan Pembudidayaan Rumput Laut di Perairan Kampung Sakabu, Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat

Oleh : ONNY C

PERTUMBUHAN Kappaphycus alvarezii PADA TINGKAT KEDALAMAN BERBEDA DI PERAIRAN TELUK PERANCIS, SANGATTA SELATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PRODUKSI Gracilaria verrucosa YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK DENGAN BERAT BIBIT DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

Pertumbuhan Gracilaria Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Tambak. Growth of Gracilaria under Different Planting Distances in Pond

3 METODE PENELITIAN. Pengelolaan Sumberdaya Perairan Gugus Pulau Nain. Jenis data. Metode. Data & Info. Pengalaman meneliti

Pertumbuhan ikan kuwe putih Caranx sexfasciatus di karamba jaring apung yang diberi pakan rucah dengan bahan tambahan yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

3. METODE PENELITIAN

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARAGINAN RUMPUT LAUT (Eucheuma) PADA SPESIES YANG BERBEDA

The growth of regenerated tissue culture of Kappaphycus alvarezii with different planting spaces

Kelayakan Lokasi untuk Pengembangan Budi Daya Karang Hias di Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

Kondisi Lingkungan Perairan Pada Lahan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Di Desa Jayakarsa Kabupaten Minahasa Utara

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

METODE PENELITIAN. Budidaya rumput laut K. alvarezii dilakukan di Desa Ketapang Kecamatan

KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT (SEAWEED) METODE RAKIT BAMBU APUNG DI DESA TALANGO KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

II. METODE PENELITIAN

Muhammad Rizky Hasan, Sri Rejeki*, Restiana Wisnu

A ALISIS KELAYAKA LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRA TELUK DODI GA KABUPATE HALMAHERA BARAT

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

EVALUASI KESESUAIAN LOKASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI DESA LONTAR, KECAMATAN TIRTAYASA, KABUPATEN SERANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

II. METODE PENELITIAN

Pertumbuhan Rumput Laut

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) PADA KEDALAMAN BERBEDA DI PERAIRAN TELUK LAIKANG KABUPATEN TAKALAR

Pengaruh Pemberian Pakan Komersial yang Berbeda pada Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus

I b M PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii VARIETAS MERAHDENGAN METODE TALI JALUR GANDA

OPTIMASI PERTUMBUHAN CAULERPA SP YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN LAGURUDA KABUPATEN TAKALAR

Oseana, Volume XXXII, Nomor 4, Tahun 2007 : ISSN

LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BOTIA

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on seaweed, Kappaphycus alvarezii, growth and white spot desease prevention

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan) Vol.24 (1) April 2014: ISSN:

Pertumbuhan Kijing Taiwan (Anodonta woodiana) dengan Perbedaan Substrat. (The Growth of Kijing Taiwan (Anodonta woodiana) with Different Substrates)

Kondisi Lingkungan Perairan Budi Daya Rumput Laut di Desa Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan

PRAKATA. Purwokerto, Februari Penulis. iii

Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Dengan Bobot Bibit Yang Berbeda di Perairan Desa Labuhan Sangoro Kecamatan Maronge Kabupaten Sumbawa

KAJIAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cotonii) DENGAN SISTEM DAN MUSIM TANAM YANG BERBEDA DI KABUPATEN BANGKEP SULAWESI TENGAH

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN KAPUR (CACO 3 ) UNTUK PERBAIKAN KUALITAS TANAH TAMBAK DAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Gracillaria SP.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

Tesis. Diajukan kepada Program Studi Magister Biologi untuk Memperoleh Gelar Master Sains Biologi (M.Si) Oleh: Alis Suprihatin NPM:

ANALISIS LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT KAPPAPHYCUS ALVAREZII YANG DITANAM PADA BERBAGAI KEDALAMAN

Pemanfaatan ragi (Saccharomyces cerevisiae) pada formulasi pakan dalam meningkatkan pertumbuhan ikan Nila (Oreochromis niloticus) Abstract

PENGARUH PERBEDAAN MEDIA DAN PERIODE TRANSPORTASI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

PENGARUH PERIODE PANEN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS KARAGINAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii: KAJIAN RENDEMEN DAN ORGANOLEPTIK KARAGINAN

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KARAGINAN RUMPUT LAUT

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

Pola tanam rumput laut Kappaphycus Alvarezii di Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Teknik Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dengan Metode Rakit Apung di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN METODE LONGLINE DI PANTAI MLONGGO, KABUPATEN JEPARA

ABSTRAK. Kata kunci : Polikultur, Penebaran yang Berbeda, Ikan Rainbow Merah, Lobster Air Tawar.

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

Pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidaya dalam kantong jaring dengan berat awal berbeda di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe (The growth of seaweed (Kappaphycus alvarezii) cultured in net pen with different initial weights at Talengen Bay, Sangihe Island) Susanty Sahabati 1, Joppy D. Mudeng 2, Lukas L.J.J. Mondoringin 2 1) Mahasiswa pada Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado Email: susantysahabati@yahoo.com 2) Staf pengajar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan Unsrat Manado Email : joppy_mudeng@yahoo.com Abstract The research aimed to study the growth of seaweed Kappaphycus alvarezii cultured for 42 days (from May to June 2016) in net pen with different initial weights at Talengen Bay, Island of Sangihe, North Sulawesi Province. The research used Complete Randomized Design with three treatments, each with three replication. The treatments included A: 50 g, B: 100 g, and C: 150 g of initial weight. Data collected were absolute, relative and daily growth. Data were analyzed using analysis of variance and Least Significance Different Test was used to determine the difference between treatments. Statistical analysis used JMP (SAS-institute). Research results showed the best absolute growth was achieved in treatment C namely 300.55 g, the best relative growth was observed in treatment A as much as 284.78% and the best daily growth rate was in treatment A as much as 3.26%. Keywords: seaweed, net pen, absolut growth, relative growth, daily growth PENDAHULUAN Wilayah Perairan Kepulauan Sangihe yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang memiliki potensi pengembangan usaha budidaya laut dengan komoditi utama, rumput laut (Kappaphycus alvarezii), kuwe dan kerapu (caranidae), kepiting bakau (Scylla spp) dan udang karang (Panulirus spp).khusus untuk budidaya ruput laut, ada beberapa lokasi perairan pantai yang sudah dicoba seperti: Kecamatan Tabukan Selatan, Tatoareng, dan di Perairan Talengen. Umumnya metode budidaya yang digunakan oleh para pembudidaya rumput laut di Teluk Talengen adalah metode tali rawai (long line), sehingga hama dapat menjadi masalah serius. Metode kantong jaring dirancang khusus untuk menangani serangan hama, namun lokasi penempatannya harus berarus yang cukup untuk menyuplai nutrient yang dibutuhkan oleh rumput laut. Disamping itu, untuk mendapatkan hasil produksi lebih tinggi, pembudidaya rumput laut sering 16

membudidaya rumput laut dengan berat awal lebih dari 250 gram/ikatan. METODE PENELITIAN Rancangan Percobaan Percobaan dirancang menurut percobaan rancangan acak lengkap (RAL) yakni percobaan berat awal bibit rumput laut Kappaphycus alvarezii (Steel dan Torrie 1991). Percobaan berat awal bibit rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidaya di kantong jaring dengan 3 perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 9 satuan percobaan, setiap satuan percobaan memiliki 3 satuan penarikan contoh, sehingga keseluruhan terdapat 27 satuan penarikan contoh. Satuan penarikan contoh; ditempatkan secara acak pada tali ris sesuai dengan pengambilan nomor undian. Perlakuan yang diuji yaitu perbedaan berat awal. - Perlakuan A : Berat awal 50 grm - Perlakuan B : Berat awal 100 gram - Perlakuan C : Berat awal 150 gram Desain wadah penelitian Dalam metode ini digunakan kantong bermata jaring 1 inchi yang terbuat dari benang PE, kantong memiliki diameter 30 cm dan tinggi 45 cm dan ditunjang oleh rangka bambu. Kantong jaring tersebut digantungkan pada tambang apung (long line) dengan jarak 50 cm antar kantong, dan pada kedalaman 50 cm dari permukaan air, kantong yang digunakan sebanyak 27 kantong. Tambang apung long line dikonstruksi terdiri dari pelampung utama, pelampung tambahan, tali utama, tali ris, jangkar, tali jangkar. Sedangkan alat yang digunakan dalam pengambilan data pertumbuhan maupun kualitas air yaitu, timbangan digital, kertas ph meter, drift float, stop watch, sechi disc, dan termometer. Sedangkan bahan penelitian yang akan digunakan yaitu, bibit rumput laut Kappaphycus alvarezii. Analisis data Data hasil pengukuran pertambahan berat selama 6 minggu dikonversi menjadi pertumbuhan mutlak, pertumbuhan nisbi, dan laju pertumbuhan harian dengan menggunakan formula di bawah ini : a. Pertumbuhan mutlak Mengikuti formula yang ada pada (Zoneeveld, 1991 dalam Tiwa, 2013) : W = Wt W0 Dimana, W= Pertumbuhan mutlak (g) Wt= Berat rata- rata rumput laut uji pada akhir percobaan (g) W0= Berat rata rata rumput laut uji pada awal percobaan (g) b. Pertumbuhan Nisbi Pertumbuhan nisbi (Weatherley and Gill, 1989 dalam Wattimury, 2008): Gr(%) = Wt Wo Wo 100 Dimana : Gr = Laju pertumbuhan nisbi (%) Wt = Berat akhir percobaan (g) W0 = Berat awal percobaan (g) 17

c. Pertumbuhan harian Laju pertumbuhan harian didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut, Penniman et al. 1986 dalam Mudeng, (2007). G = Wt Wo 1 t 1 x 100% Dimana : G = Laju pertumbuhan harian (%) Wt = Berat pada saat pengukuran (g) W0 = Berat pada saat penebaran (g) t = Waktu penelitian (hari) HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan mutlak Pertumbuhan berat Rumput laut dengan berat awal berbeda pada perlakuan C (150 gram) memiliki nilai tertinggi (300,55 gram), kemudian diikuti oleh perlakuan B (100 gram) dengan nilai (251,66 gram), dan pertumbuhan berat terendah ada pada perlakuan A (50 gram) dengan nilai (146,77 gram). Pertumbuhan mutlak rumput laut dapat juga dilihat pada Gambar 1. Hasi sidik ragam menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak rumput laut Kappaphycus alvarezii secara sangat nyata dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan berat awal dimana nilai Prob > F 0,0001< 0,01. Pertumbuhan Mutlak (g) 350 300 250 200 150 100 50 0 146.77 A (50 gram) B (100 gram) 251.66 Berat awal 300.55 C (150 gram Gambar 1. Pertumbuhan mutlak rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan berat awal berbeda. Pertumbuhan nisbi Pertumbuhan berat nisbi rumput laut dengan berat awal berbeda pada perlakuan A (50 gram) memilki nilai prosentae tertinggi (284,78 %), kemudian diikuti oleh perlakuan B (100 gram) dengan nilai (241,79 %), dan pertumbuhan berat terendah ada pada perlakuan C (150 gram) dengan nilai (197,44 %). Pertumbuhan nisbi dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pertumbuhan nisbi rumput laut Kappaphycus alvarezii secara sangat nyata dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan berat awal dimana nilai Prob > F 0,0001< 0,01. 18

Pertumbuhan Nisbi (%) 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 284.78 241.79 50 gram 100 gram 150 gram Berat Awal 197.44 Gambar 2. Pertumbuhan nisbi rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan berat awal berbeda. Laju pertumbuhan harian Laju pertumbuhan harian rumput laut dengan berat awal berbeda pada perlakuan A (50 gram) memilki nilai prosentae tertinggi (3,26 %), kemudian diikuti oleh perlakuan B (100 gram) dengan nilai (2,97 %), dan pertumbuhan berat terendah ada pada perlakuan C (150 gram) dengan nilai (2,63 %). Laju pertumbuhan harian dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa, pertumbuhan harian rumput laut Kappaphycus alvarezii secara sangat nyata dipengaruhi oleh perbedaan perlakuanberat awal dimana nilai Prob > F 0,0001< 0,01. Dari hasil pertambahan berat rumput laut Kappaphycus alvarezii dapat kita lihat bahwa pada perlakuan C (150 gram) memberikan pertambahan berat tertinggi terhadap pertumbuhan mutlak dengan nilai (300,55 gram), sedangkan pada petumbuhan nisbi yang memiliki nilai prosentasi tertinggi terdapat pada perlakuan A (50 gram) dengan nilai (284,78 %), dan pertumbuhan harian yang memilki nilai prosentasi tertinggi terdapat pada perlakuan A (50 gram) dengan nilai prosentasi (3,26 %). Hasil perhitungan analisis ragam (ANOVA) menunjukan ada perbedaan yang sangat nyata terhadap pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan berat awal berbeda. Laju Pertumbuhan Harian (%) 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 3.26 2.97 50 gram 100 gram 150 gram Berat Awal 2.63 Gambar 3. Laju pertumbuhan harian rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan berat awal berbeda Menurut Mokolensang et al. (1990) dalam Paimin (1991), mengemukakan bahwa dengan berat awal yang lebih kecil, tidak terjadi persaingan terhadap makanan yang tersedia, tetapi dapat pula berkaitan dengan faktor-faktor ekologi lainnya seperti cahaya matahari dan pergerakan air. Melihat dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa rumput laut yang dibudidayakan di perairan Teluk Talengen dengan berat awal 50 gram adalah baik. Karena hasil laju pertumbuhan hariannya adalah 3,26%. Didukung juga pernyataan dari, Anggadiredja, et al, (2006) bahwa pertumbuhan tanaman dikatakan baik bila laju pertumbuhan hariannya tidak kurang dari 3%. Jadi dengan demikian persaingan 19

antara thallus dalam setiap rumpun dalam kantong jaring terjadi karena setiap thallus memerlukan ruang hidup tertentu untuk mencari makan, berkembang biak dan lain sebagainya. Aslan (1991), mengemukakan kegagalan dalam menentukan lahan yang terbaik merupakan kegagalan awal yang mungkin dapat terjadi. Selanjutnya menurut Puja (2001) bahwa salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah lingkungan tempat hidupnya, sehingga sering dikatakan kunci keberhasilan budidaya Eucheuma spp sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat hidupnya. Selanjutnya menurut Kadi dan Atmadja, (1988) dalam Mamang (2008) bahwa faktor-faktor lingkungan tersebut adalah suhu,salinitas, ph, kecepatan arus, kecerahan, dan lain-lain. KESIMPULAN Pertumbuhan mutlak bibit dengan berat awal yang besar lebih baik daripada bibit dengan berat awal yang kecil. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa pertumbuhan mutlak rumput laut dengan berat awal 150 gram tampil terbaik dan memberikan perbedaan yang sangat nyata. Ukuran berat awal bibit mempengaruhi pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii dimana berat awal yang kecil memberikan laju pertumbuhan yang terbaik. Dari data yang diperoleh berat awal yang mempunyai laju pertumbuhan yang tertinggi dilihat dari pertumbuhan nisbi adalah 50 gram (284,78%) diikuti oleh berat awal 100 gram (241,79%) dan berat 150 gram (197,44%). Demikian juga dengan laju pertumbuhan harian yang memiliki pertumbuhan terbaik adalah pada berat awal 50 gram (3,26%) diikuti oleh berat awal 100 gram (2,97%) dan berat 150 gram (2,63%). DAFTAR PUSTAKA Anggadiredja JT, Zatnika H, Purwanto, S Istini. 2006. Rumput laut: Pembudidayaan, pengelolaan, & pemasaran komoditas perikanan potensial. Penebar Swadaya. Jakarta. Aslan. 1991. Budidaya rumput laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta,96 Hal Mamang. 2008. Laju pertumbuhan bibit rumput laut Eucheuma cottonii dengan perlakuan asal thallus terhadap bobot bibit di perairan Lakeba, Kota Bau- Bau, Sulawesi Tenggara. IPB. Mudeng. 2007. Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii dan eucheuma denticulatum yang dibudidayakan pada kedalaman berbeda di perairan Pulau Nain, propinsi sulawesi utara. Tesis, Universitas Sam Ratulangi Manado. Paimin F. 1991. Pengaruh bobot awal bibit terhadap laju pertumbuhan rumput laut eucheuma spinosum. Skripsi. FPIK Universitas Sam Ratulangi. Manado. Puja. 2001. Teknologi budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Dirjen Budidaya. Balai Budidaya Laut Lampung. Steel R, Torrie J. 1991. Prinsip dan prosedur stastistika suatu pendekatan biometrik. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 20

Tiwa. 2013. Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perbedaan kedalaman dan berat awal di perairan Talengen, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Skripsi. FPIK. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Wattimury KZ. 2008. Pertumbuhan rumput laut Eucheuma denticulatum yang di budidayakan pada kedalaman dan berat awal berbeda di perairan Pulau Nain, Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado. 21