STUDI PERANCANGAN FASILITAS HOTEL RESORT DI BATU KARAS UNTUK MEMFASILITASI POTENSI SURFING

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERANCANGAN FASILITAS HOTEL RESORT DI DAERAH UJUNG GENTENG UNTUK MEMPERKENALKAN POTENSI ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG


BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

Bab IV. Konsep Perancangan

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Desain Interior Hotel New Ramayana Di Pamekasan, Pulau Madura Sebagai Hotel Ekowisata Budaya Madura

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

REKREASI WISATA DANAU GEDEBAGE

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

Desain Interior Hotel Mutiara Baru dengan Konsep Green Tourism

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

PERANCANGAN INTERIOR LOBBY, RESTAURANT, POOL AREA DAN MEETING ROOM HOTEL TARA, YOGYAKARTA

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR HOTEL RESORT DI DARAJAT - GARUT DENGAN PENDEKATAN ECO-FRIENDLY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

ABSTRAK. Kata Kunci : Akomodasi, Wisata & Aktivitas

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang

STUDI PERANCANGAN FASILITAS HOTEL RESORT PANTAI SHANGRI-LA KUTA LOMBOK SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPERKENALKAN BUDAYA DAN TRADISI LOMBOK

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V KONSEP. 30

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

KAJIAN PENEMPATAN FURNITURE DAN PEMAKAIAN WARNA (Studi kasus pada kamar tidur hotel Nugraha Wisata Bandungan-Ambarawa)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain STUDI PERANCANGAN FASILITAS HOTEL RESORT DI BATU KARAS UNTUK MEMFASILITASI POTENSI SURFING Fadel Ramadhan Bagus Handoko, S.Sn., MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: fadelsaldy@yahoo.com Kata Kunci : hotel, resort, surfing, wisata alam, Batu Karas Abstrak Dewasa ini, minat masyarakat untuk berpariwisata semakin meningkat sehingga banyak bermunculan alternatif untuk melakukan pariwisata ataupun rekreasi, hal ini di indikasikan akibat banyaknya masyarakat yang jenuh terhadap aktivitasnya sehari-hari dan membutuhkan hiburan ataupun relaksasi sejenak dari aktivitasnya tersebut Aktivitas yang memiliki banyak interaksi dengan alam saat ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berekreasi. Wisata pantai salah satunya, wisata ini banyak menawarkan aktivitas olahraga ataupun hiburan seperti surfing yang saat ini semakin banyak di geluti oleh masyarakat. Batu Karas merupakan salah satu pantai di Jawa Barat yang memiliki potensi besar terhadap wisata pantainya khususnya untuk olahraga surfing, namun fasilitas akomodasi fisik yang ada belum berkembang dengan baik dan tidak sebanding terhadap minat pengunjung yang tinggi terutama untuk surfer. Daerah ini membutuhkan pengembangan fasilitas publik untuk memenuhi segala kebutuhan surfer selama berada di Batu Karas. 1. Pendahuluan Tingginya potensi wisata pantai yang terdapat di Batu Karas khususnya wisata surfingnya yang memiliki berbagai titik surfing disekitar Batu Karas menyebabkan meningkatnya pengunjung khususnya surfer. Peningkatan jumlah pengunjung yang datang ke Batu Karas merupakan fenomena yang daoar bermanfaat bagi pengembangan daerah wisata. Dalam hal ini, Batu Karas merupakan salah satu daerah wisata yang cocok untuk dikembangkan. Namun seiring dengan meningkatnya pengunjung yang datang ke Batu Karas khususnya surfer, fasilitas akomodasi yang tersedia belum memadai untuk memenuhi segala kebutuhan surfer selama berada di Batu Karas. Dengan adanya peningkatan fasilitas baik dari segi kenyamanan, maupun kelengkapan fasilitas Surfing di Batu Karas, maka diharapkan segala kebutuhan wisatawan khususnya untuk surfer dapat terpenuhi dalam satu wadah dan juga dapat menambah antusias masyarakat sekitar untuk mengembangkan potensi yang ada di daerah Batu Karas. 2. Proses Studi Kreatif Menurut Fred Lawson dalam buku Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, prinsip desain dalam merancang hotel resort adalah: 1. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata seperti suasana yang tenang, kesendirian dan privasi, serta dapat berinteraksi dengan lingkungan. 2. Pengalaman unik bagi wisatawan yaitu ketenangan dan perubahan gaya hidup, kedekatan dengan alam, pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda, serta dapat menambah keakraban dengan orang lain. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik dengan memanfaatkan sumber daya alam dan ciri khas daerah, menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan, pengolahan fasilitas yang sesuai dengan lingkungan.

Masalah Fenomena Pariwisata Latar belakang Hotel Resort Asumsi masalah Analisa masalah Studi literatur Pengertian hotel resort Karakteristik Pantai Batu Karas, Standarisasi hotel resort Referensi desain beach hotel baik interior maupun arsitektur Potensi surfing yang terdapat di Batu Karas Solusi dan kesimpulan Konsep desain Denah Fasilitas Hasil akhir Survey lapangan Pantai Batu Karas Java Cove Hotel Bale Karang Cottages Bagan 1. Skematika penelitian Dalam proses mencari data, dilakukan survey lapangan serta survey literatur. Survey literatur dilakukan melalui media internet maupun dari buku. Berikut adalah data yang didapat : Tabel 1. Dampak psikologis dari warna menurut Fabber Birren dan John F. Pile Warna Faber Birren Efek Psikologis John F.Pile Merah Panas, menggairahkan, energik, dan kuat Panas, menggairahkan dan merangsang, menarik perhatian Jingga Gembira, semangat, energik, kuat Mirip dengan warna merah, tetapi dalam intensitas yang lebih rendah Kuning Gembira, kuat Gembira, humor Hijau Ketenangan, menyegarkan, damai, dan membangun Ketenangan, menyegarkan, damai, dan membangun Biru Lembut, melankolis, murung, dan tenang Menentramkan, tenang, dan martabat. Menyebabkan depresi dan kemurungan Ungu Martabat, menyedihkan, mistis Artistik, kehalusan, dan kesedihan Abu-abu Warna netral, warna yang memberi kesan menjemukan dan monoton, keras/kuat, dan Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 2

maskulin Silmi Millatina NL Putih Murni, bersih, terbuka, dan sehat Bersih, terbuka, dan terang Hitam Menyedihkan, kematian, depresi Martabat, kesan berat, formal 3. Hasil Studi dan Pembahasan Kebutuhan fasilitas dirancang berdasarkan kegiatan aktivitas dari wisatawan serta kebutuhan pokok dan penunjang dari wisatawan. Berikut adalah data aktivitas dan fasilitas wisatawan : Tabel 2. Data aktivitas dan fasilitas SIFAT AKTIVITAS PROGRAM AKTIVITAS FASILITAS Penginapan Tidur Buang air kecil/besar Menonton TV Kamar tidur Toilet Area santai Rekreasi Olahraga Edukasi Makan, minum, sosialisasi Belanja kebutuhan surfing, belanja souvenir, relaksasi, memesan tiket Bermain tenis Berenang Mempelajari proses pembuatan surfboard, surfing course Sarapan, makan siang, atau makan malam Surf shop, toko souvenir, butik, mini market, Spa, Agen perjalanan, area informasi tempat wisata Lapangan tenis Kolam renang Surf workshop, kelas kursus Restaurant, bar, dan coffee shop Berdasarkan tabel diatas, terdapat fasilitas-fasilitas yang kemudian diterapkan dalam desain. Desain disesuaikan dengan tema dari hotel ini. Tema yang diterapkan merupakan pendekatan dari segi kekayaan alam sekitar. Tabel 1. Data studi pada kasus KONSEP KETENTUAN SOLUSI PENERAPAN Warna Meredam cahaya matahari agar suhu tidak masuk berlebihan Memberikan suasana yang menenangkan Memiliki kesan alami atau natural Penggunaan warnawarna earth-tone Penggunaan warna cerah yang dapat memantulkan cahaya matahari Menggunakan karakter warna yang identik dengan pantai Warna natural merupakan warna yang dominan dalam desain Pada area guest room, warna aksen diterapkan pada furniture sofa, kursi, dan puff. Kemudian warna pada bantal di tempat tidur. Pada area publik seperti lobi, penggunaan warna aksen diterapkan pada warna sofa. Bentuk Mengadaptasi bentuk dari ombak Penggunaan bentuk yang mudah dibersihkan Bentuk lengkungan ombak merupakan bentuk dinamis yang memberikan kesan luwes serta lebih ramah Bentuk lengkungan irama ombak diterapkan pada bentuk arsitektural bangunan serta penerapan pada layout bentuk ruang Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 3

Pencahayaan Menerangi ruangan sesuai dengan kebutuhan serta dampak yang ingin dihasilkan Menimbulkan efek dramatis pada area atau dekorasi Pemanfaatan pencahayaan alami pada siang hari, serta pada area terbuka, sehingga meminimkan pencahayaan buatan pada siang hari Menggunakan lampu downlight dengan jenis cahaya yang berbeda untuk mengahasilkan dampak tertentu Lampu spotlight ditujukan untuk memberikan efek dramatis pada elemen dekorasi atau area tertentu Penggunaan lampu hidden lamp untuk menambah nilai estetika dalam ruang Penggunaan lampu uplight pada area tangga ditujukan untuk memberi batasan imajiner pada area pegangan tangga Pada area tidur terdapat hidden lamp untuk memberikan nuansa nyaman serta menambah nilai estetika dalam ruang Jenis pencahayaan warna warmlight diterapkan pada area tidur untuk menimbulkan kesan hangat serta keakraban dalam ruang Penggunaan warna daylight digunakan pada area kerja seperti kantor dan area servis, untuk menghasilkan suasana yang lebih fokus Material Dapat menyerap panas Memiliki pori-pori yang kecil untuk area lantai agar butir-butir pasir yang terbawa tidak masuk pada material Mudah dibersihkan Perawatan yang mudah Semen ekspose Batuan alam Keramik Woodplank Parket Batu coral Area lobby menggunakan semen ekspos agar mudah dibersihkan dikarenakan banyaknya pengunjung yang meleawati area lobby Pada area basah menggunakan batu alam agar permukaan lantai tidak licin dan memberikan kesan dingin Area voyer kamar menggunkan batuan alam dan woodplank agar lebih ramah terhadap kotoran yang masih melekat di tubuh pengunjung Tidak licin (pada area basah) Keamanan Mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah saat terjadinya bencana Fire extinguisher Sprinkler Fire detector Diterapkan pada denah langit-langit dengan jarak standar Ditempatkan pada area-area yang dibutuhkan Mempermudah proses evakuasi Fire alarm Emergency lamp Berikut adalah beberapa implementasi desain yang disesuaikan dengan tema dan data kebutuhan aktivitas fasilitas : Lobby hotel Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 4

Kamar hotel Silmi Millatina NL Gambar 4. Perspektif lobby dan guest room 4. Penutup / Kesimpulan Pemahaman terhadap permasalahan yang terjadi dalam perancangan diperlukan agar desain yang dihasilkan merupakan solusi yang baik dan tepat untuk permasalahan tersebut. Kebutuhan dari pengguna serta aktivitas yang dilakukan di daerah Batu Karas menjadi acuan pada perancangan fasilitas. Selain itu, dalam perancangan dibutuhkan landasan teori-teori yang dapat membantu dalam penyelesaian masalah desain. Pengenalan terhadap potensi alam yaitu wisata pantainya khususnya surfing yang terdapat di daerah sekitar dapat dilakukan dengan memasukkan unsurnya ke dalam desain. Selain itu pada kasus ini tersedianya fasilitas agen perjalanan serta point of interest dapat memfasilitasi tamu yang ingin mengetahui mengenai potensi alam khususnua surfing yang berada di Batu Karas. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bagus Handoko, S.Sn., MT. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 5

Daftar Pustaka Jotisalikorn, Chami & Zabihi, Karina, Contemporary Asian Bedroom, Periplus editions, 2005. www. google.com Inglis, Kim & Termansen, Jacob, Tropical Hotels, 2009 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 6