BAB III KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
karakter lokasi otentik sesuai realita.

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,



BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III KONSEP PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

Sumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. IV 1. Media film dokumenter

Laporan Produksi Trailer Kampung Seni #2 ISI Surakarta

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Development (Penelitian dan Pengembangan) dalam menciptakan suatu video

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

LAPORAN VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI #2 ISI SURAKARTA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

perusahaan dan memeberikan citra positif perusahaan

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan.

BAB IV. PEMBAHASAN, IMPLEMENTASI dan CATATAN PRODUKSI

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL. Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM

GELAR SENI MAHASISWA GUNADARMA (GSMG) 2018 KETENTUAN TANGKAI LOMBA LUKIS, DESAIN, KOMIK STRIP, FOTOGRAFI, FILM PENDEK

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

5 Software Video Editor Terbaik

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III METODE PENCIPTAAN

Laporan Pembuatan Video Clip Musik Reggae

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah

BAB II METODE PERANCANGAN

TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian

Produksi AUDIO VISUAL

Transkripsi:

BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter memiliki perjalanan yang cukup panjang, mulai berfungsi sebagai pengamat pertumbuhan hewan hingga sebagai sarana propoganda, akan tetapi kekuatan dokumenter yang menyajikan suatu realitas nyata dalam sebuah film tidak di ragukan lagi. Dokumenter dianggap sebagai karya audio visual yang jujur dan tanpa adanya aktor pengganti yang memereankan sebuah peran yang kemudian telah di setting sedemikian rupa hingga mirip dengan kisah nyatanya. Hal ini pun kemudian di amini oleh salah satu tokoh dokumenter asal Rusia yaitu Dizag Vertov, pada tahun 1922 vertov memperkenalkan sebuah julukan baru untuk karya dokumenter yang disebutnya sebagai Kino-Pradava yang dalam bahasa Inggris sama dengan Film Truth (Film kebenaran). Kino Pradava ini kemudian di kembangkan oleh para dokumentaris asal Prancis dipertengahan tahun 1950 dengan penyempurnaan teori yang di sebut sebagai Cinema Verite (Film Kebenaran). Cinema Verite dianggap mampu mengetengahkan realitas visual secara sederhana dan apa adanya, yang diyakini dapat mempertahankan atau menjaga spontanitas aksi dan karakter lokasi otentik sesuai realita. 40

41 Dengan begitu film dokumenter dinilai sebagai film kebenaran yang jujur menyajikan sebuah realita. Kejujuran ini yang membuat peneliti tertarik untuk menggunakan metode menjawab hipotesis awal dengan menggunakan film dokumenter, karena kejujurannya dalam mengungkap fakta dan hasilnya tidak hanya berbentuk laporan tulisan hasil pengamatan tetapi juga ada bukti visual yang dapat di tunjukkan sebagai hasil dari pengamatan. Sehingga peneliti bisa mendapatkan kepercayaan penonton dan pesan pesan serta hasil yang peneliti sampaikan dalam film ini dapat diterima dengan baik oleh penonton, bahwa Apakah dangdut koplo yang lahir dari kalangan marjinal hadir sebagai antitesis dari musik terdahulunya yaitu dan membangun identitas berbeda demi sebuah aktualisasi diri dan karya yang kemudian akan bermuara pada munculnya sebuah identitas baru, atau dangdut koplo hanya untuk hiburan semata tanpa ada suatu misi yang diusungnya demi menyembuhkan krisis identitas kalangan marjinal. 3.2 Strategi Komunikasi Karya aplikatif dengam menggunakan pendekatan visual Cinema Verite memudahkan untuk mendapatkan kepercayaan dari penonton pada film ini. Dan pendekatan naratif digunakan agar dapat membuat penonton mengerti dengan permasalahan yang ingin disampaikan. Kedua pendekatan ini secara audio dan visual diharapkan dapat membangkitkan keinginan penonton untuk menyaksikan film ini hingga selesai dan juga meningkatkan pengetahuan penonton tentang informasi informasi yang disampaikan dalam film ini.

42 3.3 Analisis Spesifikasi Program 3.3.1 Deskripsi Program Film dokumenter Dangdut Koplo Diantara Marjinalisasi dan Identitas yang menggunakan pendekatan naratif ini bertema cultural studies, menceritakan perjalanan dangdut koplo sebagai salah satu musik dalam genre dangdut yang di sebut sebut sebagai antitesis dari musik dangdut itu sendiri, dangdut koplo yang tumbuh dari akar rumput di pranata sosial masyarakat marjinal kini tumbuh seolah memperlihatkan identitas baru nya, yang kemudian apakah hal ini dimaknai sama oleh para penggiat dangdut koplo atau hanya sebatas sarana hiburan tanpa ada maksud tertentu. Dengan begitu dalam film dokumenter ini akan menjawab keberadaan mereka dalam nuansa Marjinalisasi dan Identitas. a. Format Program : Film, Non- Fiksi, Dokumenter b. Format Media : AVI dan DVD c. Judul Program : PENTAS KOPLO (diantara marjinalisasi dan identitas) d. Durasi Program : 24 menit e. Target Audiance : - Usia: Dewasa dan Orang Tua - Jenis Kelamin: Laki laki dan Perempuan - Status Ekonomi: (B) Menengan Keatas

43 3.3.2 Konsep Eksekusi Karya Eksekusi dokumenter Dangdut Koplo Diantara Marjinalisasi dan Identitas ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pra produksi adalah tahapan awal untuk merumuskan konsep dan strategi dalam proses filming di tahap kedua. Pra produksi ini meliputi beberapa tahap: Riset (mengelolah gagasan, menentukan fenomena, menentukan dimensi dimensi penceritaan, menyusun premis, menghimpun film refrensi), menyusun proposal, menyusun sinopsis, hunting lokasi, menyusun treatment script, menentukan alat produksi dan budget. Produksi adalah tahapan filming setelah proses persiapan di tahapan pra produksi, tahapan ini juga di sebut tahap filming. Pasca produksi adalah tahapan terakhir untuk menyusun gambar gambar yang telah di ambil pada tahapan selanjutnya. Tahapan pasca ini meliput: review hasil filming, menyusun naskah, editing offline, editing suara, dan editing online (finishing). Film Dokumenter ini bertujuan untuk menunjukan seni kepada penonton, sebagai edukasi dan pengetahuan bahwa masih ada penyanyi penyanyi dangdut yang seronok yang dibiarkan. Maka dari itu,film ini tanpa sensor karna tidak di pertontonkan ke publik dan target audience pada film ini hanya untuk 18 tahun keatas.

44 3.3.3 Alasan Pemilihan Karya Pasca reformasi bergulir masyarakat Indonesia merasa bahwa diri mereka bebeas, dan mereka yakin bahwa akan dapat energi serta harapan baru di era reformasi ini. Tidak hanya persoalan politik dan ekonomi yang di protes dan dirombak habis, ternyata di sebelah timur pulau jawa tepatnya di kota Pasuruan lahir musik yang dianggap dapat membuat penikmatnya melayang, bahagia, penuh energi dan harapan yang di sebut dangdut koplo. Kehadiran dangdut koplo hadir dari kalangan marjinal sebagai antitesis dari genre musik induknya yaitu dangdut, musik dangdut yang dikenal sebagai sarana untuk berdakwah dan penyebaran nilai nilai kemanusiaan lainnya justru mendapat perlawanan dari dangdut koplo. Dangdut koplo hadir menerobos peraturan yang telah di bangung pendahulu dangdut sebelumnya sebut saja Rhoma Irama, beliau adalah penggiat musik dangdut yang sudah puluhan tahun ada di dunia dangdut hingga di juluki sebagai Raja Dangdut. Dengan disebutnya dangdut koplo sebagai antitesis dari musik dangdut membawa rumusan masalah semakin mengerucut terhadap perebutan identitas. Aktualisasi diri yang dibutuhkan menjadikan dangdut koplo ingin merebut perhatian masyarakat dengan menghadirkan sesuatu yang berlawanan dari apa yang telah ada sebelumnya. Perebut perhatian ini masih dari kalangan marjinal yang mencoba memosisikan dirinya sejajara dengan orang orang terkenal dan fenomenal lainnya.

45 Rumusan masalah inilah yang akan di jawab dalam film dokumenter Dangdut Koplo Diantara Marjinalisasi dan Identitas. Apakah dangdut koplo yang lahir dari kalangan marjinal hadir sebagai antitesis dari musik terdahulunya dan membangun identitas berbeda demi sebuah aktualisasi diri dan karya, yang kemudian akan bermuara pada munculnya identitas baru. Atau dangdut koplo hanya di peruntukan untuk hiburan semata tanpa ada suatu misi yang mengusungnya demi menyembuhkan krisis identitas di kalangan marjinal. 3.3.4 Gambaran Isi Pesan dan Media Promosi Film dokumenter Dangdut Koplo Diantara Marjinalisasi dan Identitas ini memiliki kandungan isi pesan bernuansa identitas yang coba di bangun oleh kaum marjinal. Bahwa permasalahan kaum marjinal adalah bagaimana mereka tidak diakui di kalangan sosialnya sendiri, dengan begitu mereka mencoba membuat sesuatu yang baru yaitu dengan menampilkan dangdut hasil modifikasi untuk merebut perhatian masyarakat. sebagai ajang aktulisasi diri dan karya ini mereka menjadikan dangdut koplo sebagai identitas baru yang kemudian dapat di kenal di masyarakat. dan hal ini yang dilalui oleh masyarakat marjinal yang mencoba menampilkan identitas mereka, seperti halnya musik RAP di era sebelumnya.

46 3.4 Time Table dan Anggaran 3.4.1 Time Table No / Bulan Juni Juli September Oktober November Desember Pra Produksi Riset Menyusun proposal Menyusun sinopsis Hunting Lokasi Treatment script Persiapan Alat Produksi Filming Pasca Produksi Review hasil gambar Menyusun naskah

47 Editing offline Editing suara Finishing Table. 1 3.4.2 Anggaran Anggaran Pra Produksi No Item Rincian Biaya Jumlah 1 Tim Riset 2 orang Rp 50.000,00 Rp 100.000,00 2 Telfon, print, dan fotocopy Rp 200.000,00 Rp 400.000,00 3 Dokumentasi 4 Logistik Akomodasi & Kamera Canon 600D (lensa standart), lampu LED, & Tape Recorder konsumsi untuk tim riset Bensin Jakarta Rp 300.000,00 Rp 600.000,00 Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 5 Transportasi tim - Pasuruan - Rp1.236.200,00 Rp1.236.200,00 riset Jakarta

48 Hotel Rp 375.000,00 Rp 750.000,00 Total Rp 3.286.200,00 Table. 2 Anggaran Produksi No Item Rincian Biaya Jumlah 1 Kamera Canon 5D Rp 450.000,00 Rp2.250.000,00 Canon 60D Rp 400.000,00 Rp2.000.000,00 2 Lensa Fix f8/50 Rp 75.000,00 Rp 375.000,00 Wide 16/35 Rp 200.000,00 Rp1.000.000,00 Wide 24/70 Rp 200.000,00 Rp1.000.000,00 3 Tripod Tripod Rp - Rp - Monopod Rp 75.000,00 Rp 375.000,00 4 Tape Recorder Sony Rp 50.000,00 Rp 250.000,00 5 Lampu LED Rp 100.000,00 Rp 500.000,00 6 SD Card Extream 32 GB Rp 600.000,00 Rp 600.000,00 Bensin Jakarta - Pasuruan - Rp1.236.200,00 Rp1.236.200,00 7 Akomodasi & Transportasi Jakarta Bensin Jakarta Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 Konsumsi Kru Rp 150.000,00 Rp 750.000,00 Hotel 5 Hari Rp 375.000,00 Rp1.875.000,00 8 Lain - lain Rp1.000.000,00

49 Total Rp 13.411.200,00 Table. 3 Anggaran Pasca Produksi No Item Rincian Biaya Jumlah 1 Alat editing Rp - Rp - 2 Studio Keperluan backsound Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 3 Narator Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 4 Subtittle Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 5 DVD 5 buah Rp 20.000,00 Rp 100.000,00 6 Print & Fotokopi Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 7 Poster 2 Buah Rp 10.000,00 Rp 20.000,00 8 Roll Benner 2 Buah Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 9 Lain lain Rp 200.000,00 Total Rp 2.020.000,00 Table. 4 Anggaran Keseluruhan No Tahap Biaya 1 Pra Produksi Rp 3.286.200,00 2 Produksi Rp 13.411.200,00 3 Pasca Produksi Rp 2.020.000,00

50 Total Rp 18.717.400,00 Table. 5 3.5 Konsep Perancangan Proses editing Film dokumenter yang berdurasi 24 menit ini yaitu dengan cara cut to cut yang sesuai dengan naskah yang telah dibuat agar menarik dan enak dilihat. Transisi yang diberipun merupakan transisi sederhana agar perpindahan shot dari shot yang lainya terlihat lebih halus. Untuk backsound, penulis akan mengambil music asli yang dinyanyikan/dimainkan langsung oleh penyanyi dan band yang kita rekam sendiri agar menciptakan orisinalitas film itu sendiri. Terakhir untuk media penyimpanan hasil master edit, editor mempersiapkan DVD kosong Sebagai Editor dalam film ini peneliti menggunakan Konsep editing film Dokumenter Pentas Koplo ini pada dasarnya menggunakan pola Discontinuity editing terutama pada sekuen sekuen, untuk memberikan kesan yang tidak membosankan namun tetap dinamis. Metode editing yang diterapkan editor pada film ini adalah metode editing Griffith juga bersifat lebih ekonomis. Montage dan Tradisi Formalist Griffith adalah seniman praktis yang memperhatikan ide dan emosi yang saling bersambungan dalam cara yang paling efektif yang mungkin dilakukan. Pada tahun 1920-an pembuat film asal Soviet mengembangkan prinsip asosiasinya dan menyusun dasar thematic editing, atau montage, demikian mereka menyebutnya

51 (dari bahasa Perancis, monter, memasang). V. I. Pudovkin menulis risalat teoretis penting yang mengenai apa yang dia sebut sebagai constructive editing. Sebagian besar teorinya adalah penjelasan mengenai praktik Griffith, namun berbeda dengan Amerika (yang sangat dia puji puji) pada beberapa hal. Penggunaan close up oleh Griffith, tegas Pudovkin, terlalu terbatas. Close-up hanya sebagai klarifikasi long shot. yang memuat sebagian besar makna. Efek close up hanyalah suatu interupsi, tidak memiliki makna yang dimuatnya sendiri. Pudovkin bersikeras bahwa setiap shot harus membuat satu poin baru. Melalui penjajaran shot, dapat dibentuk makna baru. Maka makna sebenarnya berada dalam penjajaran tersebut, bukan dalam satu shot tunggal. 1 3.5.1 Konsep Konsep Editing 1. Konsep Grafis Dalam film dokumenter ini terdapat suatu grafis yang menunjukan yaitu berupa tulisan-tulisan untuk memperjelas nama dari narasumber. 2. Konsep Warna Konsep warna yang digunakan menggunakan warna asli dari gambar yang diambil. Namun apabila ada warna yang erlihat gelap maka akan diberi sedikit efek untuk menerangkan gambar tersebut. 1 Diakses pada tanggal 20 Juli 2016 dari http://cingraphy.blogspot.co.id/2013/03/memahamiediting-dalam-produksi-film.html

52 1. Konsep Tata Suara Konsep tata suara yang digunakan disini menggunakan atmospher asli dari gambar yang di ambil. Selain itu, akan ditambahkan juga beberapa musik asli dinyanyikan langsung yang kita rekam sendiri agar mendukung terciptanya cerita yang akan disampaikan. 3.5.2 Proses Pemindahan Video Proses pemindahan video ini dilakukan dengan cara memindahkan video yang berada dalam SD Card Kamera ke perangkat komputer dengan menggunakan Card Reader. 3.5.3 Offline Editing Offline editing yaitu proses menyunting atau memisahkan video yang akan di edit. Setelah video-video tersebut dipisahkan, kemudian dipotong dan disatukan kembali sesuai dengan kebutuhan shot yang diperlukan didalam naskah. 3.5.4 Online Editing Online editing yaitu proses penambahan efek dan transisi pada film dokumenter yang akan di edit. Apabila ada video yang hasilnya gelap maka di proses inilah video tersebut di jadikan lebih terang. Selain itu, pada proses online editing ini penambahan teks judul serta teks yang lain. 3.5.5 Rendering

53 setelah seluruh proses editing selesai, berikutnya penulis akan melakukan proses rendering untuk penggabungan shot shot, transisi yang digunakan dan sound yang sudah dimasukkan ke dalam timeline agar menjadi video dan audio output yang baru. 3.5.6 Exporting Tahap akhir ini penulis melakukan export file project menjadi format video yang diinginkan, untuk film ini penulis akan mem format hasil editing film ini menjadi mp4 dam Mov. 3.5.7 Burning kemudian hasil video yang jadi penulis akan burning ke DVD. Proses burning adalah proses pemindahan hasil video yang sudah disatukan tersebut kedalam media DVD/CD. 3.5.8 Design Label dan Cover Pembuatan label dan cover DVD ini adalah gambar yang sudah di design menggunakan software design yang disesuaikan dengan judul film ini. hal ini bertujuan agar tidak terlalu fulgar seperti Cover DVD/CD dangdut yang lain. 3.5.9 Perangkat Editing 1. Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan yaitu :

54 Macbook pro dengan spesifikasi : Processor 2,5 Ghz Intel core i5 Memory 4Gb 1600 Mhz DDR3 Software OS X 10.9.5 Kabel Data Hardisk Card reader Headset 2. Perangkat Lunak Adobe Premiere Cs 6 Adobe Premiere Pro CC 2015 Adobe Photoshop