BERKEMBANG WACANA HAPUS IZIN DPR BAGI BUMN UNTUK GO PUBLIC

dokumen-dokumen yang mirip
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG

Cegah Kongkalingkong, BUMN akan IPO Harus Diperiksa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dasar Hukum Privatisasi

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

EFISIENSI OPERASIONAL BUMN

PENYERTAAN MODAL NEGARA

MENTERI N EGA RA BADAN USAHA MILIK NEGARA

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUMN DAN BUMD. Anggota Kelompok:

M E M U T U S K A N : Menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini jumlah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

POLITICAL COST DAN BUMN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (3) Khusus bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, pelaksanaan pengawasan terhada

7 Idem, Penjelasan umum alinea 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PRIVATISASI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PRIVATISASI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

2017, No Peleburan, atau Pemekaran Usaha sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN

Ini Dia Keputusan Dahlan Iskan yang Diprotes Anggota DPR

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

Uji Materiil Undang-Undang Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corpotrate Governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ekonomi K-13 PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN K e l a s A. BADAN USAHA a. Pengertian Badan Usaha Tujuan Pembelajaran

USAHA PERKEBUNAN - PERIZINAN TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2005

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SETARA DENGAN ESELON II

BAB I PENDAHULUAN. Instansi selaku pengguna barang atau jasa membutuhkan barang atau jasa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kementerian SHARING SESSION. Kinerja BUMN. Proyeksi Tahun 2012 BUMN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(Tempo.co, 4 Juni 2012) mengatakan perusahaan perusahaan milik negara (BUMN) menjadi berantakan setelah dicampuri orang orang dari partai politik.

Bentuk bentuk Perusahaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

STATUS KEKAYAAN NEGARA PADA BUMN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

BUMN. Ciri-ciri BUMN. BUMN di Indonesia. Di Indonesia, definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, hingga saat ini dampak krisis ekonomi global masih dapat

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

PENYERTAAN MODAL NEGARA (PMN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan proses uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon pemilik dan calon pengelola perbankan syariah melalui pe

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dunia bisnis di Indonesia. Terkait dengan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

BAB V PENUTUP. jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penyelesaian piutang perbankan BUMN pra Putusan Mahkamah

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 RUPS Tahunan P T S E M E N B ATU R AJ A ( P E R S ER O) TB K. Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2015

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting

BAB III STATUS DAN IMPLIKASI YURIDIS UANG PUBLIK DAN UANG PRIVAT BERDASARKAN TINDAK PEMERINTAHAN. A. Status Hukum Uang Negara Berdasarkan Tindak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perpustakaan LAFAI

BELASAN KEMENTERIAN TERINDIKASI RUGIKAN KEUANGAN NEGARA

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106 /PMK.06/2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

Pedoman Nominasi dan Remunerasi

Proses Go Publik Go Public (Penawaran Umum) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan di-go

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bentuk Hukum Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan merupakan istilah ekonomi yang dipakai dalam perundang-undangan,

Transkripsi:

public. ii Menurut dia, keharusan untuk meminta izin kepada DPR dalam hal IPO itu harus BERKEMBANG WACANA HAPUS IZIN DPR BAGI BUMN UNTUK GO PUBLIC tempo.co Adanya kewajiban BUMN untuk melapor ke DPR bila akan melaksanaan penawaran umum saham perdana (initial public offering/ipo) i dinilai pengamat hukum bisnis Ricardo Simanjuntak tidak benar. Menurut dia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) maka perusahaan pelat merah yang ingin menjual saham ke publik tidak perlu izin DPR. Tidak perlu (izin) DPR karena bukan perusahaan negara. Dana untung rugi dari perseroan atau PT tidak tergantung dari APBN, ujar Ricardo. Lebih lanjut dia mengatakan, DPR hanya bisa melakukan pemeriksaan dari kinerja yang disampaikan Kementerian BUMN, tetapi tidak harus mengatur BUMN yang segera go dihilangkan. Itu karena perseroan bukan milik negara, sehingga Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN mestinya harus ditiadakan, tukasnya. Ricardo menambahkan, pemerintah pada dasarnya berusaha menjalankan BUMN sebagai alat produksi. BUMN sebagai pencari uang negara, pelayan publik, dan lain-lain. Kemudian sekarang mengalami perkembangan atau mengadaptasi globalisasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang disebutkan bahwa perusahaan milik negara itu berubah menjadi PT, jadi perusahaan terpisah dari negara secara total, katanya. Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA, Uchok Sky Khadafi, menilai bahwa kesulitan perusahaan BUMN melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/ipo) salah satu hambatannya berasal dari DPR. Saya tidak heran kalau DPR mempersulit. Itu sudah jadi lahan bisnis mereka sejak lama. Apalagi ini menyangkut BUMN, ujar dia kemarin. Meski begitu, Uchok mengatakan adalah wajar apabila DPR harus dilibatkan dalam pelaksanaan IPO BUMN. Pasalnya menyangkut keuangan negara. Memang kebijakan IPO harus melalui persetujuan DPR. Itu hak mereka untuk melakukan pengawasan, karena sudah ada payung hukumnya di Undang-Undang Keuangan Negara. Namun, jangan sampai itu dijadikan alat sapi perah untuk mempolitisasi kebijakan serta mencari-cari kesalahan, tandasnya. Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum Page 1

Dia menambahkan, IPO berujuan untuk menambah modal perusahaan agar bisa mengembangkan bisnisnya. Dengan melepas saham, perusahaan bisa mendapatkan dana segar. Terlebih lagi laporan keuangan perusahaan pelat merah semakin transparan dan terbuka. Akan tetapi harus diperhatikan lagi BUMN yang ingin IPO seperti apa kondisinya. Karena masih banyak BUMN yang memiliki banyak persoalan-persoalan internal yang harus dibenahi, tukas Uchok. Sementara itu, Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto menambahkan, saat ini sebenarnya ada banyak BUMN yang menarik untuk dilepas ke pasar. Menurut dia, BUMN yang menarik untuk IPO antara lain BUMN Perkebunan, BUMN Pupuk, serta BUMN Infrastruktur. Sayang, BUMN di sektor yang menarik seperti perkebunan kelapa sawit, belum ada yang disiapkan ke pasar modal. BUMN pupuk atau infrastruktur seperti Angkasa Pura dan Pelindo (juga) menarik, ungkap dia. Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang mengaku kesulitan memperbanyak jumlah BUMN yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena sulitnya memperoleh izin untuk melaksanakan IPO. Kami sudah masukkan beberapa BUMN untuk IPO. Tapi persoalannya memang sebagian besar ada di izin, ujar Dahlan. Dia menuturkan, BUMN akan mendapat nilai positif bila menjadi perusahaan terbuka. Perusahaan BUMN, menurut dia, akan lebih transparan, mudah memperoleh dana murah, serta bisa mengembangkan pasar modal. Selama ini, proses IPO di BUMN memang lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan swasta, karena adanya proses persetujuan politik yang berbelit. Dahlan mengatakan bahwa dengan menjadikan BUMN sebagai perusahaan go public, maka akan mengurangi risiko munculnya tindak pidana korupsi di BUMN tersebut. "BUMN agar go public. Sehingga tekanan politik atau pihak yang tidak bertanggung jawab bisa berkurang," kata Dahlan dalam diskusi media "Peran dan Komitmen BUMN/BUMD dalam Memerangi Praktik Bisnis yang Koruptif, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, beberapa waktu lalu. Dahlan mengatakan dengan BUMN go public, perusahaan tersebut bukan lagi milik negara sepenuhnya dan harus bersaing dengan perusahaan swasta lainnya. "Go public juga menjadi langkah yang lebih baik daripada harus menjual BUMN kepada asing, atau pihakpihak yang berminat mengambil alih," tambah dia. Pada 2012 ini, sejatinya Kementerian BUMN ingin melakukan sejumlah privatisasi di perusahaan pelat merahnya. Mulai dari PT Semen Baturaja; right issue atau pelepasan saham lagi ke publik bagi BTN dan Kimia Farma; serta strategic sales atau penjualan seluruh saham negara ke investor untuk PT INTI, PT Industri Sandang Nusantara, dan PT Inglas. BUMN juga melaksanakan program tahunan privatisasi sebelumnya, yakni PT Waskita Karya yang sudah direncanakan sejak 2008, serta PT Primasima, Sarana Karya, dan Kertas Padalarang yang sudah direncanakan sejak 2010. Kementerian BUMN juga Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum Page 2

mengajukan tambahan Program Tahunan Privatisasi 2012, yakni IPO Perum Pegadaian Sumber: www.neraca.co.id, 23 Juli 2012 www.liputan6.com, 5 Juni 2012 Catatan: Berdasarkan peraturan perundang-undangan, keuangan BUMN saat ini termasuk dalam lingkup keuangan negara. Hal ini misalnya disebutkan dalam Penjelasan Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, bahwa keuangan negara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga menyebutkan bahwa keuangan negara meliputi juga kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah. Selama ini, BUMN menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan negara. Namun demikian, dalam operasionalnya, BUMN sering mengalami hambatan birokrasi yang rumit. Kendala dalam hal birokrasi misalnya, untuk melakukan privatisasi BUMN harus didahului dengan tindakan seleksi atas perusahaanperusahaan dan mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Terhadap perusahaan yang telah diseleksi dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Keuangan, selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat serta dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Privatisasi dapat dilakukan apabila ada persetujuan dari DPR terhadap RAPBN yang di dalamnya terdapat target penerimaan negara dari hasil privatisasi. Untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu, BUMN harus mendapat izin dari komisaris, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Untuk pengadaan barang/jasa, BUMN harus melalui proses tender berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah, yang butuh waktu panjang. Di samping itu, dalam pengadaan barang/jasa, BUMN juga harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara. Padahal, kedua produk hukum tersebut banyak perbedaanya, dan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tersebut tidak menjadikan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai konsideran. Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum Page 3

Kendala birokrasi juga muncul dalam hal pembinaan BUMN. Saat ini, BUMN berada di bawah pembinaan Kementerian Negara BUMN, yang notabene merupakan organ birokrasi yang terbiasa bersifat birokratis. Hal ini tidak cocok dengan BUMN yang merupakan korporasi yang diharuskan bekerja secara cepat. Kementerian BUMN juga harus menjalankan dua peran yaitu sebagai birokrasi pemerintah dan sebagai organ korporasi. Saat ini jumlah Pegawai di Kementerian BUMN relatif masih kurang dibandingkan dengan beban kerja yang ada. Sebagai organ korporasi, Menteri Negara BUMN bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero dimiliki oleh negara, dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan Perseroan Terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Meskipun Menteri BUMN bertindak selaku RUPS, namun untuk kebijakan korporasi, Menteri BUMN tetap memiliki batasan tertentu. Misalnya untuk pendirian BUMN, atau penyertaan modal BUMN harus izin Menteri Keuangan dan dilaksanakan setelah penerbitan Peraturan Pemerintah. Untuk penggabungan, peleburan dan pengambilalihan BUMN, Menteri Negara BUMN harus terlebih dahulu mengajukan usulan kepada Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan Menteri Keuangan. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan BUMN tersebut dilaksanakan oleh Menteri Negara BUMN setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan BUMN yang bersangkutan. Dalam hal kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, selain harus tunduk pada regulasi yang dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN, BUMN juga harus tunduk pada regulasi yang dikeluarkan oleh kementerian teknis. Dalam hal kepatuhan terhadap regulasi kementerian teknis, BUMN akan mendapat perlakuan yang sama dengan semua pelaku usaha lainnya, baik swasta maupun BUMN. Hal ini sedikit banyak merugikan BUMN karena BUMN yang dibebani berbagai kewajiban, ternyata tidak diberi keistimewaan perlakuan, sehingga upaya untuk bersaing dengan swasta semakin berat. Selanjutnya, untuk melakukan penghapusan piutang Bank BUMN sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) per penanggung utang, direksi BUMN harus mengusulkan penghapusan kepada Menteri Keuangan, melalui Direktur Jenderal. Karena proses panjang tersebut, maka piutang BUMN terus dicadangkan tiap tahun. Hal ini berbeda dengan swasta yang dengan mudah bisa melakukan penghapusan piutang sehingga swasta dapat mengurangi nilai kerugian. Proses berbelit-belit juga terjadi dalam hal penghapusan aktiva tetap pada BUMN. Untuk penghapusbukuan dan pemindahtanganan aktiva tetap BUMN, harus didasarkan harga yang sama atau lebih tinggi dari harga minimum yang ditetapkan oleh Tim Penaksir Harga atau perusahan penilai atau Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Apabila nilai jual lebih rendah dari harga minimum tersebut, maka direksi BUMN perlu meminta pendapat terlebih dahulu kepada Kejaksaan Agung/Kejaksaan Tinggi setempat dan/atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Birokrasi yang rumit ini menjadikan BUMN tidak bergerak cepat seperti swasta. Padahal kecepatan pengambilan kebijakan merupakan faktor penting di dunia usaha. Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum Page 4

i Berdasarkan Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan. ii Dengan melakukan penawaran umum, maka BUMN akan menjadi Perusahaan Terbuka (go public). Hal ini sesuai Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum Page 5