I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 282/Kpts/KU.210/4/2006 TENTANG

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN /REHABILITASI KOPI ROBUSTA TAHUN 2010

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN INTEGRASI KOPI - TERNAK TAHUN 2010

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN/ REHABILITASI KOPI ORGANIK (SPECIALTY) TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2008

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 11 Februari 2013 PEDOMAN PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT

MATERI : PENGELOLAAN KEUANGAN KELOMPOK TERKAIT DANA BANTUAN SOSIAL

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN INTENSIFIKASI/ REHABILITASI TEH TAHUN 2010

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

VI. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITI KARET

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN SAPI/KERBAU BETINA BUNTING TAHUN 2015

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

Draft LOGO PIHAK KEDUA KONTRAK KERJASAMA. Antara

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PASAL 1 DASAR. Perjanjian kerjasama ini dibuat berdasarkan referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yaitu:

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH

PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. /Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PAKTA INTEGRITAS. Alamat Jabatan Nama Lembaga : No. HP & Nama PTKI : Alamat PTKI :

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL BIRO KEUANGAN. 4. Bantuan Lainnya

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan bahwa tujuan dari penyelenggaraan perkebunan adalah (1) meningkatkan pendapatan masyarakat, (2) meningkatkan penerimaan Negara, (3) meningkatkan penerimaan devisa Negara, (4) menyediakan lapangan kerja, (5) meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, (6) memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri serta (7) mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Perkebunan mempunyai fungsi (1) ekonomi, untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, (2) ekologi, peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen, penyangga kawasan lindung (3) dan sosial budaya, sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Karet (Hevea brasiliensis. Sp) adalah salah komoditi perkebunan yang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari volume ekspor karet pada 1

tahun 2009 sebesar 1.991.533 ton dengan nilai ekspor US$ 3.241.534.000, dan volume impor 12.729 ton, dengan nilai US$ 18.918.000. Pada tahun 2010 luas areal karet di Indonesia mencapai 3.445.121 Ha, jumlah produksi sebesar 2.591.935 ton dan produktivitas sebesar 935 Kg/Ha/Th. Usaha perkebunan karet dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2.077.450 orang. (Statistik Perkebunan 2009-2011). Komoditi karet memiliki prospek pasar yang baik. Pada tahun 2010 konsumsi karet dunia mencapai 10,66 juta ton dan produksi dunia mencapai 10,22 juta ton. International Rubber Study Group (IRSG) memprediksi bahwa pada tahun 2020 konsumsi karet dunia akan mencapai 10,95 juta ton dan produksi dunia mencapai 10,99 juta ton (terdapat surplus 4 ribu ton). Dari total luas areal perkebunan karet di Indonesia 3.445.121 Ha, terdiri dari perkebunan rakyat seluas 2.934.378 Ha (85,17%), perkebunan BUMN seluas 236.714 Ha (6,87%) dan PBSN 274.029 Ha (7,96%). Pada umumnya hasil dari perkebunan rakyat adalah bahan olah karet (bokar) 2

berupa lump, slab dan sit dengan mutu yang relatif rendah. Namun pasar (konsumen) menuntut mutu bokar yang baik, sedangkan pada kenyataannya mutu bokar Indonesia masih di bawah standar yang diharapkan pasar. Untuk memenuhi permintaan pasar maka diperlukan upaya peningkatan mutu bokar sesuai standar. Oleh karena itu perlu disusun pedoman teknis penanganan pascapanen karet untuk menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengan pascapanen karet. B. Sasaran Nasional Sasaran nasional sesuai dengan rencana strategis Kementerian Pertanian untuk periode 2010-2014 yang akan ditindak lanjuti dan dilaksanakan oleh Direktorat Pascapanen dan Pembinaan usaha, Direktorat Jenderal Perkebunan antara lain : 1. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 2. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 3

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah : 1. Tercapainya optimalisasi penyediaan dan pemanfaatan sarana pascapanen yang telah diberikan pemerintah. 2. Dihasilkannya produk pascapanen yang bermutu sesuai dengan permintaan pasar 3. Tercapainya harga yang proporsional bagi petani 4. Tercapainya peningkatan nilai daya saing nasional di pasar luar negeri 5. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Perkebunan. C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Pedoman Teknis Penanganan Pascapanen Karet adalah : a. Menurunkan kehilangan hasil panen b. Meningkatkan efisiensi penanganan bokar. c. Meningkatkan mutu bokar sehingga sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). d. Meningkatkan nilai tambah hasil karet. 4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Daerah sasaran kegiatan Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan adalah daerah sentra produksi tanaman tahunan, daerah miskin, daerah perbatasan dan daerah pasca konflik. 2. Petani/kelompok tani sasaran adalah petani/pekebun di daerah sasaran seperti pada butir (1), petani/kelompok tani yang sudah ada yang telah diseleksi. Selanjutnya Calon Kelompok Tani yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Bupati) setempat atau Kepala Dinas perkebunan atau Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten setempat. 3. Kriteria Calon Kelompok Tani dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi berdasarkan wilayah, kemudian diatur secara spesifik dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten sesuai kondisi petani dan sosial budaya setempat. 5

4. Paket bantuan merupakan hibah bagi kelompok tani. 5. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh petani melalui kelompok tani atau kelembagaannya dilaksanakan dengan bimbingan oleh petugas daerah yang ditunjuk. B. Spesifikasi Teknis 1. Pisau Sadap Fungsi / Kegunaan : untuk membuat alur sadap Ada 2 macam yaitu untuk sadap atas (menyadap pada ketinggian > 130 cm) dan sadap bawah (menyadap < 130cm) Spesifikasi Teknis : Bahan mata pisau : Besi Bahan Tangkai : Kayu Panjang bagian pisau : 17 cm Tebal pisau : 4 mm Lebar : 2,5 cm Panjang tangkai : 17 cm Berat : ± 750 gr Sudut miring ujung pisau : 60 0 Pada bagian badan pisau terdapat lubang untuk melengkungkan kawat gantungan 6

2. Mangkuk Sadap/Cawan Fungsi / Kegunaan : Untuk menampung lateks hasil sadap pohon Mangkuk terbuat dari plastik / aluminium dipasang antara 10 15 cm di bawah talang lateks Spesifikasi Alat : Bahan : Aluminium Diameter mangkok : 11 cm Tebal mangkok : 2 mm Volume mangkok : 50 ml Berat : 50 gram 3. Ring Mangkuk Sadap/Cincin Mangkuk Fungsi : sebagai tempat meletakkan mangkuk sadap. Bahan yang digunakan adalah kawat dan cincin ini digantungkan pada tali cincin Ukuran diameter cincin mangkok sadap sesuai dengan kapasitas mangkok sadap yang digunakan yaitu ukuran 500 ml dan 750 ml 4. Talang Sadap/Talang Lateks Fungsi : untuk mengalirkan lateks hasil sadapan ke dalam mangkuk Terbuat dari seng, plat baja atau kaleng bekas, lebar 2,5 cm dan panjang 8-10 cm. 7

Pemasangan talang lateks dengan cara ditancapkan 5 10 cm dari titik atau yang terendah irisan sadapan 5. Bak Pembeku Aluminium Fungsi / Kegunaan : untuk menampung lateks cair yang akan dibekukan Spesifikasi Alat : Bahan : Alumunium Panjang : 50 cm Lebar : 25 cm Dalam : 8 cm Berat Bak : 100 gram 6. Bahan Pembeku Lateks/Asam Semut/Bahan Pengumpal lain yang direkomendasikan cairan yang tidak berwarna, berbau tajam/menyengat, berfungsi untuk membekukan lateks, dengan volume 500 c, atau 2,5% per liter lateks. 8

7. Hand Mangel Hand mangel Polos digunakan untuk memperoleh bekuan lateks setebal 3 mm. Hand Mangel batik (bermotif) digunakan untuk memperoleh bekuan lateks setebal 3 5 mm. Spesifikasi Alat Bahan Lebar Rol Tinggi Engkol : Besi Baja Hitam : 70 cm : 55 cm : 20 cm 9

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) sebanyak 25 paket di 9 (sembilan) Provinsi, meliputi Provinsi Aceh, Riau, Sumsel, Bengkulu, Jabar, Banten, Kalbar, Kalteng dan Kalsel. B. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman karet, dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan meliputi : 1. Kegiatan Pusat Pelaksanaan kegiatan workshop dan pembahasan pedoman; Sosialisasi, koordinasi, bimbingan, pembinaan, pengawalan dan evaluasi kegiatan dan inventarisasi alat pascapanen yang diwujudkan dalam bentuk perjalanan dinas ke provinsi dan kabupaten yang melaksanakan kegiatan ini. Dukungan administrasi. 10

2. Kegiatan Provinsi Pelaksanaan koordinasi/konsultasi oleh dinas provinsi yang membidangi perkebunan, koordinasi ke kabupaten dalam rangka persiapan, pelaksanaan dan pembinaan. Dukungan administrasi 3. Kegiatan Kabupaten Pelaksanaan koordinasi/konsultasi oleh dinas kabupaten yang membidangi perkebunan ke provinsi dan koordinasi ke lokasi dalam rangka persiapan, pelaksanaan, dan pembinaan. Dukungan administrasi. Serta dukungan pelatihan bagi petani yang mendapat bantuan. Adapun capaian serapan anggaran kegiatan harus mencapai : Triwulan I : 30 % Triwulan II : 60 % Triwulan III : 100 % 11

C. Lokasi, Jenis dan Volume No Lokasi Jenis Bantuan Vol. 1. Provinsi Aceh Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Aceh Tamiang, Acah Utara dan Aceh Jaya. 3 Pkt 2. Provinsi Riau Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Komoditas Karet dan Peningkatan Ketrampilan SDM di Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hulu. 4 Pkt 3. Bengkulu Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Komoditas Karet dan Peningkatan Ketrampilan SDM di Kabupaten Bengkulu Utara. 4. Sumsel Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk 2 Pkt 5 Pkt 12

Komoditas Karet di Kabupaten Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, OKU, OKI. 5. Jabar Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. 6. Banten Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Lebak dan Pandeglang. 7. Kalbar Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang. 8. Kalsel Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet, 2 Pkt 2 Pkt 2 Pkt 6 Pkt 13

Peningkatan Ketrampilan SDM di Kabupaten Tabalong dan Balangan. 9. Kalteng Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Gunung Mas. 1 Pkt 14

IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI A. Kriteria Umum dan Kriteria Teknis Calon Kelompok Sasaran yaitu : 1. Kelompok yang bersangkutan sudah ada/telah eksis dan aktif, berpengalaman, bukan bentukan baru, dapat dipercaya serta mampu mengembangkan usaha/kegiatan melalui kerjasama kelompok, dengan jumlah anggota minimal 10 orang. 2. Kelompok yang bersangkutan tidak mendapat penguatan modal atau fasilitasi lain untuk kegiatan yang sama/sejenis pada saat yang bersamaan atau mendapat modal pada tahun-tahun sebelumnya (kecuali kegiatan yang diprogramkan secara bertahap dan saling mendukung). 3. Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya. 4. Masyarakat yang berpotensi dan berminat menjadi penggerak dalam mendorong perkembangan usaha agribisnis untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat secara luas. 15

5. Kelompok yang megalami kesulitan untuk mengakses sumber permodalan, sehingga sulit untuk menerapkan rekomendasi teknologi anjuran secara penuh dan memanfaatkan peluang pasar. Kriteria calon kelompok sasaran lebih rinci diatur dalam Pedoman yang diterbitkan oleh eselon I maupun Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) yang diterbitkan oleh Kabupaten/Kota seseuai kondisi petani dan sosial budaya setempat. Disamping kriteria umum calon kelompok sasaran, diharapkan masing-masing kabupaten/kota menyusun Kriteria Teknis Calon Kelompok Sasaran. B. Mekanisme Penyaluran Dana Bansos 1. Rencana Usaha Kelompok/gapoktan (RUK)/Rencana Usaha Bersama (RUB) disusun oleh kelompok sasaran dan disahkan/ditandatangani ketua kelompok/ gapoktan serta dua anggota kelompok/gapoktan (lihat lampiran 1). 16

2. Kelompok/gapoktan membuka rekening tabungan pada Kantor Cabang/Unit BRI/Bank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kabupaten/Kota. 3. Ketua kelompok/gapoktan mengusulkan RUK/RUB kepada PPK Provinsi/Kabupaten/Kota oleh Penyuluh Pertanian/Petugas lapang lainnya dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis. 4. PPK meneliti Rencana Usaha Kelompok/gabungan kelompok dari masing-masing kelompok/gabungan kelompok yang akan dibiayai, selanjutnya mengajukan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kabupaten/Kota. Kemudian KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran sebagai berikut : 4.1. Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran. 17

4.2. Rekapitulasi RUK/RUB (sesuai format Lampiran 2) secara umum mencantumkan : Nama kelompok/gabungan kelompok; Nama ketua kelompok/gabungan kelompok; Nama petani anggota kelompok/gabungan kelompok; Nomor rekening a.n. petani/ketua kelompok/ gabungan kelompok; Nama cabang/unit BRI/Bank Pos atau bank lain terdekat; Jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok/gabungan kelompok. 4.3. Kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok/ketua gapoktan dan diketahui/disetujui oleh PPK Kabupaten/Kota yang bersangkutan (lihat lampiran 3). 4.4. Surat Perjanjian Kerjasama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan kelompok/gabungan kelompok sasaran tentang pemanfaatan 18

dana penguatan modal kelompok/gabungan kelompok (lihat lampiran 4). 4.5. Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPPP) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS), selanjutnya KPA menyampaikan SPP-LS ke KPPN setempat. 4.6. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai ketentuan yang berlaku. 19

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN, DAN PENDAMPINGAN 1. Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD. 2. Tanggung jawab teknis pelaksanaan berada pada Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Kabupaten. Tanggung jawab tingkat koordinasi pembinaan program ada pada Dinas Perkebunan atau Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Provinsi. Tanggung jawab atas program dan kegiatan adalah Direktorat Jenderal Perkebunan. 3. Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten, Tim Pembina Provinsi dan Pusat, sedangkan pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masingmasing Instansi. 20

4. Pengawasan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku agar penyelenggaraan kegiatan dapat menerapkan prinsip-prinsip partisipatif, transparansi dan akuntabel. Pengawasan dilakukan oleh Pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun Lembaga Pengawas lainnya) dan oleh masyarakat. 5. Pendampingan kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan dan inventarisasi alat pascapanen, diwujudkan dalam bentuk perjalanan dinas ke provinsi dan kabupaten yang melaksanakan kegiatan tersebut. 21

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan memperhatikan SK Menteri Pertanian RI tentang SIMONEV serta harus dilakukan pada saat sebelum dimulai kegiatan (ex-ante), saat dilakukan kegiatan (on-going) dan setelah dilakukan kegiatan (ex-post). Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan ke Pusat, mencakup : 1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja 2. Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan 3. Permasalahan yang dihadapai dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi; 4. Format pelaporan menggunakan format yang telah disepakati dan dituangkan dalam Juklak dan Juknis. 22

VII. PEMBIAYAAN Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN yang dialokasikan pada DIPA Ditjen Perkebunan Tahun 2012. VIII. PENUTUP Penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet Tahun 2012 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet. Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet Tahun Anggaran 2012 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Januari 2012 23

24

Lampiran 1. Rencana Usaha Kelompok (RUK)/Rencana Usaha Bersama (RUB) RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)/RENCANA USAHA BERSAMA (RUB) TAHUN ANGGARAN 2012 Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... D e s a :... Nama Kelompok Tani :... Nama Ketua Kelompok Tani:... Komoditi :... No Petani Luas (ha) Paket Bantuan Alat......... Tanda Tangan Vol Rp Vol Rp 1. 2. 3. 4. 25

5. 6. 7. dst Menyetujui, Kelompok Tani, Manbun/KCD/PPL Mengetahui, Ketua Kepala Desa ( ) (..) (....) 26

Lampiran 2. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK)/ Rencana Usaha Bersama (RUB) Kelompok :... Desa/Kelurahan:... Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... Provinsi :... REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)/RENCANA USAHA BERSAMA (RUB) TA. 2012 Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran... Kabupaten/Kota. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota/Kepala Dinas No tanggal tentang Penetapan Kelompok Tani Kegiatan.. dengan ini kami mengajukan permohanan dana bantuan sosial kepada petani sebesar Rp. (terbilang ) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut : 27

No. Kegiatan Volume Jumlah Biaya (Rupiah) 1 2 3 4 1. Pengadaan alat 2. Pengadaan 3. dst Dst. Jumlah Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor tanggal dana bantuan sosial kelompok tersebut agar dipindah bukukan ke rekening petani/kelompok No Rekening. Pada cabang/unit Bank. di.. 28

MENYETUJUI Ketua Kelompok, Ketua Tim Teknis (......) (...) NIP... MENGETAHUI/MENYETUJUI, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota..... (....) NIP... 29

Lampiran 3. Kwitansi Dana Bantuan Sosial NPWP : MAK : T.A : KWITANSI Nomor :. Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten...... Uang sebanyak : Untuk pembayaran : Dana Bantuan Sosial kepada petani... Di Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten......Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No... Tanggal... Terbilang Rp :...2012 30

Mengetahui/Menyetujui, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten... Yang menerima, Petani/Ketua Kelompok Materai Rp 6.000,- (...) (...) NIP.... Setuju dibayar, Tanggal... Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan, (...) (......) NIP.... NIP.... 31

Lampiran 4. Surat Perjanjian Kerjasama SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor :..... Antara PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN. KABUPATEN/KOTA.. Dengan : KELOMPOK... Tentang : PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERTANIAN Pada hari ini.. tanggal bulan. tahun., bertempat di... kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama :..., Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).. dalam hal ini bertindak untuk dan atas 32

nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)... DIPA Tahun 2012 No. tanggal.. yang berkedudukan di jalan..., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. Nama :.., Ketua Kelompok Tani, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani.. yang berkedudukan di Desa/Kelurahan..., Kecamatan.., Kebupaten.., yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial, dengan ketentuan sebagai berikut : 33

PASAL 1 LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 17 Tahuan 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 42121) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 92 Tambahan Lembaran Nomor 4418); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER.66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan Negara; 6. Peraturan Menteri Pertanian No. 14/Permentan/OT.140/1/2012 tanggal 22 34

Januari 2012, tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian Tahun Anggaran 2012; 7. DIPA, Nomor. Tanggal 2012; 8. Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan TA. 2012 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal; 9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor... tanggal... tentang Penyediaan dan Pencairan Dana Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2012; 10. Surat Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk nomor tanggal. Tentang Penetapan Kelompok Tani; 11. Ketentuan lainnya yang terkait. PASAL 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk : 35

1. Pengadaan Alat..... 2. Pengadaan..... 3. Pengadaan... Guna mendukung kegiatan...... sesuai dengan Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Penyelesaian pekerjaan paling lambat adalah tanggal 31 Desember 2012. PASAL 3 LOKASI PEKERJAAN Kegiatan dengan dukungan dana bantuan sosial yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berada di Dusun...... Desa/Kelurahan..... Kecamatan. PASAL 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani kontrak /perjanjian kerjasama yaitu tanggal.. sampai dengan tanggal... (paling lambat tanggal 31 Desember 2012). 36

PASAL 5 PENYERAHAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup penyerahan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis serta dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. PASAL 6 SUMBER DAN JUMLAH DANA Sumber dan jumlah dana Bantuan Sosial kepada petani yang diterima PIHAK KEDUA adalah : 1. Sumber dana sebagaimana yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No. Tahun. 2. Jumlah dana yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebesar Rp... (terbilang...) PASAL 7 PEMBAYARAN Pembayaran bantuan dana sosial dimaksud pada pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini 37

akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Pembayaran (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).. dengan cara pembayaran langsung ke rekening PIHAK KEDUA... Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten/Kota... pada Bank.. Nomor Rekening... PASAL 8 SANKSI Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal. PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggung jawabkan penggunaan dana Bantuan Sosial yang telah digunakan serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna 38

penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku. PASAL 9 PERSELISIHAN 1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjajnjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat. 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri.. sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. PASAL 10 KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE 1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force majeure adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya : 39

a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan. b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh Pemerintah. c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK KEDUA. 2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force majeure PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak kejadian/peristiwa tersebut. PASAL 11 LAIN-LAIN 1. Bea meterai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK PERTAMA. 2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian 40

yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. 3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak. PASAL 12 PENUTUP Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA, Ketua Kelompok Tani ( ) PIHAK PERTAMA, Pejabat Pembuat Komitmen (.... ) Mengetahui : Kepala Dinas Provinsi. Kuasa Pengguna Anggaran (.) NIP.. 41

Lampiran 5. Surat Pernyataan Penerima Paket Bantuan SURAT PERNYATAAN PENERIMA PAKET BANTUAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :..... Ketua Kelompok Tani:.. Desa :.. Kecamatan :.. Kabupaten :. Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Uang bantuan yang diterima akan digunakan untuk pembelian paket bantuan sesuai RUK dengan anggaran yang kami terima. 2. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan pengadaan alat tersebut di areal yang sudah ditetapkan. 3. Kami sanggup mengembalikan dana apabila penggunaan tidak sesuai dengan peruntukan pada butir 1 dan 2 diatas. Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. 2012 42

Menyetujui, Ketua Kelompok Tani, Ketua Tim Teknis Kabupaten... Materai Rp 6.000,- (...) (......) NIP... Mengetahui/Menyetujui, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi/Pejabat yang menangani Perkebunan. ( ) NIP... 43

Lampiran 7. Tanda Terima Penyerahan Paket Bantuan PENYERAHAN PAKET BANTUAN KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2012 Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... D e s a :... Nama Kelompok Tani :... Nama Ketua Kelompok Tani:... Komoditi :... No Petani Luas (ha) Paket Bantuan Alat......... Tanda Tangan Vol Rp Vol Rp 1. 2. 3. 4. 5. 44

6. 7. ds t Menyetujui, Ketua Kelompok Tani, Manbun/KCD/PPL Mengetahui, Kepala Desa ( ) (..) 45

Lampiran 8. Form 01 Ditjen Perkebunan RENCANA KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2012 KABUPATEN... DATA UMUM : Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP Contact Person : 46

DATA RENCANA KINERJA : No KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13 Dst. 47

Lampiran 9. Form 02 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2012 DI KABUPATEN/KOTA... NAMA SATKER :... LAPORAN BULAN :... KODE KEGIA TAN PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI KENDA LA Fisik Angg Keuangan Fisik aran UTAMA / Satuan Rp. MASAL Rp. 000 (%) Satuan (%) 000 AH SOLUSI 48

49

Lampiran 10. Form 03 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2012 KABUPATEN/KOTA... TRIWULAN : No. KEGIATAN INPUT OUT PUT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Dst. OUTCOME BENEFIT 50

Catatan : Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan laporan melalui faxcimile nomor (021) 7819726, 7815486 ditujukan kepada Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha, Ditjen Perkebunan. 51

Lampiran 6 Berita Acara Serah Terima Barang BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun Dua Ribu Sepuluh, kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1.... :Ketua Kelompok Tani... sebagai Penanggung Jawab Kegiatan...sebagai Kegiatan Bantuan Sosial yang berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2.... :Penyedia Barang..., yang berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Berdasarkan Surat Pesanan barang...kelompok Tani... Nomor :... tanggal... 2012, kedua belah pihak menyatakan bahwa PIHAK 52

KEDUA telah selesai melaksanakan penyediaan barang... sesuai pesanan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang... dimaksud kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA telah menerima penyerahan... dimaksud dalam keadaan baik, lengkap dan cukup. PIHAK KEDUA :...... PIHAK PERTAMA :.................. 53