Prinsip Pemelajaran KBK

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Bahan Ajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY)

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

PEMBELAJARAN EFEKTIF (PEMBELAJARAN KONTEKTUAL DAN BERFIKIR KRITIS)

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

PEMBELAJARAN PADA PTK (MODEL- MODEL PEMBELAJARAN PTK) PERTEMUAN 9 Ana, S.Pd.M.Pd, dkk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mendidik generasi penerus bangsa

BAB V. Pembahasan Penelitian. PGRI 3 Tulungagung sebelum melakukan pembelajaran Contextual Teaching

PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik)

Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPONEN QUESTIONING DAN LEARNING COMMUNITY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

LEMMA VOL I NO. 2, MEI 2015

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu. yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB V PEMBAHASAN. mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan. matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

7/25/2011 Prinsip Pemelajaran KBK Student Centered Siswa menjadi subyek dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan Integrated Learning Pengelolaan Pemelajaran secara Integratif bermuara kepada Profil Kompetensi Lulusan Prinsip Pemelajaran KBK Prinsip Pemelajaran KBK Individual Learning Problem Solving Siswa sebagai individu dimungkinkan belajar menguasai kompetensi dalam modul Mastery Learning Pemelajaran yang mengacu pada ketuntasan pencapaian Kompetensi sebelum meneruskan ke kompetensi berikutnya Proses dan hasil belajar mengacu pada aktivitas pemecahan masalah kompetensi yang ada di Du-Di menggunakan pendekatan Kontekstual Experience-based Learning Pemelajaran dilakukan melalui kegiatan praktek atau pengalaman nyata Belajar (Winkel -1996) Aktivitas mental/psikis Berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan Menghasilkan perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap Bersifat tetap dan membekas 1

Belajar Siswa Aktif Learning By Doing Learning By Doing - Dewey Pengelolaan belajar menuju belajar mandiri Siswa berperan aktif dalam proses Sampai pada pase mampu merencanakan apa yang harus dipelajari Belajar Siswa Aktif Learning By Doing Learning By Doing - Dewey Siswa secara spontan terlibat dalam proses belajar Mendorong keingintahuan siswa Guru memfasilitasi membangun situasi belajar, menyediakan sarana Kemampuan Guru Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar secara optimal Berkreasi mengembangkan gagasan baru Mengurangi kesenjangan pengetahuan siswa yang diperoleh disekolah dengan pengetahuan yang diperoleh di masyarakat Kemampuan Guru Memperjelas relevansi dan keterkaitan materi dengan kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat Memberi kesempatan siswa berkembang secara utuh optimal sesuai kemampuan Cara Memelajarkan Siswa Diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan dalam lingkungan otentik Isi materi sesuai karakteristik siswa Media dan sumber belajar tersedia cukup Penilaian dilakukan secara formatif berkesinambungan Contextual Teaching and Learning Materi terkait dengan situasi dunia nyata siswa Mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata Pemelajaran menjadi bermakna bagi siswa bukan bagi guru 2

Berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan Siswa bekerja dan mengalami Bukan transfer pengetahuan dari guru Strategi pemelajaran sangat penting Contextual Teaching and Learning Landasan filosofi konstruktivisme Belajar tidak sekedar menghafal Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa, dan bagaimana mencapainya Contextual Teaching and Learning Siswa menyadari apa yang mereka pelajari berguna bagi hidup dan kehidupannya Siswa memposisikan dirinya sebagai orang yang memerlukan informasi Selalu berusaha untuk menggapai informasi Guru lebih banyak mengembangkan strategi dibanding memberi informasi Mengelola kelas sebagai tim bekerja untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi anggota tim (siswa) Pendekatan Kontekstual 1.Konstruktivisme (constructivism) 2.Menemukan (Inquiry) 3.Bertanya (questioning) 4. Masyarakat belajar (learning community) 5.Pemodelan (Modeling) 6.Repleksi (replection) 7. Penilaian Sebenarnya (authentic assessment) Langkah-langkah Pemelajaran Kontekstual 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan barunya 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik 3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya Langkah-langkah Pemelajaran Kontekstual 4. Ciptakan masyarakat belajar (Belajar dalam kelompok-kelompok) 5. Hadirkan model sebagai Contoh pemelajaran 6. Lakukan repleksi akhir pertemuan 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara 3

Pendekatan Pemelajaran Kontekstual 1. Pemelajaran sesuai dengan perkembangan mental siswa 2. Membentuk grup belajar yang saling ketergantungan 3. Menyediakan lingkungan mendukung pemelajaran mandiri : kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan 4. Memperhatikan keragaman siswa Pendekatan Pemelajaran Kontekstual 5. Memperhatikan multi-intelegensi siswa (multiple intelligences), spasial-verbal, linguistic-verbal, interpersonal, musical ritmik, naturalis, bada-kinestetika, intrapersonal, dan logismatematics. 6. Menggunakan teknik-teknik bertanya dalam meningkatkan pemelajaran siswa 7. Menerapkan penilaian autentik PRINSIP PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI Berfokus pada penguasaan kompetensi Tujuan pembelajaran spesifik Penekanan pembelajaran pada unjuk Kerja / Kinerja Pembelajaran lebih bersifat individual Interaksi menggunakan multi metoda : aktif, pemecahan masalah dan kontekstual Pengajar lebih berfungsi sebagai fasilitator Berorientasi pada kebutuhan individu Umpan balik langsung Menggunakan modul Belajar di lapangan (praktek) Terpusat pada siswa Kriteria penilaian menggunakan patokan (PAP) MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih bertanggungjawab untuk mengembangkan ketrampilan pada kecepatan tertentu Memungkinkan siswa bersikap lebih bertanggungjawab terhadap kemajuannya Memotivasi dan membuat siswa aktif memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya Memungkinkan fasilitator menyesuaikan antara pelatihan dengan persyaratan kinerja Memungkinkan instruktor menentukan waktu mulai, selesai dan kecepatan program Menyederhanakan prosedur penilaian Menjamin kemampuan lulusan di tempat kerja PERSIAPAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasi kompetensi dan sub kompetensi Mengidentifikasi indikator pencapaian dalam bentuk kriteria unjuk kerja Mengidentifikasi materi pokok pembelajaran Menyiapkan strategi pemelajaran Merencanakan alat dan sumber belajar Merencanakan media pemelajaran Merencanakan evaluasi pemelajaran dan menyiapkan administrasi pemelajaran PROSEDUR PEMELAJARAN Menyiapkan kelas Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai Memberikan pretes dan atau melihat kemampuan yang telah dimiliki siswa (RPL) Menjelaskan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan Menjelaskan penilaian kompetensi yang dikembangkan Menyampaikan sesi pembelajaran materi Menjelaskan hal-hal kunci Mendorong partisipasi aktif siswa untuk mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan dan memberi komentar dan Meringkas hal-hal kunci untuk proses latihan Mempasilitasi dan membimbing Menyiapkan bahan ajar dan alat bahan sesuai kebutuhan untuk belajar mandiri 4

PROSEDUR PEMELAJARAN Memantau dan menilai proses latihan Memberikan kesempatan siswa untuk bereksperimen dan membuat keputusan Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses latihan Mengevaluasi dan memberi Umpan Balik Menilai hasil belajar sesuai dengan sasaran unjuk kerja Mendiskusikan penilaian hasil belajar dengan siswa Menginformasikan hasil belajar dan memberi umpan balik Mendiagnosis hasil belajar siswa ORANG BERLATIH UMUMNYA MENEMUKAN KESUKARAN Bagaimana Memberi Umpan Balik atau Melakukan Repleksi atas Diri Sendiri / SELF_REFLECTION/Berkaca pada Diri Sendiri TEKNIK SELF_REFLECTION : 1. Melakukan Review sedini mungkin saat terjadi kesalahan tidak menunggu adanya kesalahan berikutnya. 2. Batasi komentar partisipan untuk dua/tiga aspek dari kebaikan atau keburukan pekerjaan 3. Jangan Buru-Buru melakukan perbaikan kesalahan yang muncul pada participan. Jangan terlalu bernafsu sebelum Partsipan sadar dan siap ORANG BERLATIH UMUMNYA MENEMUKAN KESUKARAN 4. Jika akan memberi kritik gunakan Teknik Memuji apa yang baik drai mereka terlebih dahulu. Sejelek apapun pasti ada yang layak untuk Dipuji. Cari yang Baik. Jangan lupa anda akan melakukan perubahan pada Partisipan. 5. Setiap kali melakukan proses Evaluasi, kritik hasil kerjanya atau hasil belajarnya jangan pribadinya. Gunakan kalimat yang mendorong mereka bekerja lebih keras dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. 6. Gunakan media tulis jika ada banyak masalah yang muncul pada partsisipan. Dalam keadaan capek banyak kritik bisa memancing keputusasaan FASILITATOR yang BAIK Kepribadian yang Menyenangkan, dengan kemampuan untuk menunjukkan persetujuan dan apa yang dipahami Partisipan Kemampuan Sosial, dengan kecakapan menciptakan dinamika kelompok secara bersamasama dan mengontrolnya tanpa merugikan partisipan Mampu mendisain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan, menggunakan pengetahuan dan ketrampilan partisipan sendiri selama proses berlangsung. FASILITATOR yang BAIK Kemampuan mengorganisir kegiatan mulai dari mencari sumber dana sampai persiapan logistik yang duperlukan Cermat dalam melihat persoalan pribadi partisipan dan berusaha mencarikan jalan keluar. Memiliki ketertarikan yang besar terhadap subyek atau materi pendidikan dan meletakkan ketertarikan itu pada cara penyampaian yang tepat dan menyenangkan. Fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan belajar partsisipan Pemahaman cukup atas materi pokok Pendidikan Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metoda, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. kebahasaannya dibuat sederhana sesuai dengan level berfikir anak SMK atau input SMK 5

digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu secara efektif dan efesien. memiliki karakteristik stand alone yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain bersahabat dengan user atau pemakai, membantu kemudahan pemakai untuk direspon atau diakses. mampu membelajarkan diri sendiri. Tujuan antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara jelas dan terukur, materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh, ilustrasi yang jelas tersedia soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya materinya up to date dan kontekstual, bahasa sederhana lugas komunikatif, terdapat rangkuman materi pembelajaran, tersedia instrument penilaian yang memungkinkan peserta diklat melakukan self assessment. mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri, terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat, terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi Dipergunakan oleh ORANG LAIN bukan untuk PENULIS!!! http://kurikulum.dikmenjur.net/ modul/ 6

TERIMAKASIH 7