EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

dokumen-dokumen yang mirip
MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT)

KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL

MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN. Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG. Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG. Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG. Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

BAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin Brassica chinensis L.)

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

318. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA BERBAGAI UMUR PANEN BENIH DAN KELEMBABAN MEDIA TANAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pedoman Umum. PTT Jagung

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan)

Transkripsi:

EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Evaluasi mutu fisik dan fisiologis benih dilakukan terhadap beberapa varietas benih jagung Balitsereal yang disimpan di gudang penyimpanan Unit Perbenihan Benih Sumber (UPBS), untuk mengetahui mutu benih selama berada dalam gudang penyimpanan. Varietas yang diuji adalah Srikandi Kuning-1 yang di simpan pada tahun 2006, 2007 dan 2009. Varietas Gumarang dengan periode simpan 2006, 2007 dan 2010. Bisma dengan periode simpan 2006 dan 2010. Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1 dan Lamuru dengan periode simpan 2009. Pengujian dilakukan pada bulan April 2011 di Laboratorium Perbenihan dan rumah kaca Balitsereal, Maros. Evaluasi mutu benih dilakukan terhadap mutu fisik dan fisiologis benih. Hasil pengamatan menunjukkan varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2010 menyebabkan kerusakan fisik dengan biji berlubang 0 0,1%, biji pecah 0,11 0,34%, biji retak 0 0,1% dan biji berjamur 0,09 0,6%. Varietas Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan 2006, 2007 dan 2009 mempunyai biji berlubang 0 0,16%, biji pecah 0,22 0,71%, biji retak 0 0,09% dan biji berjamur 0,11 0,31%. Varietas Bisma dengan periode simpan 2006 dan 2010 mempunyai biji berlubang 0%, biji pecah 0,3 0,73%, biji retak 0,07 0,35% dan biji berjamur 0,04 0,2%. Varietas Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1 dan Lamuru dengan periode simpan 2009 mempunyai biji berlubang 0 0,52%, biji pecah 0,33 0,64%, biji retak 0 0,11% dan biji berjamur 0 0,81%. Benih jagung varietas Gumarang, Srikandi Kuning-1 dan Bisma dengan periode simpan tahun 2006-2010 memiliki daya berkecambah 88,67 98,67%, kecepatan tumbuh 20,20 28,80 %/etmal, daya hantar listrik 1,35 2,25 µs/cm/g dan panjang akar primer 9,87 18,68 cm. Bobot 100 butir untuk varietas Gumarang berkisar antara 24,67 27,51 g, Srikandi Kuning-1 berkisar 26,75 29,57 g, dan Bisma 28,28 35,91 g. Kata kunci : Mutu, benih, jagung, dan Penyimpanan PENDAHULUAN Benih jagung jika disimpan dalam jangka waktu yang lama akan mengalami deteriorasi. Untuk menekan terjadinya deteriorasi harus diupayakan disimpan dengan cara-cara tertentu. Cara yang aman untuk menyimpan benih dilakukan dengan mengemas benih menggunakan plastik polietilen pada kadar air yang aman untuk disimpan yaitu 10-11%. Penyimpanan benih sebaiknya menggunakan suhu rendah agar dapat memperpanjang masa simpan dan dapat menekan penurunan mutu benihnya. Penyimpanan benih di daerah tropis sering mengalami kendala terutama masalah kelembaban yang tinggi dan fluktuasi suhu. Benih bersifat higroskopis dan kadar airnya selalu berkeseimbangan dengan kelembaban nisbi di sekitarnya (Copeland and Mc.Donald vvv 1985). Dengan demikian penyimpanan benih terutama benih ortodoks harus memilih materi kemasan yang dapat mempertahankan agar tidak terjadi perubahan kadar air benih selama penyimpanan. Gudang UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber) merupakan gudang yang 582 Rahmawati dan Ramlah Arief : Evaluasi Mutu Benih Jagung dalam Gudang Penyimpanan Benih UPBS

ditata sedemikian rupa dan dilengkapi dengan alat pendingin ruangan serta rakrak tempat menyimpan benih agar memudahkan benih disimpan secara teratur dan rapih. Kebersihan ruangan gudang selalu dikontrol setiap saat agar ruangan selalu terjamin kebersihannya. Ruangan dilengkapi dengan alat pengukur suhu dan kelembaban. Benih yang akan disimpan dalam ruangan ini sudah dalam keadaan dikemas dengan kadar air yang rendah. Perolehan benih jagung yang berkualitas harus mengikuti kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria tersebut antara lain, panen pada saat masak fisiologis, pengeringan tongkol hingga kadar air mencapai kisaran 15-16% dan kadar air biji maksimal 11%, seleksi tongkol dengan cara memisahkan tongkol besar dan kecil/inferior atau terserang penyakit dan dilakukan pengemasan dengan menggunakan kemasan yang kedap udara. Benih yang disimpan dalam gudang UPBS cukup banyak sehingga memungkinkan adanya benih yang tersimpan dalam waktu yang cukup lama (bertahun), untuk itu kontrol terhadap mutu benih perlu dilakukan agar menjaga mutu dari benih tersebut. Evaluasi mutu benih dapat dilakukan baik secara fisik maupun fisiologisnya. METODOLOGI Pelaksanaan pengujian Pengujian benih dilakukan pada bulan April 2011 di laboratorium benih Balitsereal dan sampel benih yang diuji berasal dari gudang UPBS. Sampel benih yang diuji berasal dari benih Breeder Seed (BS) yaitu varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2010, varietas Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2009 sedangkan varietas Bisma dengan periode simpan tahun 2006 dan 2010. Adapun benih Foundation Seed (FS) yang diuji adalah varietas Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1 dan Lamuru dengan periode simpan tahun 2009. Pengamatan mutu fisik yang dilakukan adalah persentase biji berlubang, biji pecah, retak dan berjamur. Pengamatan mutu fisik : Sebanyak 500 g biji jagung diambil secara acak. Kemudian diamati biji berlubang, pecah, retak dan berjamur. Selanjutnya biji tersebut ditimbang dan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan mutu fisiologis : Kadar air benih (berdasarkan basis basah) Pengukuran kadar air dilakukan terhadap sampel benih yang diuji, dengan menggunakan alat pengukur kadar air model Kett PM-400 Daya berkecambah Sebanyak 50 butir benih dari setiap ulangan ditanam pada substrat pasir halus. Pengamatan dilakukan pada hari ke tiga, empat dan lima hari setelah tanam. Pengujian daya berkecambah benih juga digunakan untuk substrat indikator kecepatan tumbuh benih. Kecepatan tumbuh benih Data diperoleh dari substrat pengujian daya berkecambah benih. Setiap kali pengamatan, jumlah persentase kecambah normal dibagi dengan etmal (24 jam). Nilai etmal kumulatif diperoleh dari saat benih ditanam sampai dengan waktu pengamatan. Perhitungan kecepatan tumbuh menggunakan rumus sebagai berikut : (Xi-X i-1) KT = Ti KT Xi = Kecepatan tumbuh (%/etmal) = Persentase kecambah normal pada etmal ke i Ti = Waktu pengamatan dalam (etmal) 583 Seminar Nasional Serealia 2011

Daya hantar listrik (DHL) Daya hantar listrik diamati dengan alat conductivity meter. Benih sebanyak 25 biji diambil secara acak, masingmasing ditimbang kemudian dicuci bersih dan direndam pada air bebas ion selama 24 jam dengan volume air 80 ml di dalam botol gelas, kemudian diukur dengan menggunakan alat conductivity meter. Panjang Akar Primer Pengukuran panjang akar primer dilakukan dengan menggunakan alat pengukur / penggaris. Akar kecambah direntangkan kemudian diukur dari pangkal sampai ke ujung akar. Bobot 100 butir Bobot 100 butir dilakukan dengan mengambil sampel benih secara acak, kemudian dihitung 100 biji dan selanjutnya ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian mutu fisik terhadap benih jagung yang disimpan pada gudang penyimpanan benih UPBS Balitsereal menunjukkan telah terjadi kerusakan fisik, sekalipun kerusakannya masih dalam jumlah yang rendah. Adanya kerusakan fisik yang terjadi belum memberikan pengaruh yang buruk terhadap mutu fisiologis benih, sedangkan periode simpannnya sudah cukup lama berkisar 1 4 tahun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, 2, 3 dan 4. Gambar 1, menunjukkan, varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006, mempunyai kerusakan fisik berupa biji berlubang sebesar 0,1%, biji pecah 0,34%, biji retak 0,06% dan biji berjamur 0,16%. Gumarang dengan periode simpan tahun 2007 mempunyai biji berlubang sebesar 0,08%, biji pecah 0,20%, biji berjamur 0,09% dan tidak terdapat biji retak. Gumarang dengan periode simpan tahun 2010 mempunyai biji pecah sebesar 0,11%, biji retak 0,1%, biji berjamur 0,6% dan tidak terdapat biji berlubang. Kerusakan fisik terbesar pada varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006 dan 2007 terutama disebabkan oleh adanya biji pecah, sedangkan pada Gumarang dengan periode simpan tahun 2010 kerusakan fisik utamanya disebabkan adanya biji berjamur. Adanya biji pecah diakibatkan perlakuan pemipilan dan tidak tersortasi dengan baik sedangkan biji berjamur akibat kondisi kemasan yang tidak kedap udara sehingga udara luar dapat masuk membawa oksigen dan kadar air benih dengan kisaran 11,1%-12,1% dapat memicu pertumbuhan jamur. Kandungan oksigen dapat mempercepat laju proses metabolisme biji selama penyimpanan dan sebaliknya apabila kandungan oksigen berkurang maka dapat menghambat terjadinya proses metabolisme biji, sehingga dapat mempertahankan mutu benih tersebut selama penyimpanan. Hasil penelitian Sigit Nugraha et al. 2005, menunjukkan bahwa pada wadah yang kedap udara dimana suplai O 2 atau penyerapan O 2 dari luar sangat sulit, sehingga untuk respirasi biji maupun mikroorganisme di dalam penyimpanan akan memanfaatkan O 2 yang terdapat dalam kemasan tersebut. Apabila wadah yang digunakan tidak kedap udara maka suplai O 2 akan berjalan terus dan proses respirasi yang terjadi akan menyebabkan terjadinya pengurangan cadangan makanan pada biji sehingga benih akan mengalami penurunan daya tumbuh. Selama proses respirasi karbohidrat pada benih dirombak menjadi tenaga, air dan karbon dioksida. Sigit Nugraha et al. (2005), mengemukakan hasil penelitian penyimpanan gabahnya bahwa semakin cepat proses respirasi, penurunan karbohidrat benih semakin cepat, sehingga gabah menjadi semakin tidak bernas (mengalami penurunan daya tumbuh). Penggunaan bahan pengemas yang kedap udara akan mempertahankan kualitas benih selama 584 Rahmawati dan Ramlah Arief : Evaluasi Mutu Benih Jagung dalam Gudang Penyimpanan Benih UPBS

proses penyimpanan, sedangkan penggunaan pengemas dengan bahan yang kurang kedap akan mempercepat proses kerusakan biji. Kerusakan dapat diakibatkan oleh serangan hama gudang dari luar pengemas maupun kerusakan karena naiknya kadar air, sehingga semua jenis mikroorganisme dapat tumbuh di dalam kemasan tersebut. Gambar 2 menunjukkan varietas Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2006 mempunyai biji berlubang sebesar 0,13%, biji pecah 0,54%, biji retak 0,09% dan biji berjamur 0,14%. Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2007, biji berlubang 0,16%, biji pecah 0,22%, biji retak 0,06% dan biji berjamur 0,11%. Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2009, biji pecah 0,71%, biji berjamur 0,31% dan tidak terdapat biji berlubang dan retak. Kerusakan fisik terbesar adalah adanya biji pecah yang terdapat pada semua sampel benih sedangkan kadar air simpan benih berkisar 10,1 10,8%. Pada saat pengolahan benih, pemipilan sebaiknya dilakukan pada kadar air berkisar 15-16%, sedangkan apabila pemipilan dilakukan di bawah kadar air 15% akan menyebabkan terjadi keretakan biji dan jika pemipilan dilakukan di atas kadar air 16% maka biji jagung yang akan dijadikan benih akan mengalami luka / pecah. Tidak jauh berbeda dengan varietas Gumarang dan Srikandi Kuning- 1, varietas Bisma juga mempunyai kerusakan fisik sekalipun berada dalam jumlah yang cukup kecil. Varietas Bisma dengan periode simpan tahun 2006 mempunyai biji pecah sebesar 0,3%, biji retak 0,07%, dan biji berjamur 0,04%. Bisma dengan periode simpan tahun 2010 mempunyai biji pecah sebesar 0,73%, biji retak 0,35% dan biji berjamur Kuning-1 dan Bisma dengan periode simpan dari tahun 2006 2010 menunjukkan hasil yang cukup baik. Hasil pengujian terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, daya hantar listrik dan panjang akar primer menunjukkan biji masih layak untuk dijadikan benih. Kisaran daya 0,2%, sedangkan biji berlubang tidak ditemukan baik pada Bisma dengan periode simpan tahun 2006 dan 2010 (Gambar 3). Pengamatan mutu fisik terhadap beberapa varietas (Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1 dan Lamuru) dengan periode simpan yang sama (tahun 2009) dapat dilihat pada Gambar 4. Varietas Bisma mempunyai biji berlubang sebesar 0,05%, biji pecah 0,58%, biji retak 0,06% dan biji berjamur 0,3%. Sukmaraga mempunyai biji berlubang sebesar 0,52%, biji pecah 0,33%, biji retak 0,11% dan tidak ditemukan biji berjamur. Srikandi Kuning-1 mempunyai biji pecah sebesar 0,64%, biji retak 0,05%, biji berjamur 0,81% dan tidak ditemukan biji berlubang, sedangkan Lamuru mempunyai biji berlubang sebesar 0,3%, biji pecah 0,48%, biji berjamur 0,28% dan tidak ditemukan adanya biji retak. Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata kerusakan fisik yang terbesar pada varietas Srikandi Kuning-1, namun kerusakannya masih dibawah 1% dan belum memberikan pengaruh yang nyata. Varietas Srikandi Kuning-1 mempunyai bentuk biji yang lonjong (silindris) sehingga lebih sulit dalam proses pengeringan karena mempunyai endosperm yang lebih keras (Deskripsi Varietas Unggul 2011), sehingga dalam proses pemipilan peluang pecah/luka biji lebih besar dibanding varietas yang lain. Hal ini dapat dilihat dari persentase biji pecah yang lebih tinggi dibanding varietas lainnya. Hasil pengamatan mutu fisik pada semua varietas menunjukkan belum memberikan pengaruh negative terhadap mutu fisiologis benih. Ini dapat dilihat dengan nilai daya hantar listrik yang diperoleh cukup rendah (1,35 2,25 µs/cm/g). Pengujian mutu fisiologis benih jagung pada varietas Gumarang, Srikandi berkecambah dari varietas Gumarang, Srikandi Kuning-1 dan Bisma dengan periode simpan tahun 2006-2010 berkisar 88,67 98,67%, kecepatan tumbuh 20,20 28,80 %/etmal, daya hantar listrik 1,35 2,25 µs/cm/g dan panjang akar primer 9,87 18,68 cm (dapat dilihat pada Tabel 1). Hasil 585 Seminar Nasional Serealia 2011

pengujian mutu fisiologis menunjukkan penyimpanan dengan menggunakan suhu ruang dengan kisaran 18 21 o C dan RH berkisar 50-55% dengan jenis kemasan plastik high density polietilen dengan ketebalan 0,09 mm mampu menekan terjadinya deteriorasi benih sehingga benih yang disimpan masih mempunyai viabilitas yang cukup baik meskipun sudah disimpan dalam jangka waktu yang lama. Mudjisihono et al. (2001) mengungkapkan bahwa jenis kemasan plastik efektif untuk menghambat perubahan kadar air selama penyimpanan. Plastik polietilen sebagai bahan pengemas benih yang bersifat resisten terhadap kelembaban, dapat ditutup rapat dengan sistem perekat panas, mempunyai sifat tahan pecah dan robek. Hasil penelitian Esti Rahayu dan Eny Widajati pada tanaman caisin menunjukkan bahwa plastik polietilen sebagai kemasan yang aman untuk penyimpanan benih caisin dalam kondisi ruang AC dan lemari pendingin (kulkas) karena dapat menjaga kadar air benih dengan baik. Hasil penelitian Saenong et al. (1999) mengatakan bahwa pada kadar air awal 10-11% benih yang disimpan dalam wadah kedap udara pada suhu kamar (28-32 o C) masih memiliki daya berkecambah di atas 80% setelah disimpan selama 1 tahun dan hasil penelitian Rahmawati dan Sania Saenong, (2010) menunjukkan bahwa penyimpanan benih jagung varietas Lamuru, Anoman dan Srikandi Kuning-1 yang dikemas dengan plastik polietilen dengan kadar air awal simpan di bawah 11% dan disimpan dalam silo plastik selama 10 bulan masih mempunyai daya berkecambah di atas 85%. Pengamatan terhadap bobot 100 butir menunjukkan adanya perbedaan berat pada bobot biji jagung pada varietas yang sama. Varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2010 mempunyai bobot 100 butir berkisar 24,67 27,51 g, varietas Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2009 berkisar 26,75 29,57 g dan varietas Bisma dengan periode simpan tahun 2006 dan 2010 bobot 100 butirnya berkisar 28,28-35,91 g. Terjadinya perbedaan berat bobot biji diduga disebabkan oleh pengaruh pemupukan dan pemberian air yang tidak optimal sehingga pembentukan dan perkembangan biji menjadi terhambat. Perkembangan biji jagung sangat membutuhkan serapan hara dan air yang cukup agar biji dapat berkembang dengan baik. Pemberian unsur P dan K, disamping N dapat meningkatkan bobot biji dan membuat benih lebih tahan disimpan (Arief dan Saenong 2003). Hasil penelitian Burhanuddin Rasyid et al. (2010) menyatakan bahwa rendahnya kadar air akan menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara, sedang rendahnya kadar N akan menyebabkan rendahnya bobot tongkol tanaman dan selanjutnya Hakim et al. (1986), mengemukakan bahwa kekurangan unsure nitrogen pada tanaman akan menampakkan gejala warna kuning pada daun, biji mengerut dan bobot buah rendah. Tanaman jagung yang mengalami defisit air, translokasi fotosintat ke biji akan terhambat. 586 Rahmawati dan Ramlah Arief : Evaluasi Mutu Benih Jagung dalam Gudang Penyimpanan Benih UPBS

Persentase Kerusakan Benih (%) Persentase Kerusakan Benih (%) Persentase Kerusakan Benih (%) Gambar 1. Mutu fisik benih jagung varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2010 0,8 0,6 0,4 0,2 B. Berlubang B. Pecah B. Retak B. Berjamur 0 Gumarang 2006 Gumarang 2007 V a r i e t a s Gumarang 2010 Gambar 2. Mutu fisik benih jagung varietas Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2009 0,8 0,6 0,4 0,2 B. Berlubang B. Pecah B. Retak B. Berjamur 0 Srikandi K-1 2006 Srikandi K-1 2007 V a r i e t a s Srikandi K-1 2009 Gambar 3. Mutu fisik benih jagung varietas Bisma dengan periode simpan tahun 2006 dan 2010 0,8 0,6 0,4 0,2 B. Berlubang B. Pecah B. Retak B. Berjamur 0 Bisma 2006 Bisma 2010 V a r i e t a s 587 Seminar Nasional Serealia 2011

Persentase Kerusakan Benih (%) Gambar 4. Mutu fisik benih jagung beberapa varietas dengan periode simpan tahun 2009 1 0,8 0,6 0,4 0,2 B. Berlubang B. Pecah B. Retak B. Berjamur 0 Bisma Sukma raga Srikandi K-1 V a r i e t a s Lamuru Tabel 1. Mutu fisiologis benih jagung beberapa varietas dengan periode simpan tahun 2006-2010 Varietas Bobot 100 butir (g) Daya Berkecambah (%) Kecepatan Tumbuh (%/etmal) Daya Hantar Listrik (µs/cm/g) Panjang Akar Primer (cm) Gumarang 2006 27,51 98,67 25,26 2,25 15,76 Gumarang 2007 27,06 97,33 24,41 1,88 15,97 Gumarang 2010 24,67 96,67 26,40 1,87 17,97 Srikandi Kuning-1 2006 29,57 90,67 23,27 1,83 12,90 Srikandi Kuning-1 2007 29,19 98,67 28,80 1,65 15,39 Srikandi Kuning-1 2009 26,75 96,67 28,78 1,35 18,68 Bisma 2006 35,91 94,00 20,20 1,52 9,87 Bisma 2010 28,28 88,67 25,54 2,12 14,86 KESIMPULAN Mutu fisik benih baik biji pecah, retak, berlubang dan berjamur masih di bawah 1%. Kondisi benih tergolong baik. Benih dengan masa simpan 5 tahun (periode simpan 2006) masih mempunyai daya berkecambah di atas 90%. Penggunaan jenis kemasan plastik polietilen dengan ketebalan 0,09 mm dan disimpan pada suhu ruang 18-21 o C dengan kelembaban nisbi 50-55% mampu menekan penurunan mutu benih baik secara fisik maupun fisiologis. DAFTAR PUSTAKA Arief, R. dan Sania Saenong. 2003. Ketahanan Simpan Benih Jagung (Zea maysl.) Dari Beberapa Takaran dan Waktu Pemupukan Kalium. Jurnal Stigma Vol. XI No.1, 5p. Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Samosir dan Firman Sutomo. 2010. Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim Air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen. 588 Rahmawati dan Ramlah Arief : Evaluasi Mutu Benih Jagung dalam Gudang Penyimpanan Benih UPBS

Prosiding. Seminar Nasional Serealia. Meningkatkan Peran Penelitian Serealia Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. ISBN : 978-979-8940-29-3. Copeland, L.O., M.B. McDonald. 1985. Principles of Seed Science and Technology. Minneapolis, Minnesota: Burgess Publishing Company. Esti Rahayu dan Eny Widajati. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan Terhadap Viabilitas Benih Caisin (Brassica chinensis L.). Buletin Agronomi (35) (3) hal. 191 196. Hakim, N., Yusuf Nyakpa, A.M Lubis, Sutopo, Sail, M.R., Diha, M.A., Go Ban Hong dan Bailey, H.H., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Mudjisihono R, D. Hindiarto, Z dan Noor. 2001. Pengaruh Kemasan Plastik Terhadap Mutu Sawut Kering Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian Pertanian. 20 (1) : 55 65. Muhammad Yasin, 2011. Deskripsi Varietas Unggul Jagung, Sorgum, dan Gandum. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Website: www.balitsereal.litbang.deptan.go.i d. Rahmawati dan Sania Saenong, 2010. Mutu Fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan. Prosiding. Seminar Nasional Serealia. Meningkatkan Peran Penelitian Serealia Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. ISBN:978-979-8940-29-3. Saenong., Syafruddin, N. Widiyati dan R. Arief. 1999. Penetapan Cara Pendugaan Daya Simpan Benih Jagung. Teknologi Unggulan, Pemacu Pembangunan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Sigit Nugraha, Sudaryono dan Safaruddin Lubis, 2005. Pengaruh Pengemasan terhadap Kandungan Oksigen (Oxygen Level) dan Perubahan Kualitas Gabah selama Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. 589 Seminar Nasional Serealia 2011