BAB II TEORI INSIGHT IN LEARNING PERSPEKTIF WOLFGANG KOHLER

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI GESTALT. Universitas Negeri Yogyakarta oleh : Yulia Ayriza

Carl Rogers, Abraham Maslow

Teori Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Inkuiri & Teori Gestalt STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN TEORI GESTALT

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran Psikologi

PSIKOLOGI GESTALT.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas politik dan ekonomi, pendidikan menjadi perhatian penting bagi Negara.

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

TEORI ORGANISMIK KURT GOLDSTEIN

Teori Pendidikan dan Teori Belajar dalam Kurikulum. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B.

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Teori Koneksionisme (Kn) Oleh Muna Erawati

Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

Psikologi Fungsionalisme

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak apabila dapat memilih, maka setiap anak di dunia ini akan

Serlly Oktaviana Prodi Pendidikan Matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

Psikologi Kepribadian. Kurt Lewin

TEORI GESTALT DALAM BELAJAR MEMBACA PERMULAAN AL-QURAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Belajar Menurut Psikologi Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

Implementasi Teori Belajar Gestalt pada Proses Pembelajaran. Oleh: Titin Nur Hidayati 1. Abstrak:

Teori kognitif piaget

deskripsi data, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt

PENGARUH PENGAJARAN MODEL OLIMPIADE FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEDAN

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

Sejarah dan Aliran Psikologi

TEORI INTELEGENSI GUILFORD

E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

Untuk pemahaman yang lebih mendalam, perlu diuraikan definisi belajar tersebut melalui penjelasan dari komponen-komponen dan istilah-istilah serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

Agus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB IV PENERAPAN TEORI INSIGHT IN LEARNING PRESPEKTIF WOLFGANG KOHLER DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Modul ke: Psikologi Sosial I. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

INOVASI PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR MELALUI METODE GESTALT

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian hasil penelitian yang telah dikemukakan pada babbab

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

Psikologi Pendidikan

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH : NANDANG BUDIMAN

PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut

Transkripsi:

BAB II TEORI INSIGHT IN LEARNING PERSPEKTIF WOLFGANG KOHLER A. Biografi Wolfgang Kohler Wolfgang Kohler adalah seorang psikolog German-Amerika, ia lahir di kota Reval, Governorat Estonia, Kekaisaran Rusia 23. Ia berasal dari keluarga German, setelah berumur enam tahun, mereka kembali ke negara itu (German) dan tinggal di Wolfenbütell 24. Di German dia dibesarkan dalam lingkungan guru, perawat dan sarjana. Ayahnya seorang kepala sekolah, saudara-saudara perempuannya sebagai pendidik dan perawat, dan kakaknya (Wilhelm) seorang ilmuan terkemuka. 25 Seumur hidup ia mengembangkan minat dalam ilmu pengetahuan serta menikmati seni, dan khususnya dalam bidang musik. Dalam perjalanan pendidikan Universitasnya, Kohler belajar di Universitas Tubingen (1905-1906), Universitas Bonn (1906-1907), dan Universitas Berlin (1907-1909). Di kuliah terakhirnya, dia memfokuskan pada hubungan antara fisika dan psikologi, ia belajar dari dua ilmuan terkemuka di bidangnya masing-masing, Max Planck dan Carl Stumpf. Di Berlin ia menerima 23. http://en.wikipedia.org/wiki/wolfgang_k%25c3%25b6hler, di akses tanggal 25 agustus 2009 24. http://www.worldofbiography.com/9140-kohler/, di akses tanggal 25 agustus 2009 25. http://faculty.frostburg.edu/mbradley/psyography/wolfgangkohler.html, di akses tanggal 25 agustus 2009 15

16 gelar Ph.D. di bawah bimbingan Carl Stumpf, disertasinya membahas aspekaspek tertentu psiko-akustik. 26 Kohler menikah saat berusia 20 tahun, ia menjadi seorang ayah dari 4 putra-putrinya. Hanya ada sedikit rincian tentang pernikahan mereka. Ketika ia berusia 30 tahun ia menceraikan istri pertamanya, dan menikah lagi dengan seorang mahasiswa. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut yang dapat ditemukan tentang rincian perkawinan pertamanya atau perkawinan kedua 27. Pada 1910 sampai 1913 setelah ia mendapatkan gelar doktornya, Kohler bekerja sebagai seorang asisten di Institut Psikologi di Frankfurt di mana ia bekerja dengan sesama psikolog Max Wertheimer dan Kurt Koffka. Dia dan Koffka berfungsi sebagai subjek untuk Wertheimer dalam makalah klasiknya di tahun 1912 yang membahas tentang fenomena Phi (pergerakan yang nyata, seperti pada gambar yang bergerak). Bersama Max Wertheimer dan Kurt Koffka, Kohler melahirkan psikologi Gestalt (yang berasal dari bahasa German seluruh, di maksudkan untuk membingkai keseluruhan ide-ide mereka). Kelahiran Psikologi Gestalt adalah sebagai reaksi terhadap teori Psikologi behavioristic J. B. Watson dan P. Pavlov yang memusat sebagian besar atas sifat alami persepsi. Pada tahun 1913, Köhler meninggalkan Frankfurt menuju pulau Teneriffe di Kepulauan Canary, tempat dimana ia dinobatkan sebagai direktur penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan antropoid Prusia. Ia tinggal di sana selama enam 26. http://en.wikipedia.org/wiki/wolfgang_k%25c3%25b6hler, di akses tanggal 25 agustus 2009 27. http://faculty.frostburg.edu/mbradley/psyography/wolfgangkohler.html, di akses tanggal 25 agustus 2009

17 tahun, dan selama itu ia menulis sebuah buku tentang pemecahan masalah berjudul The Mentality of Apes (1917). Dalam penelitian ini, Köhler mengamati cara di mana simpanse memecahkan masalah, seperti dari mengambil pisang bila berada di luar jangkauan. Ia menemukan bahwa mereka menumpuk peti kayu untuk digunakan sebagai tangga darurat, dalam rangka untuk mengambil makanan. Jika pisang diletakkan di tanah di luar kandang, mereka menggunakan tongkat untuk memperpanjang jangkauan tangan mereka. 28 Köhler menyimpulkan bahwa simpanse belum sampai pada metode trial and error (yang telah diklaim oleh psikolog Amerika Edward Thorndike sebagai dasar pembelajaran dari semua binatang, melalui hukum efek), melainkan bahwa mereka telah mengalami wawasan (juga kadang-kadang dikenal sebagai "pengalaman aha"), di mana, setelah menyadari jawabannya, mereka kemudian melanjutkan untuk melaksanakannya dengan cara. Setelah kembali ke German pada tahun 1920, Kohler menjabat sebagai direktur di Laboratorium Berlin selama satu tahun, dan kemudian Kohler menjadi seorang professor di Universitas Berlin German sebagai pengganti Carl Stumpf dan menjabat direktur Institut Psikologi di Universitas Berlin, hingga tahun 1935. Selama lima belas tahun, ia mendapat prestasi yang gemilang, termasuk, misalnya, sebagai direktur sekolah bergengsi program pascasarjana psikologi, ketua pendiri jurnal psikologi yang sangat berpengaruh, berjudul Psychologische Forschung; dan pengarang buku awal yang berjudul Gestalt Psychology (1929), 28. en.wikipedia.org/wiki/wolfgang_köhler, di akses tanggal 25 agustus 2009

18 ditulis terutama untuk audiens Amerika. Köhler menulis secara ekstensif pada penelitian, banyak yang dipublikasikan melalui jurnal bahwa ia ikut mendirikan. Kohler adalah seorang pionir dalam memahami proses berpikir dan kesalahan di dalamnya, seperti dengan penilaian dan asosiasi. Kontribusinya membuatnya mendapatkan banyak pengakuan dari beberapa asosiasi psikologis. Pada 11 Juni 1967, Wolfgang Köhler meninggal di New Hampshire. 29 B. Karya-karya Wolfgang Kohler Adapun karya-karya Wolfgang Kohler adalah sebagai berikut 1. On Unnoticed Sensations and Errors In Judgments, 1913 2. Intelligenzenprüfungen an Anthropoiden, 1917 3. Intelligenzenprüfungen an Menschenaffen, 1921 (rev. ed. of Intelligenzenprüfungen an Anthropoiden) - The Mentality of Apes (tr. by Ella Winter, 1925 4. Die physischen Gestalten in Ruhe und im Stationaren Zustand, 1920 5. Gestalt Psychology, 1929 6. The Place of Value in a World of Fact, 1938 7. Dynamics in Psychology, 1940 8. 'Figural after-effects: an investigation of visual processes', in Proceedings of the American Philosophical Society 88, 1944 29. http://faculty.frostburg.edu/mbradley/psyography/wolfgangkohler.html, di akses tanggal 25 agustus 2009

19 9. The Task of Gestalt Psychology, 1969 10. The Selected Papers of Wolfgang Kohler, 1971 C. Pengertian Teori Insight in Learning Prespektif Wolfgang Kohler 1. Awal Ditemukannya Teori Insight in Learning Gambar cara simpanse untuk menggapai pisang sehingga terjadinya insight in learning

20 Keterangan gambar 30 dari kiri ke kanan: a. Chica pada tongkat lompat, dan rana melihat b. Grande diatas tumpukan kotak yang tidak kuat c. Sultan membuat tongkat ganda d. Konsul, Grande, Sulton, Chica, berada diatas kotak, tapi tidak bersamasama e. Grande mencapai kotak yang ke empat. Gambar di atas adalah salah satu eksperimen Wolfgang Kohler dalam menemukan teori insight. Dalam eksperimen tersebut terlihat bahwa simpanse-sempanse tersebut menggunakan alat (kotak dan tongkat) untuk mengambil makanan yang diluar jangkauan mereka. Gambar pertama adalah seeokor simpanse bernama chica dia menggunakan tongkat untuk mengambil makanan yang telah disediakan, 30. Wolfgang Kohler, The Mentality Of Apes, (New York, leveright), h. 156-161

21 tetapi diluar jangkuannya. Gambar ke-dua seekor simpanse bernama grande menumpuk kotak-kotak untuk megambil makanan. Gambar ketiga sultan menggabungkan dua tongkat untuk mengambil makanan. Gambar ke-empat konsul, grande, sulton, chica berada diatas kotak tapi tidak bersama, hanya grande dan sultan yang berada diatas kotak dan grande yang memegang tongkat. Gambar ke-lima grande menumpuk kotak untuk mengambil makanan. Akan tetapi dalam eksperimen tersebut simpanse-simpanse itu sebelumnya selalu gagal dalam mengambil makanan, karena jauh dari jangkuan mereka. Sebelumnya mereka menggunakan tongkat tapi terlalu pendek akhirnya mereka menyambung dua tongkat supaya sampai untuk mengambil makanan. Akan tetapi dari kegagalan itu mereka mampu mendapatkan makanan tersebut. Disinilah akhirnya muncul teori insight yang bermula dari trial dan error. Yang akhirnya menumbuhkan pemahaman. Dalam eksperimen sebelumnya Wolfgang Kohler menggunakan binatang anjing dan kucing sebagai binatang percobaan. Tetapi anjing dan kucing telah menghadapi hambatan untuk mencapai makanan, bergerak menjauh dari tujuan untuk menghindari penghalang. Akan tetapi Penting untuk dicatat bahwa anjing dan kucing yang telah gagal tes ini rupanya tidak selalu lebih cerdas daripada simpanse. Eksperimen yang sebelumnya telah berjalan pada anjing dan kucing berbeda dari percobaan Kohler pada simpanse, dalam dua hal penting.

22 Pertama, hambatan-hambatan yang tidak akrab dengan anjing dan kucing, dan dengan demikian tidak ada kesempatan untuk menggunakan pembelajaran, sedangkan simpanse mengenal dengan baik dengan ruangan yang digunakan dalam tes Kohler 31. Kedua, makanan tetap terlihat pada anjing dan kucing percobaan, sedangkan dalam tes simpanse makanan terlempar keluar jendela (setelah jendela yang ditutup) dan jatuh keluar dari pandangan. Memang, ketika Kohler mencoba pengujian yang sama pada anjing akrab dengan kamar, binatang (setelah membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa jendela tertutup), mengambil rute terpendek yang mungkin tidak langsung terlihat ke makanan. Inti dalam eksperimen ini menurut Kohler, bahwa simpanse tidak kurang dari manusia, yaitu mampu memecahkan masalah sekaligus dengan proses integrasi atau pemahaman. Dan pemahaman ini, yang diperlihatkan oleh simpanse, barulah muncul setelah beberapa saat mencoba memahami masalahnya, dan pada saat itu pula muncul dengan tiba-tiba adanya kejelasan, melihat hubungan-hubungannya, antara unsur satu dengan yang lain. Dan pemahaman yang serupa itu, yang datang tiba-tiba oleh Kohler disebut Aha Erlebnis. Pandangan Kohler ini, pada hakikatnya, berlawanan dengan teori 31. http://www.pigeon.psy.tufts.edu/psych26/kohler.htm di akses tanggal 25 agustus 2009

23 asosiasi terutama hukum kontiguitas (hukum sesuatu yang berdekatan) dan sekaligus untuk membantah kebenarannya. 32 2. Insight in Learning Prespektif Wolfgang Kohler Menurut eksperimen Wolfgang Köhler, insight in learning dapat diamati ketika mempelajari perilaku pemecahan masalah pada simpanse. Dalam satu percobaan pada simpanse yang lapar, setelah simpanse diberi dua tongkat pendek dengan pisang jauh dari jangkauan, insight in learning akhirnya terjadi. Setelah tidak berhasil mencapai pisang dengan tongkat pendek, simpanse yang lapar menyerah. Namun, simpanse kemudian tidak sengaja menemukan bahwa tongkat bisa digabung bersama untuk membentuk satu lagi tongkat. Saat itu, percikan wawasan mengungkapkan solusi diwujudkan, sehingga simpanse berhasil mencapai pisang. 33 Insight yaitu pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian di dalam suatu situasi permasalahan 34. Insight itu sering dihubungkan dengan pernyataan spontan aha atau oh, I see now. Insight juga adalah pemahaman terhadap suatu situasi yang lebih mendalam daripada kata-kata dan secara sadar memahami masalah. Jadi insight adalah inti dari pemahaman. 35 32. Abd. Rachman Abror, Op.Cit, h. 84 33. http://www.ehow.com/about_5244119_insight-learning.html diakses 18 november 2009 34. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: rineka cipta, 1997) 35. http://pgribanjarsari.wordpress.com/category/uncategorized/artikel/page/2/, di askes 18 november 2009

24 Dalam teori gestalt, belajar adalah berkenaan dengan keseluruhan individu dan timbul dari interaksi yang matang dengan lingkungannya. Melalui interaksi ini, kemudian tersusunlah bentuk-bentuk persepsi, imajinasi dan pandangan baru. Dan kesemuanya, secara bersama-sama membentuk wawasan atau pemahaman (insight) 36, yang bekerja selama individu melakukan pemecahan masalah. Insight in learning juga diawali dengan proses trial dan error, tetapi dari peristiwa tersebut akhirnya dicapai suatu pemahaman. Walaupun demikian, pemahaman (insight) itu barulah berfungsi kalau ada persepsi/tanggapan terhadap masalahnya memahami kesulitan, unsur-unsur dan tujuannya. Insight in learning adalah suatu proses belajar mengajar yang diawali dengan proses trial-error, tetapi dari peristiwa tersebut akhirnya dicapai suatu pemahaman. Istilah penting lain yang menggambarkan insight in learning adalah "pencerahan" 37. Insight in learning adalah belajar menurut pandangan kognitif. Teori ini mengutamakan pengertian dalam proses belajar mengajar, jadi bukan ulangan seperti halnya teori terdahulu. Dengan demikian menurut teori ini belajar merupakan perubahan kognitif (pemahaman). Dengan demikian teori belajar ini berhaluan pada pandangan belajar konstruktivistik. Dalam teori insight in learning terdapat trial dan error, tetapi tidak seperti tafsiran Thorndike (belajar ngabur). Dalam semua belajar didahului trial dan 36. Abd. Rachman Abror, Op.Cit, h. 84 37. http://www.ehow.com/about_5244119_insight-learning.html diakses 18 november 2009

25 error. Trial dan error mempunyai peranan dalam timbulnya insight. Pada teori Thorndike tidak ada tujuan, otomatis, tanpa teori, sedang pada Insight in learning ada tujuan dengan teori. Insight learning dapat digunakan dalam situasi yang serupa. 38 Pengalaman insight in learning sering melibatkan tiga faktor: a. Tampaknya semua kemungkinan upaya pemecahan masalah telah habis dan tidak berhasil. b. Terus-menerus upaya untuk memecahkan masalah yang tampaknya tak terpecahkan akhirnya berakhir. c. Sebuah solusi tepat untuk masalah tiba-tiba menyadari secara spontan. 39 Dalam insight in learning terdapat enam sifat khas yang dikemukakan oleh Kohler 40, yaitu: 1. Insight bergantung pada kemampuan dasar. Kemampuan dasar tergantung pada umur, keanggotaan dalam spesies, perbedaan individu dalam spesies. Contohnya manusia lebih cepat mencapai insight dibandingkan simpanse, tetapi kemampuan antara manusia yang satu dengan yang lain juga berbeda, misalnya, umur, kemasakan, perkembangan, dan sebagainya. 2. Insight bergantung kepada masa lampau yang relevan. Contohnya simpanse tersebut telah mencoba dengan kotak untuk meraih pisang tetapi belum berhasil, kemudian ia bermain dengan tongkat. Saat bermain dengan tongkat ia teringat pada pengalaman meraih pisang dengan tongkat. Akhirnya terbentuk insight akan fungsi kotak dan tongkat untuk meraih pisang 3. Insight bergantung kepada pengaturan secara eksperimental. Contohnya, dengan disediakannya kotak dan tongkat dalam eksperimen simpanse, dan dalam eksperimen simpanse tersebut dalam keadaan lapar. 4. Insight didahului oleh suatu proses coba-coba. 38. http://www.wikimu.com/news/print.aspx?id=10132, di askes 18 november 2009 39. http://www.ehow.com/about_5244119_insight-learning.html diakses 18 november 2009 40. Abd. Rachman Abror, Op.Cit, h. 86

26 5. Belajar dengan insight dapat diulang dengan mudah karena sudah terbentuk pemahaman dalam diri organisme. 6. Insight yang telah diperoleh dapat digunakan untuk menghadapi situasisituasi yang baru dan lain. Dari 6 sifat khas ini kita bisa menilai bahwa teori insight in learning adalah teori yang mengedepankan proses dalam suatu peristiwa atau kejadian tersebut untuk mendapatkan pemahaman. Karena itu teori ini sangat cocok apabila diterapkan dalam pembelajaran, baik umum maupun agama. Karena dalam proses pembelajaran, hendaknya siswa atau siswa memiliki kemampuan pemahaman sehingga dalam pembelajaran tersebut bisa dikatakan berhasil. Teori belajar Wolfgang Kohler memberikan beberapa prinsip belajar yang berharga, antara lain: 1. Manusia mereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secar intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial, dan sebagainya. 2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Seorang belajar jika ia dapat bertindak dan berbuat sesuai dengan apa yang dpelajarinya. 3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan fetus atau bayi dalam kandungan sampai dewasa. Dalam tiap fase perkembangan manusia itu senantiasa manusia lengkap yang berkembang dalam segala aspeknya. 4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi yang lebih luas. 5. Belajar hanya berhasil bila tercapai kematangan untuk meperoleh Insight.

27 6. Belajar tak mungkin tanpa kemauan untuk belajar. Motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme. 7. Belajar berhasil kalau ada tujuan yang mengandung arti bagi individu 8. Dalam proses belajar anak itu senantiasa merupakan suatu organisme yang aktif, bukan suatu bejana yang harus diisi, atau suatu otomat yang digerakkan oleh orang lain. 41 41. Ibib.,