PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 42. Oleh: Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Utriweni Mukhaiyar BI5106 Analisis Biostatistik 29 November 2012

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Contoh RAK Faktorial

Korosi Suatu Material 2014

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Penentuan Jumlah Sel Hidup (AOAC, 2012) Hancurkan 1 gram bibit ragi kering dalam lumping hingga halus, masukkan

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO LOGAM ST 60

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PERANCANGAN ALAT UJI KEMAMPUKERASAN JOMINY TEST UNTUK LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. Taufiqur Rokhman 1)

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

PENGARUH TEMPERATUR PERLAKUAN PANAS HASIL PELAPISAN Cu-Ni PADA BAJA KARBON ST-37 TERHADAP SIFAT MEKANIK

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

III. METODOLOGI PENELITIAN

PRAKTIKUM METALURGI FISIK LAPORAN AKHIR

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, dan LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON EMS-45 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

METODE SCHEFFE DALAM UJI KOMPARASI GANDA ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

PENELITIAN TENTANG PENINGKATAN KEKERASAN PADA PERMUKAAN BUSHING DENGAN HEAT TREATMENT METODE KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

Transkripsi:

iteks ISSN 978-497 PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 4 Oleh: Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening terhadap laju korosi pada baja ST- 4. Specimen berupa baja St-4, pada proses hardening diquencing menggunakan empat jenis cairan yaitu: air, oli SAE 30, larutan H SO 0%, dan Larutan NaCI 0%. Hasil dari proses hardening tersebut kemudian dilakukan proses pengkorosian dan hasilnya dianalisa dengan menggunakan analisis dwi factor. Dari hasil penelitian, menggunakan media quenching diperoleh laju korosi rata-rata dalam inch per year (ipy) sebagai berikut : air 4,578; oli 3,786, larutan NaC 0% 4,578, dan larutan H SO 4 0% 4,083. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan metode analisis dwi faktor dapat diketahui bahwa perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses Hardening pada Baja ST-4 maupun perbedaan waktu pengkorosian serta interaksi jenis media pendingin dan waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi. Kata kunci: Kandungan karbon, unsur paduan, media quencihing PENDAHULUAN Teknologi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, oleh karena itu dibutuhkan suatu kecermatan dalam pengunaan bahan. Hal ini mencakup pemilihan bahan dengan karakteristik optimum, harga, pegadaan dan pengubahan di dalam disain yang aman. Untuk dapat membutuhkan teknologi pengolahannya maka harus dapat memilih bahan dengan persayaratan khusus, seperti : kekuatan, daya hantar panas, konduktifitas dan mampu bentuk. Sifat dan perilaku bahan mencerminkan dari struktur didalamnya. Bila diperlukan sifat yang khas, maka perlu dipilih bahan yang tepat yang memiliki struktur atom, bentuk kristal, dan pengaturan intern lainnya yang cocok. Bila struktur bahan berubah selama pengolahan atau pemakaian maka akan terjadi perubahan sifat dari bahan tersebut. Tidak semua perubahan struktur bahan akan merugikan, karena memang ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah proses intern bahan. Salah satunya adalah proses hardening. Hardening merupakan salah satu proses heat treatment yang tujuan utama dari proses tersebut adalah untuk meningkatkan kekerasan bahan. Pada proses hardening bahan dipanaskan sampai pada suhu tertentu dan di tahan (holding) sampai waktu tertentu pada suhu tersebut. Kemudian dicelupkan (quenching) pada media pendingin. Jenis media pendingin yang digunakan menentukan struktur intern yang dicapai, dan juga akan mempengaruhi laju korosi dari bahan tersebut. Korosi merupakan gcjala destruktif yang terjadi pada logam yang disebabkan oleh karena bereaksinya bahan tersebut dengan lingkungan. Besarnya laju korosi logam selain dipengaruhi oleh lingkungan juga oleh struktur intern dari logam tersebut. Dengan begitu perubahan struktur intern juga akan mempengaruhi laju dari korosi. 309

iteks ISSN 978-497 Maksud dan Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui :. Pengaruh jenis media pendingin yang digunakan dalam proses hardening terhadap laju korosi.. Pengaruh waktu pengkorosian proses korosi terhadap laju korosi. 3. Pengaruh interaksi dari jenis media pendingin yang digunakan dalam proses hardening dengan waktu pengkorosian terhadap laju korosi. Pada penelitian ini Bahan dan Alat Yang Digunakan adalah sebagai berikut: Bahan (speciment) yang digunakan dalam penelitian ini adalah ST- 4 yang memiliki komposisi kimia : C < 0,5 %; Mn (0,0-0,50) %; P 0,080 %;S 0,050 %. Sedangkan dari bahan (speciment) adalah sebagai berikut : Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : Elektric Furnance Jenis pendingin yang digunakan: Air, Oli SAE 30, l0%h SO 4, 0% Na Cl Larutan H SO 4 kosentrasi 0% Gelas piala 000 ml Neraca alanalitik Ruang Asam Jangka sorong Kaos tangan karet Gergaji Kertas amplas Obeng dan tang Penentuan Variabel dan Parameter Variabel dan parameter yang akan diukur dalam penelitian ini adalah :. Jenis Media Pendingin yang digunakan dalam proses hardening. Waktu yang digunakan dalam proses korosi Jenis media pendingin dan waktu pengkorosian adalah merupakan variabel bebas (independent variable) dengan tingkatan variabel sebagai berikut:. Jenis media pendingin Air Oli SAE 30 0% H SO 4 0% NaCl. Waktu proses korosi T jam T 44 jam T3 66 jam Sedangkan variabel tetap adalah laju korosi yang terjadi. Dengan penentuan variabel serta parameter pada korosi diatas maka untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara media pendingin yang digunakan dalam proses hardening dan waktu 30

iteks ISSN 978-497 yang digunakan dalam proses korosi terhadap laju korosi yang terjadi pada benda kerja (speciment). Memperhatikan hal tersebut maka peneliti dalam hal ini akan merencanakan bentuk disain experiment agar hasil atau data yang diperoleh dapat bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Rancangan yang akan digunakan adalah rancangan faktorial dengan masingmasing percobaan dilakukan 5 kali replikasi. Teknik Pcngumpulan Data Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : Menentukan dimensi dan benda kerja (speciment). o Dimensi dan benda kerja (speciment) diukur menggunakan jangka sorong. Menentukan luas permukaan speciment. o Luas permukaan specime (A) diukur dengan rumusan sebagai berikut : o A π r (r + t). Menentukan waktu proses korosi (T). Proses korosi dilakukan sebanyak tiga kali dengan tiap waktu proscs korosi adalah jam sehingga diperoleh : T jam T 44 jarn T3 66 jam Menghitung kehilangan massa benda kerja (speciment) Dalam penelitian ini, jumlah berat terkorosi tiap waktu ditentukan sebagai berikut : W W 0 W W 44 W 0 (W + W ) W 66 W 0 (W + W + W 3 ) Dimana : W 0 Massa awal (gram) W Massa pada T (gram) W Massa pada T 44 (gram) W 3 Massa pada T 66 (gram) W Jumlah kehilangan massa (gram) pada T W 44 Jumlah kehilangan massa (gram) pada T 44 W 66 Jumlah kehilangan massa (gram) pada T 66 Menentukan laju korosi. Laju korosi dihitung menggunakan satuan ipy (inch per year), 3540 W Laju Korosi (ipy) DAT dimana W Jumlah massa terkorosi (gram) D Density, untuk St-4 adalah 4 (gr/cm 3 ) A Luas permukaan spesimen (cm ) T Waktu Pengkorosian (Jam) Analisa Data Data dari hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan rancangan, maka dalam penelitian ini menggunakan metoda analisis dwifaktor, dengan pengamatan berulang dalam rancangan teracak lengkap, dengan n 5 replikasi tiap kombinasi perlakuan bila faktor A pada A taraf dan faktor B pada B taraf, Baris menyatakan taraf faktor A yaitu 3

iteks ISSN 978-497 jenis media pendingin dan kolom menyatakan waktu yang digunakan dalam proses korosi. Seluruh pengamatan diperlihatkan dalam tabel berikut : Tabel. Metoda Penyusunan Data Penelitian Faktor A Faktor B Jumlah Rataan jam 44 jam 66 jam Air Oli SAE 30 0% H SO 4 0% NaCl Y Y Y 3 Y 4 Y 5 Y Y Y 3 Y 4 Y 5 Y 3 Y 3 Y 33 Y 34 Y 35 Y 4 Y 4 Y 43 Y 44 Y 45 Y Y Y 3 Y 4 Y 5 Y Y Y 3 Y 4 Y 5 Y 3 Y 3 Y 33 Y 34 Y 35 Y 4 Y 4 Y 43 Y 44 Y 45 Y 3 Y 3 Y 33 Y 34 Y 35 Y 3 Y 3 Y 3 Y 33 Y 34 Y 33 Y 33 Y 333 Y 334 Y 335 Y 43 Y 43 Y 433 Y 434 Y 435 Jumlah T.. T.. T.3. T.. Rataan Y.. Y.. Y.3. Y.. Dimana : T Jumlah seluruh pengamatan T.. Jumlah pengamatan pada taraf ke I faktor A (jenis media pendingin) T. j. Pengamatan pada taraf ke j faktor ke B (waktu pengkorosian) T ij Jumlah Pengamatan pada sel ke ij. Y... rataan semua ahn pengamatan Y i.. rataan pada taraf ke i faktor A (jenis media pendingin) Y j. rataan pengamatan pada taraf ke j faktor B (Waktu pengkorosian) rataan perngarnatan pada sel ke ij. Y ij Data dan tabel. akan dihitung : a b n T JKT Yijk i j k ab T Bila FK abn T.. T.. T 3.. T 4.. Y.. Y.. Y 3.. Y 4.. JKA a i Ti.. b. n 3

iteks ISSN 978-497 JKB b j JK(AB) Tj.. an a i j FK b Tij a i Ti.. b j Tj + FK n b. n a. n JKG JKT JKA JKB - JK(AB) Dimana: JKT Jumlah kuadrat total JKA Jumlah kuadrat pengaruh A 3KB Jumlah kuadrat pengaruh B JK (AB) Jumlah kuadrat interaksi A dan B JKG Jumlah kuadrat Galat. Dan perhitungan diatas dibuatkan suatu tabel analisis varian untuk pengaruh dua faktor seperti tabel. berikut : Tabel. Analisa Variasi Untuk Percobaan Dwifaktor Pengaruh Variasi Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Rataan Kuadrat Pengaruh JKA a- A S JKA B JKB b- S JKB Interaksi JK(AB) (a-) (b-) JK( AB) AB S ( a ) ( b ) Galat JKB Ab (n-) JKG S ab( n ) Jumlah JKT Abn F Hitung S F S S SS F S S3 F 3 S Analisa varian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa varian dua arah dengan menggunakan uji F. Pengujian F bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. Dengan kaidah keputusan, jika : F hitung < F tabel tolak H terima H 0 F hitung > F tabel tolak H 0 terirna H Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 33

iteks ISSN 978-497 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data Spesiment Sebelum Uji Korosi Data sebelum dilakukan pengujian korosi pada baja ST-4 yang telah mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin yang berbeda disajikan dalam tabel 3. berikut : 34

iteks ISSN 978-497 Tabel 3. Data massa dan dimensi spesimen sebelum uji korosi Jenis Media Pendingin D (mm) T (mm) A (cm ) 5.0 40.75 4.00 Air 5.0 4.5 4.63 5.0 40.50 4,830 5.00 4.00 4.09 5.5 40.80 4.83 Oli SAE 30 0 % H SO 4 0% NaCl 5.5 5.30 5.40 5.40 5.30 5.0 5.05 5.05 5.40 5.0 5.0 5.0 5.0 5.5 5.0 40.75 40.75 40.75 40.00 40.75 40.5 40.50 40.5 40.0 40.5 4.00 40.50 40.00 4.00 40.5 4.943 4.046 4.5 4.053 4.330\ 4.840 4.74 4.53 4. 4.438 4.6 40.500 4.437 4.330 4. W (gram) 60.447 59.667 59.755 6.70 59.7 60.60 60.4 60.760 57.46 60.586 57.946 59.090 58.7 6.79 57.48 6.73 59.75 57.369 6.77 60.464 Data Spesiment Setelah Uji Korosi Data specimen setelah dilakukan pengujian korosi pada baja ST-4 yang telah mengalami uji korosi didapatkan data massa seperti dalam tabel 4. Berikut ini. Tabel 4. Data massa tiap spesiment tiap waktu uji Jenis Media Massa Spesimen (gram) Pendingin Air 54.49 53.870 53.899 55.586 53.855 Olie SAE 30 55.704 55.6 55.808 53.08 55.70 0% HSO4 5.65 53.603 5.57 56.5 53.03 0%Na Cl 55.67 53.98 5.0 55.6 54.6 jam 44 jam 66 jam 5.64 5.99 5.44 50.784 50.555 49.989 5.667 5.5 50.90 50.387 35 5.64 5.548 5.655 48.904 55.70 49.07 50.845 49.590 53.843 48.909 5.870 50.605 48.93 5.870 5.38 50.735 48.90 50.68 49.68 50.085 47.949 48.593 48.590 5.53 49.67 50.90 49.68 48.448 50.735 50.00

iteks ISSN 978-497 Analisa Data Data dari tabel 3 dan tabel 4 digunakan untuk mencari besarnya laju korosi tiap perbedaan waktu korosi dan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening. Laju korosi dihitung menggunakan satuan inch/year (ipy), sebagai contoh perhitungan laju korosi yang terjadi adalah sebagai berikut : 3450. W Laju Korosi (ipy) D. AT. Dimana, W Jumlah kehilangan berat (gram) W 0 W 60.447 54.49 6.08 gram D Densiti (gram/cm 3 ) 4 gram/cm 3 A Luas Pcrmukaan awal speciment (cm ) πr + πrt 4.00 cm T Waktu proses korosi (jam) jam sehingga, 3450.6,08 LajuKorosi (ipy) 4.4,00. 5,69 inch/year Seluruh data hasil perhitungan laju korosi disajikan dalam tabel 5 berikut : Tabel 5. Besar Laju Korosi dalam satuan ipy (inch per year) Tiap Spesimen Tiap Waktu Uji Jenis Media Pendingin (A) Besar Laju Korosi (ipy) (B) Jumlah Rataan Air Oli SAE 30 H SO 4 Jam (b) 5,69 5,33 5,448 5,0 5,530 4,663 4,476 4,539 4,09 4,789 5,430 5,09 5,38 5,69 5,889 44 jam (b) 3,64 3,84 3,97 3,967 4,05 3,76 3,666 3,73 3,770 3,44 3,488 3,89 4,076 3,57 3,695 66 jam (b3) 3,440 3,65 3,67 3,547 3,967 3,074 3,703 3,03 3,087,998 3,75 3,383 3,63,987 3,4 64,99 4,39 56,795 3,786 6,38 4,083 36

iteks ISSN 978-497 0 %NaCt 5,667 5,585 5,478 5,64 5,469 4,578 4,47 4,30 4,64 4,380 3,75 3,683 3,44 3,630 3,984 Jumlah 03,759 78,855 68,965 5.579 Rataan 5,87 3,943 3,448 68,663 4,578 Untuk memudahkan proses penghitungan data dari table 5 dijumlahkan tiap lajurnya sehingga akan diperoleh tabel 6 berikut : Tabel 6. Penjumlahan Data b b b3 a 7,8 9,47 8,76 564,795 a,576 8,36 5,893 56,795 a3 6,78 8,7 6,339 6,38 a4 7,83,337 8,473 68,663 03,759 78,855 68,965 5,579 Harga-harga dari tabel 5 dan tabel 6 digunakan untuk mencari jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat pengaruh jenis media pendingin, jumlah kuadrat pengaruh waktu pengkorosian, maupun jumlah kuadrat dan interaksi antara penggunaan media pendingin yang berbeda dengan waktu pengkorosian srrta rataan kuadrat dan F hitung sebagai berikut: T Bila abn FK 0 5,579 FK 4.3.5 054,867 a b n JKT i j k Y ijk FK 5,364 +5,33 +..+ 3,989 - FK 095,00-054,867 40,33 a Ti i JKA FK b. n 64,99 + 56,795 + 6,38 3.5 + 68,666 - FK JKB 60,40-054,867 5,550 b j Tj.. an 37

iteks ISSN 978-497 03,759 + 78,855 + 68,965 4.5 087,00 054,867 3,44 a b a b Tij.. Ti.. Tj.. i j i j JK (AB) n b. n a. n 7,8 +,576 +... + 68,965 60,40 087,00+ 054, 867 5 0,874 JKG JKT - JKA - JKB - JK(AB) 40,33-5,550-3,44-0,874,665 JKG JKT JKA JK (AB) 59.8-3.30-40.35-5.670.460 S JKA a 5,550, 388 3 S KJKB b 3,44 6, 076 JK( AB) S 3 ( a )( B ) 0,874 0, 46 6 JKG S ab( n ),665 0, 035 48 f,338 / 0,035 39,657 f 6,076 / 0,035 459,00 f 3 0,46 / 0,035 4,7 Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5 % diperoleh harga f tabel sebagai berikut : F tabel dengan (a-), ab(n-) 3 : 48 F tabel 4.05 F tabel dengan (b-), ab(n-) : 48 F tabel 3.9 38

iteks ISSN 978-497 F 3 tabel dengan (a-)(b-), ab(n-) 6 : 48 F tabel 48 Seluruh perhitungan dari harga jumlah kuadrat, derajat kebebasan, rataan kuadrat, F hitung dan F tabel kemudian dibuatkan tabel 7 berikut : Tabel 7. Hasil Analisis Variasi Pengaruh Variasi Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Rataan Kuadrat F Hitung Pengaruh 5,550,388 4.603 A B 3,44 3 6,076 84.48 Interaksi 0,874 6 0,46 3.954 AB Galat,665 48 0,035 Jumlah 59 Dan tabel tersebut dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel, perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening baja ST 4 dan waktu pengkorosian maupun interaksi dari perbedaan media pendingin dan waktu dari pengkorosian terhadap laju korosi yang terjadi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dan F tabel dimana nilai F hitung pada seluruh kondisi lebih besar dari pada F tabel. Hal tersebut berarti bahwa variabel jenis media pendingin, waktu pengkorosian maupun interaksi dan perbedaan jenis media pendingin dari waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi yang terjadi pada baja ST-4. Pembahasan Hardening merupakan heat treating yang tujuan utamanya adalah untuk mengeraskan baja. Besarnya kekerasan yang diperoleh dari proses hardening dipengaruhi oleh kandungan karbon, unsur paduan, dan jenis media pendingin yang digunakan. Pada penelitian ini, dengan menggunakan speciment baja ST-4 peneliti mencoba untuk membandingkan penggunaan media pendingin yang berbeda pada proses hardening pada baja ST-4 terhadap laju korosi yang dilakukan pada tiga perbedaan waktu. Dari analisa statistik pada data hasil penelitian dapat diketahui bahwa perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening pada baja ST-4 maupun perbedaan waktu pengkorosian serta interaksi antara jenis media pendingin dan waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai F hitung yang lebih besar dan pada F tabel Pengaruh Perbedaan Jenis Media Pendingin Penggunaan jenis media pendingin yang berbeda pada proses hardening mempengaruhi struktur akhir dari baja. Dari data yang ada penggunaan media pendingin air dan brine (0% NaCl) menghasilkan struktur martensit 00%. Sedangkan penggunaan Oli sebagai media pendingin pada proses hardening menghasilkan struktur campuran yaitu: martensit, fine pearlite, dan bainit. 39

iteks ISSN 978-497 Dari hasil penelitian laju korosi rata-rata yang terjadi pada baja ST-4 mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin brine memiliki laju yang paling besar (4,578 inch/year) dibandingkan dengan penggunaan ketiga jenis media pendingin lainya. Sedangkan penggunaan oli SAE 30 sebagai media pendingin pada proses hardening baja ST-4 memiliki laju korosi rata-rata yang paling rendah (3,786 inch/year). Sedangkan laju korosi rata-rata pada penggunaan media pendingin 0% H SO 4 adalah 4,083 inch/year dan harga tersebut lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi pada penggunaan media pendingin air yang memiliki laju korosi rata-rata 4,39 inch/year. Pengaruh Perbedaan Waktu Pengkorosian Dalam penelitian ini proses pengkorosian baja ST-4 yang telah mengalami proses hardening dilakukan sebanyak tiga kali dengan masing-masing waktu yang ditentukan adalah jam. Proses pcngkorosian dilakukan dengan menggunakan media pengkorosi larutan H SO 4 0 % Volume larutan tersebut adalah 800 ml yang ditempatkan pada lima buah gelas reaksi. Larutan H S0 4 yang digunakan adalah tetap tiap kali proses pengkorosian sehingga terjadi penurunan daya korosi dari larutan tersebut terhadap speciment. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan laju korosi rata-rata tiap perbedaan waktu. Laju korosi rata-rata pada T jam adalah 5,88 inch/year, T44 adalah 3,943 inch/year dan T66 adahih 3,448 inch /ycar. 30

iteks ISSN 978-497 KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :. Penggunan media pendingin 0% H SO 4 Air, dan 0% NaCl. Pada proses hardening mempengaruhi struktur akhir dari baja ST-4 yang dihasilkan dan hal tersebut mempengaruhi besarnya laju korosi yang terjadi. 3. Perbedaan waktu yang digunakan dalam pcngkorosian baja ST-4 mempengaruhi besarnya laju korosi yang disebabkan oleh karena menurunnya daya korosif dari larutan H SO 4. Proses pengkorosian awal yaitu pada T jam pada semua jenis media pendingin yang digunakan memiliki laju korosi rata-rata paling tinggi. 4. Pengaruh interaksi antara penggunaan jenis media pendingin yang berbeda pada proses hardening baja ST-4 dengan waktu pengkorosian mempengaruhi besarnya laju korosi yang terjadi. Penggunaan brine sebagai media pendingin pada proses hardening baja pada waktu pengkorosian jam memiliki harga laju korosi rata-rata yang paling tinggi DAFTAR PUSTAKA Berlien, G Ben, Heattreating and Hardening, Tool Engineering Hand Book, ASTE, McGraw Hill Book Company, inc, Toronto, USA, 949. Kehl, I George, General Structure and Properties of Metal, Tool Enggineering Hand Book, ASTE.McGraw Hill Book Company, inc, Toronto, USA, 949. Russel E Harwick, Introduction to Chemistry, Bruges Publishing Company, Los Angeles, USA, 984. Surakiti, Kimia untuk Program Inti, PT Intan Pariwara, Semarang,989. Van Vlack, Lawrence H, Elemen Of Materials Science and Enggineering, 5 th Edition, Addison-Wwesley Publishing Company, Reading Mass, USA,985. 3