PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Milenium adalah Deklarasi Milenium yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era millenium saat ini, program unggulan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

KETERKAITAN ANTARA KEMISKINAN PERKOTAAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

2/28/ Tantangan Masa Depan. 1. Globalisasi Ekonomi. 10 Tantangan Masa Depan. 1. Globalisasi Ekonomi. 1. Globalisasi Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Makalah Pembangunan Berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN PENDAMPING SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FASILITASIPROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA DI BBPPKS REGIONAL II BANDUNG

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

Deklarasi Dhaka tentang

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAPPEDA Planning for a better Babel

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

Transkripsi:

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh: Dicky Andika, M.Si Dosen FIKOM Universitas Mercu Buana Jakarta ABSTRAK PERSOALAN kemiskinan, dalam kajian ilmu sosial masih menjadi kontroversi bahkan sampai sekarang menjadi polemik yang tidak berkesudahan. Persoalan tersebut berawal dari pertanyaan apakah kemiskinan terjadi karena eksploitasi kelas sosial di atasnya, ataukah karena kesalahan internal si miskin itu sendiri?. Dari kubu-kubu yang pro kepada teori-teori modernisasi, umunya menuding kemiskinan itu terjadi karena seorang atau anggota keluarga yang miskin itu memang malas untuk bekerja atau mereka terus menerus sakit. Tetapi berbeda dengan perspektif modernisasi, kubu strukturitas cenderung menyatakan bahwa berkuasa, yang seringkali karena kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya mengeksploitasi masyarakt miskin. Kemiskinan yang terjadi karena struktur yang tidak adil inilah yang disebut dengan kemiskinan structural. Upaya penurunan derajat kemiskinan di Indonesia telah dilakukan selama tiga dekade terakhir, ternyata masih sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi, politik, sosial dan bencana alam yang terjadi di berbagai daerah. Terdapat beberapa kelemahan dari penanggulangan kemiskinan selama ini yang perlu di koreksi secara mendasar, yaitu; Cara pandang tentang kemiskinan yang diorientasikan kepada ekonomi, Kebijakan yang terpusat, Lebih bersifat karikatif, Memposisikan masyarakat sebagai objek, dan Asumsi permasalahan dan penanggulangan kemiskinan yang sering di pandang sama untuk semua daerah. Mestinya, tiap daerah memerlukan pendekatan yang khas, sesuai karakter sosial, ekonomi dan budaya setempat. Metode yang digunakan adalah kajian literatur-literatur pembangudan dan komunikasi pembangunan. Kata Kunci: Pembangunan, Kesejahteraan, Komunikasi Pembangunan

I. Pendahuluan Kemiskinan adalah suatu problema masyarakat yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Oleh karena itu beralasan sekali bila kita mengatakan bahwa kebudayaan umat manusia dalam satu kurunnya tidak pernah sepi dari orang-orang yang berusaha membawa kebudayaan itu dengan memperhatikan nilai manusiawi dasar, yaitu perasaan merasa tersentuh melihat penderitaan orang-orang lain dan berusaha melepaskan mereka dari kemiskinan dan kepapaan atau paling kurang meringankan nasib yang mereka derita tersebut. Persoalan kemiskinan, dalam kajian ilmu sosial masih menjadi kontroversi bahkan sampai sekarang menjadi polemik yang tidak berkesudahan. Persoalan tersebut berawal dari pertanyaan apakah kemiskinan terjadi karena eksploitasi kelas sosial di atasnya, ataukah karena kesalahan internal si miskin itu sendiri?. Dari kubu-kubu yang pro kepada teori-teori modernisasi, umunya menuding kemiskinan itu terjadi karena seorang atau anggota keluarga yang miskin itu memang malas untuk bekerja atau mereka terus menerus sakit. Tetapi berbeda dengan perspektif modernisasi, kubu strukturitas cenderung menyatakan bahwa berkuasa, yang seringkali karena kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya mengeksploitasi masyarakt miskin. Kemiskinan yang terjadi karena struktur yang tidak adil inilah yang disebut dengan kemiskinan structural. Upaya penurunan derajat kemiskinan di Indonesia telah dilakukan selama tiga dekade terakhir, ternyata masih sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi, politik, sosial dan bencana alam yang terjadi di berbagai daerah. Terdapat beberapa kelemahan dari penanggulangan kemiskinan selama ini yang perlu di koreksi secara mendasar, yaitu; Cara pandang tentang kemiskinan yang diorientasikan kepada ekonomi, Kebijakan yang terpusat, Lebih bersifat karikatif, Memposisikan masyarakat sebagai objek, dan Asumsi permasalahan dan penanggulangan kemiskinan yang sering di pandang sama untuk semua daerah. Mestinya, tiap daerah memerlukan pendekatan yang khas, sesuai karakter sosial, ekonomi dan budaya setempat. Seorang ilmuwan besar melaporkan kepada kita tentang sejarah hitam hubungan antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin yang telah belangsung semenjak kebudayaan-kebudayaan pertama manusia. Katanya Pada bangsa apa pun peneliti

mengarahkan perhatiannya, ia selalu hanya akan menemukan dua golongan manusia yang tidak ada ketiganya, yaitu golongan yang berkecukupan dan golongan yang melarat. Di balik itu selalu didapatkan suatu keadaan yang sangat menarik, yaitu golongan yang berkecukupan selalu makmur tanpa batas, sedangkan golongan yang melarat selalu semakin kurus sehingga hampir-hampir tercampak di atas tanah, terhempas tak berdaya. Terancamlah bangunan masyarakat oleh karena fondamennya goyah, sedangkan orangorang yang hidup bermewah-mewah itu sudah tidak sadar mulai dari mana atap di atasnya runtuh (Qardhawi, 2002). Mungkin itulah segelintir pernyataan yang mungkin kalau penulis melihat keadaan bangsa Indonesia pun terjadi. Kemiskinan sulit untuk diberantas, tetapi mengapa Tuhan menyuruh umatnya yang mampu untuk membayar zakat? Dana zakat memang sangat potensial, kalau dikelola secara profesional. Pendapatan per kapita, menurut Wan Usman, merupakan tolak ukur untuk mengetahui apakah di negara tersebut telah terjadi pertumbuhan ekonomi atau tidak. Tolak ukur ini harus dilengkapi dengan melihat bagaimana distribusi pendapatan di suatu negara bisa merata. Dalam pembanguna bersama pada seluruh negara di dunia pada kesepakatan bersama pada Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua Negara*: 1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan Pendapatan populasi dunia sehari $10000. Menurunkan angka kemiskinan. 2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015. 4. Menurunkan angka kematian anak Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun. 5. Meningkatkan kesehatan ibu Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan. 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya. 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negaranegara berkembang. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda. Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Sumber: wikipedia

Kesejahteraan Azas-azas pokok untuk kesejahteraan (dalam Dipoyudo, 1985: 111-112), yaitu: 1. Setiap warga masyarakat, berhak atas kesejahteraan dasar atau taraf hidup minimum. 2. Masyarakat sebagai persatuan orang-orang ikut bertanggung jawab atas taraf hidup minimum semua warganya, khususnya mereka yang lemah. Sehubungan dengan itu masyarakat, selain mengusahakan tersedianya barang dan jasa kebutuhan hidup dasar, juga wajib menjamin agar semua warganya memiliki daya beli secukupnya dan harga-harga seimbang dengan daya beli itu. 3. Masyarakat harus memberikan prioritas tinggi kepada penempatan penuh dan dalam rangka itu menyusun serta melaksanakan suatu strategi perluasan kesempatan kerja yang menyeluruh, agar setiap warga masyarakat yang mampu dan mau dapat bekerja secara produktif penuh sesuai dengan kecakapan dan sebanyak mungkin juga dengan keiginannya. Karena kebanyakan orang tidak dapat menemukan penghidupan yang layak selain dengan mendapatkan pekerjaan, maka kesempatan kerja dianggap sebagai salah satu hak azazi manusia dan masyarakat wajib menjamin agar setiap warganya dapat menikmatinya. 4. Pelayanan sosial seperti pendidikan, pemeliharaan kesehatan, pengangkutan dan komunikasi, perumahan, jaringan jalan raya dan kereta api dan lain sebagainya. 5. Suatu program jaminan sosial yang menyeluruh. 6. Sumbangan masyarkat berupa pajak. Komunikasi Pembangunan Komunikasi adalah topik yang amat di perbincangkan, bukan hanya di kalangan ilmuan komunikasi, melainkan juga di kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang berlainan. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common) (Mulyana, 2000: 45).

Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambing-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu pada komunikan. Dalam pengertian itu tampak, proses komunikasi diawali dengan komunikator yang menyampaikan pesan dan diakhiri dengan komunikan yang menerima pesan. Kebanyakan pada studi komunikasi, penyederhanaan tersebut diawali dari komunikator (source) yang menyampaikan pesan (message) melalui saluran (channel) kepada komunikan (receiver) sampai komunikasi menimbulkan perubahan (effect) pada komunikan. Penggalan proses ini dinyatakan dalam suatu model S-M-C-R-E (Wiryanto, 2000: 19). Komunikasi social adalah kegiatan komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi social. Karena itu kegiatan komunikasi sosial adalah lebih intensif daripada komunikasi massa. Karenanya, titik pangkal dari komunikasi sosila adalah bahwa komunikator dan komunikan perlu seia sekata dan sependapat tentang bahan atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan komunikasi yang akan dilangsungkan. Ditinjau dari segi ini, suatu komunikasi social akan berhasil bila kedua belah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi ini menganggap ada manfaatnya untuk mengadakan komunikasi tersebut (Harun dan Ardianto, 2011: 160). Menurut Harun dan Ardianto (2011: 161), komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara sedang berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi. Itu berarti komunikasi yang akan menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan. Komunikasi pembangunan yang diutamakan adalah kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, bukannya memberikan laporan yang tidak realistis dari fakta-fakta atau sekedar penonjolan diri. Tujuan komunikasi adalah untuk menanamkan gagasan-gagasan, sikap mental, dan mengajarkan ketrampilan yang dibutuhkan oleh suatu Negara berkembang. Secara pragmatis, dapatlah dirumuskan bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan rencana pembangunan suatu negara. Komunikasi pembangunan

dalam arti yang sempit merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaika (Harun dan Ardianto, 2011: 161). Menurut pendapat Rogers dan Adhikarya (dalam Harun dan Ardianto, 2011: 163) prinsip dalam komunikasi pembangunan sebagai berikut: 1. Pembangunan pesan yang dirancang khusus (tailored message) untuk khalayak yang spesifik. Misalnya, bila hendak menjangkau khalayak miskin pada perumusan pesan, tingkat bahasa, gaya penyajian, dan sebagainya, disusun begitu rupa agar dapat dimengerti dan serasi dengan kondisi mereka. 2. Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengomunikasikan pesanpesan yang bagi golongan yang tidak dituju, katakanlah golongan atas, merupakan redudansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka) atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dijangkau. Dengan cara ini, diamksudkan, agar golongan khalalayak yang benar-benar berkepentingan tersebut mempunyai kesempatan untuk mengejar ketertinggalannya, dan dengan demikian diharapkan dapat mempersempit jarak efek komunikasi. 3. Penggunaan pendekatan narrow casting atau melokalisasi penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak. Lokalisasi di sini berarti disesuaikannya penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi kesempatan di mana khalayak berada. 4. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat. 5. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan, dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengomunikasikan pesan-pesan pembangunan.

6. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri. 7. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme bagi keikutsertaan khalayak, sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri, dalam proses pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya. Schramm (dalam Harun dan Ardianto, 2011: 169) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu pembangunan social dalam rangka penbangunan nasional, yaitu: 1. Menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan nasional, agar mereka memusatkan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional. 2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agat melibatkan semua pihak yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, member kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas. 3. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa, hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis, hingga ketrampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat.. Kesimpulan Kontribusi dari Komunikasi terhadap pembangunan, yaitu: 1. Menyosialisasika secara terus-menerus kepada masyarkat 2. Memberikan pembelajaran kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan komunikasi, seperti penyuluhan, pelatihan dan lain-lain. 3. Memberikan ruang kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, seperti mempublikasikan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara swadaya oleh masyarkat, serta masyarakat juga dapat memberikan saran dan pemikirannya melalui media.

Daftar Pustaka Dipoyudo, Kirdi, 1985, Keadilan Sosial, Jakarta: CV. Rajawali Harun, Rochajat dan Elvinaro Ardianto, 2011, Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial, Jakarta: PT RajaGrafindo Indonesia. Mulyana, Deddy, 2000, Ilmu Komunikasi, Jakarta PT. Remaja Rosdakarya Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: PT Grasindo