BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp dapat menyebabkan dua masalah penyakit, yaitu yang pertama adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk proses

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

Palembang Zuhri, Tangerang Christiyanto, 2002

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).

I. PENDAHULUAN. Infeksi dan kontaminasi yang disebabkan oleh Salmonella sp. ditemukan hampir di. Infeksi bakteri ini pada hewan atau manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat dengan inti yaitu pelayanan medis melalui pendekatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. makanan (foodborne illnesses) pada orang yang mengonsumsinya. Lebih dari 250

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

SUMBER-SUMBER KONTAMINASI BAKTERI PADA DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG, SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan minuman sumber protein yang diperoleh dari hasil

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB I PENDAHULUAN. harus memenuhi kebutuhan zat gizi, makanan juga harus aman dari

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelahan daging ayam untuk mengeluarkan jeroan, dan proses pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN. empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi. pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

I. PENDAHULUAN. karena mengandung gizi yang tinggi, rasanya yang manis, enak, tekstur yang lembut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food) adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima (street food vendors) di pinggiran jalan, stasiun, terminal atau di tempattempat umum lainnya (Depkes RI, 2003). Berbagai pola penyiapan makanan jajanan yang dijual oleh pedagang antara lain: 65% tanpa pemrosesan, 97% pangan siap saji dan 82% pangan jajanan diproses di lokasi penjualan (WHO, 1996). Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat mengingat semakin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Beberapa keunggulan dari makanan jajanan adalah murah, mudah didapat serta kandungan zat gizi yang dimilikinya merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Meskipun demikian, jika tidak kelola dengan baik makanan jajanan memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap masalah kesehatan masyarakat yaitu dapat menyebabkan foodborne disease. Foodborne disease disebabkan oleh agen penyakit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi mikroorganisme. Kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang disebabkan oleh makanan misalnya KLB infeksi bakteri patogen banyak terjadi di beberapa negara. Di Indonesia terjadi 128 KLB keracunan pangan sepanjang tahun 2011 di 25 provinsi. Kasus keracunan pangan 1

2 yang dilaporkan sebanyak 6.901 orang sakit dan 11 orang meninggal dunia. Dari kasus ini penyebab keracunan pangan berasal dari masakan rumah tangga (45,32%), jasa boga (23,44%), pangan olahan (12,504%), pangan jajanan (12,50%) dan lain-lain (6,25%). Penyebab KLB keracunan pangan tahun 2011 sebanyak 35(28,69%) kejadian disebabkan oleh mikroba, 19 (14,84%) kejadian disebabkan oleh bahan kimia, dan 71 (55,47%) kejadian tidak diketahui penyebabnya (BPOM RI, 2013) Salah satu bakteri patogen penyebab penyakit bawaan makanan adalah coliform. Coliform dapat dibedakan atas 2 grup yaitu : (1) coliform fecal, misalnya E.coli, dan (2) coliform non-fecal, misalnya Enterobacter aerogenes (Fardiaz, 1993). Coliform memiliki arti penting secara medis, karena sebagian genera bersifat patogen pada saluran usus manusia seperti Samonella, Shigella dan Yersinia. Coliform patogenik dapat menimbulkan problem serius pada berbagai kasus kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan penyakit diare (Todar, 2008). Kasus cemaran coliform pada makanan masih sering ditemukan. Suryanto (2001) menyimpulkan bahwa masih terdapat kontaminasi coliform dan Escherichia coli pada minuman susu segar dijual oleh pedagang kaki lima di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal yang sama yang disimpulkan oleh Titaley (2004) yaitu masih terdapat total coliform yang dijual di supermarket dan susu pasteurisasi kemasan yang dijual keliling. (Balia et al., 2011) mengemukakan bahwa jumlah coliform pada minuman susu segar dan susu pasteurisasi melebihi batas maksimum cemaran mikroba menurut SNI tahun 2000.

3 Hal ini menunjukkan bahwa resiko terkontaminasinya bahan makanan berupa susu dan produk susu yang dijual oleh pedagang masih sangat tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri pada makanan jajanan antara lain metode pengolahan selama proses persiapan, pengetahuan pedagang masih rendah termasuk perilaku sehat, kebersihan badan pedagang, kebersihan alat, higiene dan sanitasi makanan yang buruk (Sartika et al, 2005; Lues et al., 2006; Lucca et al., 2006; Sussana dan Budi, 2003). Salah satu jenis jajanan yang dijual oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah minuman Susu Telur Madu Jahe (STMJ). STMJ merupakan minuman tradisional yang terdiri dari campuran susu murni (segar), telur ayam mentah, madu dan jahe. Kandungan bahan yang terdapat pada minuman ini dipercayai dapat menyembuhkan penyakit sehingga minuman ini menjadi pilihan oleh masyarakat untuk dikonsumsi dibandingkan mengkonsumsi obat-obatan. Namun demikian minuman ini juga dapat menyebabkan penyakit jika tidak dikelola dengan baik karena beberapa bahan penyusunnya merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri karena mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh bakteri dalam pertumbuhan seperti yang terkandung dalam susu dan telur. Umumya minuman ini dapat ditemukan di toko jamu dan warung-warung pedagang kaki lima yang tidak didukung dengan fasilitas higiene dan sanitasi. Hal ini memungkinkan minuman ini beresiko tercemar oleh bakteri patogen. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat cemaran coliform pada minuman STMJ.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat cemaran coliform pada minuman STMJ yang dijual di warung kaki lima? 2. Bagaimana higiene pedagang minuman STMJ? 3. Bagaimana sanitasi warung kaki lima minuman STMJ? 4. Apakah ada hubungan antara tingkat cemaran coliform dengan higiene pedagang dan sanitasi warung kaki lima minuman STMJ di Kecamatan Depok? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran coliform, higiene pedagang serta sanitasi warung PKL minuman STMJ. Tujuan Khusus 1. Mengetahui tingkat cemaran coliform minuman STMJ yang dijual di warung kaki lima di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, 2. Mengetahui higiene pedagang minuman STMJ di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, 3. Mengetahui sanitasi warung kaki lima minuman STJM di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman,

5 4. Mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat cemaran coliform dengan higiene pedagang serta sanitasi warung kaki lima minuman STMJ di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. D.Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman penelitian. Selain itu penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan peneliti tentang produk minuman susu telur madu jahe (STMJ) serta sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang didapat selama masa penelitian. 2. Bagi Pedagang Kaki Lima Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi pedagang minuman susu telur madu jahe (STMJ) tetang batas cemaran coliform yang memenuhi standar pada minuman susu telur madu jahe (STMJ) serta memberikan pengetahuan kepada pedagang tentang higiene dan sanitasi pada saat berjualan sehingga meminimalkan terjadi kontaminasi bakteri. 3. Bagi Institusi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat manjadi bahan masukan untuk pembinaan bagi PKL tentang higiene pedagang yang baik dan pengawasan sanitasi linkungan warung PKL.

6 E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Budiarso (2001) tetang Prevalensi Coliform dan Escherichi coli O157 Dalam Susu Segar Pada Kelompok Peternak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini mengkaji keberadaan bakteri dari susu segar yang diambil dari kelompok peternak susu serta mengetahui distribusi populasi coliform yang mencemari susu di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bersifat eksploratif untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform dan Escherichia coli O157 pada susu segar. Hasil dari penelitian ini adalah distribusi populasi bakteri coliform sebasar 56,9% didominasi oleh kelompok koloni merah yang terdiri dari Enterobacter (23,9%), Citrobacter (20,5%), dan Klebsiella (3,4 %). Kelompok koloni biru gelap dan biru terang masing-masing didominasi oleh E. coli (7,4%) dan Salmonella (1,7%). Perbedaan dengan penelitian ini pada variabel dan subyek penelitian. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2001) tentang Tingkat Cemaran Bakteri Coliform Pada Minuman Susu Segar Yang Dijual Pedagang Kaki Lima di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran bakteri coliform dan mendeteksi keberadaan Escherichia coli pada susu segar yang dijual oleh pedagang kaki lima di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa masih terdapat kotaminasi bakteri Coliform dan Escherichia coli pada minuman susu segar di jual oleh pedagang kaki lima di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel dan lokasi penelitian.

7 3. Penelitian yang dilakukan oleh Titaley (2004) mengenai Deteksi Cemaran Coliform Pada Susu Pasteurisasi. Penelitian ini untuk mendeteksi cemaran bakteri coliform pada susu pasteurisasi melalui isolasi dan identifikasi bakteri dari produk susu pasteurisasi yang dijual di supermarket dan susu pasteurisasi kemasan yang dijual keliling. Hasil dari penelitian ini yaitu masih terdapat total bakteri coliform yang dijual di supermarket dan susu pasteurisasi kemasan yang dijual keliling. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Balia et al., (2011) mengenai Jumlah Bakteri Total dan Coliform Pada Susu Segar Peternakan Sapi Perah Rakyat dan Susu Pasteurisasi Tanpa Kemasan di Pedagang Kaki Lima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri total dan bakteri coliform yang terdapat pada susu segar peternakan sapi perah rakyat dan susu pasteurisasi tanpa kemasan di pedagang kaki lima dibandingkan dengan batas maksimum cemaran mikroba menurut SNI tahun 2000. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey dan analisis penelitian secara deskriptif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel dan tempat penelitian. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Syaifulina (2007) Tinjauan Higiene Sanitasi Makanan Pada Tahap Pengolahan Dan Penyajian Di Warung Tenda Sepanjang Jalan Kaliurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran higiene tenaga penjamah makanan serta gambaran sanitasi makanan pada tahap pengolahan di warung tenda yang terdapat di sepanjang Jalan Kaliurang. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan

8 rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di sepanjang Jalan Kaliurang Km 4 sampai Km 5,6 dimana pengambilan sampel dengan cara Proportionate Stratified Random Sampling. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel, cara pengambilan sampel dan lokasi penelitian.