HUBUNGAN ANTARA PERSPESI IKLIM KESELAMATAN DAN MASA KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA KONSTRUKSI PT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang. Secara nasional hingga November 2007, jumlah kecelakaan kerja di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan, dan

Pengaruh Iklim Keselamatan dan Pengalaman Personal terhadap Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan Pekerja konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang begitu pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembangnya dunia dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa

PENGARUH IKLIM KESELAMATAN DAN PENGALAMAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KERJA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan dari pendirian suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan

PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DALAM RANGKA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER-16/MEN/V/2006 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

PERATURAN MENTERI NO. 09 TH 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pelayanan Kepulangan Tenaga Kerja I

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

Sulit disangkal, bila peringatan Utamakan Selamat yang dipasang di pelbagai

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

Tren Perusahaan Konstruksi tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional. dalam pemberian P3K, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. la besar tentu terdapat resiko kecelakaan kerja yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERSPESI IKLIM KESELAMATAN DAN MASA KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA KONSTRUKSI PT. FORMULA LAND Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S1 Bidang Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan Oleh : INDAH TRI SULISTYORINI F100 040 207 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan baik oleh perusahaan maupun oleh pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan (Abidin., Dkk. 2008). Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2008) selama tahun 2005-2007, menunjukkan bahwa setiap tahun rata-rata terjadi 85.000 kasus kecelakaan kerja, yang mengakibatkan rata-rata 1.700 pekerja meninggal dunia, sementara yang mengalami cacat tetap rata-rata sekitar 7.000 pekerja. Dan dari data Jamsostek tahun 2007 menunjukkan bahwa setiap hari pekerja yang tewas akibat kecelakaan kerja mencapai empat orang. Secara nasional hingga November 2007, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 66.809 kasus, hal ini yang terjadi pada peserta program Jamsostek. Padahal, pekerja yang tidak ikut program Jamsostek cukup besar. Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2008) kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2008 (triwulan I) sebanyak 37.904, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 281 dan cacat sebanyak 584 1

2 orang. Sementara, kasus kecelakaan kerja di Yogyakarta yang tercatat di departemen tenaga kerja selama tahun 2008 sebanyak 17 kasus, dengan jumlah korban sebanyak 17 orang. Sedangkan yang belum tercatat tidak diketahui. Tingginya angka kecelakaan kerja merupakan suatu fenomena karena mengingat keselamatan kerja berkaitan erat dengan kelangsungan hidup dari pekerja. Dan karena begitu pentingnya faktor keselamatan kerja sampai-sampai pemerintah Indonesia telah mengatur keselamatan kerja dengan undang-undang Ketenagakerjaan No.13/tahun 2003, pasal 86 dan 87 pada bab Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan. Pasal 87 ayat (1) berbunyi Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan (ILO, 2004). Dan undangundang No. 18 tahun 1999 yang mengatur tentang kewajiban penyelenggara konstruksi untuk memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan tenaga kerja, dan tata lingkungan setempat (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 2007), serta peraturan yang lain yakni peraturan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor Per 01/Men/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada konstruksi bangunan antara lain mengatakan bahwa dalam setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan kecelakaan dan sakit akibat kerja pada tenaga kerja. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa walaupun sudah ada peraturan dan kebijakan dari pemerintah masih saja banyak pekerja maupun perusahaan konstruksi yang tidak mematuhi aturan keselamatan

3 kerja. Hal ini dapat dilihat pada proyek-proyek konstruksi skala kecil yang sedang berlangsung di daerah Prambanan yang menunjukkan bahwa hampir sebagian besar para pekerja konstruksi tidak menggunakan alat keselamatan kerja. Keadaan seperti ini juga didukung penelitian yang dilakukan Wirahadikusumah dan Ferial (2005) pada pekerjaan galian konstruksi yang menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan para pelaksana konstruksi terhadap pedoman K3 konstruksi masih rendah. Data dari BPKSDM (2006) menunjukkan bahwa kecelakaan kerja terjadi paling banyak disebabkan oleh kesalahan manusia, baik dari aspek kompetensi para pelaksana konstruksi maupun aspek pemahaman arti pentingnya penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan kejadian-kejadian kecelakaan kerja di atas, menunjukkan bahwa salah satu penyebab utama timbulnya kecelakaan kerja karena kurang patuhnya para tenaga kerja dalam pemakaian alat pelindung diri. menurut Neal dan Griffin (2002) salah satu hal yang mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan tersebut adalah iklim keselamatan. Iklim keselamatan merupakan persepsi atas kebijakan, prosedur, dan praktek yang terkait dengan keselamatan. Penelitian McGovern, et. al. (Neal & Griffin, 2002) menemukan bahwa iklim keselamatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan. Hal ini didukung hasil penelitian Neal dan Griffin (2002) yang menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara iklim keselamatan dan kepatuhan.

4 Penelitian Maulida (2006) menunjukkan bahwa masa kerja berhubungan positif dengan intensi melaksanakan program K3. Artinya, semakin lama masa kerja subjek semakin tinggi pula intensinya untuk melaksanakan program K3 perusahaan. Hal ini didukung penelitian Zhou, Fang dan Wang (2007) yang menunjukkan bahwa pengalaman personal, yang terdiri atas pengalaman kerja dan tingkat pendidikan, dapat mempengaruhi kepatuhan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : apakah persepsi iklim keselamatan dan masa kerja mempunyai hubungan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja konstruksi PT. Formula Land?. Berkaitan dengan uraian dan rumusan masalah yang diajukan maka judul dalam penelitian ini yakni Hubungan Antara Iklim Keselamatan Dan Masa Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Konstruksi PT. Formula Land. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran persepsi iklim keselamatan dan masa kerja terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja konstruksi 2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi iklim keselamatan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD). 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD).

5 4. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan persepsi iklim keselamatan dan masa kerja pada pekerja konstruksi. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut : 1. Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi khususnya dalam bidang ilmu Psikologi Industri yaitu mengenai hubungan antara iklim keselamatan dan masa kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja konstruksi.. 2. Dapat memberikan informasi tambahan kepada para penyelenggara jasa konstruksi dalam mengambil kebijakan sebagai upaya untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dengan melihat hasil dari hubungan antara iklim keselamatan dan masa kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri.