BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang ketat akibat krisis global didunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Men. Kes / PER / II / 1988

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian, maka obyek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode

ABSTRAK. PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN ALAT-ALAT PRODUKSI TERHADAP KUANTITAS PRODUK RUSAK (Studi Kasus pada PT. Herlina Putra Tasikmalaya) Disusun oleh

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang perbedaan penetapan Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus mengetahui serta menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dititik beratkan pada masalah biaya pemeliharaan dan produktivitas yang ada pada

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tempat-tempat yang jauh, akan lebih cepat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. OSAKA ENGINEERING PRIMA

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN CAHAYA BARU PUTRA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Mulyadi (2009:8) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL AKUNTANSI. PENGARUH MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PERUSAHAAN (Studi Kasus di Konveksi Daniel Setiadi)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebagai variabel bebas (Independent Variable), sedangkan untuk variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang mengambil judul pengaruh profitabilitas terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah PT. Telkom Tbk Penelitian ini menganalisis

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha. Persaingan di bidang industri semakin ketat telah meningkatkan perhatian perusahaan untuk meningkatkan kualitas suatu produk dan hanya perusahaan yang memiliki keunggulan yang mampu bertahan dari arus globalisasi yaitu perusahaan yang dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Proses peningkatan kualitas suatu produk tersebut tidak lepas dari terjadinya kegagalan produksi yang relatif tinggi, sehingga hasil produksi tersebut tidak optimal. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, misalnya pemilihan bahan baku yang kurang tepat, tenaga kerja yang lalai atau mempunyai keahlian yang kurang memadai dalam membuat suatu produk dan alat-alat produksi yang digunakan tidak beroperasi normal karena kurangnya perhatian dalam pemeliharaan (maintanance). Perusahaan manufaktur dalam menghasilkan suatu produk harus melalui beberapa tahap pengerjaan. Setiap tahap pengerjaan tersebut, tidak dapat dihindarkan dari kemungkinan terjadinya produk rusak, atau produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk rusak yang terjadi pada suatu proses produksi, pada tahap apapun kerusakan itu terjadi tetap menyerap biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pemeliharaan alat-alat produksi merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam perusahaan manufaktur. Pemeliharaan merupakan kegiatan untuk menjaga agar alat-alat produksi dapat bekerja secara efektif dengan mengurangi kemacetan-kemacetan sekecil apapun dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan dan umur ekonomis suatu mesin menjadi lebih panjang. Sedangkan reparasi merupakan kegiatan perbaikan mesin apabila terjadi kerusakan dengan

tujuan untuk mengembalikan fungsi mesin semula dengan harapan dapat menghasilkan output secara optimal. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan alat-alat produksi yang dilakukan oleh perusahaan secara rutin diharapkan alat-alat produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian maka pengendalian proses produksi dan pengendalian kualitas dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Alat-alat produksi yang selalu dalam keadaan baik diharapkan akan dapat menekan jumlah produk rusak dan kualitas produk akhir dari perusahaan akan dapat dipertahankan dalam tingkat yang tinggi. Alasan penulis memilih aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi, serta bagaimana pengaruhnya terhadap produk rusak yang terjadi karena kegiatan pemeliharaan alat produksi biasanya terabaikan. Hal ini disebabkan manfaat kegiatan pemeliharaan alat-alat produksi, baru akan dirasakan dalam jangka panjang, sehingga pihak manajemen kadang-kadang mengabaikan kegiatan pemeliharaan alat produksi. Manajemen perusahaan baru akan merasakan perlunya diadakan pemeliharaan alat produksi, ketika adanya penurunan dan kualitas dari proses produksi. Produk rusak bisa saja terjadi bukan hanya disebabkan oleh alat-alat produksi yang kurang baik atau stabil, tetapi bisa juga disebabkan oleh faktorfaktor produksi yang lain, seperti bahan baku yang kurang baik atau tenaga kerja langsung yang kurang terampil. Walaupun demikian, alat-alat produksi yang tidak direparasi dan dipelihara dengan baik dan rutin karena adanya keterbatasan dana perusahaan bisa dijadikan alasan mengapa suatu produk yang dihasilkan menjadi rusak. Adapun perusahaan yang penulis teliti menggunakan sistem biaya kontemporer. Sistem biaya kontemporer itu sendiri adalah penelusuran biaya produksi bukan hanya pada kegiatan produksi saja tetapi juga pada kegiatan penunjang diantaranya pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk dan memperlancar pengiriman barang ke tangan konsumen. Alasan perusahaan menggunakan sistem biaya kontemporer diantaranya adalah biaya

daur hidup yang pendek, kompleksitas produk, meningkatnya persyaratan mutu berdasarkan standar ISO dan SNI Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan studi penelitian dan membahasnya dalam skripsi dengan judul PENGARUH AKTIVITAS PEMELIHARAAN ALAT-ALAT PRODUKSI TERHADAP PRODUK RUSAK ( Studi Kasus pada PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet Bandung Inkaba ). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan akan dititikberatkan pada masalah pokok yang diidentifikasi sebagai berikut: 1. Apakah aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap produk rusak. 2. Seberapa besar pengaruh aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi terhadap produk rusak. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan atau tidak terhadap produk rusak. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas pemeliharaan alatalat produksi terhadap produk rusak. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi : 1. Penulis sendiri, sebagai bahan perbandingan bagi penulis, antara ilmu yang didapat dengan praktek yang sebenarnya dari perusahaan, dan untuk lebih memahami secara jelas permasalahan dan kegiatan yang terjadi di perusahaan.

2. Perusahaan, sebagai suatu masukan bagi manajemen perusahaan dalam mengelola usahanya. Dalam hal ini manajemen perusahaan bisa mengetahui hubungan aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi dengan produk rusak yang terjadi pada proses produksi. 3. Pihak pihak lain yang berkepentingan, penulisan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan atau referensi bagi peneliti berikutnya untuk masa yang akan datang. 1.5 Kerangka Pemikiran Salah satu persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar memiliki keunggulan daya saing adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan dan mengendalikan biaya. Bagi perusahaan industri, biaya produksi merupakan sumber biaya yang paling besar sehingga penekanan biaya produksi diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Untuk mencapai efisiensi biaya produksi dimana di dalamnya terdapat beberapa aktivitas produksi, perusahaan dapat mengukur sejauh mana aktivitas produksi tersebut mempunyai nilai ekonomi yang pada akhirnya dapat mencapai tingkat efisiensi biaya produksi. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber ( tenaga kerja, mesin, dana, dan bahan baku ). Maka pada tahap proses produksi tersebut tidak dapat dihindarkan dari kemungkinan terjadinya produk rusak. Produk rusak pada umumnya diketahui setelah proses produksi terjadi, sehingga dalam perhitungan produksi ekuivalen, jumlah produk rusak dianggap sudah menikmati biaya produksi secara penuh. Pengertian produk rusak menurut Mulyadi (2007;302), adalah sebagai berikut : Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk rusak berbeda dengan sisa bahan karena sisa bahan merupakan bahan yang mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Produk rusak akan membebani harga pokok produk persatuan, karena pada tahap apapun kerusakan itu terjadi tetap saja lebih menyerap salah satu biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dan harga pokok produksi secara keseluruhan hanya akan dibagi dengan produk sempurna saja. Apabila produk rusak laku dijual, maka harga produksi secara keseluruhan dapat dikurangi terlebih dahulu dengan hasil penjualan produk rusak, sebelum dibagi dengan banyaknya produk sempurna. Dengan adanya pengurangan tersebut, maka akan menyebabkan harga pokok produk persatuan menjadi lebih kecil. Jika dibandingkan dengan harga pokok produk persatuan dari adanya produk rusak yang tidak laku dijual, maka produk rusak yang laku dijual lebih menguntungkan. Dalam pembuatan suatu produk, produk rusak dapat terjadi karena faktorfaktor produksi yang kurang normal, faktor-faktor produksi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bahan baku yang tidak sempurna atau tidak mempunyai kualitas yang baik, dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan suatu produk. 2. Tenaga kerja langsung merupakan para pekerja yang langsung berhubungan dengan pembuatan suatu produk. Setiap saat, manajemen perusahaan menginginkan para pekerja bekerja dengan baik, tetapi ada kalanya pekerja lalai atau tidak mempunyai keterampilan yang cukup dalam membuat suatu produk, sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam hasil pekerjaannya. 3. Bahan penolong merupakan bahan yang nilainya relatif kecil jika dibandingkan dengan faktor-faktor produksi yang lain tetapi dapat menentukan hasil dari suatu produksi. Bahan penolong yang tidak baik, dapat mengakibatkan kerusakan pada produk dalam proses produksi. 4. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory suplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. Biaya pemeliharaan ini, dimaksudkan untuk

bahwa : mempertahankan kestabilan alat-alat produksi, sehingga alat-alat produksi dapat berjalan dengan baik. Dengan tidak berjalannya alat-alat produksi secara opimal akan menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap hasil produksi. Bastian Bustami, Nurlela (2007;4) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Suyadi Prawirosentono (2004;315), Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada perusahaan untuk menunjang operasi mutu perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dan non manufaktur. Kegagalan melakukan kegiatan pemeliharaan adalah macetnya salah satu rangkaian proses produksi sehingga dapat menghambat operasi perusahaan selanjutnya. Biaya pemeliharaan alat-alat produksi, merupakan variabel dari biaya overhead pabrik yang masuk ke dalam golongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam sistem pengendalian mutu, biaya pemeliharaan alat-alat produksi masuk ke dalam biaya pencegahan (preventive cost). Biaya pencegahan yaitu biaya yang timbul untuk mencegah produksi produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya pencegahan merupakan salah satu dari empat kategori biaya yang masuk ke dalam biaya mutu. Empat kategori biaya dalam sistem pengendalian mutu adalah biaya pencegahan (preventive cost), biaya penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan biaya kegagalan eksternal (external failure cost). Sehubungan dengan biaya pemeliharaan ini, maka bagaimanapun pemeliharaan yang baik dan teratur akan dapat menunjang pelaksanaan proses produksi yang baik. Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan alat-alat produksi yang dipergunakan dalam perusahaan,akan diperlukan biaya pemeliharaan yang memadai. Apabila pemeliharaan alat-alat produksi tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan tersebut akan menanggung biaya yang lebih besar di kemudian hari. Hal ini terjadi karena biaya dari kerusakan alat-alat produksi akan berjumlah lebih besar daripada biaya pemeliharaan. Pemeliharaan yang baik dapat diukur dari perencanaan yang matang. Perencanaan pemeliharaan tentu saja dapat dijadikan pedoman bagi perusahaan,

biaya pemeliharaan yang dikeluarkan sesuai perencanaan akan menghasilkan efesiensi produksi. Dengan perencanaan pemeliharaan, biaya yang dikeluarkan akan diselaraskan dengan memperhatikan data teknis dari perusahaan pembuat alat-alat produksi misalnya kapan sebaiknya dilakukan pengggatian suku cadang dan pelumas. Memperhatikan cara memelihara dan memperbaiki suatu mesin, karena tiap mesin mempunyai perlakuan yang berbeda dalam pemeliharaannya. Alat-alat produksi yang tidak dipelihara dengan baik dan tidak dilakukan perencanaan pemeliharaan yang matang kemungkinan tidak akan berjalan dengan sempurna, hal ini dapat mengakibatkan proses produksi terhambat. Disamping itu produk rusak akan meningkat, sehingga terjadi penurunan dalam kualitas produk yang dihasilkan. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mempunyai hipotesa sebagai berikut : Aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap produk rusak. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut Moh.Nazir (2003 ; 7), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Tujuan dari studi kasus adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status individu, yang kemudian dari sifatsifat khas di atas yang akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasardasar teori yang telah dipelajari, sedangkan analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang relevan untuk menguji hipotesis. Hasil dari penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-

pola kasus yang tipical dari individu, kelompok, lembaga, dan lain sebagainya. Untuk keperluan pengujian pada penelitian ini dilakukan serangkaian langkahlangkah sebagai berikut : 1.6.1 Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul skripsi yang dipilih, yaitu : Pengaruh Aktivitas Pemeliharaan Alat-Alat Produksi Terhadap Produk Rusak. maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel independen Variabel independen yaitu variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain bahkan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah besarnya biaya pemeliharaan alat-alat produksi, yang datanya diambil dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. 2. Variabel dependen Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dari penelitian ini adalah produk rusak yang terjadi pada proses produksi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. 1.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis Untuk menguji kuat tidaknya korelasi antara biaya pemeliharaan alat-alat produksi dengan produk rusak, maka digunakan uji statistik regresi dan koefisien korelasi Pearson, sedangkan untuk menguji hipotesa digunakan rumus statistik Uji-t, dan untuk mengetahui seberapa besar biaya pemeliharaan alat-alat produksi mampu mempengaruhi produk rusak pada proses produksi digunakan uji koefisien determinasi. Penetapan uji hipotesisnya adalah sebagai berikut : Ho : Aktivitas pemeliharaan alat-alat produksi tidak berpengaruh negatif secara signifikan terhadap produk rusak. Ha : Aktivitas pemeliharaan alat-alat berpengaruh negatif secara signifikan terhadap produk rusak.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun pelaksanaan pengumpulan data adalah dengan cara sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Yaitu pengumpulan data secara langsung dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data primer, dengan melakukan : a. Observasi, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan perusahaan yang menjadi objek penelitian. b. Wawancara, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan objek penelitian dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu mengenai masalah-masalah yang akan diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori untuk mendukung data primer yang diperoleh selama penelitian data ini di peroleh dari buku-buku serta referensi lainnya. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian yang dilaksanakan pada PT.Agronesia Divisi Industri Teknik Karet Bandung Inkaba. Adapun waktu penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan Desember 2007 sampai dengan selesai.