PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBATASAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Performans Pertumbuhan dan Produksi Ayam Broiler

Pengaruh Pembatasan Pakan terhadap Performa dan Lemak Abdominal pada Ayam Broiler Jantan

PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBATASAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER

Pertumbuhan Kompensasi dan Efisiensi Produksi Ayam Broiler yang Mendapat Pembatasan Waktu Makan

PENGARUH UMUR DAN LAMA PEMUASAAN TERHADAP PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK KARKAS AYAM PEDAGING

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI MELALUI PEMBATASAN PAKAN PADA AYAM BROILER ABSTRAK

PENGARUH PENGATURAN WAKTU MAKAN DENGAN SISTEM BERSELANG HARI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER UMUR HARI

N. F. Hasan, U. Atmomarsono, dan E. Suprijatna Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT

PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN DAN PEMBATASAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN TULANG AYAM BROILER

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

BAB III MATERI DAN METODE

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

R. T. Hertamawati Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember, Jember ABSTRAK. Kata kunci : pembatasan pakan, produksi telur, fase grower, puyuh

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI FEED ADDITIVE

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Ade Trisna*), Nuraini**)

PENGARUH KEPADATAN KANDANG DAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH TINGKAT PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN (Restricted Feeding) TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FREKUENSI PENYAJIAN RANSUM YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG SUPER SKRIPSI. Oleh NIANURAISAH

Potensi Probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp sebagai Pemacu Pertumbuhan Selama Periode Pemulihan terhadap Karekteristik Karkas Ayam Broiler

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

PERSENTASE BOBOT KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM KOMERSIAL

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

B. W. Utomo, L. D. Mahfudz, E. Suprijatna* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Dulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus

SUPLEMENTASI BEBERAPA PROBIOTIK MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER PERIODE AKHIR

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

PENGARUH PEMBERIAN JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA RANSUM YANG MENGANDUNG VITAMIN C TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

Respon Pertumbuhan dan Efisiensi Produksi Ayam Broiler yang Mendapat Perlakuan Perbedaan Frekuensi Penaburan Zeolit pada Alas Litter

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

Transkripsi:

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 379-388 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBATASAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER Effect of Feeding Frequencies on Feed Restriction on Broiler Chickens Performance A. Idayat, U. Atmomarsono, W. Sarengat Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT The aim of this study was to determine the influence of feeding frequency on feed restriction on broiler chickens performance. The material used in this study were 200 heads of unsex 1 Day Old Chick (DOC), broiler strain. The experimental design used was Completely Randomized Design (CRD), with 4 treatments and 5 trials consisted of 10 chickens. T0: ad libitum feeding according to the standard PT. Charoen Pokphand, T1: feeding 75% of standard feed with 3 times a day frequency, T3: feeding 75% of standard feed with 2 times frequency of. Data obtained then analyzed with the F test at range test level of 5%. The results showed there s no interaction between the restriction on the consumption of feed rations, body weight gain and conversion rations. Consumption of broiler chicken rations at T0: 553.09 g, T1: 553.57 g, T2: 552.80, T3: 555.42 g. Body weight gain of broiler chickens at T0: 360.13 g, T1: 350, 52 g, T2: 347, 99 g and T3: 354.01 g. Conversion ration of broiler chickens at T0: 1.54 g, T1: 1.58 g, T2: 1.59 g and T3: 1.56 g. The conclusion is there s no effect of feeding frequency 4 times, 3 times and 2 times at 75% of standard feed restriction on the broiler chicken performance. Key words: feeding frequencies, feed restriction, performance, broiler chickens ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai frekuensi pemberian pakan pada pembatasan pakan terhadap performans ayam broiler. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah broiler umur 1 hari (DOC) unsex, sejumlah 200 ekor. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga ada 20 petak kandang sebagai unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 ekor ayam. T0 : Pemberian pakan ad libitum sesuai standar P.T. Charoen Pokphand, T1 : Pemberian pakan 75 % dari pakan standar dengan frekuensi pemberian 4 kali, T2 : Pemberian Pakan 75 % dari pakan standar dengan frekuensi pemberian 3 kali, T3 : Pemberian

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 380 Pakan 75 % dari pakan standar dengan frekuensi pemberian 2 kali. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam dengan uji F pada taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara pembatasan pakan terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Konsumsi ransum ayam broiler pada T0: 553,09 g, T1: 553,57g, T2: 552,80 g dan T3: 555,42g. Pertambahan bobot badan ayam broiler pada T0: 360,13g, T1: 350,52g, T2: 347,99g dan T3: 354,01g. Konversi ransum ayam broiler pada T0: 1,54g, T1: 1,58g, T2: 1,59g dan T3: 1,56g.. Disimpulkan bahwa pengaruh berbagai frekuensi pemberian pakan 4 kali, 3 kali, dan 2 kali pada pembatasan pakan 75% dari standar tidak memberikan pengaruh terhadap performans ayam broiler. Kata kunci: frekuensi pemberian pakan, pembatasan pakan, performans, ayam broiler PENDAHULUAN Pembatasan pakan 5-15% dari pakan standar tidak akan mempengaruhi performa ayam dan tidak mengubah bobot hidup saat pemotongan (Washburn dan Bondari 1977), secara umum pembatasan pakan berpengaruh terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan dan konversi pakan namun ayam broiler yang dibatasi pakannya dari umur 7-14 hari tidak jauh berbeda bobotnya pada umur 42 hari. Program pemuasaan di awal pertumbuhan menunjukkan adanya indikasi penurunan lemak karkas, memperbaiki efisiensi penggunaan pakan (Plavnik et al., 1986). Demir et al. (2004) menunjukkan bahwa pembatasan waktu makan menyebabkan penurunan pertambahan bobot badan dan bobot badan di akhir periode pembatasan dan ayam broiler yang mendapat pembatasan waktu makan melalui pengosongan ransum (feed withdrawal) selama 16 jam dengan ketersediaan ransum selama 8 jam per hari dari umur 13 hingga 21 hari nyata menurunkan pertambahan bobot badan. Menurut Santoso (2001) bahwa program pembatasan pakan memperbaiki konversi ransum dan menurunkan penimbunan lemak pada ayam pedaging unsex. Rincon dan Leeson (2002) menunjukkan bahwa pembatasan pakan secara kuantitatif dengan cara memberikan pakan hingga 85% ad libitum dapat

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 381 menurunkan proporsi bagian karkas dan lemak abdominal sehubungan dengan rendahnya tingkat konsumsi energi selama pembatasan pakan. Pendekatan pembatasan pakan melalui pembatasan waktu makan (feeding time restriction) dengan membatasi atau mengosongkan ketersedian ransum dalam rentang waktu tertentu lebih rendah dibandingkan dengan pembatasan ransum lainnya (Susbilla et al,. 2003). Pembatasan pakan 75% ad libitum dan 50 % ad libitum dengan periode pembatasan pada umur 5, 7 dan 9 hari mempunyai nilai kecernaan nitrogen dan retensi nitrogen lebih tinggi daripada pemberian pakan ad libitum (Novele, 2009). Strategi pemberian ransum melalui pendekatan pembatasan waktu makan di awal kehidupan ayam broiler dimaksudkan untuk mengoptimalkan produksi yang ekonomis dengan bobot badan normal pada umur panen (Azis et al., 2010). Keunggulan penerapan pembatasan waktu makan pada ayam broiler di awal kehidupan ayam dapat memberikan indeks produksi lebih tinggi daripada kontrol (356,16 vs 349,17) dengan biaya ransum yang lebih rendah (3,28%) dalam produksi per kg/ekor (Azis et al., 2010). Mohebodini et al. (2009) bahwa konsumsi ransum nyata menurun (14,64%) pada ayam yang diberi ransum dengan pembatasan waktu makan selama 8 jam/hari dari pukul 06:00-08:00, 12:00-14:00, 18:00-20:00 dan jam 24:00-02:00 dari umur 7 hingga 14 atau 21 hari. Ternak mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serta zatzat pakan dalam tubuh. Ayam akan merasa tertekan dan menjadi stres bila suhu lingkungan tinggi, sehingga ayam akan berusaha mengeluarkan panas tubuh dengan mekanisme panting (Hamidi 2006). Pertambahan berat badan diperoleh melalui penimbangan setiap akhir minggu. Menurut Zhan et al. (2007), tidak ada peningkatan pertambahan bobot badan selama periode pemberian ransum ad libitum sebagai akibat dari pembatasan ransum sebelumnya. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan pertambahan bobot badan selama periode pembatasan waktu makan antara lain dikarenakan terbatasnya suplai nutrisi dan energi untuk menunjang pertumbuhan jaringan (Hornick et al., 2000). Menurut Dozier et al. (2002) bahwa ayam broiler yang mendapat pembatasan ransum secara

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 382 berselang sehari (skip-a-day) selama 4 hari dari umur 7 hingga 14 hari memperlihatkan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi daripada kontrol selama periode setelah pembatasa. Peternak ayam broiler menghendaki pertumbuhan yang relatif cepat dengan makanan yang lebih sedikit, maksudnya jumlah ransum yang digunakan ayam mampu menunjang pertumbuhan yang cepat. Menurut pendapat Ozkan et al. (2006) bahwa konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan lebih baik dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum ad libitum selama 2 minggu periode pemulihan (umur 11 hingga 25 hari), dan secara menyeluruh dari umur 5 hingga 46 hari tidak terdapat perbedaan konversi ransum diantara perlakuan pembatasan ransum dengan kontrol. Abidin (2003) menyatakan bahwa konversi ransum ayam broiler umur 5 minggu adalah 1,576

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 379-388 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj MATERI DAN METODE Ayam Percobaan Penelitian ini menggunakan anak ayam broiler umur 1 hari (DOC) unsex sejumlah 200 ekor. DOC ditempatkan ke dalam 20 unit petak kandang percobaan dengan ukuran 1 x 1 m. Ransum Percobaan Pakan yang digunakan adalah ransum jadi, dengan kandungan protein 22,69% kering udara, energi metabolis 2.935 kkal/kg. Periode awal sampai akhir menggunakan ransum yang sama. Rancangan Percobaan Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga ada 20 petak kandang sebagai unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 ekor ayam. Pengambilan Data sesuai dengan Parameter Konsumsi rata-rata per minggu dihitung dengan cara menjumlahkan konsumsi selama penelitian dibagi lama minggu (5 minggu). Pertambahan bobot badan (PBB) tiap minggu diperoleh dengan cara menimbang ayam per minggu, pertambahan bobot badan rata-rata per minggu dihitung dengan cara menjumlahkan pertambahan bobot badan tiap minggu dibagi lama pemeliharaan. Konversi ransum diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi dengan pertambahan bobot badan (PBB) tiap minggu, cara menghitung konversi ransum yaitu jumlah konsumsi pakan dibagi pertambahan bobot badan (PBB). Tahap Perlakuan

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 384 Ada 3 perlakuan dan 1 kontrol : T0 : Pemberian pakan standar P.T. Charoen Pokphand diberikan ad libitum. T1 : Pemberian pakan 75 % dari pakan standar dengan frekuensi pemberian 4 kali T2 : Pemberian Pakan 75 % dari pakan standar dengan frekuensi pemberian 3 kali T3 : Pemberian Pakan 75 % dari pakan standar dengan frekuensi pemberian 2 kali Pakan diberikan ad libitum pada umur 1-7 hari. Setelah itu dilakukan pembatasan pakan dengan berbagai frekuensi pemberian pada 8-21 hari dengan perlakuan 4 kali pemberian pada pukul 06.00, 10.00, 14.00 dan 18.00; 3 kali pemberian pada pukul 06.00, 14.00 dan 18.00 dan 2 kali pemberian diberikan pada pukul 06.00 dan 14.00, ayam umur 21-35 hari diberikan pakan ad libitum kembali. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh (P>0,05) perlakuan terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum akibat perlakuan berbagai frekuensi pemberian pakan dan pembatasan pakan, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Ransum Ayam Broiler Akibat Perlakuan Berbagai Frekuensi Pemberian Pakan dan Pembatasan Pakan. Parameter T0 T1 T2 T3 Konsumsi Ransum (g) 553,09 553,57 552,80 555,42 Pertambahan Bobot badan (g) 360,13 350,52 347,99 354,01 Konversi Ransum 1,54 1,58 1,59 1,56 Keterangan : Nilai rataan menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05).

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 385 Konsumsi Ransum Tidak adanya pengaruh terhadap konsumsi ransum dikarenan hasil konsumsi pakan dari T0 tidak mencapai konsumsi standar kebutuhan pakan, yang disebabkan temperatur (suhu) yang cukup tinggi, sehingga ayam broiler mengalami cengkaman stres yang mengakibatkan konsumsi ransum menurun. Suhu pada siang hari selama penelitian yaitu 31 0 C dengan kelembaban 64 0 C. Sesuai dengan pernyataan Hamidi (2006), bahwa ayam akan merasa tertekan dan menjadi stres bila suhu lingkungan tinggi, sehingga ayam akan berusaha mengeluarkan panas tubuh dengan mekanisme panting. Pada saat perlakuan (minggu 2 dan 3) terjadi adanya penurunan konsumsi ransum, hal ini disebabkan adanya perlakuan pembatasan pakan dengan berbagai frekuensi. Rataan konsumsi pada minggu ke 4 dan 5 (seteleh perlakuan) terjadi peningkatan konsumsi ransum tetapi tidak dapat melebihi standar kebutuhan ransum, dikarenakan untuk mengejar pertambahan bobot badan akhir ayam broiler. Hal ini menunjukkan bahwa pembatasan waktu makan melalui pengaturan waktu makan dengan waktu ketersediaan ransum selama 4, 3 dan 2 jam per hari selama 7 sampai 21 hari menyebabkan penurunan konsumsi ransum. Menurut Zhan et al. (2007) bahwa konsumsi ransum pada ayam yang mendapat pembatasan ransum dengan pengosongan ransum (feed withdrawal) selama 4 jam per hari mulai pukul 14:00-18:00 dari umur 1 hingga 21 hari nyata lebih rendah (14,43%) daripada ayam yang diberi ransum ad libitum. Penurunan konsumsi ransum dikarenakan terbatasnya waktu untuk mengakses ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan waktu makan. Pertambahan Bobot Badan Tidak adanya perbedaan nyata terhadap pertambahan bobot badan disebabkan konsumsi pakan yang dikonsumsi kurang maksimal, sehingga pertambahan bobot badan yang dicapai tidak maksimal pula. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pertambahan bobot badan selama periode pembatasan waktu makan antara lain dikarenakan terbatasnya suplai nutrisi dan energi

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 386 untuk menunjang pertumbuhan jaringan (Hornick et al., 2000). Pada minggu ke 2 dan ke 3 pertambahan bobot badan mengalami penurunan bobot badan dikarenakan pembatasan pakan, tapi pada minggu ke 4 dan ke 5 pertambahan bobot badan naik karena mengalami peningkatan konsumsi ransum, sehingga bobot badan tidak berbeda antara T0 dengan T1, T2, dan T3 pada akhir periode. Hal ini sesuai dengan pendapat Demir et al. (2004) menunjukkan bahwa pembatasan waktu makan menyebabkan penurunan pertambahan bobot badan dan bobot badan di akhir periode pembatasan dan ayam broiler yang mendapat pembatasan waktu makan melalui pengosongan ransum (feed withdrawal) selama 16 jam dengan ketersediaan ransum selama 8 jam per hari dari umur 13 hingga 21 hari nyata menurunkan pertambahan bobot badan. Dozier et al. (2002) menyatakan bahwa ayam broiler yang mendapat pembatasan ransum secara berselang sehari (skip-a-day) selama 4 hari dari umur 7 hingga 14 hari memperlihatkan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi daripada kontrol selama periode setelah pembatasan. Konversi Ransum Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konversi ransum yang di hasilkan tidak berbeda nyata (P>0,05). Rataan nilai konversi ransum yang dihasilkan yaitu 1,5. Nilai konversi yang dihasilkan sudah sesuai dengan standart pemeliharaan ayam broiler selama 5 minggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2003) bahwa konversi ransum ayam broiler umur 5 minggu adalah 1,576. Fakta ini menunjukkan bahwa pembatasan waktu makan selama 14 hari dari umur 8 hingga 21 hari dapat memperbaiki konversi ransum dan menunjukkan bahwa pakan yang dikonsumsi sudah baik untuk pertumbuhan daging. Menurut Santoso (2001) bahwa program pembatasan pakan memperbaiki konversi ransum dan menurunkan penimbunan lemak pada ayam broiler unsex. Menurut pendapat Ozkan et al. (2006) yang menyatakan bahwa konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan lebih baik dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum ad libitum selama 2 minggu periode pemulihan (umur 11 hingga 25 hari), dan secara menyeluruh dari umur 5 hingga 46 hari tidak terdapat perbedaan

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 387 konversi ransum diantara perlakuan pembatasan ransum dengan kontrol. Nilai konversi ransum yang terlalu tinggi kemungkinan disebabkan karena jumlah ransum yang dikonsumsi tidak sepenuhnya untuk produksi melainkan lebih banyak digunakan untuk yang lain, yaitu untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Faktor yang mempengaruhi konversi ransum yaitu genetik, temperatur, ventilasi, sanitasi, kualitas pakan, jenis ransum, penggunaan zat additive, kualitas air, penyakit serta manajemen pemeliharaan. KESIMPULAN DAN SARAN Dapat disimpulkan bahwa pengaruh berbagai frekuensi pemberian pakan 4 kali, 3 kali dan 2 kali pada pembatasan pakan 75 % dari standar tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Tidak dapat dilakukan pembatasan pakan didaerah tropis, karena konsumsi standar belum dapat terpenuhi sehingga mengakibatkan performans ayam broiler tidak optimal. Frekuensi pemberian pakan lebih baik diberikan 2 kali sehari dengan pembatasan 75 % dari standar. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agro Media Pustaka, Jakarta. Azis, A., F. Manin, dan Afriani. 2010. Penampilan produksi ayam broiler yang diberi Bacillus circulans dan Bacillus sp. selama periode pemulihan setelah pembatasan ransum. Med. Pet. 33: 12-17. Demir, E., S. Sarica, A. Sekeroglu, M. A. Ozcan and Y. Seker. 2004. Effects of early and late feed restriction or feed withdrawal on growth performance, ascites and blood constituents of broiler chickens. J. Acta Agric. Scand. 54:152-258. Dozier, W. A., R. J. Lien, J. B. Hess, S. F. Bilgili, R. W. Gordon, C. P. Laster and S. L. Vieira. 2002. Effects of early skip-aday feed removal on broiler live performance and carcass yield. J. Appl. Poultry. Res. 11: 297 303.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 388 Hamidi, B. 2006. Perlunya Broiler dipuasakan. Buletin CP. Edisi April N0.76/tahun VII. Hornick, J. L., C. van Eenaeme, O. Gerard, I. Dufrasne and L. Istasse. 2000. Mechanisms of reduced and compensatory growth. Domest. Anim. Endocrinol. 19: 121-132. Mohebodini, H., B. Dastar, M. Sham Sharg and S. Zarehdaran. 2009. The comparison of early feed restriction and meal feeding on performance, carcass characteristics and blood constituents of broiler chickens. J. Anim. Vet. Adv. 8:2069-2074. Novele, D. J., J.W. Ng ambi, D. Norris, and C. A. Mbajiorgu. 2009. Effect of different feed restriction regimes during the starter stage on productivity and carcass characteristics of male and female Ross 308 broiler chickens. Int. J. Poultry. Sci. 8: 35-39. Ozkan, S., I. Plavnik and S. Yahav. 2006. Effects of early feed restriction on performance and ascites development in broiler chickens subsequently raised at low ambient temperature. J. Appl. Poultry. Res. 15: 9-19. Plavnik, I. J.P. McMurty and R.W. Rosenbrough. 1986. Effect of early feed restriction in broiler: I. Growth performance and carcass composition. Growth, 50: 768-776. Rincon, M.U. and S. Leeson. 2002. Quantitative and qualitative feed restriction on growth characteristics of male broiler chicken. Poultry. Sci., 81: 679-688. Santoso, U. 2001. Pengaruh Pemberian Kultur Bacillus Subtilis Selama Periode Refeeding terhadap Performans dan Komposisi Kimia Karkas. Med. Vet. 7:17-19. Susbilla, J.P., I. Tarvid, C.B. Gow and T. L. Frankel. 2003. Quantitative feed restriction or meal-feeding of broiler chicks alter functional development of enzymes for protein digestion. Br. Poultry. Sci. 14: 698-709. Washburn. K. W. and K. Bondari. 1977. Effects of timing and duration of restricted feeding on compensatory growth in broilers. Poultry. Sci. 57:1016-1018. Zhan, X. A., M. Wang, H. Ren, R. Q. Zhao, J. X. Li and Z. L. Tan. 2007. Effect of early feed restriction on metabolic programing and compensatory growth in broiler chickens. Poultry. Sci. 86: 654-660.