DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU

dokumen-dokumen yang mirip
SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

METODE HERMENEUTIKA UNTUK AL-QUR AN

TAFSIR AL-QUR AN INKLUSIF

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

MENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

Kolom Edisi 005, Agustus P r o j e c t ISLAM DAN DEMOKRASI. i t a i g k a a n. M. Zainuddin

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas,

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT

SEMIOTIKA ALQURAN YANG MEMBEBASKAN

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Kolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AND LIBERAL DEMOCRACY

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

golongan Kristiani, dan tidak juga kepada golongan keagamaan lainnya di muka bumi.

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. berikut ini. Pertama, dinamika historis masyarakat Hatuhaha Amarima selalu

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

MENUMBUHKAN SEMANGAT DALAM MEMPERBAIKI MORAL BANGSA

EFEK KESEHARIAN TAKWA

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Filsafat Ilmu dan Logika

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Prestasi, bukan Prestise

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN


ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

FUNDAMENTALISME DAN NEOLIBERALISME

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

Otentisitas Alkitab vs Quran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

TAFSIR SURAH YUSUF Bahagian 5

Seminar Pendidikan Agama Islam

Masuknya Hermeneutika dalam Lingkup Ilmu Tafsir (Review atas Artikel Sofyan A.P. Kau) Oleh: Wahidatul Wafa dan Asep Supianudin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para

Bimbingan Ruhani. Penanya:

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

SUARA HATI DAN FITRAH MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang dan juga mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann

Roh Kudus dan asal mula Firman: Yang mengungkapkan. Yang mengilhami. Mengatakan yang sebenarnya.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

UKDW BAB I PENDAHULUAN

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB VII PENUTUP. dan di kritisi dalam menganalisis isu-isu pendidikan kontemporer. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Tinjauan Buku. Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman.

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

maupun perbuatan- perbuatan-nya Nya.

Selamat Datang. UNAIR Excelent with Morality unggul, cerdas, mampu bersaing, tangguh, namun tetap bermoral tinggi.

As dengan pada masa nabi berikutnya, selain berbeda, juga semakin teratur pada masa nabi Muhammad Saw.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

HARAPAN IBN KHALDUN Oleh Nurcholish Madjid

Transkripsi:

l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1

Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu dalam Islam sangatlah sentral. Berdasarkan kondisi historis maupun normatif, posisi wahyu itu demikian penting dalam mengarahkan, membimbing, dan meletakkan dasar relasi antara manusia dengan realitas transenden yang diyakininya. Wahyu pulalah yang mampu menjadi mediasi strategis bagi proses komunikasi ilahiah antara manusia dengan Tuhannya. D e m o c r a c y P e r p u s t a 2 Dalam tradisi filsafat Islam, wahyu bahkan bertindak sebagai sumber pengetahuan (Bakar, 1997). Pengetahuan manusia yang

l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t k a a n D i t a i g diperoleh melalui wahyu memiliki status yang spesifik, karena seorang penerima pengetahuan melalui wahyu adalah orang yang memiliki otoritas keagamaan tinggi yang sering diistilahkan dengan Nabi. Sementara manusia biasa menerima keberadaan wahyu sebagai rukun iman yang harus dipercayai secara taken for granted, para filosof berusaha untuk mendudukkan wahyu sebagai realitas keilmuan yang bisa dikaji secara teoretis. Atas dasar asumsi inilah, tulisan ini bermaksud mengkaji dimensi-dimensi filsafat dalam wahyu. Dalam filsafat ilmu terdapat dua aliran yang sering dianggap sebagai cara yang dikotomik dalam memperoleh pengetahuan: rasionalisme di satu sisi, dan empirisisme di sisi yang lain. Aliran pertama lebih menekankan pada dominasi akal dalam memperoleh pengetahuan, sementara yang kedua lebih mengakui pengalaman sebagai sumber otentik pengetahuan (Bahm, 1990). Kedua aliran ini, dengan sendirinya, secara ekstrem tidak 3

Edisi 019, September 2011 mengakui realitas lain di luar akal dan pengalaman atau fakta. Wahyu sebagai sebuah realitas di luar realitas itu, dengan demikian, tidak diakui sebagai sumber pengetahuan. Islam sebagai sebuah agama yang menekankan keseimbangan, tidak memihak atau menolak salah satu aliran itu secara ekstrim. Bahkan, Islam menawarkan satu konsep epistemologi moderat yang sering disebut oleh Kuntowijoyo (1997) sebagai epistemologi relasional. Konsep ini, jelas Kunto, bermaksud menggabungkan akal, pengalaman dan wahyu dalam satu hubungan dialektik yang tidak pernah putus. Wahyu sebagai respon ilahiah terhadap persoalan kemanusiaan, lahir dalam satu kondisi historisitas tertentu (Zaid, 2001). Tesis ini juga dengan sangat optimis dipegang oleh Thaha Hussein yang membagi wahyu kepada dua dimensi: the first massage di satu sisi, dan the second massage, di sisi lain. D e m o c r a c y P e r p u s t a 4 Semua penjelasan ini mengemukakan bahwa wahyu tidak berdiri sendiri

l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t k a a n D i t a i g dalam mengatasi persoalan kemanusiaan. Intervensi akal menjadi hal yang tidak bisa dihindari dalam menerjemahkan kemauan wahyu yang seringkali -atau bahkan selalu- turun dengan rumusanrumusan bahasa langit. Intervensi akal kemanusiaan inilah yang menghubungkan wahyu dengan fakta dan realitas historis yang dihadapi. Peristiwa Tahkim yang mengakhiri peperangan kelompok Ali dan Muawiyah, yang kemudian diselewengkan oleh Muawiyah sebagai bentuk penyerahan kekuasaan oleh Ali kepadanya, menjadi satu bukti historis bahwa wahyu sangat terbuka terhadap interpretasi kemanusiaan, bahkan ketika interpretasi itu menyesatkan. Itulah al-qur an, kata Ali, yang hanya bisa bicara ketika manusia menafsirkannya. Al-Farabi ketika menjelaskan tentang wahyu menuliskan bahwa ketika seorang Nabi menerima wahyu, setidaknya ada tiga jenis intelek yang dilibatkan: Pertama, intelek aktif, yakni satu entitas 5

Edisi 019, September 2011 kosmik yang bertindak sebagai perantara transenden antara Tuhan dan manusia. Kedua, intelek perolehan (al- aql al-mustafad) yang diperoleh Nabi hanya jika jiwanya bersatu dengan intelek aktif. Dalam persenyawaan ini, tulis Osman Bakar, intelek perolehan menerima pengetahuan transenden dari intelek aktif. Ketiga, intelek pasif (al-aql al-munfail) yang merupakan kondisi intelek penerimaan wahyu secara umum. Wahyu yang diterima oleh para Nabi, menurut Abdul Kalam Azad, bukanlah sesuatu yang baru, melainkan pesan-pesan yang pernah diberikan kepada para Nabi pendahulunya. Muhammad, tulis Azad, tidak datang dengan pesanpesan baru, melainkan dengan pesan-pesan yang sama seperti yang pernah diterima oleh Nabi Adam, Nuh, Ya kub, Ismail, Yusuf, Sulaiman, Daud, Musa, Isa dan Nabinabi lain yang diutus di seantero dunia ini. Meskipun ada di antara Nabi-nabi itu yang disebutkan dalam D e m o c r a c y P e r p u s t a 6

l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t k a a n D i t a i g al-qur an dan tidak, tetapi pesan yang mereka bawa adalah sama, yakni kepercayaan kepada Tuhan dan melakukan kebaikan (ma ruf) serta menghindari kemungkaran (munkar) dan agama adalah jalan yang tepat untuk menuju semuanya. Tesis Azad ini, mengingatkan kepada konsep kekekalan ide dalam filsafat. Bahwa konsep-konsep filosofis yang pernah digagas oleh Aristoteles misalnya, memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam tradisi pemikiran umat Islam. Para filosof Muslim yang menganggap Aristoteles sebagai guru pertama (al-mu allim alawwal) menunjukkan pengaruhnya yang besar kepada jalan pikiran para filosof Muslim (Nurcholish, 2000: 226). Kuatnya pengaruh Aristoteles dalam tradisi pemikiran filosof muslim itu makin tegas ketika, Al- Farabi dikukuhkan sebagai guru kedua (al-mu allim al-tsani) setelah Aristoteles. Dengan demikian, wahyu sebagai guidance bagi umat beragama dalam 7

Edisi 019, September 2011 kehidupannya harus selalu terbuka terhadap intervensi kemanusiaan dan penjelasan akal. Tradisi hermeneutika sebenarnya lahir untuk menjembatani manusia membongkar dimensidimensi filosofis yang terkandung dalam wahyu. Wahyu tidak tertutup bagi penjelasan-penjelasan filosofis yang memihak manusia, justru akan menjadi persoalan ketika penjelasan filosofis wahyu memenangkan kehendak Tuhan dengan mengabaikan kepentingan kemanusiaan. D e m o c r a c y Walaupun wahyu sering disepadankan dengan agama, dan akal disepandankan dengan filsafat, bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk mempertemukannya. Dalam hal ini, al-farabi bahkan meyakini bahwa agama adalah tiruan dari filsafat. Ketika seseorang memperoleh pengetahuan tentang wujud atau memetik pelajaran darinya, jika dia memahami sendiri gagasangagasan tentang wujud itu dengan inteleknya, dan pembenaran atas gagasan tersebut dilakukan dengan P e r p u s t a 8

l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t bantuan demonstrasi tertentu, maka ilmu yang tersusun dari pengetahuan-pengetahuan ini disebut dengan filsafat. Tetapi jika gagasan-gagasan itu diketahui dengan membayangkannya lewat kemiripankemiripan yang merupakan tiruan dari mereka, dan pembenaran atas apa yang dibayangkan atas mereka disebabkan oleh metode-metode persuasif, maka pengetahuan yang dihasilkannya disebut dengan agama. k a a n D i t a i g Tantangan menyelaraskan penafsiran wahyu dengan dinamika zaman yang makin mekanistis ini, jelas menuntut satu penelusuran serius terhadap dimensi-dimensi filosofis dalam wahyu. Penelusuran inilah yang akan mengantarkan umat Islam memandang adil terhadap wahyu: menjadikan wahyu sebagai pedoman kehidupan beragama, sekaligus sebagai sumber inspirasi pembangunan keilmuan dan peradaban Islam yang saat ini tengah dirindukan kembali kejayaannya. Wallahu a lam bi al-shawab. 9

Edisi 019, September 2011 2011 ini diterbitkan oleh Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi. Untuk berlangganan, kunjungi www.abad-demokrasi.com Kode kolom: 019K-PDB001 D e m o c r a c y P e r p u s t a 10