3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

3.1. Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

Analisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat-Bangka

3. BAHAN DAN METODE. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian (Dinas Hidro-Oseanografi 2004)

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

BAB III BAHAN DAN METODE

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT

PENDUGAAN POTENSI LESTARI KEMBUNG (Rastrelliger spp.) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

C E =... 8 FPI =... 9 P

Produksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin ,

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

Lana Izzul Azkia, Aristi Dian Purnama Fitri *), Imam Triarso

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

POTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT

Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production

Universitas Sumatera Utara. Pertanian, Universitas Sumatera Utara

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal

FAKTOR-FAKTOR INPUT BAGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI RIZKA SARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Potensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas

3. METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI PENANGKAPAN DAN PELUANG USAHA PERIKANAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI KABUPATEN BELITUNG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

5 HASIL 5.1 Kandungan Klorofil-a di Perairan Sibolga

3 METODOLOGI PENELITIAN

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT

TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN JEMBER UTILIZATION RATE OF FISH RESOURCES IN JEMBER WATER. Ariesia A.

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Agriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Pengumpulan Data

Gambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).

Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di Daratkan Pada Tempat Pendaratan Ikan (Tpi) Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan Kepulauan

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

3. METODE PENELITIAN

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

Study Programme Aquatic Resources Management Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN PELAGIS PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PER UPAYA PENANGKAPAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN TERI (STOLEPHORUS SPP.) DI PERAIRAN PEMALANG

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYANG (Decapterus sp) DI PERAIRAN PULAU TERNATE

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL COPES PERIKANAN DEMERSAL PESISIR REMBANG. Bioeconomic Analitic Copes Mode Demersal Fish in Rembang Water

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto

3 METODOLOGI PENELITIAN

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS POTENSI PERIKANAN PELAGIS KECIL DI KOTA TERNATE

ANALISIS BIOEKONOMI UNTUK PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN KUNIRAN (Upeneus spp.) YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

Universitas Bung Hatta, **) Staf Pengejar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta ABSTRACT

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

: biomassa, jumlah berat individu-individu dalam suatu stok ikan : biomassa pada periode t

Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor UBR

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Common property & open acces. Ekonomis & Ekologis Penting. Dieksploitasi tanpa batas

Transkripsi:

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi dalam 2 tahapan berdasarkan waktu kegiatan, yaitu : (1) Pelaksanaan penelitian lapangan selama 2 bulan (September- Oktober 2006), yaitu pengambilan data primer dan sekunder secara langsung di lapangan. (2) Pelaksanaan analisis pengolahan data dan penyusunan tesis selama 6 bulan (November 2006-April 2007). Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi Maluku Utara, yang meliputi Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, dan Kota Ternate. Dipilihnya daerah-daerah tersebut menjadi lokasi penelitian karena pada ketiga daerah ini terdapat aktivitas nelayan yang sangat dominan dalam kegiatan penangkapan ikan pelagis dibandingkan dengan daerah-daerah lain dan wilayah tersebut merupakan pusat pendaratan ikan utama di Provinsi Maluku Utara. Peta wilayah Maluku Utara dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. PETA LOKASI PENELITIAN Gambar 2 Peta lokasi penelitian

23 3.2 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dan observasi lapangan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data produksi dan upaya tangkap tahunan ikan pelagis antara lain tuna, cakalang, tongkol, layang, kembung dan julung-julung di diperoleh dari laporan statistik perikanan tangkap Provinsi Maluku Utara. Dipilihnya jenis ikan tersebut, berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa jenis ikan ini mengalami tekanan penangkapan yang lebih intensif dibandingkan jenis ikan pelagis yang lain. Data produksi dan upaya penangkapan ikan bulanan (1998-2005) dikumpulkan dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate. Untuk pemutakhiran data produksi dan upaya penangkapan ikan maka dilakukan wawancara dan diskusi mendalam dengan Kasudin Produksi dan Kasubag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara. Sedangkan data produksi dan upaya penangkapan bulanan diverivikasi dengan mengadakan diskusi mendalam dengan Kepala seksi pendaratan ikan dan petugas pencatatan hasil timbangan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate. Data meteorologi berupa curah hujan dan kecepatan angin rata-rata periode 10 tahun di peroleh dari Stasiun Meteorologi Babullah Ternate. Data lainnya yang dikumpulkan untuk menggambarkan kondisi pemanfaatan setiap jenis ikan saat sekarang serta daerah dan musim penangkapan ikan adalah data primer dari hasil wawancara dengan nelayan. Nelayan diminta untuk menjelaskan di mana biasa melakukan penangkapan ikan berdasarkan bulan/musim ikan dengan menggunakan pendekatan wawancara langsung dengan alat bantu peta. Nelayan suatu jenis alat tangkap diminta untuk menunjukkan daerah operasi penangkapan pada setiap bulan dan menentukan hasil tangkapan utamanya. Selain itu data posisi pemasangan rumpon diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara, dan data sebaran ikan diperoleh dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP).

24 3.3 Metode Analisis Data 3.3.1 Analisis tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan 1) Produktivitas alat tangkap Perhitungan CPUE bertujuan untuk mengetahui laju tangkapan upaya penangkapan ikan yang didasarkan pada pembagian total hasil tangkapan (catch) dengan upaya penangkapan (effort). Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai CPUE adalah sebagai berikut (Gulland 1983). ci CPUE =...(1) fi c i f i CPUE i : Hasil tangkapan ke-i (kg) : Upaya penangkapan-i (trip) : Hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan ke-i (kg/trip) 2) Standarisasi alat tangkap Standarisasi alat tangkap dalam rangka menghitung potensi sumberdaya ikan penting dilakukan mengingat setiap jenis ikan dapat ditangkap dengan menggunakan lebih dari satu jenis alat tangkap. Menurut Gulland (1983) bahwa jika di suatu perairan terdapat berbagai jenis alat tangkap maka salah satu alat tangkap dapat dipakai sebagai alat tangkap standar, sedangkan alat tangkap yang lainnya dapat distandarisasikan terhadap alat tangkap tersebut. Standarisasi terhadap alat tangkap yang lain bertujuan untuk menyeragamkan satuan-satuan upaya yang berbeda sehingga dapat dianggap upaya penangkapan yang sama dengan alat tangkap standar. Alat tangkap yang ditetapkan sebagai alat tangkap standar dipilih dari alat tangkap yang mempunyai nilai produktivitas yang paling tinggi dengan asumsi setiap jenis alat tangkap yang distandarisasi tidak mengalami perubahan baik dari segi ukuran maupun teknologinya selama periode pengamatan. Alat tersebut diberi nilai FPI (fishing power index) = 1. Perhitungan FPI (Spare & Venema 1999), yaitu: CPUEi = Ci ; fi CPUEs = C f s s ;

25 FPI i = CPUEi...(2) CPUEs CPUEs FPI s = CPUE...(3) s Std Effort i = Fpi i x fi...(4) Std Effort s = FPi s x fs...(5) Std Effort total = (FPI i X fi) + (FPI s X fs)...(6) Cs : Hasil tangkapan (catch) per tahun alat tangkap standar (kg) fs : Upaya penangkapan (effort) per tahun alat tangkap standar (trip) Ci : Hasil tangkapan (catch) per tahun jenis alat tangkap lain (kg) fi : Upaya penangkapan (effort) per tahun alat tangkap lain (trip) CPUEs : Hasil tangkapan per upaya penangkapan tahunan alat tangkap standar (kg/trip) CPUEi : Hasil tangkapan per upaya penangkapan tahunan alat tangkap lain (kg/trip) FPIs : Faktor daya tangkap jenis alat tangkap standar FPIi : Faktor daya tangkapa jenis alat tangkap lain 3) Metode surplus produksi Salah satu metode pendugaan stok ikan adalah metode surplus produksi (surplus production methods). Metode ini digunakan dalam perhitungan potensi lestari maksimum (MSY) dan upaya penangkapan optimum dengan cara menganalisis hubungan upaya penangkapan dengan hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE). Metode ini dapat menggambarkan keadaan stok ikan sebelumnya dan dapat juga meramalkan yang akan datang berdasarkan data hasil tangkapan ikan dan upaya penangkapan. Suatu stok dianggap sebuah kumpulan besar biomassa dan sama sekali tidak berpedoman atas umur dan ukuran panjang ikan dengan pertimbangan bahwa jumlah biomassa stok tetap dan adanya aktivitas usaha perikanan, maka dapat diduga bahwa semakin banyak jumlah kapal (effort), akan semakin kecil bagian masing-masing kapal (Gulland 1983). Dalam penggunaan metode surplus produksi, maka beberapa asumsi dasar yang harus diperhatikan: (1) Stok ikan dianggap sebagai unit tunggal tanpa memperhatikan struktur populasinya (2) Penyebaran ikan pada setiap periode dalam wilayah perairan dianggap merata (3) Stok ikan dalam keadaan seimbang

26 (4) Masing-masing unit penangkapan ikan memiliki kemampuan yang sama Metode produksi surplus terdiri dari model Schaefer dan model Fox. Tidak dapat dibuktikan bahwa salah satu model tersebut lebih baik dari model yang lain. Pemilihan salah satu model didasarkan pada kepercayaan bahwa salah satu model tersebut paling rasional dan mendekati keadaan sebenarnya atau paling sesuai dengan data yang ada (Spare & Venema 1999). Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai R 2 atau koefisien determinasi. Menurut Sokal dan Rohlf (1981) koefisien determinasi adalah nilai yang menyatakan besarnya perubahan variabel y karena peubah variabel x. Model yang memiliki nilai R 2 terbesar adalah model yang sesuai untuk digunakan dalam menganalisis data tersebut karena menunjukkan bahwa peubah x berpengaruh besar terhadap peubah y. Langkah-langkah pengolahan data dalam metode produksi surplus model Fox adalah sebagai berikut: (1) Menjumlahkan hasil tangkapan dari tiap-tiap alat tangkap yang digunakan untuk menangkap setiap jenis ikan (2) Menjumlahkan effort standar dari setiap jenis ikan (3) Menghitung produktivitas (CPUE) standar dengan membandingkan jumlah hasil tangkapan dengan jumlah effort standar (4) Karena model Fox yang digunakan maka, nilai CPUE standar dilogaritmakan atau Ln CPUE (5) Memplotkan nilai effort standar (x) dan nilai Ln CPUE (y) untuk menduga nilai c dan d dengan regresi linier (6) Membuat simulasi agar dapat menentukan kurva pendugaan model Fox (7) Menghitung pendugaan potensi lestari (MSY) dan upaya optimum (effort optimum) Besarnya parameter c dan d secara matematik dapat dicari dengan menggunakan persamaan regresi sederhana dengan rumus y = c + bx. ( yi d xi) c = ; n Keterangan: n xiyi ( xi)( yi) d =...(7) 2 2 n x ( xi) xi = Upaya penangkapan pada periode-i; dan yi = Hasil tangkapan per satuan upaya pada periode-i i

27 Rumus-rumus untuk mencari potensi lestari (MSY) hanya berlaku bila parameter d bernilai negatif, artinya penambahan upaya penangkapan akan menyebabkan penurunan CPUE. Bila dalam perhitungan diperoleh nilai b positif, maka perhitungan potensi dan upaya penangkapan optimum tidak dilanjutkan, akan tetapi hanya dapat disimpulkan bahwa penambahan upaya penangkapan masih memungkinkan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Perhitungan nilai potensi lestari (MSY) dan upaya optimum (f opt ) dengan menggunakan rumus Fox adalah sebagai berikut: Ln CPUE = c + d x f i Hubungan antara effort standar (f std ) terhadap Ln CPUE std adalah: y = f x exp (c + d x f) Nilai upaya optimum: 1 f opt =...(8) d Nilai potensi lestari: 1 d MSY = exp( c 1) c d f i f opt MSY...(9) : Intercept : Slope : Upaya penangkapan pada tahun ke-i (trip) : Upaya penangkapan optimum (trip/tahun) : Nilai potensi maksimum lestari (kg/tahun) Untuk menentukan tingkat pemanfaatan setiap jenis ikan pelagis ekonomis penting dihitung dengan cara mempersentasekan jumlah hasil tangkapan pada tahun tertentu terhadap nilai MSY. Rumus dari tingkat pemanfaatan adalah : ci Tp i = X100%...(10) MSY Tp i c i MSY : Tingkat pemanfaatan pada tahun ke-i : Hasil tangkapan pada tahun ke-i (kg) : Nilai potensi maksimum lestari (kg/tahun) Tahapan penentuan tingkat pemanfaatan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara disajikan pada Gambar 3.

28 Data statistik perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara (2000-2005) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Halmahera Barat (1998-1999) Dinas Perikanan dan Kelautan Halmahera Tengah(1998-1999) Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ternate(1998-1999) Penggabungan data statistik perikanan tangkap (1998-1999) Data produksi tahunan dan unit penangkapan Menghitung CPUE Standarisasi upaya tangkap Menghitung CPUE standar Metode surplus produksi (Model Fox) Menentukan: MSY, f opt Menentukan: tingkat pemanfaatan Gambar 3 Tahapan penentuan tingkat pemanfaatan beberapa jenis ikan pelagis ekonomispenting di Provinsi Maluku Utara

29 3.3.2 Analisis pola musim penangkapan ikan Data hasil tangkapan dari masing-masing ikan pelagis dominan dianggap merupakan indikator keberadaannya pada suatu daerah penangkapan. Data hasil tangkapan bulanan masing-masing ikan pada tempat pendaratan dianalisis berdasarkan perbandingan antara berat total ikan yang didaratkan dengan banyaknya upaya yang dilakukan pada bulan tersebut (CPUE). Banyaknya upaya penangkapan dihitung dari jumlah kapal yang melakukan pendaratan ikan pada bulan yang bersangkutan. Secara matematik CPUE tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : ci CPUE =...(11) fi CPUE : Jumlah total tangkapan per upaya penangkapan bulan ke-i (kg/trip) c i : Total hasil tangkapan bulan ke-i (kg) : Total upaya penangkapan bulanan ke-i (trip) f i Pola musim penangkapan dianalisis dengan menggunakan pendekatan metode rata-rata bergerak (moving average) seperti yang dikemukakan oleh Dajan (1986). Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut : (1) Menyusun deret CPUEi bulan Januari 1997 sampai Desember 2005 n i = CPUE i...(12) i : 1,2,3,...,108 n i : CPUE urutan ke-i (2) Menyusun rata-rata bergerak CPUE selama 12 bulan (RG) 1 i = + 5 RGi CPUE...(13) 12 i= i 6 Rgi : Rata-rata bergerak 12 bulan urutan ke-i CPUEi : CPUE urutan ke-i i : 6,7,...,...n-5 (3) Menyusun rata-rata bergerak CPUE terpusat (RGP) 1 i = = 1 RGPi RGi...(14) 2 i = i Kererangan : RGPi : Rata-rata bergerak CPU terpusat ke-i RGi : Rata-rata bergerak 12 bulan urutan ke-i

30 (4) Rasio rata-rata bulan (Rb) CPUEi Rbi =...(15) RGPi Rbi : Rasio rata-rata bulan urutan ke-i CPUEi : CPUE urutan ke-i i : 6,7,...,...n-5 (5) Menyusun nilai rata-rata dalam suatu matrik berukuran i x j yang disusun untuk setiap bulan, yang dimulai dari bulan juni-juli. Selanjutnya menghitung nilai total rasio rata-rata tiap bulan, kemudian menghitung total rasio rata-rata secara keseluruhan dan pola musim penangkapan. 1) Rasio rata-rata untuk bulan ke-i (RBBi) n 1 RBBi = RBij...(16) n j= 1 RBBi : Rata-rata Rbij untuk bulan ke-i Rbij : Rasio rata-rata bulanan dalam matriks ukuran i x j i : 1,2...,...12 j : 1,2,3...,..., n 2) Jumlah rasio rata-rata bulanan (JRBB) JRRB = 12 i= i RRBi JRRB : Jumlah rasio rata-rata bulan RBBi : Rata-rata Rbij untuk bulan ke-i i : 1,2...,...12 3) Menghitung faktor koreksi: 1200 FK =...(17) JRBB FK : Nilai faktor koreksi JRBB : Jumlah rasio rata-rata bulanan 4) Indeks musim penangkapan IMPi = RRBi x FK...(18) IMPi : Indeks musim penangkapan bulan ke-i RBBi : Rasio rata-rata untuk bulanan ke-i i : 1,2,3,...,...12

31 Nelayan: Ternate, Bacan dan Tobelo Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara Balai Riset Kelautan dan Perikanan Data: Daerah dan musim penangkapan ikan Data: Posisi rumpon Data: Posisi sebaran ikan berdasarkan bulan Arcview GIS 3.3 Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate Data produksi dan unit penangkapan ikan Menghitung CPUE Standarisasi upaya tangkap Menghitung CPUE d Pendekatan metode rata-rata bergerak Menentukan indeks musim penangkapan Ikan Pola musim Studi Literatur Data: Cuaca dan oseanografi Hubungan IMP dengan cuaca dan oseanografi Pemetaan daerah pemanfaatan ikan pelagis Diskripsi daerah dan musim penangkapan penangkapan ikan Gambar 4 Tahapan analisis pola musim penangkapan ikan dan hubungannya dengan kondisi lingkungan dan daerah penangkapan ikan di Provinsi Maluku Utara