Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

Cara Menanam Cabe di Polybag

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Teknologi Produksi Ubi Jalar

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. MATERI DAN METODE

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

OLEH: YULFINA HAYATI

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Teknik Budidaya Tanaman Durian

III. MATERI DAN METODE

KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Dairi merupakan salah satu daerah

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

III.TATA CARA PENELITIAN

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

Transkripsi:

Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur Oleh : Don Bosco Meke Ujang Ahyar Andreas Ila BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NTT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 8

Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur Don Bosco Meke, Ujang Ahyar, Andreas Ila I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Ende memiliki karakteristik usahatani yang spesifik lahan kering, ciri usahatani yang dijalankan petani adalah : usahataninya membentuk suatu sistem yang khas memadukan berbagai komoditas yang diintegrasikan dalam satu kesatuan usaha. Pola umum yang dibentuk dalam sistem usahatani adalah tanaman pangan + ternak + tanaman tahunan dan atau kombinasi dari dua atau tiga komoditas utama tersebut, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan disekitarnya (fisik, biologi, sosial budaya). Dari beberapa komoditas yang diusahakan petani ada komoditas yang diunggulkan atau diandalkan dalam perekonomian keluarga, sehingga muncul penciri usahatani berbasis komoditas. Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Ende memiliki luas areal tanaman perkebunan kakao.1 ha yang tersebar di 1 kecamatan total produksi 1.01 ton. Dengan produktivitas kg/ha. (Disbun Ende, ), dan masih tergolong rendah. Rendahnya produksi dan produktivitas ini disebabkan petani masih menjalankan usahatani kakao secara tradicional seperti tanpa pemberian pupuk, pengendalian OPT yang belum optimal dan juga pemeliharaan dan pemangkasan belum dilaksanakan bahkan tanamannyapun sudah berumur tua. Di lain pihak teknologi usahatani kakao sudah banyak dihasilkan namun penyebaran ditingkat petani belum optimal (Yusuf, dkk ) (Yusuf, dkk ). Hal ini disebabkan adanya kesenjangan antara sumber penghasil teknologi dengan pengguna oleh karenanya diperlukan penyederhanaan penyampaian hasil penelitian yang antara

lain melakukan demonstrasi teknologi budidaya kakao. Berdasarkan hasil survey oleh Tim Farming System Analisis (FSA) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kabupaten Ende tahun 8 (Yusuf dkk 8), juga berdasarkan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan análisis masalah tanaman kakao, maka alternatif intervensi paket teknologi yang akan didemonstrasikan adalah sebagai berikut : (i) peremajaan tanaman kakao dengan metode sambung samping dan pucuk menggunakan klonklon kakao unggul, (ii) pemangkasan, pemupukan, panen sering, dan sanitasi (PS), (iii) perangsang bunga dan buah. II. II.1. TUJUAN DAN LUARAN Tujuan 1. Mendorong percepatan penerapan teknologi budidaya kakao dan petani berkesempatan untuk menilai keunggulan dan kelemahan teknologi tersebut dengan teknologi exsisting.. Memperbaiki sikap, pengetahuan dan ketetrampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya kakao. II.. Luaran Luaran yang diharapkan : 1. dapat menerapkan teknologi budidaya dan berkesempatan menilai keunggulan dan kelemahan teknologi tersebut dengan teknologi exsisting.. Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya kakao. II.. Dasar Pertimbangan Masalah yang ada oleh petani kakao di Kabupaten Ende adalah petani masih menjalankan usahatani kakao secara tradicional sehingga terjadi produksinya rendah. Hal ini disebabkan tanaman kakao sudah berumur tua, pemangkasan tidak tepat sesuai waktu yang ditentukan, pemupukan dan pengendalian H/P tidak dilakukan juga pasca panen tidak tepat waktu. Untuk itu diperlukan demonstrasi teknologi usahatani lahan kering berbasis tanaman kakao di tempat petani, dimana petani diberi kesempatan untuk menilai

keunggulan dan kelemahanan teknologi tersebut dibandingkan dengan teknologi eksistingnya. III. III.1. PROSES PERENCANAAN DAN KOORDINASI KEGIATAN (METODA) Peserta Kelompok tani sebagai peserta terpilih melakukan demonstrasi adalah di Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende. III.. Prosedur Pelaksanaan a. Koordinasi dan Indentifikasi Masalah : Sasaran kegiatan ini adalah lembaga pemerintah tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan kelompok tani serta toko masyarakat, data yang dikumpulkan meliputi : i) data usahatani, ii) karakteristik petani, iii) tanggapan petani kooperator dan non kooperator, iv) kesesuaian teknologi dengan kondisi biofisik dan sosial ekonomi setempat. b. Lokasi dan Waktu : Lokasi pelaksanaan demonstrasi teknologi tindak lanjut Farming System Analisis (FSA) dilaksanakan di Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende dengan luas areal 0, ha. Penentuan desa dengan pertimbangan : i) berdasarkan hasil survey oleh tim FSA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT, ii) memiliki kelompok tani yang dapat diajak kerjasama, mengikuti aturan pelaksanaan serta berpartisipasi bersama penyuluh dan peneliti menerapkan teknologi. Waktu pelaksanaan pada TA.8 c. Kelompok Tani Kooperator : Kelompok tani yang dipilih adalah : i) kelompok tani yang eksis di desa, ii) masingmasing anggota memiliki lahan usaha, iii) mau dan mampu bekerja sama dalam menerapkan teknologi. d. Pendampingan pelaksanaan demonstrasi teknologi : Pendampingan dalam pelaksanaan demonstrasi dilakukan bersamasama antara penyuluh, peneliti dan teknisi BPTP NTT ditambah petugas lapangan (PPL) dan petugas Dinas.

Dalam proses pendampingan teknologi yang didemonstrasikan disampaikan secara bertahap, sehingga petani dapat memahami dan memiliki pengetahuan, kemampuan/ketrampilan untuk menjalankan teknologi tersebut. Untuk memudahkan pemahaman petani terhadap teknologi yang didemonstrasikan dibuat petunjuk teknis pelaksanaan demonstrasi teknologi tersebut. e. Penerapan Paket Teknologi : Berdasarkan hasil survey Tim FSA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT, sesuai dengan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan análisis masalah, alternatif intervensi teknologi sistem usahatani kakao di Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende maka perbaikan paket teknologi yang disarankan adalah : tanaman kakao dengan metode sambung samping klon i) peremajaan dan pucuk menggunakan kakao unggul, ii) pemangkasan, pemupukan, panen sering dan sanitasi (PS), iii) pasca panen secara tepat, juga dilakukan perangsang bunga dan buah dengan menggunakan senyawa organik. f. Penyebarluasan Kegiatan : Penyebarluasan kegiatan dilaksanakan melalui beberapa metode penyuluhan antara lain penyuluhan ke petani kooperator, kunjungan petani kooperator ke lokasi petani kakao lain yang telah menerapkan metode sambung samping dan pucuk serta PS, memasang papan nama kegiatan di lokasi demonstrasi dan diharapkan petanipetani non kooperator akan mengunjungi dan melihat langsung tentang penerapan teknologi yang dilakukan. g. Pengumpulan dan Analisis Data : Data yang dikumpulkan meliputi : tingkat penerapan teknologi data usahatani dan pendapatan usahatani, tanggapan petani kooperator dan non kooperator, perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan petani, serta membandingkan hasil demonstrasi dengan petani disekitarnya. IV. KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH IV.1. Paket Teknologi yang diterapkan Kakao telah dikenal oleh ptani di Kabupaten Ende, pola usahatani yang dilakukan adalah ditanam bersama dengan tanaman lain, teknologi yang digunakan masih

sederhana, tanpa pemupukan, pengendalian hama/penyakit dan pemeliharaan lain yang diperlukan tidak pernah dilakukan juga kondisi tanamannya pun sudah berumur (tua) + 0 tahun sehingga produk dari tanaman kakaonya rendah. Kegiatan demonstrasi ini ingin memperbaiki manajemen produksi tanaman kakao petani sehingga dapat meningkat. Kegiatan tersebut meliputi : i) sambung samping dan pucuk pada kakao tua dengan menggunakan klonklon unggul, ii) pemangkasan, iii) pemupukan, iv) panen sering dan sanitasi juga, iv) merangsang pembentukan bunga/ buah. A. Penyambungan Kakao a.1. Sambung Samping Sambung samping merupakan teknik rehabilitasi tanaman kakao yang dilakukan dengan cara menyisipkan batang atas klonklon unggul yang dikehendaki sifat baiknya pada sisi batang bawah (A. Adi prawoto, ). Teknik sambung samping bertujuan untuk mengatasi dan meningkatkan produktivitas kakao dengan cara merehabilitasi tanaman tanpa harus memusnakan tanaman pokok melalui perbanyak secara vegetatif dengan keuntungan adalah dapat meningkatkan tanaman kakao dengan percabangan rendah dan dapat dibuat lebih dari satu sambungan pada setiap batang bawah, juga biaya operasionalnya cukup murah, mudah dilaksanakan dan lebih cepat menghasilkan (Liptan BPTP Papua,. Teknik Sambung Samping Hal yang perlu diperhatikan dalam peraktek sambung samping adalah : 1) Harus tersedia entres tanaman unggul yang berasal dari kebun entres atau kebun petani yang telah terseleksi, ) Entres yang diperoleh sebaiknya dari cabang samping atau cabang primer berwarna hijau atau hijau kecoklatan, ukuran cabang sebesar pensil dan panjang sekitar 0 cm, ) Pengambilan entres sebaiknya dilakukan awal musim hujan,karena pada saat itu tanaman sedang bertunas dan cambium tumbuh aktif hingga kulit batang mudah terkelupas, ) Alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan sambung samping yaitu:gunting pangkas, pisau okulasi,pelastik.tali rafiah dan batang bawah. a. Perlakuan batang bawah

Pilih batang bawah yang sehat,batang bawah yang akan disayat setinggi 00 cm dari permukaan tanah, panjang sayatan cm dan diameter disesuaikan dengan besar entres,dari keratan dibuat dua torehan vertical sepanjang cm dengan jarak antara torehan 1 cm setelah itu keratan kulit diungkit agar ter bentuk lidah untuk menyisipkan entres. b. Pelakuan pada batang entres Entres diambil dari cabang samping yang terseleksi berupa cabang plagiotroph berwarna hijau keco klatan atau coklat,pengambilan batang entres sebesar pensil dengan panjang 0 cm terdiri dari 1 mata tunas dimana mata tunas dibagian pangkal dan mata tunas bagian ujung dibuang, batang entres dipotong 1 cm (terdapat tunas) dan entres yang digunakan harus dalam keadaan segar. c. Cara penyungkupan dan pengikatan Entres yang sudah disayat disisipkan pada batang bawah dimana sisi yang runcing menghadap batang bawah lalu lidah kulit ditutup setelah itu sambungan ditutup dengan pelastik kemudian diikat tali rafiah,penutupan entres harus sempurna karena keberhasilan sambungan ditentukan oleh sejauh mana entres terhindar dari penguapan. d. Cara pembukaan tutup entres Pembukaan tutup entres dilakukan setelah sambungan tumbuh baik,entres dibuka secara bertahap dan tali pertautan dibiarkan tidak terlepas, sambungan dianggap berhasil bila entres tetap segar setelah minggu sesudah penyabungan. e. Perawatan hasil sambungan Dua minggu setelah penyambungan tanaman diamati perkembangannya jika panjang tunas men capai cm,tutup entres dibuka agar tunas tidak terhambat dan busuk, perlu juga diperhatikan tunastunas air yang tumbuh disekitar batang atas agar dipangkas seperlunya sedangkan waktu pemangkasan tajuk batang bawah dipangkas bulan setelah penyambungan.batang pokok dapat dipot ong pada saat batang atas sudah tumbuh kuat dan berbuah dengan arah potongan miring pada ketinggian 0 90 cm diatas pertautan,luka bekas potongan dioles dengan parafin,cat atau ter,jika perlu sebagian tajuk batang bawah dipangkas bulan setelah penyambungan. a.. Sambung pucuk

Sambung pucuk umumnya dilakukan pada kebun pembibitan kakao, sambungan ini merupakan salah satu alternatif perbanyakan disamping okulasi dan stek,keberhasilan usaha penyambungan bibit kakao dipengaruhi oleh banyak factor misalnya, kondisi tanaman dan lingkungan,kandungan nutrisi batang bawah,keadaan hormon, kelembapan udara dan intensitas penyinaran. Teknik sambung pucuk Persaratan teknik sambung pucuk hampir sama dengan teknik sambung samping kakao,perbedaannya hanya pada cara penyambungan dimana penyambungan dilakukan pada pucuk batang, sedangkan untuk batang bawah pada umur pertumbuhannya bulan sudah dapat dilakukan penyambungan dengan cara memotong pucuk batang dan disayat menjadi dua belahan,kemudian entres atau mata tunas yang sudah disayat pada sisi disisipkan pada belahan pucuk batang tadi lalu diikat dan kemudian diberi kerodong kantong pelastik yang berukuran 1x cm.untuk keberhasilan sambungan juga dipenngaruhi oleh daun pada batang bawah yang mampu mengadakan foto sintesis sehingga dihasilkan karbohidrat yang menunjang keberhasilan sambungan. B. Teknologi Pemangkasan Tanaman belum menghasilkan ( TBM ) Kondisi tanaman ini dilakukan pemangkasan dengan rumus n yakni dengan memelihara cabang pertama dan masingmasing cabang ke dua, selanjutnya cabangcabang yang rusak tumbuh kearah dalam dan cabang air lainnya dihilangkan. Tanaman yang telah menghasilkan ( TM ) Tanaman ini dilakukan pangkasan yaitu pangkasan pemendekan tajuk dan pangkasan pemeliharaan, pangkasan pemendekan tajuk adalah dengan memotong tajuk yang tinggi sehingga ketinggian tajuk maksmal m,pangkasan pemeliharaan berfungsi untuk membuat air asi lngkungan mikro dalam tajuk kakao cukup baik untuk mendukung pembungaan serta mengurangi kelembapan serta kegelapan sehingga tidak cocok untuk perkembangan hama dan penyakit, pangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memangkas tunastunas air, cabang yang mengarah kedalam tajuk, cabangcabang rusak dan cabang yang tertutup tajuk. 8

Bahan dan alat yang digunakan : Gunting Gala Gergaji pangkas Gunting pangkas Tangga. Cara kerja : Pada awal semua tanaman kakao diharapkan memiliki tajuk tertinggi meter,tajuk tanaman yang lebih dari meter dipangkas. Pada TM lakukan pangkas pemeliharaan dengan memotong semua tunas air,cabangcabang yang mengrah kedalam tajuk,cabangcabang rusak dan cabang cabang yang tertutup tajuk Pada TBM lakukan pangkas bentuk. C. Teknologi Pemupukan Pemupukan bagi tanaman kakao yang belum berproduksi adalah untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan vegetative, dengan pertumbuhan vegetatif yang baik dapat diharapkan bahwa pada fase prtumbuhan generative terjadi pembungaan dan pembuahan yang baik. Tujuan pemupukan pada lahan tanaman kakao yang sudah produksi adalah untuk menambah unsur hara di dalam tanah juga supaya produktivitas kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan diharapkan agar produksi lebih lama. Pemupukan N (urea) dan P (SP) dilakukan pada semua tananaman kakao pada areal terpilih. Bahan dan alat : Pupuk urea dan TSP Cangkul dan sekop Ember Timbangan kue Cara kerja : 9

Pemupukan dilakukan dengan cara mengintari tanaman kakao sejauh tajuk ter luar tanaman dengan cara membuat lubang / larikan sedalam 1 0 cm; urea dan TSP diberikan terpisah. Dosis pupuk urea dan TSP tergantung umur tanaman,dapat dlihat dibawah ini: 01 tahun : gr /phn/tahun 1 tahun : gr /phn/tahun tahun : 90 gr /phn/tahan tahun : 180 gr/phn/tahun > tahun : 80 gr/phn/tahun. Aplikasi pemupukan dilakukan kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan dengan masingmasing setengah dosis diatas. D. Panen sering dan sanitasi Pekerjaan ini merupakan pencegahan dan pengendalian penyakit. Beberapa usaha dapat dilakukan untuk mencegah atau memberantas timbulnya penyakit pada tanaman kakao, adalah sebagai berikut : i) buah kakao yang terserang diambil secara teratur tiap hari sekali dan dibakar atau dipendam, ii) kulit atau daging buah yang terserang setelah diambil bijinya harus segera dibakar atau dipendam. Selain itu mengurangi kelembaban kebun dapat dilakukan antara lain : memperbaiki drainase, melakukan pemangkasan rantingranting, pemengkasan pohonpohon pelindung, pemberantasan gulma dan lain sebagainya. E. Perangsang bunga/buah Perlakuan perangsang bunga/buah dilakukan dengan cara menyemprot seluruh daun dan batang tanaman. Alat dan bahan : Super bionik Air Ember Pompa spreyer Cara kerja : Dilakukan pada tanaman kakao yang siap berbuah

Siapkan sprayer dan perangsang bunga / buah Dosis pemberian disesuaikan dengan label pada kemasan Semprot pada daun Perhatikan arah angin pada saat penyemprotan dan kebersihan tangan danpakean setelah penyemprotan IV.. Keadaan Kelompok Tani Kelompok tani yang dijadikan sebagai kelompok kooperator dalam kegiatan demonstrasi adalah kelompok tani yang telah eksis di desa dan di dalam kegiatan Demonstrasi ini diikuti oleh orang petani sebagai perwakilan dari kelompok tani masingmasing. Di Desa Ndetu Zea memiliki 1 Gapoktan yaitu Gapoktan Impala (Ingin Merobah Pandangan Lama) yang terdiri dari kelompok tani yaitu : (1) kelompok Tau Tei, ) Poto Utu, ) Su u Sama, ) Kema Ngena, ) Watu Ripo 1, ) Watu Ripo, ) Sa ate dengan jumlah anggota 1 orang. Kegiatan yang dilakukan kelompok tani dalam kesehariannya adalah bersamasama secara gotong royong menyelesaikan pekerjaan usahatani tanaman pangan dengan dikoordinasi oleh ketua Gapoktan misalnya persiapan lahan, penanaman, penyiangan dan panen, kegiatan pada usahatani perkebunan adalah pembersihan tanaman. IV.. Karakteristik Kooperator Karakteristik petani kooperator Desa Ndetu Zea terukur dari beberapa ítem pengukuran baik bersifat ekonomi maupun sosial, Data ekonomi berupa pendapatan dan sumber pendapatan, kepemilikan lahan pertanaian dan komoditas usahatani yang diusahakan, data sosial berupa umur kepala keluarga dan tingkat pendidikan serta usaha sampingan. Tabel.1. Karakteristik petani kooperator Desa Ndetu Zea Kecamatan Nandapenda Kabupaten Ende No. Nama Umur (Tahun) Pendidikan 1 Jenis Pekerjaan Pokok Sampingan 1 Abu Gedu SLA Adnan Karim SMP Rusli A. Rai Ismail Kebi 8 Dhlan Ibrahim Pedagang 11

A. Rasyid 0 Dhlan M. 8 Dhlan Juma 8 9 Maknun Wasa 1 Umar Ibrahim 11 Sulama Ismail 0 1 Amir Pase 1 Ibrahim Penda 1 Maktarum M. Taher 1 Mintari 9 1 Pita Dila 1 Muhamad Ali Papu 1 18 Syti Syarah Yusuf 19 Elias Wake 0 Wahyudin 1 Kadir Hamid 8 Feta Yunus 9 Ali Papa 9 Usman Arba a Ramdan 8 Soeleman Ismail 9 Jainudin Juda Tamrin 9 1 Ruslin Amir Ali Usna Kasim 8 Ahmadu 9 Mikael Ma Sharil Gani 8 Usman Ga 9 Yusuf Ngasi 0 Said Karo 1

1 Rasid Toma 8 Husni SMA Rerata Sumber : Data Primer 8 Rerata umur petani kooperator tahun, berkisar antara 9 tahun sampai 8 tahun, tingkat pendidikan tergolong renda hada sekitar 91% adalah yang tamat,,% tamat SMP dan,% lainnya tamat SMA. Pekerjaan pokoknya adalah bertani dan ada beberapa orang memiliki pekerjaan lainnya yakni sebagai pedagang. Untuk mengukur tingkat ekonomi keluarga dapat dilelaah dari kepemilikan aset pertanin dan produktivitas disajikan pada tabel berikut ini. kooperator memiliki kebun campuran dengan rerata luas 1 are dengan kisaran are sampai paling luas 0 are kebun campuran ini biasanya ditanami berbagai macam tanaman baik tanaman tahunan maupun hortikultura. Ladang hampir semua dimiliki oleh petani kooperator dengan luas yang lebih kecil dengan rerata hanya memiliki 1 are pada ladang biasa ditanami tanaman pangan seperti jagung, kacangkacangan dan ubi kayu sedangkan sawah tidak ada yang memiliki. Tabel.. Luas kepemilikan dan penguasaan lahan pertanian dan ternak Luas Lahan (Are) No. Nama 1 Jenis Ternak Kabun Ladang Sawah Pekarangan Sapi Kambing Ayam 8 9 1 Abu Gedu Adnan Karim 0, Rusli A. Rai Ismail Kebi 0 1, 8 Dhlan Ibrahim 1,8 A. Rasyid 1 Dhlan M. 1 8 Dhlan Juma 1 1 9 Maknun Wasa 1 Umar Ibrahim 0 11 Sulama Ismail 1 1 Amir Pase 1 Ibrahim Penda 0 1 Maktarum M. Taher 0 0 1 8 1

1 Mintari 1 8 1 Pita Dila 1 1 Muhamad Ali Papu 1 18 Syti Syarah Yusuf 19 Elias Wake 0 Wahyudin 1 1 Kadir Hamid 1 Feta 1 Yunus Ali Papa 1 Usman 80 Arba a 1 Ramdan 8 Soeleman Ismail 1 8 9 1 9 Jainudin Juda Tamrin 1 1 Ruslin Amir Ali Usna Kasim Ahmadu 8 Mikael Ma 1 Sharil Gani 8 Usman Ga 1 9 Yusuf Ngasi 1 0 Said Karo 1 Rasid Toma 1 Husni 1 1 0, 0, Rerata 1 Sumber : Data Primer 8 Produktivitas pendapatan dari berbagai sumber pendapatan keluarga terhadap pembentukan ekonomi rumah tangga petani sebagai berikut. Tabel.. Produktivitas dan pendapatan setahun dari beberapa sumber pendapatan keluarga petani kooperator Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende Produktivitas (kg/tahun) No. Nama 1 1 Abu Gedu Kebun Ladang Jagung : Sawah Pendapatan (Rp.) Non Pertanian Total Pertanian 8 9..000 0.000.9.000 Keterangan (Harga komoditi/rp/kg) 11 kakao : 0 1

1 8 9 11 1 Adnan Karim Rusli A. Rai Ismail Kebi Dh. Ibrahim A. Rasyid Dhlan M. Dhlan Juma Maknun W. Umar Ibrahim S. Ismail Amir Pase 1 Ibrahim Penda Maktarum M. Taher Kopra : 00 0 Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : 00 Ubikayu : 1 Jagung : 00 Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu :..000..000 Jagung : 0 Ubikayu : 0.900.000.900.000..000..000 Jagung : Ubikayu : Jagung : 1 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : 1 Ubikayu : 0 Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 1 00 Ubikayu :..000 8..000 9 9.00 9.00 1.8.000 1.8.000.0.000.0.000..000..000..000..000 1.9.000 1.9.000 1.8.000 1.8.000.00.000.00.000.00.000.00.000 11 1 Jagung : 0 Ubikayu : 1 Jagung : 1

1 Mintari 1 Pita Dila 1 M. Ali Papu 18 Syti Y. Yusuf 19 Elias Wake 0 Wahyudin 1 Kadir Hamid Feta Yunus Ali Papa Usman Arba a Ramdan 8 S. Ismail 9 Jainudin Juda Tamrin 1 00 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 1 Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 80 Jagung : 1 Ubikayu : 1 Jagung : Ubikayu : 1.9.000 1.9.000 1.800.000 1.800.000..000..000 1..000 1..000 1..000 1..000 0 8 1.8.000 9 1.8.000..000..000 Jagung :.1.000.1.000 1 Ubikayu : 1..000 1..000..000..000 1.1.000 1.1.000 1.9.000 1.9.000 1.98.000 1.98.000 Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 0 Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 1..000 1..000 Jagung : Ubikayu : 0 0 1..000 1..000 Jagung : 0..000..000 11 1

1 Ruslin 1 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Amir Ali Usna Kasim Ahmadu 1 Mikael Ma Sharil Gani Jagung : Ubikayu : \ Jagung : 0 Ubikayu : 0 0 1 Jagung : 0 1 Ubikayu : Usman Ga 0 Yusuf Ngasi Said Karo 1 Rasid Toma Husni 1..000 1..000 1..000 1.90.000 1.90.000 Jagung : Ubikayu : 1..000 1..000 8 9.8.000.8.000 1.90.000 1.90.000 1.9.000 1.9.000.0.000.0.000 1.1.000 1.1.000 1..000 1..000 1.9.000 1.9.000 11 Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : 9 1..000 Jagung : Ubikayu : 8..000..000 Jagung : 1 Ubikayu : 8 Jagung : 0 Ubikayu : 0 80 Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : 0 Sumber : Data Primer 8 IV.. Kondisi Exsisting Pertanaman Kakao IV..1. Desa Ndetu Zea...1.1. Desa Ndetu Zea berada di wilayah Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende dengan batas administrasi sebagai berikut : 1

Sebelah Utara dengan Desa Kerirea Sebelah Selatan dengan Kelurahan Ndorurea Sebelah Timur dengan Desa Pengga Jawa Sebelah Barat dengan Kelurahan Ndorurea Jarak ke ibukota kecamatan km dengan lama tempu menit, sedangkan jarak ke ibukota Kabupaten Ende km dengan waktu tempu 90 menit...1.. Pemilihan Lahan Pertanian Jumlah keluarga yang memiliki lahan pertanian sebanyak 1 keluarga dan yang tidak memiliki lahan keluarga. Sedangkan yang memiliki 1 ha sebanyak keluarga, memiliki 1,0,0 ha keluarga dan yang memiliki.0.0 ha ada 1 keluarga...1.. Keadaan Tanaman Kakao Penciri umum dari usaha tanaman perkebunan di Desa Ndetu Zea, sama hal dengan desadesa lainnya, yakni mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman perkebunan dalam satu lahan, di Desa Ndetu Zea umumnya Kakao ditanam diantara tanaman kelapa, pisang, mangga dan nenas dimana jarak antara tanaman tidak beraturan berkisar antara meter untuk tanaman kakao dan tanaman lainnya disisipkan diantaranya. Tabel.. Luas Lahan dan Jumlah tanaman kakao petani Kooperator Desa Ndetu Zea, Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende Jumlah Tanaman No. Nama Luas Lahan (are) TBM TM Total Keterangan Umur TM (thn) 1 1 Abu Gedu 1 1 Adnan Karim 0 0 Rusli A. Rai 1 0 10 Ismail Kebi 0 00 0 Dhlan Ibrahim 1 1 10 A. Rasyid 1 10 1 0 Dhlan M. 1 180 10 8 Dhlan Juma 1 1 10 9 Maknun Wasa 91 0 Umar Ibrahim 10 11 Sulama Ismail 1 10 1 Amir Pase 1 1 18

1 Ibrahim Penda 0 1 1 Maktarum M. Taher 0 0 1 Mintari 1 18 1 1 Pita Dila 1 1 1 Muhamad Ali Papu 0 18 Syti Syarah Yusuf 1 1 19 Elias Wake 1 10 0 Wahyudin 1 1 1 1 Kadir Hamid 10 Feta 0 Yunus Ali Papa Usman 80 1 0 1 1 1 0 1 Arba a 1 1 10 Ramdan 10 8 Soeleman Ismail 1 1 10 9 Jainudin Juda 1 10 Tamrin 1 1 1 1 1 Ruslin 0 1 Amir 1 180 1 Ali Usna 1 1 10 Kasim 0 11 1 1 Ahmadu 1 180 10 Mikael Ma 1 0 1 Sharil Gani 0 0 1 8 Usman Ga 1 1 0 9 Yusuf Ngasi 1 180 0 0 Said Karo 1 1 1 Rasid Toma Husni 1 1 1 10 1.80 1.8.0 8. Jumlah Sumber : Data Primer, 8 Total lahan kakao yang dimiliki oleh petani kooperator Desa Ndetu Zea.80 are atau ha dengan ratarata pemilikan 1 are setiap petani luas lahan terkecil yang dimiliki adalah are dan lahan terluas 0 are dan umumnya petani mimiliki lahan kakao lebih dari satu persil rerata memiliki persil. Jumlah tanaman kakao pada petani kooperator adalah 8. pohon terdiri atas 1.8 tanaman yang belum menghasilkan (TBM) atau sekitar 1%. Dari keseluruhan 19

tanaman kakao yang ada, sekitar.0 tanaman yang telah menghasilkan (TM) atau sekitar 8% dengan umur tamaman kakao tahun. Rerata produksi kakao 1 buah perpohon setiap kali panen. Jenis hama dan penyakit tanaman yang menyerang buah kakao adalah kepik penghisap buah kakao (Helopeltis,sp), kutu putih serta penyakit busuk buah diplodia... Demonstrasi Teknologi Teknologi yang didemonstrasi dalam kegiatan ini adalah teknologi sambung samping dan pucuk, pemangkasan, pemupukan, panen sering dan sanitasi (PS) serta perangsang bunga dan buah. Kegiatan demonstrasi ini dilakukan disalah satu kebun kakao milik anggota kelompok...1. Sambung Samping dan Pucuk Tanaman kakao di Desa Ndetu Zea pada umumnya sudah berumur tua yaitu 1 tahun, dengan produktivitas menurun serta kurang perawatan dan untuk itu perlu adanya rehabilitasi tanaman kakao dengan metode sambung samping yang adalah teknik rehabilitasi tanaman kakao dilakukan dengan cara menyisipkan batang atas klonklon unggul yang dikehendaki sifat baiknya pada sisi batng bawah. Klonklon unggul yang digunakan adalah ICCRI 0, ICCRI 0, KW 1, KW 1, KW 1 diambil dari Desa Hobatua Kecamatan Lio Timur Kabupaten Ende (Hasil sambung samping). Faktor penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil sambung yang tinggi adalah pelaksanaan sambung samping yang benar, tenaga trampil, pemeliharaan tanaman setelah sambung samping terutama siwingan tajuk batang bawah dan pemotongan batang bawah, sedangkan untuk metode sambung pucuk juga dilakukan pada lokasi demonstrasi sebanyak tanaman dari tunas air (sebagai batang bawah) ini disebabkan tidak banyak tunas air yang tumbuh dan memenuhi syarat untuk sambung pucuk, keberhasilan usaha penyambungan bibit kakao di pengaruihi oleh banyak faktor misalnya : kondisi tanaman dan lingkungan, kandungan nutrisi batang bawah, keadaan hormon, kelembapan udara dan intensitas penyinaran (Fx. Susanto, 199), juga kondisi kesehatan entres. Tabel.. Jumlah Tanaman yang dilakukan sambung samping dan pucuk serta berhasil tumbuh pada lokasi demonstrasi dan lokasi kebun kakao petani lainnya Sambung Sambung Berhasil Tumbuh (phn) Prosentasi (%) samping Pucuk Sambung Sambung SS SP (phn) (phn) samping Pucuk No. Lokasi 1. Demplot Demonstrasi 0. Kebun 8 11 8 0

Jumlah 8 1 9 9 Sumber : Data Primer, Keterangan : Sambung Samping (SS) Sambung Pucuk (SP) Dari tabel diatas pada lokasi demplot demonstrasi dari pohon yang dilakukan sambung samping yang berhasil tumbuh pohon atau % tumbuh,sedangkan untuk sambung pucuk dari pohon dilakukan sambung yang berhasil tumbuh atau 0% tumbuh.kegiatan Ini dilakukan oleh petani sendiri setelah diberikan arahan dan contoh oleh Tim pendamping pelaksanaan demonstrasi. Sedangkan pada lokasi kebun kakao petani, dimana petani diberikan 9 batang entres untuk mencobah melakukan penyambungan sendiri di kebun masingmasing sesuai dengan petunjuk yang sudah disampaikan pada kegiatan demontrasi dan hasilnya dapat dilihat pada tabel diatas dimana dari 8 pohon kakao yang dilakukan sambung samping yang berhasil tumbuh 8 pohon atau % sedangkan untuk sambung pucuk dari 11 pohon disambung yang berhasil tumbuh pohon atau %.Dari hasil sambung samping dan pucuk kakao yang sudah dilakukan oleh petani diatas maka tim telah memberikan motifasi kepada para petani untuk tetap mencobah terusmenerus melakukan kegiatan ini terlebih pada perlakuan batang bawah, batang entres, cara penyungkupan dan pengikatan.... Pemangkasan Pada demplot lokasi demonstrasi pemangkasan dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan (TM), dilakukan pemangkasan pemeliharaan dan produksi pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan pemendekan tajuk yang tinggi sehingga tinggi tanaman maksimal yang diperlihara setinggi meter, pemangkasan pemeliharaan yaitu menciptakan aerasi lingkungan mikro tanaman menjadi lebih baik, tidak melembab untuk menekan serangan hama/penyakit yakni dengan menghilangkan tunastunas air, cabang yang mengarah kedalam dan cabang rusak/mati, sedangkan pemangkasan produksi bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal, pemangkasan ini dilakukan dengan mengurangi kelebatan, yaitu dengan membuang daundaun yang terlindung oleh sinar matahari dengan tujuan adalah sinar matahari dapat ke tajuk yang lebih dalam sehingga sumber makanan dari daun dapat meningkat pada tanaman yang belum menghasilkan (TBM) adalah pemangkasan bentuk yakni dengan memelihara cabang pertama dan cabang kedua kemudian cabangcabang yang rusak atau yang tumbuh kearah dalam dan cabang air dihilangkan. 1

Tabel.. Jumlah Tanaman kakao yang dipangkas pada lokasi demplot demonstrasi dan lokasi kebun petani No. Lokasi Pemangkasan/ Pemeliharaan (TM) / (Pohon) Pemangkasan Bentuk (TBM) / (Pohon) Total (Pohon) 1. Demplot Demonstrasi. Kebun 1 1 Jumlah Sumber : Data Primer, 8 Dari tabel diatas selain pemangkasan dilakukan pada demplot demonstrasi juga diikuti orang petani telah melakukan pemangkasan pemeliharaan pada kebun kakao mereka sejumlah pohon yang telah berumur 1 tahun sesuai dengan petunjuk yang disampaikan.... Pemupukan Pada lokasi demplot demonstrasi pemupukan dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada tanggal 11 Oktober 8. Kegiatan ini dilakukan oleh petani sendiri setelah mendapat arahan/contoh dari Tim pendamping. Dosis pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman, tanaman yang berumur <1 tahun dosis yang dianjurkan gr/ph/tahun, pada tanaman yang berumur 1 tahun dianjurkan gr/ph/tahun, tanaman yang berumur tahun dosis yang dianjurkan 90 gr/ phn/thn, tanaman yang berumur tahun dosis yang dianjurkan 180 gr/phn/thn tanaman yang lebih dari tahun dosis yang dianjurkan 80 gr/phn/thn. Tabel.. Jumlah Tanaman kakao yang dipupuk pada lokasi demonstrasi dan lokasi kebun petani No. Lokasi 1. Demplot Demonstrasi. Kebun Jumlah Waktu Pemupukan (pohon) 11 Oktober Desember Total (Pohon) Sumber : Data Primer, 8 Dari tabel. diatas dapat dilihat bahwa pada kebun petani tanaman kakao tidak pernah diberi pupuk.... Panen Sering dan Sanitasi