MATERI DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

METODE. Waktu dan Tempat

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai perlakuan, bahan tambahan dan bahan kimia yang

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODOLOGI A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Transkripsi:

12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada Bulan April sampai Juli 2014. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Che-Mix Pratama, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk uji kualitas kimia (serat kasar dan protein). Pengujian hedonik dilaksanakan di Laboratorium Pusat MIPA sublab Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama adalah daging kelinci dari jenis New Zealand jantan yang berumur 6-9 bulan didapat dari peternakan dusun Blodro RT. 28 RW. 13 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar dan rumput laut kering dari jenis Euchema cottonii yang didapat dari Pasar Gede Solo. Bahan pendukung adalah tepung tapioka, bawang putih, merica, garam dan es. Bahan lain untuk analisis kimia antara lain K 2 SO 4, NaOH 0,1N, H 2 SO 4, HCl 0,02 N, Na 2 SO 4, HgO, H 3 BO 3, NaOH-Na 2 S 2 O 3, indikator metal merah, alkohol, dan aquades. 2. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan untuk penggolahan bakso adalah alat penggiling daging, timbangan, kompor, panci, alat penggiling bumbu, sendok, pisau dan berbagai jenis wadah. Alat yang diperlukan untuk analisis kimia adalah cruis porselin, timbangan analitik, oven, desikator, beker glass, pisau, telenan, kertas saring, pipet, labu takar, pompa vakum, corong Buchner, tabung reaksi, erlenmeyer, pemanas Kjeldahl, labu Kjeldahl, alat destilasi, buret 50ml dan pensil. 12

13 C. Metode Penelitian 1. Preparasi Daging Kelinci Daging kelinci yang digunakan berasal dari karkas kelinci jenis New Zealand jantan. Proses pemotongan kelinci terdiri dari penyembelihan, pengulitan, eviserasi, karkasing dan deboning. Daging kelinci yang diperoleh kemudian dicincang untuk memudahkan proses penggiligan dalam pembuatan bakso (Putri, 2012). 2. Preparasi Rumput Laut Rumput laut kering dicuci bersih dengan penggantian air lebih dari 10 kali. Rumput laut dipotong kecil-kecil dan ditiriskan pada wadah yang telah disiapkan. Rumput laut selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Rumput laut yang sudah kering ditepungkan dengan alat penepung (Hudaya, 2008). 3. Cara Membuat Bakso Daging kelinci digiling halus dengan menggunakan penggiling daging. Filler ditimbang kemudian ditambahkan ke dalam campuran daging. Tiap adonan dicampur dengan tepung tapioka, rumput laut, merica, garam dan bawang putih yang telah dihaluskan sampai homogen. Potongan es dicampur selama proses pencampuran (Usmiati dan Priyanti, 2006). Penambahan rumput laut dibagi dalam empat perlakuan yaitu penambahan rumput laut dengan aras 0, 10, 20 dan 30% dari berat tepung tapioka. Penggunaan tepung tapioka yang digunakan mengalami pengurangan sesuai penggunaan rumput laut. 4. Membentuk Adonan Pembentukan bakso dilakukan setelah semua bahan adonan tercampur rata. Pembentukan dilakukan dengan menggunakan sendok makan. Adonan dibentuk bulat seperti bola dengan ukuran yang diinginkan. Adonan yang sudah dibentuk langsung direbus atau dimasukkan ke dalam air mendidih hingga matang. Perebusan bakso dengan menggunakan air yang mendidih selama 8 menit. Bakso yang sudah matang akan terapung dan untuk menghasilkan bakso yang lebih bagus lagi maka selama terapung

14 masih didiamkan selama 2 menit. Setelah matang, bakso diangkat, ditiriskan dan didinginkan pada suhu ruang (Puspitasari, 2008). Table 2. Formulasi Bakso Daging Sapi dengan Substitusi Rumput Laut Bahan-bahan Aras Penambahan rumput laut(%) 0 10 20 30 Daging Kelinci (%) 63 63 63 63 Rumput Laut (%) 0 2 4 6 Tepung Tapioka (%) 19 17 15 13 Garam (%) 2 2 2 2 Merica (%) 1 1 1 1 Bawang putih (%) 2 2 2 2 Es (%) 13 13 13 13 Total (%) 100 100 100 100 Sumber : Sutaryo dan Muliyani (2004) D. Rancangan Percobaan Penelitian mengenai pengaruh penambahan rumput laut (Euchema cottonii) terhadap kualitas kimia dan hedonik bakso kelinci, merupakan penelitian secara eksperimental. Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dengan 5 kali ulangan untuk kualitas kimia. Uji kualitas hedonik menggunakan 25 kali ulangan. Data sifat kimia dan hedonik dianalisis dengan menggunakan analisis analysis of variance (ANOVA). Bila analisis sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata pada perlakuan, maka dilanjutkan uji Duncan s New Multiple Range Test (Steel and Torrie, 1995). Perlakuan berupa penambahan tepung rumput laut pada bakso daging kelinci terdiri atas empat aras perlakuan, yaitu: P0: daging kelinci + 100% tepung tapioka + 0% rumput laut. P1: daging kelinci + 90% tepung tapioka + 10% rumput laut. P2: daging kelinci + 80% tepung tapioka + 20% rumput laut. P3: daging kelinci + 70% tepung tapioka + 30% rumput laut.

15 E. Peubah Penelitian 1. Uji Kualitas Kimia a. Uji Serat Kasar Kadar serat kasar dianalisis menggunakan metode gravimetri (Sudarmadji, 2003). Sampel dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 200 ml H 2 SO 4 (1,25 g H 2 SO 4 pekat/100ml = 0,255 N H 2 SO 4 ) direbus sampai mendidih selama 30 menit, disaring dan dicuci dengan air panas. Hasil sampel yang disaring ditambahkan NaOH (1,25 g NaOH pekat/100ml = 0,313 N NaOH), direbus kembali sampai mendidih, disaring dan dicuci dengan air panas sampai konstan. Endapan dicuci dengan K 2 SO 4 10% dan alkohol 95% sebanyak 15 ml, kertas saring dan endapan dikeringkan 100 o C dalam oven sampai berat konstan sekitar 8 jam. Sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kandungan serat kasar dihitung dengan rumus: Kadar serat kasar = 100% Keterangan: a = bobot sampel ; b = bobot akhir c = bobot kertas saring b. Uji Kadar Protein Analisa kadar protein total dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl (Sudarmadji, 2003). Sampel ditimbang sebanyak 0,2 mg bahan basah, dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 0,5-1 g katalis N (campuran Na 2 SO 4 : HgO dengan perbandingan 20 : 1) yang berfungsi sebagai katalisator. Asam sulfat pekat (93-98% bebas N) sebanyak 3 ml ditambahkan ke dalam labu, sehingga terjadi destruksi protein menjadi unsur-unsur penyusunnya dan dilakukan pemanasan di ruang asam sampai proses destruksi berakhir dengan ditandai berubahnya larutan menjadi jernih dan tidak berwarna dan didinginkan. Setelah dingin labu Kjeldahl dicuci dengan aquadest dan didihkan sampai 30 menit.

16 Sampel didistilasi menggunakan NaOH sampai alkalis, destilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 5 ml larutan asam borat 4% dan indikator metil merah. Destilat yang diperoleh dititrasi menggunakan HCl 0,02 N. Perhitungan kadar protein total adalah sebagai berikut : %N = (ml HCl blanko ml HCl sampel) gram sampel 1000 %N = % N x faktor konversi (6,25) 2. Uji Kualitas Hedonik 100% 14,008 Pengujian kesukaan yang dilakukan yaitu uji hedonik terhadap kesukaan warna, aroma, tekstur dan rasa bakso. Kesukaan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain aroma, rasa, dan tekstur, berbagai macam faktor tersebut menimbulkan penerimaan yang utuh (Puspitasari, 2008). Uji kesukaan digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen. Kegunaan uji ini diantaranya untuk pengembangan produk baru. Mutu sensoris bakso ditentukan seperti yang tertera pada tabel berikut. Table 3. Kriteria Mutu Sensoris Bakso Daging Parameter Keterangan Warna Coklat muda cerah/sedikit agak kemerahan/coklat muda hingga coklat muda agak keputih-putihan/abu-abuan dan warna tersebut merata tanpa warna lain mengganggu. Bau / Aroma Bau khas daging segar rebus, tanpa adanya bau tengik/masam/basi/busuk dan bau bumbu cukup tajam, tapi tidak berlebihan. Tekstur Tekstur kompak, kenyal, tidak ada serat dagingnya dan tidak lembek. Rasa Rasa lezat, enak, rasa daging dominan dan rasa bumbu menonjol tetapi tidak berlebihan. Tidak terdapat rasa asing yaitu selain rasa daging yang mengganggu. Sumber : Wibowo (2009) Panelis uji hedonik menggunakan 25 panelis tidak terlatih dari seleksi 75 mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Seleksi penelis bertujuan untuk mendapatkan panelis terbaik. Seleksi panelis dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Panelis diberi sampel bakso secara acak dan

17 setiap perlakuan diberi kode tertentu untuk menghindari menghindari adanya bias. Panelis diberikan format evaluasi data numerik yang berisi spesifikasi warna, aroma, tekstur dan rasa yang diadaptasi dari SNI Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori. Data numerik ini dapat digunakan untuk analisis parametrik (Setyaningsih et al., 2010). Tabel 4. Skor Tingkat Kesukaan terhadap Warna, Aroma, Tekstur dan Rasa pada Uji Hedonik Skor Hedonik Skor Amat sangat suka 9 Sangat suka 8 Suka 7 Agak suka 6 Netral 5 Agak tidak suka 4 Tidak suka 3 Sangat tidak suka 2 Amat sangat tidak suka 1 Sumber : SNI Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori (SNI 01-2346-2006) F. Analisis Data Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Searah adalah sebagai berikut : Keterangan: Y ij Y ij = + T i + ij = nilai pengamatan dari penambahan rumput laut ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah umum T i = pengaruh perlakuan penambahan rumput laut ke-i (i = P0, P1, P2, P3) ij = pengaruh galat percobaan pada perlakuan penambahan rumput laut ke-i dan ulangan ke-j Data sifat kimia dan hedonik dianalisis dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA). Bila analisis menunjukkan perbedaan yang nyata pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan s New Multiple Range Test (Steel and Torrie, 1995).