STIE Putra Perdana Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya baru dan hal tersebut. informasi tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar

MODUL 10 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu Negeri 5 Menara dengan cara menonton film tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu : Indomie, Mie Sedap, Sarimi dan Supermi 2. Pasar makanan mi instan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subyek yang diteliti 30 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB V KESIMPULAN DA SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri periklanan dunia saat ini berkembang semakin pesat. Dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Diangkat dari latar belakang permasalahan penelitian yaitu mengenai kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia tidaklah pernah dalam kondisi statis. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kognitif, afektif, personal integratif, social integratif, serta

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.


BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya

DI KALANGAN MAHASISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang dilakukan adalah field research (penelitian

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

Journal Acta Diurna Volume III. No.2. Tahun 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

3 & 4. Modul Perkuliahan III dan IV Sosiologi Komunikasi. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

FENOMENA PERILAKU IMITASI HARLEM SHAKE MELALUI NEW MEDIA (YOUTUBE) DI JAKARTA Anton Heriyanto dan Eko Harry Susanto Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta ekohs@centrin.net.id ABSTRAK Fenomena harlem shake yang berkembang muncul melalui new media dunia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik khususnya youtube memunculkan perilaku imitasi di masyarakat. Youtube merupakan media utama dalam membantu penyebaran fenomena Harlem Shake di pengambilan data di lakukan dengan cara wawancara dan studi kepustakaan. Secara esensial, menjelaskan bagaimana new media dalam membantu penyebaran fenomena harlem shake hingga terciptanya sebuah perilaku imitasi di masyarakat. Kata kunci : Harlem Shake, New Media, Perilaku Imitasi PENDAHULUAN Perkembangan teknologi komunikasi menyebabkan munculnya media-media baru yang berbasis teknologi. Terutama teknologi internet yang mempunyai sedang dikejutkan oleh fenomea Harlem Shake, yang popular melalui pengaruh di dalam kehidupan masyarakat, bahkan sudah menjadi gaya hidup atau trend di kalangan masyarakat khususnya. Kini di tahun 2013, masyarakat sebagai salah satu perwujudan perkembangan jaringan internet. Tarumanagara Youtube Anton Heriyanto adalah alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Eko Harry Susanto adalah Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Sebagai New Media yang mudah diakses, Youtube memang memiliki cakupan yang sangat luas, tidak hanya mencakup secara nasional tetapi juga internasional. Oleh sebab itu new media mempunyai kelebihan di dalam memberikan informasi atau berita yang sedang berkembang di masyarakat luas. Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar fenomena Harlem InoVasi Volume 7; April 2013 Page 101

Shake yang terjadi pada masyarakat khususnya Ibukota Jakarta. Terutama Youtube mampu menarik khalayak untuk meniru tarian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sementara itu Denzim dan Lincoln ( dalam Moleong, 2012 : 14), PEMBAHASAN dengan adanya teknologi new media yang memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai informasi. Berdasarkan uraian tersebut, dengan menggunakan analisis pengaruh new media, maka diharapkan analisis ini dapat mengetahui bagaimana new media Youtube dalam membantu penyebaran video Harlem Shake sampai menjadikan sebuah fenomena di masyarakat Jakarta dan bagaimana video Harlem Shake di METODOLOGI PENELITIAN Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller menyatakan, bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. menyebutkan penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yamg menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Unit observasi dalam penelitian ini adalah Harlem Shake yang diunggah ke medium media massa youtube dan dengan cepat menyebar luas ke berbagai penjuru dunia sampai menjadikannya sebuah fenomena tersendiri, salah satunya di. Cepatnya penyebaran fenomena harlem shake ini tidak lepas dari peran teknologi yang memang sangat mempengaruhi pola hidup, dan sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern saat ini. Jejaring sosial saat ini memang merupakan situs Page 102 InoVasi Volume 7 ; April 2013

yang banyak digemari oleh masyarakat akibat perkembangan teknologi internet. Media sosial (youtube) memang merupakan salah satu media yang banyak memberikan kontribusi dalam menciptakan sebuah fenomena. Dalam penelitian ini penulis akan fokus pada cara kerja media sosial (youtube) dalam membantu penyebaran fenomena harlem shake dan perilaku imitasi atau peniruan di masyarakat Jakarta. 1. Penyebaran Fenomena Harlem Shake melalui New Media (Youtube) dilihat dari jumlah video harlem shake yang semakin bertambah dari hari ke hari Fenomena harlem shake yang terjadi di dalam new media Youtube ini memberikan dampak yang luar biasa pada masyarakat dunia (Yudhi, 2008:27). Bisa dan jumlah viewers yang menyaksikan video tersebut dari ribuan sampai jutaan orang melihatnya. New media memang tidak lepas dari peran teknologi (internet), dimana teknologi memberikan kemudahan untuk para penggunanya dalam mengakses berbagai media sosial. (Ardianto dkk,2007:45) Tanpa di sadari new media dapat membantu penyebaran sebuah fenomena dan mempengaruhi perilaku masyarakat yang di dasari pada setiap narisme yang dimiliki pada setiap individu.(vivian,2008). Budaya populer dengan menggunakan new media semakin berkembang sehingga dapat memunculkan sebuah fenomena yang luar biasa khususnya pada bidang hiburan atau entertaiment. Budaya populer lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Richard Dyer ( dalam Hurley dan Charter. 2005) mengatakan hibur an merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang telah dipengaruhi oleh struktur kapitalis. Dalam buku komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi (Prahastiwi, 2011:49-54) menjabarkan tentang teori media sosial secara luas. Dimulai dengan pengertian yang dijabarkan, secara definitif mengenai media sosial yang merupakan media online dimana para penggunanya bisa dapat dengan mudah berpartisipasi. Partisipasi masyarakat terhadap fenomena Harlem Shake mungkin mempunyai alasan tersendiri bagi setiap orang yang menayangkannya dalam InoVasi Volume 7; April 2013 Page 103

media sosial. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu informan mengenai antusias masyarakat dalam meniru harlem shake yang terjadi secara global. Banyaknya masyarakat yang berpartisipasi (meniru) dalam fenomena harlem shake dikarenakan posisi harlem shake yang sedang hits di dunia. Mereka meniru semata-mata hanya menjadikan hal tersebut sebagai lifestyle atau gaya hidup, ini juga dikarenakan masyarakat yang memiliki rasa tidak ingin tertinggal dari sebuah infomasi. Media sosial memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk dukungan dengan berpartisipasi atas dasar trend yang sedang terjadi saat ini. berpartisipasi. Inilah yang terjadi di dalam media youtube yang menjadi media utama yang memunculkan fenomena harlem shake. Masyarakat dilihat memberikan Sehingga secara garis besar media sosial youtube membantu penyebaran fenomena harlem shake yang diikuti dengan partisipasi yang diberikan oleh masyarakat. Oleh karena itu new media youtube mempunyai peran utama yang sangat besar di dalam penyebaran fenomena harlem shake ini. Informan lain juga berpendapat mengenai new media (youtube) di dalam membantu penyebaran fenomena harlem shake: Youtube memberikan peran yang cukup besar di dalam penyebaran fenomena ini. Beberapa media lain yang membuat harlem shake juga disebabkan oleh youtube dan diunggah ke youtube. Berarti memang media youtube yang dijadikan sebagai media utama untuk bersosialisasi terhadap fenomena harlem shake ini. Keefektifan dan kelebihan yang di miliki media youtube berbeda dengan media-media lainnya. Media youtube bisa dinikmati kapan saja berbeda dengan media televisi misalnya yang hanya sekali tayang tidak bisa dilihat lagi. Sedangkan dengan media youtube kita bisa lihat kapan saja, pagi, siang malam tinggal klik saja, Page 104 InoVasi Volume 7 ; April 2013

2. Perilaku Imitasi (peniruan) yang terjadi di Masyarakat Perilaku imitasi atau peniruan yang terjadi membantu penyebaran sebuah fenomena, itu pasti, imitasi akan membuat fenomenanya semakin booming, tetapi fenomenanya harus ada terlebih dahulu agar bisa di imitasi. Jadi dua-duanya, dalam dua arah, jadi ada perilaku yang orang suka kemudian jadi trend, trend kemudian di tiru-tiru, orang suka meniru trend, jadi imitasi ini adalah karena perilaku tadi menjadi bagian dari trend dan ingat setiap orang ingin menjadi bagian dari trend, fenomena baru. fun dan konsekuensi-konsekuensi lainnya. Imitasi yang di lakukan oleh orang-orang lain, tokoh-tokoh lain di sekitar kita justru semakin memperhebat dampak dari Dari sisi psikolog perilaku imitasi atau peniruan yang terjadi pada fenomena harlem shake ini merupakan sebuah pembelajaran sosial (social learning). Menurut Rotters (dalam Syamsu, 2008), kemungkinan bahwa suatu pola perilaku tertentu akan terjadi tergantung pada harapan setiap individu menyangkut hasil kemana perilakunya mengarah dan nilai perbuataan itu terhadap persepsinya, serta yang di maksudkannya. Pembentukkan sebuah perilaku memang di dasari oleh pembelajaran sosial (social learning), Imitasi itu merupakan sebuah teknik ketika seseorang belajar untuk mendapatkan perilaku baru. Salah satunya dengan peniruan atau imitasi. Pada fenomena harlem shake, sebenarnya yang di tiru bukan harlem shake ataupun goyangannya. Misalnya seperti Maia Ahmad yang membuat video harlem shake hanya untuk mendapatkan fun serta di unggah ke youtube dan setelah beberapa saat diunggah sudah hits dengan jumlah viewers yang sampai ratusan bahkan ribuan orang. Jadi yang ditiru adalah harapan untuk mendapatkan konsekuensi yang sama seperti terkenal, fun, eksis karena mengikuti trend yang ada, ditonton banyak orang atau bahkan memperoleh uang dari situ. Konsekuensi tersebut ingin digapai dengan cara melakukan perilaku imitasi dan setiap perilaku pasti akan mendapatkan konsekuensinya. InoVasi Volume 7; April 2013 Page 105

Pandangan tersebut menunjukkan bahwa semua terjadi hanya ingin membuat video Harlem Sheek sebagai suatu karya film film pendek yang mudah KESIMPULAN dan SARAN mendapatkan sebuah kosekuensi dari awal munculnya video Harlem Shake tersebut. Seperti pernyataan yang dilontarkan oleh pembuat video di Youtube, video harlem shake ini cukup booming dan orang yang mempromosikan Harlem Shake tahu target yang mereka tuju sehingga sebagian besar anak muda tertarik akan keunikkan Harlem Shake tersebut Karena itu masyarakat khususnya anak muda juga berlomba-lomba untuk diakses oleh khalayak. Dengan harapan video tersebut masyarakat dunia. A Kesimpulan dikenal dan diikuti oleh 1. New media khususnya youtube mempunyai peranan besar dalam membantu penyebaran fenomena Harlem Shake. Youtube merupakan media utama yang mempopulerkan video Harlem Shake. Video Harlem Shake pertama kali diunggah ke youtube dan dapat menarik perhatian masyarakat luas. Hanya dalam kurun waktu dua sampai tiga minggu, sudah terdapat puluhan ribu video yang meniru harlem shake dengan berbagai versi dan ratusan juta orang menyaksikannya. Bahkan tidak hanya masyarakat biasa, kalangan selebritis pun ikut juga terbawa dalam fenomena harlem shake ini. Kecanggihan teknologi yang berkembang saat ini juga memberikan kontibusi yang cukup besar terhadap sebuah fenomena. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dengan membuat video harlem shake dan diunggah ke dalam youtube. Ini menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai hubungan yang erat dengan teknologi terutama internet melalui media social (youtube). Sehinggakepopularitasan harlem shakepun semakin berkembang hingga menjadikannya sebuah fenomena yang luar biasa di berbagai penjuru Dunia. 2. Masuknya fenomena Harlem Shake di terutama di Jakarta memunculkan sebuah perilaku imitasi yang terjadi di masyarakat. Perilaku imitasi ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi masyarakat terhadap sebuah trend ataupun lifestyke (gaya hidup) yang sedang berkembang.perilaku imitasi tentunya semakin Page 106 InoVasi Volume 7 ; April 2013

membantu penyebaran fenomena harlem shake itu sendiri. Semua ini dilakukan tinggi dan ingin selalu eksis di dalam sebuah fenomena yang sedang berkembang di 1. Media baru atau new media, memang memberikan kemudahan di dalam mencari berkembang. Sifat media baru yang luas dan bebas sebaiknya jangan di salah ditawarkan media baru ini. hanya untuk mendapatkan sebuah konsekuensi yang diinginkan dari setiap individu. Demam fenomena perilaku imitasi harlem shake ini bisa dilihat dari terciptanya peniruan video harlem shake dengan berbagai versi yang dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat serta diunggah ke dalam situs youtube. Bahkan, kalangan selebritis juga ikut terkena dampak dari demam harlem shake ini. Munculnya perilaku ini, menunjukkan bahwa setiap individu mempunyai tingkat narsisme yang masyarakat. Salah satunya dengan melakukan perilaku imitasi tersebut. B Saran informasi atau hiburan yang mencakup secara global. Tetapi bukan berarti kita harus selalu mengandalkan kecanggihan teknologi yang sudah ada, jadikanlah teknologi tersebut sebagai pendukung saja. Kita harus tetap berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitar, agar bias peka terhadap sebuah informasi yang sedang gunakan untuk kepentingan yang bersifat kriminal dan merugikan orang lain. Kita harus bisa memilah-milah mana yang baik dan buruk dan mana yang perlu di konsumsi dan tidak. Agar kita tidak terlena oleh kebebasan berekspresi yang 2. Media sosial saat ini banyak memberikan pengaruh yang luar biasa kepada masyarakat. Salah satunya new media youtube, banyaknya fenomena yang bermunculan membuat komunikasi yang terjadi semakin luas. Untuk itu sebaiknya partisipan harus lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di media sosial. Jangan sampai ada kesalahpahaman atau perselisihan di antara penggunanya yang dapat menyebabkan perpecahan antar individu, kelompok, atau negara sekalipun. 3. Sebuah peniruan atau imitasi bisa terjadi pada siapapun melalui sebuah pembelajaran pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu masyarakat harus mengetahui InoVasi Volume 7; April 2013 Page 107

dampak dari peniruan tersebut. Agar peniruan yang dilakukan tidak merugikan diri kita sendiri ataupun orang lain yang berada di sekitar kita. Page 108 InoVasi Volume 7 ; April 2013

DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta:Kencana Elvinaro Ardianto dkk (2007). Komunikasi Massa Sebuah Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Hurley, S. & Nick Charter. 2005. Perspectives on imitation. Cambridge, MA:MIT Press Rosdakarya Herwibowo, Yudhi (2008). Youtube Yogyakarta: B-First Moleong, Lexy J (2012). Meto dologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Nasution, Zulkarnein, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta (1999). Universitas Terbuka Storey, John (2008). Cultural Theory and Popular Culture an Introduction 5 th Edition. England:Pearson Sutaryo. (2005), Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Penerbit Arti Bumi Intaran Utari, Prahastiwi, (2011). Komunikasi 20.0:Teoritisasi dan Interakasi, Jakarta: Aspikom Vivian, Jhon (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Wright R.Charles. (1998), Sosiologi Komunikasi Massa, Bandung, Remaja Karya, 1988 Yusuf, Syamsu.2008. Teori Kepribadian. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. InoVasi Volume 7; April 2013 Page 109

Page 110 InoVasi Volume 7 ; April 2013