ARTIKEL TUGAS TERSTRUKTUR PAKAN DAN NUTRISI RUMINANSIA PENGARUH MINERAL PADA MIKROBA RUMEN. Oleh: : Mochammad Ansor : D1E011104

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pencernaan Pada Ternak Ruminansia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Zeolit pertama kali ditemukan pada 1756 oleh Cronstedt, seorang ahli mineralogi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

I. PENDAHULUAN. pokok, produksi, dan reproduksi. Pemberian pakan yang mencukupi baik

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Jerami Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN Suplementasi Biomineral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

Kompartemen cairan di dalam tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENCERNAAN. Perlu dipelajari. Harus tahu nasib BM dalam perjalanannya di setiap organ pencernaan: dicerna. diserap. Hidup pokok.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Ubi Kayu menjadi Tepung Tapioka Industri Rakyat Sumber : Halid (1991)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu bahan pakan alternatif yang potensial dimanfaatkan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor genetik ternak menentukan kemampuan yang dimiliki oleh seekor

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.

menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk

TINJAUAN PUSTAKA. SuplemenMineral, Mineral Organik dan Biomineral

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan domba-domba lokal. Domba lokal merupakan domba hasil persilangan

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen

Pada tahun 2013 Laboratorium Fisiologi Nutrisi Ternak Bogor dipindahkan ke Ciawi dan. Laboratorium

BAB I. PENDAHULUAN. tahun 2005 telah difokuskan antara lain pada upaya swasembada daging 2014

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

PERTEMUAN/KULIAH KE: 13

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai penghasil daging. Ciri-ciri sapi tipe pedaging adalah sebagai berikut:

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

senyawa humat (39,4% asam humat dan 27,8% asam fulvat) sebesar 10% pada babi dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan konversi pakan secara sign

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Pejantan Bahan Pakan

Ruang lingkup kegiatan Laboratorium Balai Penelitian Ternak sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I PENDAHULUAN. dinucleotide dehydrogenase (NADH), RNA dan DNA polymerase, begitu pula

TOKSIKOLOGI PAKAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh wilayah Indonesia. Kambing Kacang memiliki daya adaptasi yang tinggi

Transkripsi:

ARTIKEL TUGAS TERSTRUKTUR PAKAN DAN NUTRISI RUMINANSIA PENGARUH MINERAL PADA MIKROBA RUMEN Nama NIM Oleh: : Mochammad Ansor : D1E011104 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2014

ABSTRAK Mineral adalah bahan kimia anorganik yang berperan aktif dalam reaksi-reaksi yang melibatkan enzim. Mineral merupakan salah satu unsur nutrisi yang berpengaruh juga dalam berbagai fungsi biologis dalam tubuh. Sebagai unsur nutrisi, mineral dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, tetapi sangat esensial, karena tubuh ternak tidak dapat mensintesisnya sendiri. Jumlah mineral yang dibutuhkan ternak bervariasi tergantung pada jenis, kelas, dan tipe ternak. Mineral digolongkan menjadi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. Unsur mineral makro antara lain kalsium (Ca), magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), Sulfur (S) dan mineral mikro antara lain zink (Zn), selenium (Se), manggan (Mn), dan molibdenum (Mo). Beberapa mineral berperan penting dalam meningkatkan aktivitas mikroba rumen. Jumlah unsur Manggan dalam tubuh sangat kecil, tetapi memepunyai beberapa fungsi esensial, terutama dalam proses nutrisi faali ternak, yaitu sebagai activator enzim fosfat transferase dan dekarboxilase. Zn mempercepat sintesa protein oleh mikroba dengan melalui pengaktifan enzim enzim mikroba. Zn diarbsorpsi melalui permukaan mukosa jaringan rumen. Pada nutrisi tanaman molybdenum merupakan unsure esensial, tetapi pada nutrisi ternak lebih diperhatikan sebagai unsure toksik daripada sebagai unsure esensial. Selenium dalam kadar normal dalam makanan menstimulir sintesis protein mikroba. Sulfur adalah salah satu unsur penting yang mempengaruhi proses fermentatif dalam rumen. Metabolisme Sulfur (S) dapat diklasifikasikan ke dalam 2 sistem yaitu sistem organik dan sistem anorganik. Mineral kalsium (Ca) termasuk mineral makro yang harus tersedia dalam tubuh dalam jumlah yang relatif banyak. Kebutuhan kalsium sapi yang tidak sedang laktasi sebesar 58 g/hari. Kalsium merupakan unsur utama dalam pembentukan tulang. I. PENDAHULUAN

Mineral adalah bahan kimia anorganik yang berperan aktif dalam reaksi-reaksi yang melibatkan enzim, memiliki fungsi spesifik dan penting bagi kehidupan ternak. Mineral digolongkan menjadi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. Bioproses dalam rumen dan pascarumen harus didukung oleh kecukupan mineral mako dan mikro (Tangkas, 2011). Mineral merupakan salah satu unsur nutrisi yang berpengaruh juga dalam berbagai fungsi biologis dalam tubuh, seperti pembentukan tulang dan gigi, pembentukan haemoglobin, menjaga keseimbangan asam basa, mempertahankan tekanan osmosis, mengatur transpor zat makanan ke sel-sel, mengatur permeabilitas sel dan mengatur metabolisme zat makanan (Sutardi, 1980). Sebagai unsur nutrisi, mineral dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, tetapi sangat esensial, karena tubuh ternak tidak dapat mensintesisnya sendiri. Jumlah mineral yang dibutuhkan ternak bervariasi tergantung pada jenis, kelas, dan tipe ternak (Kartadisastra, 1997). Mineral berperan dalam optimalisasi bioproses dalam rumen dan metabolisme zat-zat makanan. Mineral mikro dan makro di dalam alat pencernaan ternak dapat saling berinteraksi positif atau negatif dan faktor lainnya seperti asam fitat, serat kasar, dan zatzat lainnya dapat menurunkan ketersediaan (availability) mineral. Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaan mineral sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak (Muhtarudin et al., 2002). II. PEMBAHASAN

2.1. Unsur Mineral Mikro 1. Manggan, Maganese (Mn) Jumlah unsur Manggan dalam tubuh sangat kecil, tetapi memepunyai beberapa fungsi esensial, terutama dalam proses nutrisi faali ternak, yaitu sebagai activator enzim fosfat transferase dan dekarboxilase, manggan penting untuk struktur tulang yang normal, reproduksi dan fungsi normal susunan saraf pusat. Defisiensi manggan jarang terjadi pada ruminansia, kecuali pada pedet yang dilepas di padang penggembala yang tanahnya miskin manggan. Kelainan tulang yang berhubungan dengan defisiensi manggan mungkin terjadi karena mekanisme berikut: 1) ion manggan berfungsi mengaktifkan enzim enzim glikasiltranserase yang berperan dalam sintesis mukopolisakarida kartilago, 2) ion maggan juga berperan dalam pengaktifan glikosiltranferase yang berhubungan dengan sintesisi glikoprotein, 3) pada ruminansis, dimana gluconeogenesis merupakan proses utama penyediaan glukosa, maka manggan sangat dibutuhkan, karena terdapat dalam bentuk ikatan erat dalam enzim piruvat karboksilase. Untuk mencegah defisiensi manggan dan menghindari kerangka pedet yang tidak normal, diperlukan manggan minimal 16 ppm dalam ransum ( Suwandyastuti, 2012) 2. Pengaruh zn terhadap proses fermentasi Zn mempercepat sintesa protein oleh mikroba dengan melalui pengaktifan enzim enzim mikroba. Zn diarbsorpsi melalui permukaan mukosa jaringan rumen. Pada konsentrasi rendah (5-10µ g/ml) Zn menstimulir pertumbuhan ciliate rumen. Penelitian dengan analisi mikro memperhatikan bahwa Zn mudah menembus ciliata dan meningkatkan kadar Zn medium. Zn terletak dalam endoplasma dan terkonsesntrasi di alam granula granula. 3. Metabolism selenium Selenium dalam kadar normal dalam makanan menstimulir sintesis protein mikroba. Akan tetapi bila kelebihan mikroba membentuk selenocystein dan selenometionin yang secara abnormal digabungkan ke dalam protein mikroba dan bersifat

menghambat terhadap sintesis protein. Seleno-metionin dan seleno-metionin selenoxide di temukan didalam hidrolisat protein mikroba (Arora, 1995). 4. Molibdenum (Mo) Pada nutrisi tanaman molybdenum merupakan unsure esensial, tetapi pada nutrisi ternak lebih diperhatikan sebagai unsure toksik daripada sebagai unsure esensial. Molybdenum mulai dimasukan unsure esensial, ketika diketahui bahwa molybdenum merupakan konstituen dari enzim xanthine oxsidase yang mempunyai peranan penting dalam metabolism purine. Molybdenum juga merupakan komponen dari nitrase reductase dan bacterial dehydrogenase dalam rumen ( Suwandyastuti, 2012). 2.2. Peranan mineral makro terhada mikroba rumen 1. Kalsium (Ca) Mineral kalsium (Ca) termasuk mineral makro yang harus tersedia dalam tubuh dalam jumlah yang relatif banyak. Kebutuhan kalsium sapi yang tidak sedang laktasi sebesar 58 g/hari. Kalsium merupakan unsur utama dalam pembentukan tulang. Menurut Parakkasi (1998), sekitar 99% kalsium terdapat dalam jaringan tulang dan gigi. Kalsium essensial untuk pembentukan tulang, pembekuan darah, dibutuhkan bersama Natrium dan Kalium untuk denyut jantung yang normal dan berhubungan erat dengan pemeliharaan keseimbangan asam basa. Menurut Anggorodi (1979), sumber utama kalsium adalah susu, leguminosa, tepung tulang, kalsium pospat dan kulit kerang. Oleh karena itu, suplementasi Ca dibutuhkan dalam pakan yang rendah leguminosa dan tinggi jumlah konsentratnya. 2. Natrium (Na) dan Kalium (K) Natrium merupakan komponen kation cairan ekstraseluler (CES) yang penting, sedangkan kalium merupakan kation cairan intraseluler (CIS), walaupun kalium juga merupakan unsur cairan ekstraseluler yang sangat penting, karena kalium berperan

dalam aktifitas otot, lebih lebih otot jantung. Natrium merupakan unsur ekstraseluler dan walaupun proporsinya dalam tulang cukup tinggi, tidak diketahui proses mobilisasinya. Natrium selalu bersama sama khlor dalam proses metabolisme. Kedua unsur tersebut masuk bersama makanan dan keluar dari tubuh hewan dalam bentuk yang sama. 3. Magnesium (Mg) Magnesium tergolong mineral makro. Magnesium terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan lemak yakni sebagai katalisator enzim. Selain itu magnesium juga dibutuhkan dalam oksidasi dalam sel dan mempengaruhi activator neuromuscular (Parakkasi,1998). Mineral ini diperlukan dalam oksidasi fosforilasi untuk pembentukan ATP dan merupakan activator untuk semua reaksi enzim yang membutuhkan tiaminpiropospat (TPP), yaitu, oksidasi piruvat, perubahan alfa-ketoglutarat menjadi suksinil Co-A, dan reaksi transketolase (Tillman, 1991). Sumber utama Magnesium adalah hijauan dan biji-bijian. Kekurangan Mg pada ternak ruminant dapat menyebabkan gangguan nafsu makan, populasi mikroba rumen, dan pencernaan pada rumen (Parakkasi, 1998). 4. Pengaruh sulfur terhadap mikroba rumen Beberapa mineral berperan penting dalam meningkatkan aktivitas mikroba rumen. Sulfur adalah salah satu unsur penting yang mempengaruhi proses fermentatif dalam rumen. Metabolisme Sulfur (S) dapat diklasifikasikan ke dalam 2 sistem yaitu sistem organik yang digunakan di dalam rumen untuk mensisntesis asam asam amino-s dan sistem anorganik yang digunakan dalam bentuk sulfat aktif. Sulfida adalah bentuk intermediate kunci antara pemecahan S yang dicerna dan S yang didaur ulangkan. Selama proses fermentasi oleh mikroba, protein dipecah menjadi amonia dan sulfida. Bila makanan mengandung protein berlebih, maka amonia dan sulfida dibuang, sedangkan bila kandungan proteinnya rendah, amonia dan sulfit dipergunakan secara efisien oleh mikroba rumen. Suplementasi S dan N non-protein merupakan sustu kombinasi yang lebih baik untuk penggunaan pakan hijauan berkualitas rendah (Arora, 1995).

Sumber sulfur yang berbeda memiliki kecernaan yang berbeda pula. Sulfur yang berasal dari elemen sulfur, natrium sulfat, serta L-Metionin berturut turut mempunyai daya cerna sebesar 36%, 70% dan 78% serta masing masing mempunyai retensi 27%, 56% dan 70%. Begitu juga thiosulfat dan sulfit. Cistein dan metionin ternayata juga muncul sulfide (H 2 S) dalam rumen oleh hasil kerja cystein desulfurilase mikroba. NH 3 dan piruvat juga dibebaskan. DL-metionin dan analog analog hidroxy nya membantu pertumbuhan bakteri rumen dank arena itu memperbaiki kecepatan pertumbuhan dan produksi susu (Arora, 1995). Sulfide di dalam rumen diabsorbsi cukup cepat dengan waktu-paruh 15 menit. Pada ph 6,8 H 2 S diabsorpsi lebih cepat daripada ion sulfidril, seperti halnya dengan amoni dan ion ammonia. Apabila kadar sulfi dalam rumen kurang dari 0,6 mg/ml cairan rumen, sebagian besar sulfide dipergunakan oleh mikroba rumen dan pada kadar 5,0µ g/ml kecepatan absorpsinya sama dengan kecepatan produksinya. Defisiensi sulfur menurunkan daya cerna in vivo dan in vitro bahan kering. Pada kadar kurang dari 1µ g/ml pertumbuhan mikroorganisme dalam rumen terhambat (Arora, 1995). Sulfide yang terbentuk dalam rumen diubah menjadi protein mikroba atau menjadi protein mikroba atau diabsorpsi oleh dinding rumen. Sulfide yang diarbsorpsi dioksidasi menjadi sulfat di dalam darah dan hati dan kemudian diedarkan kedalam cairan extraseluler. Sulfat didaur ulang langsung ke rumen melalau sekresi saliva atau di daur ulang ke usus besar sehingga memberikan mekanisme konservatif bagi makanan dengan kandungan sulfur rendah. Sulfur juga disekresikan ke dalam empedu dalam bentuk taurin dan sebagian dilepaskan dari sel sel epitel usus ke dalam lumen usus (Arora, 1995). III. KESIMPULAN

1. Mineral adalah bahan kimia anorganik yang berperan aktif dalam reaksi-reaksi yang melibatkan enzim. 2. Mineral merupakan salah satu unsur nutrisi yang berpengaruh juga dalam berbagai fungsi biologis dalam tubuh. 3. Sebagai unsur nutrisi, mineral dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, tetapi sangat esensial, karena tubuh ternak tidak dapat mensintesisnya sendiri. 4. Jumlah mineral yang dibutuhkan ternak bervariasi tergantung pada jenis, kelas, dan tipe ternak. 5. Mineral digolongkan menjadi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. 6. Unsur mineral makro antara lain kalsium (Ca), magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), Sulfur (S). 7. Mineral mikro antara lain zink (Zn), selenium (Se), manggan (Mn), dan molibdenum (Mo). aktivitas mikroba rumen. Beberapa mineral berperan penting dalam meningkatkan DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta.

Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Kartadisasatra, H.R. 1997. Penyediaan Dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius. Jakarta. Muhtarudin, dkk. 2002. Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Parakkasi, A. 1998. Ilmu Nutrisi dan Makana Ternak Ruminan. UI-Press. Jakarta. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Suwandyastuti, S.N.O. 2012. Nutrisi Mineral Pada Ruminansia. UPT Percetakan dan Penerbitan Unsoed. Purwokerto Tangkasa, Made Adijaya Negara. 2011. Pengaruh Pemberian Zeolit Beramonium Dan Mineral Organik Terhadap Kadar Amonia (NH 3 ) dan Volatile Fatty Acid (VFA) Cairan Rumen Pada Sapi Peranakan Ongole. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tillman, A.D, Dkk. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.