Identifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN AKTIVITAS NYAMUK ANOPHELES PADA MANUSIA DAN HEWAN DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

Identifikasi Nyamuk Anopheles Sebagai Vektor Malaria dari Survei Larva di Kenagarian Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

3 BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian di Desa Riau Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Lokasi Penelitian. Kec.

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

Pengaruh curah hujan, kelembaban, dan temperatur terhadap prevalensi Malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian

Aktivitas Menggigit Nyamuk Culex quinquefasciatus Di Daerah Endemis Filariasis Limfatik Kelurahan Pabean Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah

SURVEILANS VEKTOR MALARIA DI DESA ANEKA MARGA, KECAMATAN ROROWATU UTARA, KABUPATEN BOMBANA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Sunaryo, SKM, M.

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Waktu Penelitian

KONFIRMASI ENTOMOLOGI KASUS MALARIA PADA SEPULUH WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUKUMBA

3 BAHAN DAN METODE. Sarmi. Kota. Waropen. Jayapura. Senta. Ars. Jayapura. Keerom. Puncak Jaya. Tolikara. Pegunungan. Yahukimo.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

Species diversity and biting activity of malaria vectors (Anopheles spp.) in Lifuleo Village, West Kupang District, East Nusa Tenggara

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

BEBERAPA ASPEK PERILAKU AN. MACULATUS THEOBALD DI PITURUH KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

REKONFIRMASI TERSANGKA VEKTOR DALAM PENINGKATAN KASUS MALARIA DI DESA KEBUTUH DUWUR KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

ARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A.

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA dan DBD

BEBERAPA ASPEK BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles vagus DI DESA SELONG BELANAK KABUPATEN LOMBOK TENGAH

STUDI PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Distribusi Spasial Spesies Larva Anopheles Di Daerah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

SURVEI ENTOMOLOGI DALAM RANGKA KEWASPADAAN DINI PENULARAN MALARIA DI DESA KENDAGA, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

Potensi Penularan Malaria di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar

Survei Entomologi Dalam Penanggulangan Wabah Malaria

GAMBARAN POPULASI DAN BIONOMI Anopheles spp DI PULAU DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang

KERAGAMAN Anopheles spp PADA EKOSISTEM PEDALAMAN DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH

KERAGAMAN SPESIES NYAMUK DI DESA PEMETUNG BASUKI DAN DESA TANJUNG KEMALA BARAT KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN (KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN KABUPATEN TRENGGALEK)

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

Hubungan Kepadatan dan Biting Behaviour Nyamuk Anopheles farauti Dengan Kasus Malaria di Ekosistem Pantai dan Rawa (Kabupaten Biak Numfor dan Asmat)

STUD1 HABITAT ANOPHELES NIGERRIMUS GILES 1900 DAN EPIDEMIOLOGI MALARIA DI DESA LENGKONG KABUPATEN SUKABUMI OLEH: DENNY SOPIAN SALEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU MENGHISAP DARAH AN. BARBIROSTRIS DI LOKASI TAMBAK IKAN BANDENG DAN KAMPUNG SALUPU DESA TUADALE KABUPATEN KUPANG TAHUN 2010

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT

KAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 APRIL Catur Pangesti Nawangsasi

IDENTIFIKASI NYAMUK ANOPHELES SP DEWASA DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS MALARIA KECAMATAN BONTO BAHARI BULUKUMBA

Analisis Nyamuk Vektor Filariasis Di Tiga Kecamatan Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENINGKATAN KASUS MALARIA DI DUSUN BENDAWULUH, DESA BEJI, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles dan Kejadian Penyakit Malaria

Survei Larva Nyamuk Aedes Vektor Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kotamadya Padang Provinsi Sumatera Barat

Muhammad Kazwaini*; Ruben Wadu Willa

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2014

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

KEPADATAN NYAMUK TERSANGKA VEKTOR FILARIASIS DI DESA PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS, DESA JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN DAN BATUKUWUNG KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Fauna Anopheles di Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

STUDI BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles sundaicus DI DESA SUKARESIK KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau

Umur Relatif Nyamuk... (Yuyun Srikandi, et. al)

PREVALENSI DAN KEBERADAAN VEKTOR MALARIA DI DESA TELUK LIMAU, KECAMATAN JEBUS, KABUPATEN BANGKA BARAT, PROVINSI BANGKA BELITUNG

Bionomik Nyamuk Anopheles spp di Desa Sumare dan Desa Tapandullu Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

JENIS-JENIS LARVA NYAMUK DI KELURAHAN TANJUNG REJO, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL, MEDAN. KARYA TULIS ILMIAH OLEH: WOO XIN ZHE

BAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

SURVEI KEPADATAN NYAMUK CULEX SPP DI KECAMATAN PAAL 2 KOTA MANADO Hajar Rahayuningsi*, Jootje M.L. Umboh *, Ricky C. Sondakh *

I. PENDAHULUAN. Fungsi ekologi hutan mangrove merupakan satu dari dua fungsi lain ekosistem

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

Transkripsi:

584 Artikel Penelitian Identifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011 Rezka Gustya Sari 1, Nurhayati 2, Rosfita Rasyid 3 Abstrak Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraselular dari genus Plasmodium yang ditularkan nyamuk Anopheles. Bungus merupakan salah satu kecamatan dengan kasus malaria tinggi di Kota Padang, terdapat 69 kasus malaria pada tahun 2011. Pengendalian vektor malaria dibutuhkan pengetahuan mengenai spesies vector. Tujuan penelitian ini adalah menentukan spesies nyamuk tersangka vektor malaria. Penelitian dilaksanakan dari Oktober sampai November 2011. Nyamuk Anopheles di tangkap di dalam dan di luar ruangan menggunakan light trap dan umpan orang menggunakan aspirator. Penangkapan dilakukan pada malam hari pada jam 18.00-06.00 dan pagi hari pada jam 07.00-09.00. Semua nyamuk yang berhasil tertangkap diidentifikasi di bawah mikroskop. Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan nyamuk, sundaicus dan dengan persentase (49,5%), (29,4%) dan (14,7%). Hal ini menunjukkan bahwa sundaicus, dan memiliki potensi yang besar dalam penularan penyakit malaria. Kata kunci: malaria, vektor malaria Abstract Malaria is a disease caused by intracellular obligate protozoa, genus of plasmodium which is a parasite is carried by Anopheles mosquito. Bungus subdistrict is one of the areas that has high case of malaria in Padang district of Sumatera Barat Province, there were 69 case of malaria. Determination of method of control requires an understanding on the species of mosquito which serves as the vector and its behavior. The objective of this study was to assess fauna and the activity of Anopheles spp as suspected malaria vector. This research had done on October to November 2011. The Anopheles mosquitoes were collected indoor and outdoor by using light trap and human landing collection in the evening starting from 6 p.m - 6 a.m, in the morning from 7-9 a.m. All the Moquitoes were brougt to the laboratory for identifications. The resut showed that (49.5%) sundaicus (29.4%) and A. (14.7%). were the suspected malaria vector that has important role in tranmission of malaria in this area. Keywords: malaria, malaria vektor Affiliasi penulis: 1. Prodi Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Parasitologi FK UNAND, 3. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNAND. Korespondensi: Rezka Gustya Sari, Email: rezka_crezz@yahoo.co.id, Telp: +628990222624 PENDAHULUAN Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraselular dari genus Plasmodium. 1 Malaria adalah penyebab ke-5 terbesar dari kematian akibat infeksi di seluruh dunia, dengan kasus malaria baru 200-300 juta/tahun. Satu juta penduduk dunia meninggal tiap tahunnya disebabkan oleh malaria. 2 Di Indonesia penyakit malaria di temukan terbesar di seluruh kepulauan. Indonesia memiliki 484 Kab/Kota, 338 diantaranya merupakan wilayah endemis malaria. 3 Pengetahuan mengenai spesies vektor malaria pada suatu daerah sangat penting sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan intervensi dalam pengendalian vektor yang lebih efektif. 4

585 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis nyamuk Anopheles yang berpotensi sebagai tersangka vektor malaria di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang pada tahun 2011. METODE Penelitian bersifat survey deskriptif, data diolah dengan menggunakan rumus kepadatan relatif nyamuk yaitu Man bitting Rate (MBR) dan Man Hours Density (). Survey dilakukan dari Oktober sampai November 2011, di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang. Semua nyamuk Anopheles yang berhasil tertangkap di identifikasi di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Pengumpulan sampel dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Di lapangan menggunakan alat light trap dan aspirator, di laboratorium menggunakan mikroskop dissection. Pertama, koleksi nyamuk dilakukan dengan dua cara: light trap dan Umpan orang. Light Trap, dipasang pada malam hari di dalam dan di luar rumah pada pukul 18.00 dan diambil pada pukul 06.00. Umpan orang dilakukan oleh 2 orang untuk di dalam dan di luar rumah. Kedua, nyamuk hasil tangkapan light trap dan aspirator di letakkan pada ujung kertas dan di tempel dengan kutek bening, kemudian di Identifikasi di bawah mikroskop dissection spesies dari nyamuk tersebut. HASIL Tabel 1. Anopheles yang tertangkap selama penelitian di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Light trap Umpan orang Jumlah (ekor) LR * DR * LR * DR * (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) 38 71 45 18 177 Tabel 2. Anopheles yang tertangkap dengan light trap bedasarkan spesies dan lokasi penangkapan kochi sundaicus barbitoris DR * 18 5 0 12 3 LR * 36 11 2 20 2 Jmh 54 (49,5 %) 16 (14,7 %) 2 32 (1,8 %) (29,4 %) 5 (4,65%) Tabel 3. Nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang malam hari berdasarkan spesies dan lokasi penangkapan Lokasi sundaicus DR * 3 6 9 LR * 8 10 27 Jumlah 11 (17,5 %) 16 (25,4 %) 36 (57,1 %) Tabel 4. Nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang pagi hari bedasarkan spesies dan lokasi penangkapan Lokasi sundaicus DR * 0 0 2 LR * 3 0 0 Jumlah Spp 3 0 2

586 Tabel 5. Kepadatan Relatif Nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang pada malam hari Tanggal Lokasi penang Penang kapan kapan (MBR) sundaicus (MBR) (MBR) 8/10/11 LR * 5,0 2,5 1,5 DR * 3,0 1,5 0,5 22/10/11 LR * 4,5 1,0 1,5 DR * 1,0 1,0 1,0 12/11/11 LR * 0,0 0,0 0,0 DR * 0,0 0,0 0,0 26/11/11 LR * 3,5 1,5 1,0 DR * 0,5 0,5 0,0 Tabel 7. Kepadatan relatif nyamuk Anopheles sundaicus yang tertangkap dengan umpan orang pada malam hari bedasarkan jam penangkapan Jam Penangkapan (WIB) Di luar rumah Di dalam rumah 18.00-19.00 0 0 19.00-20.00 0,375 0 20.00-21.00 0,25 0 21.00-22.00 0,125 0,125 22.00-23.00 0 0,25 23.00-24.00 0 0,25 00.00-01.00 0 0,125 Tabel 6. Kepadatan relatif nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan pada malam hari bedasarkan jam penangkapan Jam Penangkapan (WIB) Di luar rumah umpan orang Di dalam rumah 18.00-19.00 0 0 19.00-20.00 0,25 0 01.00-02.00 0 0 02.00-03.00 0,125 0 03.00-04.00 0,125 0 04.00-05.00 0,25 0 05.00-06.00 0 0 Jumlah 1,25 0,75 20.00-21.00 0,25 0 21.00-22.00 0,5 0,25 22.00-23.00 0 0 23.00-24.00 0 0 00.00-01.00 0 0 01.00-02.00 0 0 02.00-03.00 0 0 03.00-04.00 0 0,125 04.00-05.00 0 0 05.00-06.00 0 0 Pada Tabel 7 terlihat bahwa aktivitas mengigit nyamuk Anopheles sundaicus di luar rumah pada jam 19.00 s/d 22.00 dan jam 02.00 s/d 05.00 dengan waktu puncak jam 19.00 dan di dalam rumah pada jam 21.00 s.d 01.00. Pada Tabel 8 terlihat bahwa aktivitas mengigit nyamuk Anopheles di luar rumah pada jam 19.00 s/d 01.00 dan pada jam 02.00 s/d 05.00 dengan waktu puncak pada jam 02.00 s/d 03.00. Di dalam rumah aktivitas mengigit nyamuk pada jam 20.00 s/d 01.00 dan jam 02.00 s/d 04.00 dengan waktu puncak pada jam 22.00 s/d 23.00. Jumlah 1 0,375

587 Tabel 8. Kepadatan relatif nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang pada malam hari bedasarkan jam penangkapan Jam Penangkapan Di luar rumah Di dalam rumah (WIB) 18.00-19.00 0 0 19.00-20.00 0,5 0 20.00-21.00 0,25 0,125 21.00-22.00 0,25 0,125 22.00-23.00 0,375 0,375 23.00-24.00 0,25 0,25 00.00-01.00 0,375 0,125 01.00-02.00 0 0 02.00-03.00 0,75 0,125 03.00-04.00 0,25 0,125 04.00-05.00 0,375 0 05.00-06.00 0 0 Jumlah 3,375 1,25 PEMBAHASAN Penangkapan menggunakan light trap didapatkan lima spesies Anopheles: sundaicus,, barbitoris, kochi dan. Penangkapan menggunakan umpan orang baik di luar rumah dan di dalam rumah pada pagi hari dan malam hari didapatkan tiga spesies Anopheles:, sundaicus, dan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari semua nyamuk Anopheles yang tertangkap, nyamuk dan sundaicus paling banyak ditemukan dengan persentase (49,5%) dan (29,4%). Hal ini membuktikan bahwa sundaicus dan memiliki kontribusi yang besar dalam penularan penyakit malaria. Menurut Suwito et al, banyaknya vektor berkorelasi positif dengan tingginya kasus penyakit. 5 Dari penelitian ini didapatkan bahwa sundaicus, dan memiliki kecenderungan untuk mengigit di luar rumah (eksofagik). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya bahwa sundaicus dan lebih suka mengigit di luar rumah (eksofagik). 6 Begitu juga dengan penelitian sebelumnya mendapatkan bahwa nyamuk cenderung mengigit di luar rumah (eksofagik). 7 Keadaan ini semakin meningkatkan resiko kejadian malaria jika penduduk suka keluar malam untuk berkumpul di warung ataupun bekerja lembur di malam hari seperti halnya para pekerja bangunan PLTU Teluk Sirih di Kecamatan Bungus. Risiko kejadian malaria akan semakin meningkat lagi jika keluar malam tanpa menggunakan pakaian pelindung seperti baju berlengan panjang, celana panjang dan repellent. 8 Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan pada nyamuk yang tertangkap di pagi hari dengan menggunakan aspirator, ditemukan yang hinggap istirahat di luar rumah sebanyak 3 ekor dan di dalam rumah sebanyak 2 ekor. Hal ini menunjukkan populasi nyamuk Anopheles menurun pada pagi hari dibandingkan pada malam hari. Nyamuk Anopheles merupakan serangga yang aktif mencari makan pada malam hari. Puncak gigitan nyamuk Anopheles di dalam rumah meningkat pada jam 23.00 WIB kemudian menurun dan meningkat lagi pada jam 02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan di luar rumah puncak gigitan meningkat pada jam 24.00 dan 05.00 dini hari. 9 Penelitian ini membuktikan bahwa aktivitas mengigit nyamuk dimulai pada jam 19.00 s/d 22.00 di luar rumah dan jam 21.00 s/d 22.00 dan 03.00 s/d 04.00 di dalam rumah. Puncak gigitan pada jam 21.00 s/d 22.00 baik di dalam maupun luar rumah. Hasil ini menunjukkan bahwa aktif menggigit manusia pada malam hari dan menurun aktivitasnya pada dini hari serta lebih cenderung mengigit di luar rumah (eksofagik). Hal tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu di Propinsi Jawa Tengah menemukan puncak gigitan nyamuk pada jam 21.00 s/d 24.00 WIB. 10 Dari penangkapan nyamuk dengan menggunakan umpan orang didapatkan bahwa aktivitas mengigit nyamuk sundaicus dimulai pada

588 jam 19.00 s/d 22.00 dan 02.00 s/d 05.00 di luar rumah dan pada jam 21.00 s/d 01.00. Puncak gigitan nyamuk di luar rumah pada jam 19.00 s/d 20.00 sedangkan puncak gigitan di dalam rumah pada jam 22.00 s/d 24.00. Hal ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya menemukan aktivitas mengigit nyamuk sundaicus sepanjang malam dengan puncak gigitan di dalam rumah pada jam 23.00 s/d 24.00. 11 Namun aktivitas puncak menggigit nyamuk Anopheles di luar rumah sedikit berbeda yaitu pada jam 02.00 s/d 03.00. Aktivitas mengigit nyamuk di dalam rumah dimulai pada jam 20.00 s/d 04.00 dan di luar rumah pada jam 19.00 s/d 05.00. aktivitas terjadi sepanjang malam dengan puncak gigitan pada jam 02.00 s/d 03.00 di luar rumah dan jam 22.00 s/d 23.00 di dalam rumah. Hasil yang serupa juga didapatkan oleh penelitian bioekologi nyamuk Anopheles di wilayah pantai timur Kabupaten Parigi Moutung Sulteng didapatkan aktivitas mengigit nyamuk Anpheles sepanjang malam dengan puncak gigitan di dalam rumah jam 22.00 s/d 24.00 dan jam 01.00 s/d 02.00. Puncak gigitan nyamuk di luar rumah pada jam 21.00 s/d 22.00 dan meningkat kembali pada jam 02.00 s/d 03.00. 12 Anopheles merupakan spesies Anopheles yang memiliki kepadatan tertinggi di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus dengan aktivitas mengigit sepanjang malam, lebih cenderung eksofagik. Desa Teluk Sirih merupakan suatu lahan baru yang digunakan untuk pembangunan PLTU, di sekitar daerah pembangunan PLTU Teluk Sirih banyak terdapat rumah non permanen sebagai tempat tinggal para buruh pekerja. Kondisi dinding rumah terbuat dari papan dan tidak rapat memudahkan nyamuk untuk masuk ke dalam rumah, dan terdapatnya genangan air di sekitar rumah merupakan tempat perindukan bagi larva nyamuk, sehingga meningkatkan risiko kejadian malaria bagi para pekerja buruh serta penduduk sekitar pembangunan daerah PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang. Penderita malaria di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus adalah buruh yang bekerja dalam pembangunan PLTU tersebut, besar kemungkinan para pekerja terpapar dengan vektor malaria ketika bekerja di malam hari dan tanpa menggunakan pelindung diri. Sehingga dapat dikatakan bahwa nyamuk Anopheles paling potensial untuk menularkan malaria di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus. KESIMPULAN nyamuk tersangka vektor di daerah sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus adalah Subpictus (49,5%), Sundaicus (29,4%), dan (14,7%). Kepadatan nyamuk Anopheles mengigit orang di luar rumah pada malam hari adalah 1 ekor/orang/malam, dan di dalam rumah adalah 0,375 ekor/orang/malam, Anopheles sundaicus di luar rumah pada malam hari adalah 1,25 ekor/orang/malam, dan Anopheles diluar rumah pada malam hari kepadatannya 3,375 ekor/orang/malam, dan di dalam rumah 1,125 ekor/orang/malam. MBR di luar rumah didapatkan dua kali lipat dari di dalam rumah, sehingga nyamuk Anopheles sundaicus, Anopheles, dan Anopheles bersifat eksofagik. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada penduduk Teluk Sirih yang berada di sekitar PLTU Teluk Sirih dan segenap pekerja bangunan PLTU Teluk Sirih yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Harijanto, Paul N. Malaria. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing; 2009. 2. Centers for Disease Control and Prevention. Malaria. (diunduh 16 April 2012). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://www.cdc.gov/malaria/ about/facts.html 3. Depkes RI. Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia. Jakarta: Depkes; 2008.

589 4. Depkes RI. Epidemiologi malaria di Indonesia. Jakarta : Depkes; 2011 5. Suwito H, Kusumawati S, Sigit H, Supratman, Sukowati. Hubungan Iklim kepadatan nyamuk anopheles dan kejadian penyakit malaria. J Entomologi Indonesia. 2010;7(1):42-53. 6. Adrial. Fauna nyamuk anopheles vektor malaria di daerah sekitar kampus Universitas Andalas Limau Manih, Kodya Padang, Provinsi Sumatera Barat. (diunduh 22 Januari 2012). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://repository.unand.ac.id 7. Munif A. Dinamika populasi anopheles kaitannya dengan prevalemsi malaria di Kecamatan Cineam Tasikmalaya. Media Litbang Kesehatan. 2004;14(4):15-9. 8. Getas IW. Faktor resiko penularan penyakit malaria di sekitar Laguna Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Media Bina Ilmiah 1. 2012;6(4):1-4. 9. Rosa E, Setyaningrum Endah, Murwani, Irwan H. Identifikasi dan aktivitas menggigit nyamuk vektor malaria di daerah Pantai Puri Gading Kelurahan Suka Maju. (diunduh 20 Desember 2011). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://flemlit.unila.ac.id 10. Boesri H, Boewono, Tri Damar. Situasi malaria dan vektornya di Desa Giritengah dan Desa Giripurno Kecamatan Borobudur Kebupaten Magelang Jawa Tengah. J Ekologi Kesehatan. 2006;5(3):458-71. 11. Sukowati, Supratman, Shinta. Habitat perkembangbiakan dan aktivitas menggigit nyamuk anopheles Sundaicus dan anopheles Subpictus di Purworejo Jawa Tengah. J Ekologi Kesehatan. 2009;8(1):915-25. 12. Garjito T, Jastal, Yunus W, Lili, Siti C, Ahmad E, et al. Studi bioekologi nyamuk anopheles di wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi-Moutong Sulawesi Tengah. Buletin Penelitian Kesehatan. 2004;32(2). 49-61.