BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

ANALISIS BPJS KESEHATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PRESIDEN

BAB III PEMBAHASAN Prosedur Pernyataan Piutang

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN. secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas, dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

PIUTANG. Menurut Kieso (2004) piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

Materi 3: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

41 Penyelenggara Jaminan Sosial mempunyai tujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan sosial kesehatan guna terpenuhinya kebutuhan dasa

Akuntansi Perusahaan Asuransi

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Materi: 13. INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud)

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN TEORITIS

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

Oleh Sapto Amal Damandari. Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRAK

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Ringkasan Informasi Produk

PRESTIGIO. Ketenangan hidup dimulai dari perencanaan keuangan yang komprehensif dan fleksibel

SOSIALISASI PERPRES NO 19 & 28 TAHUN 2016

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN AIA LIFE SECURE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

Materi: 10 INVESTMENTS (INVESTASI JANGKA PENDEK)

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE PLUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

BAB II LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi risiko yang mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini perkembangan industri asuransi sangat pesat. Kehadiran industri

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB II LANDASAN TEORI

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN PROFIT

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Asuransi Pendapat mengenai pengertian asuransi menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;31) sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian di antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan berdasarkan Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) RI, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tertentu. Secara umum, asuransi terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Asuransi jiwa memproteksi jiwa seseorang dari risiko meninggal atau cacat, sedangkan asuransi kerugian memberikan 14

15 proteksi dari risiko kerugian, kehilangan, atau kerusakan harta benda. Idealnya, seseorang memiliki tiga proteksi, yaitu proteksi jiwa, kesehatan, dan proteksi dari risiko cacat. II.1.1 Jenis-jenis Asuransi Menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;34) Asuransi di Indonesia terbagi menjadi dua jenis besar, yakni asuransi tradisional dan asuransi nontradisional. a. Tradisional 1. Asuransi Term Life (berjangka) Asuransi berjangka merupakan produk asuransi yang hanya memberikan proteksi dalam jangka waktu tertentu. Ciri khasnya adalah ada batas waktu proteksi asuransi. Selain itu, jika tidak terjadi risiko, uang premi yang sudah dibayarkan tidak dikembalikan alias hangus. 2. Asuransi Whole Life (seumur hidup) Masa proteksi dari asuransi jenis whole life lebih panjang dibandingkan asuransi jenis term life, yaitu hingga usia nasabah mencapai 99 tahun, bahkan 100 tahun. Asuransi ini disebut sebagai penyempurna asuransi berjangka yang tidak memiliki nilai tunai dan uang premi yang hangus. Ketika kontrak berakhir dan kita sebagai tertanggung masih sehat, ada uang yang dikembalikan kepada tertanggung.

16 3. Asuransi Endowment (dwiguna) Jika dibandingkan dengan dua jenis asuransi sebelumnya, yaitu term life dan whole life, premi asuransi endowment jauh lebih mahal karena asuransi ini merupakan produk asuransi berjangka yang memiliki keuntungan ganda (asuransi berjangka sekaligus tabungan). b. Nontradisional Unit-link Produk ini cukup rumit dan tidak mudah dipahami. Pemegang polis harus benar-benar memperhatikan dan mempelajari produk ini. Akan lebih baik jika nasabah memiliki pengetahuan tentang pasar modal sebelum membeli produk ini. Pada produk unit link premi digunakan untuk mengisi dua bagian, yaitu untuk proteksi dan investasi. Ide besar unit link adalah dengan hanya membayar premi pada kurun waktu yang singkat, kita dapat memperoleh perlindungan dalam waktu panjang. II.1.2 Tujuan Asuransi Asuransi sesuai kebutuhannya mempunyai fungsi dengan tujuan yang berbeda, banyak variasi produk asuransi yang ditawarkan kepada peserta asuransi, salah satunya adalah asuransi kesehatan. Pada asuransi kesehatan fokus utamanya adalah kesembuhan. Perusahaan Asuransi memberikan penawaran bermacam-macam produk asuransi kesehatan,

17 mulai dari yang paling murah sampai yang mahal. jenis pertanggungannya juga bermacam-macam dengan fasilitas yang berbeda. II.1.3 Konsep Asuransi Kesehatan Pendapat mengenai konsep asuransi kesehatan menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;67) Ada dua konsep asuransi kesehatan di Indonesia, yaitu Indemnity dan Managed Care, dari jenisjenis asuransi di Indonesia yang sudah dibahas sebelumnya, asuransi tradisional dan asuransi nontradisional menganut konsep Indemnity, sedangkan program pemerintah BPJS Kesehatan menggunakan konsep atau sistem Managed Care ini. Berikut perbedaannya : INDEMNITY Asuransi mengganti klaim biaya rumah sakit sesuai plafon. Hanya menjamin rawat inap. Peserta tidak diberi batasan saat menentukan perawatan saat sakit MANAGED CARE Pelayanan kesehatan peserta asuransi dijamin secara komprehensif. Meliputi biaya rawat jalan + rawat inap. Peserta harus melalui tahapan-tahapan perawatan. Kinerja pemberi pelayanan kesehatan diawasi tim dari asuransi.

18 Pada asuransi yang bersifat Indemnity, peserta bebas memilih penyedia pelayanan kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan sepanjang tidak melebihi batas manfaat. Pada asuransi kesehatan yang menggunakan konsep managed care, peserta dijamin pelayanan kesehatan secara komprehensif berupa upaya kesehatan promotif-preventif, yaitu penyuluhan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. II.1.4 Polis Pengertian Polis menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;189) adalah : Polis merupakan perjanjian asuransi antara penanggung dan tertanggung (pemegang polis). Sedangkan pengertian polis menurut AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), polis adalah : Suatu kontrak perlindungan yang disajikan dalam bentuk tertulis, yang berisi kontrak antara perusahaan asuransi jiwa dan pemegang polis dimana perusahaan asuransi jiwa mempunyai kewajiban untuk memberikan sejumlah uang yang telah ditentukan kepada yang ditunjuk (biasanya ahli waris) jika terjadi kematian atau tetap hidupnya tertanggung pada masa akhir kontrak.

19 II.1.5 Premi Pendapat mengenai Premi menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;190) adalah sebagai berikut : Premi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh pemegang polis (tertanggung) kepada penanggung. Langkah-langkah menetapkan besaran premi Badan Usaha : 1. BU melakukan pendaftaran ke unit pemasaran. 2. Di unit kepesertaan dilakukan proses entry data pegawai dan data gaji. 3. Setelah proses peng-entryan selesai dengan tanggal Cut Off tanggal 20 setiap bulan dilakukan proses hitung iuran mulai tanggal 26 s.d 30. 4. Tanggal 1 setiap bulan unit penagihan dan keuangan melakukan kegiatan penagihan (diantaranya mengirim surat tagihan baik melalui surat maupun melalui e-mail). II.1.6 Karaketiristik Usaha Asuransi Jiwa Beberapa karakteristik usaha asuransi menurut PSAK NO. 36 AKUNTANSI ASURANSI JIWA antara lain : 1. Usaha asuransi jiwa merupakan suatu sistem proteksi menghadapi resiko keuangan atas hidup atau meninggalnya

20 seseorang dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana masyarakat. 2. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi, disamping hasil investasi yang menjadi kegiatan tak terpisahkan dari usaha asuransi jiwa. 3. Investasi berfungsi utama untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang akan diberikan kepada tertanggung. 4. Kewajiban keuangan bagi usaha asuransi jiwa terkait dengan ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa, hal ini mempengaruhi penyajian laporan keuangan. 5. Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi. II.2 Pengertian Piutang Istilah piutang didefinisikan sebagai jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seseorang atau perusahaan lain. Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barangbarang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. II.2.1 Klasifikasi piutang Klasifikasi Piutang dibagi menjadi 3 (tiga) : a. Piutang Usaha (account receivable) Pengertian Piutang Usaha menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, dan Paul D. Kimmel (2012;512) adalah :

21 jumlah pembelian secara kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. b. Wesel Tagih (notes payable) Adalah surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengakuan utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60 sampai 90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga. c. Piutang Lain-lain (other receivable) Mencakup selain piutang dagang. Contoh piutang lain-lain adalah piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan, dan restitusi pajak penghasilan. Secara umum, piutang ini bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, piutang jenis ini akan diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang terpisah pada neraca. II.2.2 Metode Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih Terdapat dua metode yang digunakan dalam akuntansi untuk piutang tak tertagih : (1) Metode penghapusan langsung dan (2) metode penyisihan. Metode Penghapusan Langsung untuk Piutang Tak Tertagih Pendapat mengenai metode penghapusan langsung menurut James M. Reeve, Carl S. Warren, Jonathan E. Ducha, Ersa Tri

22 Wahyuni, Gatot Soepriyanto, Amir Abadi Jusuf, dan Chaerul D. Djakman (2013:439) sebagai berikut : Beban Piutang tak tertagih tidak akan dicatat sampai piutang pelanggan dianggap benar-benar tidak bisa ditagih pada saat itu piutang pelanggan akan dihapus. beban piutang tak tertagih xxx - piutang usaha - xxx Metode Penyisihan untuk piutang tak tertagih Pada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet beban piutang dan kredit pada penyisihan piutang. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar : 1) Atas dasar jumlah penjualan Piutang terjadi karena akibat dari penjualan kredit maka taksiran menggunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. 2) Atas dasar saldo piutang

23 Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode. 3) Atas dasar analisis usia piutang Yaitu mengklasifikasikan saldo piutang pelanggan berdasarkan lamanya waktu piutang tersebut tidak terbayar. Semakin lama piutang itu lewat dari jatuh tempo, maka semakin kecil piutang tersebut dapat ditagih. Jadi, estimasi persentase piutang tak tertagih akan meningkat seiring dengan penambahan umur piutang. II.3 Piutang dalam Akuntansi Asuransi Jiwa Pada laporan keuangan dalam akuntansi asuransi, akun piutang disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo. II.3.1 Piutang Menurut Sumber Terjadinya Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu : Piutang Underwriting dan Piutang Non Underwriting (Piutang lain-lain)

24 a. Piutang Underwriting 1. Piutang Premi Piutang premi adalah tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan. 2. Piutang reasuransi Adalah tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi reasuransi, sehubungan dengan penerimaan premi reasuransi, komisi reasuransi, komisi keuntungan, dan klaim reasuransi. b. Piutang Non Underwriting Piutang Non Underwriting (Piutang lain-lain) adalah piutang yang timbul diluar transaksi operasi asuransi seperti piutang pegawai, piutang bunga dan lainnya. II.3.2 Penetapan Iuran JKN Ada beberapa ketentuan dalam penetapan iuran, yaitu : 1. Bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah. 2. Iuran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen)

25 dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta. 3. Iuran bagi peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh peserta. 4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, Ibu dan mertua, besaran iuran sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah. 5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll) ; peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar : a. Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III. b. Sebesar Rp. 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang kelas perawatan kelas II.

26 c. Sebesar Rp. 59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang kelas perawatan kelas I. 6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh pemerintah. 7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.