EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PASCA UU NO. 28 TAHUN 2009 TENTANG PDRD ( STUDI KASUS KABUPATEN SUKOHARJO)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENERIMAAN PBB PASKA UU PDRD (UU NO 28 TAHUN 2009) ( Studi Kasus Diwilayah Kabupaten Sukoharjo ) NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pajak yang dikenakan terhadap objek pajak berupa bumi dan/atau

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN SEBELUM DAN SESUDAH DESENTRALISASI PBB MENJADI PBB-P2 PADA PEMERINTAH KOTA GORONTALO

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bumi di Indonesia telah dilaksanakan sejak awal abad 19 ketika pulau

Kini PBB Menjadi Pajak Daerah!

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

EVALUASI EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

Voni Lestari Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT. Keywords: Tax Law, local revenue, land and building tax.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak. Menurut UU Republik Indonesia No 28 tahun 2007, pajak

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, contribution, land and building tax ABSTRAKSI

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

PENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG. Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan menjadi penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN DAERAH DI KOTA PADANG

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 28 Tahun 2009 mulai 1 Januari 2010 Pajak Bumi dan Bangunan

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAPATAN ASLI DAERAH BERDAMPAK PADA KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH. Rosmiaty Tarmizi. Abstract

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat dan pembangunan (Siahaan, 2010:9). Sedangkan pajak

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya

BAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SEMARANG

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

ABSTRACT. Key words: BPHTB Collection, Reception Area, Level Effectiveness

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PBB TERHADAP PAD KOTA DENPASAR TAHUN

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

ABSTRAK. Kata kunci: Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang, Pajak Bumi dan Bangunan, Nilai Jual Objek Pajak.

Disusun oleh: B

Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 mendefinisikan pajak dengan

ABSTRACT. Keywords: The effectiveness of Land and Building Tax Revenue. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. 1. Perbandingan realisasi PBB-P2 Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sebelum dan Sesudah Menjadi Pajak Daerah

ABSTRACT ANALYSIS OF THE POTENTIAL TAX AS LOCAL REVENUE SOURCES IN THE CITY METRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

ANALISIS PENERIMAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DIBEBERAPA KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA (Studi Pada Tahun )

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI PENERIMAAN PAJAK BPHTB SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PAD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti Rahayu Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS LAJU PERTUMBUHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BALIKPAPAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta 1) 2)

TINJAUAN EFEKTIVITAS PELAPORAN SPT PPh TAHUNAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PPH DALAM SKALA NASIONAL

PENDEKATAN DINAMIS PRINSIP OTONOMI DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

SITI RAHMAWATI HIDAYAH

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Dengan adanya pajak sebagai sumber PAD, daerah dapat membiayai. pembangunan secara optimal. Dalam Undang-undang RI Nomor 28 Tahun

Sumena O. Polii. Analisis Efektivitas dan.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. wilayah sebesar km². Dari total luas keseluruhan tersebut, sebesar

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

ABSTRACT. Keywords: property tax, local income. viii

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah di Indonesia telah membawa

Asrul Firmansyah Srikandi Kumadji Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO (Studi Kasus Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi Bangunan

ABSTRACT. Keywords: Calculating income tax of salaries of civil servants Reporting income tax of salaries of civil servants

KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) BAGI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO. Surendro Nurbawono

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara

Transkripsi:

ISSN 2460-0784 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PASCA UU NO. 28 TAHUN 2009 TENTANG PDRD ( STUDI KASUS KABUPATEN SUKOHARJO) Mujiyati, Lina Ayu Safitri, Della Kusuma Putri Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta mujiyati@ums.ac.id lina.las@bsi.ac.id dellakusumaputri@yahoo.co.id ABSTRAKSI The background of this research rests on the issuance of Law No. 28 of 2009 on Regional and Levies Taxes, the central government devolved the management of land and building tax on Rural and Urban sector to local government. The aim of study to evaluate the presence of Land Tax revenue growth rates before and after the publication Building Act No. 28 of 2009 which was undertaken by the Department of Revenue of Regional Finance and Asset Management of the local tax revenue at Sukoharjo. The data used in the study is the data of 2010 to 2013 which is based on the Tax Office Sukoharjo, namely the realization of income tax revenue the data of Earth Building in 2010 through 2011, and data from the Department of Revenue of Regional Finance and Asset Management revenues realized in the form of data reception Land and Building Tax in 2012 to 2013. The research method used is descriptive quantitative. The results showed the growth rate of tax revenues from year to year land and building tax growth has decreased, this is due to tariffs and Value Non-Taxable Tax Object is applied to the Local Government smaller than the rate used by the central government. While, the level of effectiveness of the land and building tax revenue in 2010 to 2013 have not been based on a target, the highest effectiveness values obtained in 2013. The results of this study are expected to provide input to the Government other areas to improve the land and building tax revenue in the future. Keywords: Evaluation, Land and Building Tax, Law No. 2009 A. PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional diperlukan dana yang tidaka sedikit. Sumber penerimaan Negara yang paling dominan pada decade terakhir ini adalah berasal dari penerimaan pajak. Untuk melaksanakan pembangunan di daerah tidak dapat dielakkan lagi juga memerlukan pendanaan yang besar. Salah satu sumber dana pembangunan daerah adalah berasan dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Masalah yang tengah dihadapi oleh Pemerintah Daerah saat ini adalah lemahnya kemampuan pendapatan daerah untuk menutupi biaya dalam melaksanakan belanja pembangunan daerah yang setiap Tahunnya semakin meningkat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini, Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang sebelumnya merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat dilimpahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah. Pelimpahan pengelolaan PBB P2 paling lambat Tahun 2014 (pasal 182 ayat (1) UU PDRD) akan beralih dari pemerintah pusat ke daerah. Pengalihan kewenangan ini dimulai dari proses administrasi sampai penerimaan pembayaran pajak. Pengalihan ini membuat pemerintah daerah harus segera melakukan langkah- 464

Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era Crypto Economic ISSN 2460-0784 langkah persiapan sehingga tidak memberikan masalah pada pengelolaannya dan bisa memberikan dampak positif terhadap penerimaan pajak daerah. Rumusan Masalah Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan, maka masalah yang dapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada peningkatan penerimaan PBB setelah diberlakukannya Undang-undang PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)? 2. Bagaimana komposisi penerimaan PBB setelah diberlakukannya Undang-undang PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) sudah efektif atau belum? B. KAJIAN LITERATUR 1. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak atau pungutan merupakan penarikan atas sumber daya ekonomi oleh pemerintah kepada warga Negara yang digunakan untuk melaksanakan tugas pemerintah atau melayani kepentingan masyarakat. Dalam kenyataannya sehari-hari pajak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan Negara dalam proses pembangunan yang menuntut partisipasi dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah dalam hidup bernegara. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak. Yang dipentingkan adalah objeknya, dan oleh karena itu kesadaran atau status orang atau badan yang dijadikan subjek tidak penting sehingga tidak mempengaruhi besarnya pajak (Soemitro, 1989:2). Sejak diperlakukan Undang undang nomer 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka kewenangan untuk mengelola PBB di limpahkan ke pemerintah daerah dan atau kota. Pemerintah pusat mengalihkan semua kewenangan terkait pengelolaan PBB-P2 (Perkotaan dan Perdesaan) kepada kabupaten/kota. Kewenangan tersebut antara lain: proses pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/penagihan dan pelayanan. Tujuan dari pengalihan PBB-P2 menjadi Pajak daerah sesuai UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) adalah ntuk meningkatkan local taxing power pada kabupaten/kota, seperti: 1. Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah 2. Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah (termasuk pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan dan BPHTB menjadi Pajak Daerah) 3. Memberikan diskresi penetapan tarif pajak kepada daerah 4. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan pada daerah. Meskipun demikian, tidak jauh berbeda mengenai objek dan subjek saat dikelola oleh pusat, terdapat perbedaan antara PBB ketika dikelola pusat dengan ketika dikelola oleh daerah, yaitu; Tabel 1. Perbandingan PBB pada Undang-undang PBB dengan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah UU PBB UU PDRD OBJEK TARIF Bumi dan/ atau bangunan. ( Pasal 2 ) Sebesar 0,5 % ( Pasal 5 ) 20 % s.d 100 % (PP 25 Tahun 2002 Bumi dan/ atau bangunan. Kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. ( Pasal 77 Ayat 1 ) Paling Tinggi 0,3 % ( Pasal 80 ) 465

ISSN 2460-0784 NJKP ditetapkan sebesar 20% atau 40%. ( Pasal 6 ) Setinggi-tingginya Rp 12.000.000 NJOPTKP (dua belas juta rupiah) ( Pasal 3 Ayat 3 ) Tarif x NJKP x (NJOP-NJOPTKP) 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP) PBB atau TERHUTANG 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP) ( Pasal 7 ) Tidak Dipergunakan Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper Paling rendah Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) ( Pasal 77 Ayat 4) Maksimal ; 0,3% x (NJOP-NJOPTKP) ( Pasal 81 ) Sumber : Direktorat Jendral Pajak C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono,2005;21). Data dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis dengan mengambil bahan-bahan penelitian melalui literatur-literatur yang ada kaitanya dengan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo. Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Sukoharjo untuk data realisasi penerimaan PBB Tahun 2010 sampai dengan 2011, dan Kantor DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolahan Keuangan dan Aset Daerah) Kabupaten Sukoharjo yang berupa data realisasi penerimaan PBB Tahun 2012 sampai dengan 2013. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab dengan pihak terkait dalam hal ini kepada kepala dan Staff atau karyawan KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Sukoharjo dan Kantor DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolahan Keuangan dan Aset Daerah) Kabupaten Sukoharjo. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan peningkatan atau penurunan penerimaan PBB setelah diberlakukannya Undang-Undang PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah), langkah-langkah dalam menganalisis PBB adalah sebagai berikut : 1) Menganalisis tingkat pertumbuhan penerimaan PBB. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan adalah sebagai berikut (Abdul Halim, 2001:155) : GX = Keterangan : Gx = Prosentase Pertumbuhan X t = Realisasi Penerimaan Tahun tertentu X (t-1) = Realisasi Penerimaan Tahun sebelumnya. 2) Menganalisis tingkat efektivitas penerimaan PBB Perhitungan efektivitas dilakukan dengan cara membandingkan realisasi penerimaan PBB dengan target penerimaan PBB. Adapun rumus yang digunakan adalah (Abdul Halim, 2001: 156) : Efektivitas penerimaan PBB = Potensi PBB adalah target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. 466

Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era Crypto Economic ISSN 2460-0784 Untuk menginterpretasikan tingkat efektivitas penerimaann PBB digunakan kriteria sesuai dengan tabel sebagai berikut. (Kepmendagri No.690.900.327) dalam Yulia Angga Sari, 2010: 178) : Tabel 2. Interpretasi Nilai Efektivitas Presentase Kriteria >100 % Sangat Efektif 90 100 % Efektif 80 90 % Cukup Efektif 60 80 % Kurang Efektif <60 % Tidak Efektif D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Berdasar data yang telah diolah dapat disajikan hasilnya seperti berikut: Pertumbuhan Penerimaan PBB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 2013 Realisasi Tahun Realisasi Tahun Sebelumnya Selisih Pertumbuhan (Rp) (Rp) 2010 12.136.348.493-12.136.348.493-2011 19.699.101.427 12.136.348.493 7.562.752.934 62.31% 2012 23.818.439.739 19.699.101.427 4.119.338.312 20.91% 2013 24.779.006.385 23.818.439.739 960.566.646 4.03% Rata Rata Pertumbuhan 29.09% Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (Diolah) Dari tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan PBB Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2011 samapai Tahun 2013 rata-rata mencapai 29.09% pertahun selama kurun waktu tiga Tahun mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2011 dengan pertumbuhan 62.31% atau setara dengan Rp 7.562.752.934 sedangkan Tahun 2012 tingkat pertumbuhan PBB pada Kabupaten Sukoharjo mengalami penurunan yaitu 20.91% atau setara dengan Rp 4.119.338.312 sedangkan Tahun 2013 semakin menurun tajam mencapai angka yaitu sebesar 4.03%atau Rp 960.566.646. Tabel 4. Hasil Evaluasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 2013 Tahun Selisih Target dan Realisasi Tingkat Pertumbuhan Efektivitas 2010 Rp 14.978.903.376-44,76% 2011 Rp 8.124.232.236 62,31% 70,80% 2012 Rp 6.685.928.576 20,91% 78,08% 2013 Rp 6.394.820.487 4,03% 79,79% Sumber : Data diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun 2010 sampai 2013 rata-rata target yang telah ditetapkan sebesar Rp 29.124.866.384 dan rata-rata realisasi sebesar Rp 20.110.724.001, hal ini menunjukkan bahwa realisasi pada Tahun 2010 belum mencapai target yang telah ditetapkan, sementara itu pada Tahun Tahun 2011 sampai 2013 realisasi penerimaan PBB kembali belum mencapai target yang ditetapkan. Tingkat pertumbuhan penerimaan PBB Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2011 sampai 2013 mengalami dinamika penurunan dengan rata- 467

ISSN 2460-0784 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper rata sebesar 29.09%. sementara itu tingkat penerimaan PBB Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2011 sebesar 62.31%, pada Tahun 2012 mengalami penurunan dengan presentase sebesar 20.91%, kemudian pada Tahun 2013 kembali mengalami penurunan dengan presentase sebesar 4.03%. Rata-rata tingkat Efektivitas pajak bumi dan bangunan pada Tahun 2010 sampai 2013 mencapai 68.36% dengan kriteria Kurang Efektif. Sementara itu pada Tahun 2010 tingkat efektivitas pajak bumi dan bangunan sebesar 44.76% dengan kriteria tidak efektif. Sedangkan Tahun 2011 sebesar 70.80% dengan kriteria kurang efektif. Kemudian tingkat efektivitas Tahun 2012 sebesar 78,08% dengan kriteria kurang efektif, Tingkat efektivitas Tahun 2013 sebesar 79,79% dengan kriteria kurang efektif. Setiap Tahun tingkat efektivitas penerimaan pajak bumi dan bangunan mengalami peningkatan tetapi belum mencapai kriteria sangat efektif. Secara keseluruhan realisasi penerimaan PBB di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2010 belum sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, sementara pada Tahun 2011 sampai 2013 mengalami penurunan dan belum mencapai target yang sudah ditetapkan, hal ini sebabkan oleh target yang digunakan pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo lebih besar dibanding target yang digunakan pemerintah pusat. Dan tingkat pertumbuhan Kabupaten Sukoharjo dari Tahun ke Tahun mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh tarif yang digunakan Pemerintah Daerah lebih kecil (paling tinggi 0,3%) dari yang dipakai Pemerintah Pusat (0,5%), sementara itu NJOPTKP yang digunakan Pemerintah Daerah (paling rendah Rp 10.000.000,-) dari yang digunakan Pemerintah Pusat (setinggi-tingginya Rp 12.000.000,-). Tingkat Efektivitas penerimaan PBB mengalami peningkatan dari Tahun ketahun meskipun belum mencapai kriteria efektif. Dengan adanya Pemerintah Pusat mengalihkan kewenangan pengelolahan pajak bumi dan bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada pemerintah daerah untuk Tahun selanjutnya diharapkan dapat menjadi pemicu untuk penerimaan PBB yang semakin meningkat dengan menambah sosialisasi kepada wajib pajak dan dapat memperbaiki proses administrasi yang mungkin belum mencapai hasil yang maksimal. E. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada saat dikelola oleh Pemerintah Pusat (UU PBB) yaitu Tahun 2010 dan Tahun 2011 jika dibandingkan pada saat dikelola oleh Pemerintah Daerah (UU PDRD) Tahun 2012 dan Tahun 2013, kecamatan Weru memiliki rata-rata terbesar dibanding kecamatan-kecamatan lainnya, yaitu 205,15% dan Kecamatan yang memiliki rata-rata terkecil adalah Kecamatan Sukoharjo yaitu 9,39%. Dari Tahun ketahun pertumbuhan mengalami penurunan, itu dikarenakan Tarif yang dipakai Pemerintah Daerah lebih kecil ( paling tinggi 0,3% ) dari yang dipakai Pemerintah Pusat ( 0,5% ), sementara itu NJOPTKP yang digunakan Pemerintah Daerah ( paling rendah Rp 10.000.000,- ) dari pada Pemerintah Pusat (setinggi-tingginya Rp 12.000.000,- ). Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan mengalami penurunan. 2. Tingkat Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan pada Tahun 2010 sampai Tahun 2013 dengan rata-rata mencapai 68.36% dengan kriteria kurang efektif. sementara itu tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2010 sampai dengan 2013 belum berdasarkan target, Hal ini menunjukkan bahwa pengelolahan PBB setelah diterbitkannya UU PDRD di Kabupaten Sukoharjo belum cukup memadai. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka sebagai pertimbangan agar realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dapat lebih optimal diperlukan lagi beberapa penyempurnaan atas kekurangan yang ada sebelumnya. Untuk itu penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 468

Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era Crypto Economic ISSN 2460-0784 1. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo harus terus meningkatkan kinerja dalam pemungutan PBB dengan cara : a. Mendata dengan lebih tepat seluruh wajib pajak bumi dan bangunan. b. Memberi penyuluhan kepada wajib pajak secara kontinyu tentang pengalihan pajak bumi dan bangunan dari pusat ke daerah. c. Meningkatkan kinerja pelayanan petugas pada saat pemungutan PBB. d. Melakukan analisis potensi secara terinci untuk pajak bumi dan bangunan yang dapat memberikan gambaran untuk penentuan target Tahun berikutnya. 2. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dengan didukung program sosialisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan, sehingga penerimaan PBB dapat dioptimalkan. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang bertema pajak bumi dan bangunan untuk menambah cakupan yang lebih luas dan dengan periode yang lebih panjang agar dapat diperbandingkan. DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul.2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. UPP AMP YKPN Mardiasmo, 2002. Perpajakan. Edisi revisi. ; Yogyakarta. Penerbit Andi Offset. Masfita, Vitriana. dkk. 2012. Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudus Dalam Mempersiapkan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Jurnal Wacana Kerja, Vol 15 No 3. Santika, Fitria. 2011. Proses Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan dari Pemerintah Pusat ke Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang. Sari, Yulia Anggara.2010. Analisis Efektifitas dan kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Pendapatan Daerah di Kota Bandung. Jurnal Wacana Kerja, Vol 13 No.2, November 2010 : 173-185. Sumodiningrat, G, 1997, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta. Undang Undang Republik Indonesia Nomer : 12 Tahun 1994, tentang Pajak Bumi dan Bangunan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor: Tahun 1999, Tentang Peraturan Daerah. Undang - Undang Nomor: 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.. Waluyo.2008. Perpajakan Indonesia. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat. http://www.pajak.go.id/ http:// www.dppkad.sukoharjokab.go.id 469