KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI PERKEBUNAN KARET (Hevea brassiliansis L) DENGAN HASIL KARET DI LAMPUNG

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

VI. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

I. PENDAHULUAN. Tanah marginal adalah tanah sub-optimum yang potensial untuk pertanian baik untuk

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

TATA CARA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

BAB I. PENDAHULUAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut : 1. Staf Pusat Penelitian Tanah, BPP Medan, 1982

Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

RAKITAN TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEDELAI VARIETAS BALURAN UNTUK SUMBER BENIH DAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI PANGAN

I. PENDAHULUAN. Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah

Agus Supriyo BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) KAL-SEL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB III METODE PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG Jl. Hi. Z.A. Pagar Alam No. 1A, Raja Basa, Bandar Lampung Telp. 0721 781776; 0721 701328; Fak. 0721 705273

PENDAHULUAN Produktivitas Kelapa sawit dan Karet Lampung Kelapa Sawit Karet : 16 t TBS/ha --- Pot. 30 t/ha : 0,9 t Slab/ha --- Pot. 2 t/ha Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit dan Karet di Lampung Perkebunan Kelapa Sawit Karet Luas (ha) Prod. (ton) Luas (ha) Prod. (ton) Perk. Rakyat 78.010 162.847 69.662 33.144 P B S 63.771 168.260 10.303 6.303 P B N 11.379 33.775 17.633 18.491 Total 153.160 364.882 364.882 57.938

KESESUAIAN AGROEKOLOGO KELAPA SAWIT Komponen Agroekologi Kelas Kesesuaian S1 S2 S3 N Curah Hujan (mm) 1700-2500 1450-1700 1250-1450 < 1250 2500-3500 3500-4000 > 4000 Lamanya masa kering (bulan) <2 2-3 3-4 >4 Drainase Baik, sedang Sangat Agak Terhambat, Terhambat, terhambat agak cepat cepat Bahan kasar (%) < 15 15-35 35-55 >55 Kedalaman Tanah (cm) >100 75-100 50-75 <50 Kejenuhan Basa (%) <20 20 >50 ph (H2O) 5,0-6,5 4,2-5,0 <4,2 C-Organik > 0,8 0,8 Lereng (%) < 8 8-16 16-30 >30 Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15-40 >40

KESESUAIAN AGROEKOLOGI KARET Komponen Agroekologi Kelas Kesesuaian S1 S2 S3 N Curah Hujan (mm) 2500-3000 2000-2500 1500-2000 < 1500 3000-3500 3500-4000 > 4000 Lamanya masa kering (bulan) "1-2" "2-3" "3-4" >4 Drainase Baik Sedang Agak Sangat Terhambat Terhambat Bahan kasar (%) < 15 15-35 35-60 >60 Kedalaman Tanah (cm) >100 75-100 50-75 <50 Kejenuhan Basa (%) <35 35-50 >50 ph (H2O) 5,0-6,0 6,0-6,5 >6,5 C-Organik > 0,8 0,8 Lereng (%) < 8 8-16" 16-30 >30 Batuan di permukaan (%) < 5 "5-15" 15-40 >40

TUJUAN Mengidentifikasi karakteristik agroekologi perkebunan kelapa sawit sebagai dasar untuk menyusun rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan sesuai dengan kondisi agro-ekologi dan kemampuan adopsi petani di Lampung. Mengidentifikasi karakteristik agroekologi perkebunan karet sebagai dasar untuk menyusun rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan sesuai dengan kondisi agro-ekologi dan kemampuan adopsi petani di Lampung.

KELUARAN Karakteristik zona-zona agroekologi perkebunan kelapa sawit dan karet di Lampung Komponen teknologi budidaya kelapa sawit dan karet yang sesuai dengan kondisi agro-ekologi teridentifikasi.

HASIL YANG DIHARAPKAN Rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan yang memiliki faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan yang memiliki faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan produksi karet.

PERMASALAHAN Tingginya nilai ekonomi komoditas kelapa sawit dan karet menyebabkan terjadinya pengembangan yang tidak terkendali. Penanaman/pengembangan tanpa mempertimbangkan kesesuaian agroekologi (Iklim dan lahan) untuk komoditas tsb. Konversi komoditas tanaman pangan ke kelapa sawit dan karet Pada umumnya lahan di Lampung tergolong tanah ultisol dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah, ph 3,5-5,4. Faktor-faktor pembatas seperti ph tanah, kedalaman solum, tekstur tanah, ketebalan gambut dan tingkat kematangan gambut belum teridentifikasi dengan baik seberapa besar mempengaruhi produktivitas kelapa sawit dan karet di Lampung. Upaya perbaikan teknologi budidaya belum mampu mengatasi faktor-faktor agroekologi sebagai pembatas pertumbuhan dan produksi kelapa sawit atau karet.

METODOLOGI Pengumpulan Data Produksi Kelapa Sawit dan Karet Karakterisasi Agroekologi meliputi. Karakter/sifat-sifat lahan dan iklim dengan berpedoman pada panduan evaluasi lahan untuk pewilayahan komoditas pertanian Karakter lahan: kedalaman perakaran efektif, tekstur, drainase, reaksi tanah/ph, keadaan batuan dipermukaan dan di dalam penampang tanah, relief dan kemiringan lereng, gejala-gejala erosi, dan bahaya banjir. Analisis lsifat kimia tanah: tekstur, ph, kadar C-organik, N, P dan K total, P tersedia, basa-basa dapat ditukar, KTK dan kejenuhan basa, kadar Al dd, dan H dd

METODOLOGI (Lanjutan) Analisis Data. Analisis korelasi (bivariate) digunakan untuk mengidentifikasi hubangan antara teknologi budidaya, karakter agroekologi dengan produksi kelapa sawit dan karet. Mekanisme Pemanfaatan Hasil Rekomendasi sebagai pedoman dalam menyusun program pengembangan dan pembinaan petani untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dan karet Secara langsung dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memperbaiki praktek pengelolaan tanaman kelapa sawit dan karet yang masih bersifat tradisional

PRODUK TARGET YANG INGIN DICAPAI Rekomendasi teknologi perbaikan sifat fisik dan/atau kimia tanah yang menjadi faktor penghambat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit pada masingmasing zona agroekologi, Rekomendasi teknologi perbaikan sifat fisik dan/atau kimia tanah yang menjadi faktor penghambat pertumbuhan dan produksi karet pada masing-masing zona agroekologi di Lampung,

BENTUK KEGIATAN PEMANFAATAN HASIL Program rehabilitasi tanaman kelapa sawit atau karet yang tidak produktif dengan berpedoman pada rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan, berdasarkan kondisi agroekologi. Program penyuluhan dalam upaya mendorong program peningkatan produktivitas kelapa sawit dan karet rakyat di Lampung. Pengembangan kelapa sawit dan karet pada wilayah baru.

HASIL YANG SUDAH DICAPAI Sampai Pada Laporan ini Hasil Yang dicapai adalah: Data sebaran, luas dan produksi kelapa sawit di Provinsi Lampung (Tabel 1) Data sebaran, luas dan produksi karet di Provinsi Lampung (Tabel 2) Lokasi terpilih untuk kegiatan pengkajian berdasarkan data sebaran, luas dan produksi kelapa sawit dan karet, yaitu: Kab. Tulang Bawang, Kab. Way Kanan, dan Kab. Lampung Tengah Data agroekologi lahan kelapa sawit dan karet di Kabupaten Tulang Bawang (Tabel 3 dan Tabel 4)

Tabel 1. Data Sebaran, Luas dan Produksi Kelapa Sawit di Provinsi Lampung. Perkebunan Rakyat PBS PBN No Kabupaten/Kota Luas (ha) Prod. (ton) Luas (ha) Prod. (ton) Luas (ha) Prod. (ton) 1 Lampung Selatan 2.738 3.937 4.339 15.803 2 Pesawaran 493 1.229 3 Lampung Tengah 9.562 22.450 6.215 15.505 6.440 17.952 4 Lampung Timur 1.682 1.922 5 Lampung Utara 9.019 17.250 2.989 5.824 6 Way Kanan 15.563 9.02112.145 20.681 7 Lampung Barat 2.007 3.905 1.799 6.797 8 Tulang Bawang 36.742 102.89840.623 119.453 9 Tanggamus 174 235 10 B. Lampung 30 11 Total 78.010 162.84763.771 168.260 10.779 33.755 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Lampung 2010 PBS : Perkebunan Besar Suasta PBN : Perkebunan Besar Negara

Tabel 2. Data Sebaran, Luas dan Produksi Karet di Provinsi Lampung Perkebunan Rakyat PBS PBN No Luas Prod. Luas Prod. Luas Prod. Luas (ha) (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) 1 Lampung Selatan 844 415 12.122 10.779 2 Pesawaran 511 322 3 Lampung Tengah 963 427 4 Lampung Timur 777 246 5 Lampung Utara 11.807 7.652 969 833 5.511 7.712 6 Way Kanan 23.827 10.833 5.000-7 Lampung Barat 227 1.799 6.797 8 Tulang Bawang 30.422 13.201 3.695 5.204 9 Tanggamus 214 45 639 266 10 B. Lampung 70 3 11 Total 69.662 33.144 12.102 13.100 17.633 18.491 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Lampung 2010 PBS : Perkebunan Besar Suasta PBN : Perkebunan Besar Negara

Tabel 3. Karakteristik kimia tanah lahan perkebunan kelapa sawit di Kec. Gedung Aji, Kab. Tulang Bawang, Lampung Hasil Analisis No Jenis Analisis GAS- 156 GAS- 157 GAS- 158 GAS- 159 GAS- 160 GAS- 161 GAS- 162 GAS- 163 GAS- 164 GAS- 165 1Ph: H2O 5,22 5,05 4,85 4,83 5,18 4,85 4,64 5,04 4,85 4,85 HCl 4,25 4,17 4,04 4,03 4,28 3,92 3,90 4,15 3,97 3,95 2C-Organik (%) 2,23 1,97 1,95 1,71 2,05 1,53 2,80 1,67 1,49 1,67 3N (%) 0,17 0,18 0,17 0,17 0,15 0,15 0,20 0,14 0,13 0,13 4P Bray-1 (ppm) 29,36 11,25 28,26 11,80 26,34 8,78 18,93 15,09 9,60 12,35 5P HCl-25% (mg P2O5/100 g) 10,32 19,14 13,04 17,65 9,23 18,20 14,66 7,60 7,88 8,15 6K HCl25% (mg K2O/100 g) 9,46 8,92 8,46 11,60 13,17 9,65 10,42 13,20 11,28 11,54 7Kemasaman Dapat ditukar - Aldd 0,95 1,10 0,90 1,15 1,20 1,25 1,15 1,05 1,30 1,45 - H-dd 0,20 0,50 0,60 0,15 0,20 0,85 0,95 0,40 0,25 0,35 8Kapasitas Tukar Kation (cmol/kg) 12,69 13,40 13,40 12,69 12,69 11,99 14,10 10,58 11,28 11,99 9K-dd (cmol/kg) 0,32 0,25 0,30 0,39 0,22 0,31 0,35 0,27 0,29 0,24 10Na-dd (cmol/kg) 0,65 0,70 0,80 0,67 0,60 0,72 0,85 0,90 0,60 0,55 11Ca-dd (cmol/kg) 5,20 6,29 5,24 4,39 4,47 5,73 5,92 6,52 5,89 5,91 12Mg-dd (cmol/kg) 1,06 1,30 0,62 0,56 0,66 0,52 0,85 0,90 0,66 0,52 Keterangan: GAS = Gedong Aji (lahan kelapa sawit) 156-165 = titik pengambilan sampel tanah

Tabel 4. Data Karakteristik kimia tanah perkebunan karet di Kec. Banjar Agung, Kab. Tulang Bawang, Lampung Hasil Analisis No Jenis Analisis BAK- 146 BAK- 147 BAK- 148 BAK- 149 BAK- 150 BAK- 151 BAK- 152 BAK- 153 BAK- 154 BAK- 155 1pH H2O 4,57 4,95 4,66 4,89 4,5 4,64 4,42 4,68 4,39 4,83 HCl 4,05 4,09 4,01 3,99 3,95 4,03 3,95 4 3,97 3,99 2C-Organik (%) 2,37 2,27 2,27 2,22 2,11 2,04 2,02 2,05 2,64 2,01 3N (%) 0,21 0,14 0,18 0,17 0,19 0,18 0,17 0,18 0,17 0,18 4P Bray-1 (ppm) 9,31 24,25 23,41 10,15 20,59 9,59 12,13 25,66 25,95 10,72 5P HCl-25% (mg P2O5/100 g) 10,32 16,29 10,59 9,78 19,01 13,31 10,05 11,13 17,38 8,96 6K HCl25% (mg K2O/100 g) 8,19 7,28 13,02 8,96 10,93 8,32 9,26 7,65 8,11 7,96 7Kemasaman Dapat ditukar - Aldd 0,8 0,75 0,95 0,65 1,05 1,05 1,15 0,85 1,1 1,2 - H-dd 0,2 0,55 0,6 0,7 0,75 0,15 0,1 0,45 0,65 0,4 8Kapasitas Tukar Kation (cmol/kg) 13,4 12,69 12,69 12,69 11,99 10,58 13,4 11,99 14,81 10,58 9K-dd (cmol/kg) 0,33 0,24 0,38 0,3 0,25 0,34 0,2 0,31 0,33 0,37 10Na-dd (cmol/kg) 0,89 0,65 0,72 0,85 0,55 0,5 0,6 0,66 0,72 0,9 11Ca-dd (cmol/kg) 4,56 4,87 5,28 3,54 3,69 3,18 5,31 5,34 2,94 3,33 12Mg-dd (cmol/kg) 1,05 1,15 0,92 0,86 0,95 0,65 0,88 0,6 0,93 0,97 Keterangan: BAK = Gedong Aji (lahan kelapa sawit) 146-155 = titik pengambilan sampel tanah

Hasil Pengamatan Lapang Produktivitas kelapa sawit rakyat berkisar dari 9 12 ton Tandan Buah Segar (TBS), Produktivitas karet berkisar 720-2100 kg lateks.ha -1.tahun -1. Berdasarkan hasil analisis kimia tanah (Tabel 3 dan Tabel 4) keseusaian lahan tanaman kelapa sawit, maupun karet adalah S1 dan S2.