BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan usaha guna memenuhi kebutuhan para anggota serta dapat meningkatkan kehidupan para anggotanya pada taraf memadai. Koperasi karya usaha yang berlokasi di kecamatan posigadan, kabupaten bolaang monggondow selatan di dirikan pada 27 oktober 1999 dengan nama koperasi simpan pinjam, yang telah disahkan sebagai badan hukum oleh kepala kantor wilayah depertemen koperasi sulawesi utara pada 23 Mei 2001 dengan nomor 1878/BV/V Kemudian sesuai dengan anggaran dasar dan rumah tangga di Depertemen koperasi, maka koperasi simpan pinjam diganti nama koperasi simpan pinjam karya usaha kecamatan posigadaan kabupaten bolaang mongondow selatan,dan disahkan menjadi koperasi yang berbadan hukum dengan nomor 1878/BV/V Tanggal 23 mei 1999. 3.1.2 Struktur Organisasi Koperasi karya usah kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan merupakan suatu koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpan pinjam. Koperasi ini melaksanakan kegiatanya harus didasarkan pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang di tetapkan oleh koperasi. Stuktur organisasi koperasi yaitu susunan orang orang yang mempunyai tugas dan wewenang masing masing sesuai dengan bidangnya.
Organisasi koperasi ada beberapa unsur : A. unsur alat alat perlengkapan organisasi - Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasan tertinggi dalam koperasi yang diadakan sekali dalam setahun. Rapat anggota merupakan suatu kesempatan bagi pengurus untuk melaporkan kepada para anggota tentang kegiatan kegiatan selama setahun. Di dalam rapat anggota terdapat adanya saling tukar pendapat dan merencanakan kerja tahun yang mendatang untuk meningkatkan usaha koperasi. Setiap tahun sekali koperasi mengadakan rapat anggota tahunan yang merupakan rapat tutup buku tahunan koperasi yang harus diselenggarakan setiap tahun buku sebagai pertanggung jawaban suatu organisasi koperasi. - Pengurus Pengurus koperasi merupakan orang orang yang ditunjuk sebagai pemegang mandat dari anggota yang harus melakukan pekerjaanya secara terbuka sesuai dengan keputusan keputusan dalam rapat anggota. Kegitan yang dijalankan berdasarkan rencana kerja anggaran dan biaya yang sudah ditetapkan dalam rapat anggota. Badan pengurus ini dibentuk kemudian ditetapkan kewajiban dan tanggung jawab pengurus, umumnya dalam anggaran dasar dan rumah tangga maupun keputusan rapat yang sudah di tentukan. Kewajiban dan tanggung jawab pengurus di atur dalam UU No 12 / 1967 dan dalam anggaran dasar koperasi yang mencangkup antara lain : 1. Menetapkan kewajiban dan untuk melaksanakan tugas tugas secara jelas dan bertanggung jawab.
2. Dalam kegiatan usaha koperasi yang meluas mengangkat seseorang manajer ( adminstrator / pelaksana utama ) yang cakap, menetapkan gajinya dan menggariskan tugas tugas secara wewenang. 3. Memutuskan kebijakan untuk mengatur tugas manajer. - Badan pemeriksaan Dalam koperasi pengawasan/pemeriksaan sebagai dari manejemen, yang tujuanya bukan untuk mencari kesalahan, yang akan mengakibatkan hubungan pimpinan, karyaan dan anggota menjadi renggang, akan tetapi untuk mendidik/membimbing pengurus/kariyawan supaya lebih teliti dan ahli dalam mengelola koperasi sehingga koperasi lebih berkembang. Adapun peranan pengawas dan pemeriksaan bertujuan untuk : 1. Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan kearah keahkian dan keterampilan. 2. Mencegah pemborosan waktu, dan tenaga supaya tercapai tujuan koperasi. 3. Menilai hasil kerja sama denagan rencana yang sudah ditetapkan. 4. Mencegah terjadinya penyelewengan. 5. Keberesan administrasi secara penyeluruhan. B. Unsur dewan penasehat boleh diadakan seandainya bila diperlukan oleh koperasi. C. Unsur pelaksana teknis, yaaitu menejer dan kariyawan koperasi. Untuk lebih jelasnya berikut struktur organisasi pada koperasi karya usaha kecamatan posigadan kabupaten bolaang mogondow selatan.
Stuktur organisasi koperasi karya usaha kecamatan posigadan Rapat anggota Pengurus Badan pemeriksaan Ketua Bendahara Manajer Sekretaris 3.1.3 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Berdasarkan stuktur organisasi diatas, dapat dijelaskan tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut : a. Ketua
Ketua ini disamping sebagai pinjaman dari koperasi karya usaha, ketua juga mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan kegiatan kerja dibidang usaha, mengatur dan menyusun tata kerja antar pengurus. b. Manajer Manjer yaitu mengadak pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidangdan pelaksaanya serta meningkatkan dan menngembangkan kegitan usaha koperasi secara opimal. c. Sekretaris Tugas seorang sekretaris membantu pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. d. Bendahara Tugas bendahara adalah membantu melaporkan tertulis tentang hasil keuangan serta mencatat masukan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh koperasi. 3.2 Deskripsi hasil penelitian jumlah anggota koperasi karya usaha kecamatan posigadan memiliki anggota yang tercatat sebanyak 334 orang, dalam AD/ART disebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi dengan dasar persamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus koperasi karya usaha bahwa keanggotaan koperasi adalah keseluruhanya pengurus, koperasi ini dapat memberikan pelayanan bagi anggota maupun masyarakat dan menyediakan barang yang sesuai dengan kebutuhan anggota khususnya nasabah. Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipereambahkan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertuntu dengan jumlah bunga. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit sebagai berikut : Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan ( berupa uang atau barang ) akan benar-benar diterima kembali dimasa akan dating. Kesepakatan Kesepakatan yaitu disamping unsur percaya dalam kredit juga mengandung unsure kesepakatan antara sipemberi kredit dengan si penerima kredit. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut berbentuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit maka semakin besar resikonya.
Balas jasa Merupakan keuntungan atas suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan namanya bunga. Menurut Firdaus dan Ariyanti ( 2004 : 3 ) pada dasarnya kredit mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Demikian lazim disebut kreditur. 2. Adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini lazim disebut debitur. 3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur. 4. Adnya janji kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. 5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur. 6. Adanya resiko yaitu akibat dari adanya unsur perbedaan waktu. 7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur ( walaupun ada kredit yang tidak berbunga ). 3.3 Pembahasan Kredit yang diberikan oleh koperasi yaitu untuk membantu masyarakat menengah kebawa ataupun pengusaha kecil golongon ekonomi lemah dengan tujuan agar usahanya dapat meningkat dan berkembang serta nasabah dapat tingkat kesejahteraan yang maksimal. Sebelum nasabah memperoleh kredit para nasabah harus melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dari pemasukan permohonan kredit hingga pemutusan kredit layak atau tidak diberikan kredit,
tahapan yang paling penting bagi koperasi yaitu melakukan analisi pemberian kredit dengan tahapan yang harus dilakukan oleh yaitu, melakukan analisis kredit secara efektif dalam hal ini yaitu melalui 5C (character, capicity, capital, collateral, dan condition ),melalui tahapantahapan penilaian tersebut. dapat memudahkan koperasi karya usaha kecamatan posigadan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam menentukan nasabah penerimaan kredit. Menurut kasmir ( 2001 : 91 ) dalam analisi kredit secara umum menggunakan prinsip prinsip penilaian yaitu : 5C yang terdiri atas : 1. Character, 2. Capacity, 3. Capital, 4. Colletareral, 5. Condition. Dalam analisis tersebut yang digunakan oleh koperasi karya usaha itu hanya lebih memaksimalkan penilaian dalam hal charakter, karena dengan unsur tersebut oleh koperasi mudah dalam menentukan nasabah yang layak menerima kredit tapi koperasi karya usaha tidak menyadari jika hanya salah satu dari 5c itu yang di pakai dalam koperasi karya usaha itu akan menjadi salah satu kelemahan dari koperasi karya usaha tersebut. Metode yang harus digunakan dalam penilaian kredit di koperasi karya usaha antara lain dengan memperhatiakan 5c, character, capacity, capital, collateral, condition. 1. Character Merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit, dengan melihat karakter/ watak dari calon nasabah, pada koperasi karya usaha sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon nasabah termasuk orang yang bertingkah laku baik atau selalu memegang teguh janjinya, selalu bersedia melunasi hutang-hutangnya pada waktu yang telah di tetapkan. 2. Capacity
Merupakan kemampuan kemampuan menjalankan usaha calon nasabah, kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan nasabah sehinga bisa melunasi kreditnya tersebut. 3. Capital Merupakan modal dari calon nasabah, sehingga dapat menentukan keberhasilan dari usahanya tersebut. 4. Collateral Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah yang bersifat fisik maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang di berikan sehingaa dapat mengurangi terjadinya penyelewengan sehingga mengakibatkan kredit macet. 5.Condition Merupakan kondisi dalam situasi ekonomi perlu di perhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit terutama dalam sector usaha calon nasabah itu. Menurut penulis sebaiknya koperasi harus memeksimalkan seluruh unsur-unsur penilaian analisis pemberian kredit juga menerapkan tahapan 5c (1. Character, 2. Capacity, 3. Capital, 4. Colletareral, 5. Condition ). agar supaya dapat menghindari resiko terjadinyaa kredit macet. Walaupun analisis yang dilakukan oleh koperasi sudah dilakukan dengan baik tetap saja resiko mengalami kredit macet
tetap saja ada diantaranya disebabkan dari kelalaian nasabah yang tidak mampu membayar anggsuran setiap minggu atau bulanya dikarenakan nasabah tersebut mengalami kebangktutan dalama usahanya karena nasabah lalai dalam mengelola keuangan atas usanya dan resiko lainnya terjadi kemacetan kerdit diantaranya dipengaruhi oleh bencana alam, krisis ekonomi atau dampak ekonomi yang terjadi pada masa itu. Jika kredit yang diberikan atau disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dibutuhkan oleh pihak koperasi adalah berupaya menyelamatkan kredit tesebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika masi dibantu, maka pihak koperasi akan mengambil tindakan membantu nasabah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi pihak koperasi karya usaha adalah menyita barang jaminan yang diberikan nasabah sebagai persyaratan kredit. Menurur kasmir ( 2000 : 103 ) menjelaskan teknik menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara 3R yaitu : 1. Rascheduling ( penjadwalan kembali ) 2. Reconditing ( persyaratan kembali ) 3. Restcturing ( penataan kembali ).Namun di koperasi karya usaha belum menerapkan tiga cara tersebut sehingga koperasi masi mengalami kredit macet/tidak terbayarkan kembali dan disertai dengan proses pemberian kredit yang yang sangat mudah di banding oleh lembaga uang lainya itu juga salah satu penyebab kredit macet pada koperasi karya usaha. Seharusnya pihak koperasi perlu menjalankan analisis yang ada pada koperasi itu sendiri secara maksimal dan secara bertahap dan berurutan sehingga dapat mengurangi kredit macet. Prinsip pemberian kredit dapat dilaksanakan secara efektif oleh pengurus koperasi terhadap tingkat pengembalian pinjaman jika dilakukan koordinasi serta partisipasi dari pimpinan. Berdasarkan hasil survey yang dilaukan pada masyarakat yang menyatakan bahwa
dengan adanya koordinasi serta partisipasi dari pimpinan koperasi dan nasabahnya maka dapat menjamin hasil yang maksimal. Hal ini yang dapat dilakukan oleh pimpinan koperasi membangun komunikasi yang baik antara pengurus koperasi dengan nasabah dalam artian agar nasabahnya dapat menyampaikan masalah masalah atau keinginan mereka dalam pemberian pinjaman, selain itu pengurus koperasi berperan sebagai pengambil keputusan dalam setiap proses pengembalian pinjaman. Serta dapat mengetahui tingkat pengetahuan dan kemampuan nasaba, peningkatan partisipasi nasabah dapat dilakukan melalui musyawarah agar nasabahnya dapat menyampaikan kritik dan saran demi tercapainya koperasi karya usaha kearah lebih baik.