BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar ataupun kecil yang bergerak disegalah bidang bersaing untuk

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat bahwa aktifitas manusia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENEMPATAN DANA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB II KOPERASI KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA UTARA. Koperasi Pegawai Republik Indonesia INSKO dan Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (KREDIT CEPAT AMAN) DAN PENANGANAN KREDIT MACET PADA PT.PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan kuantitas barang / jasa yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

MUHAMMAD FEBRI YOGA PURNOMO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diserap dalam gugusan atau kelompok perusahaan tersebut (range of the member

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

Bab 7 Manajemen Piutang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB II LANDASAN TEORI

DILARANG MENGUTIP SEBAHAGIAN ATAU KESELURUHAN ISI JURNAL INI TANPA SEIZIN REDAKSI

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini era pembangunan telah menunjukkan perkembangan terutama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

Transkripsi:

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan usaha guna memenuhi kebutuhan para anggota serta dapat meningkatkan kehidupan para anggotanya pada taraf memadai. Koperasi karya usaha yang berlokasi di kecamatan posigadan, kabupaten bolaang monggondow selatan di dirikan pada 27 oktober 1999 dengan nama koperasi simpan pinjam, yang telah disahkan sebagai badan hukum oleh kepala kantor wilayah depertemen koperasi sulawesi utara pada 23 Mei 2001 dengan nomor 1878/BV/V Kemudian sesuai dengan anggaran dasar dan rumah tangga di Depertemen koperasi, maka koperasi simpan pinjam diganti nama koperasi simpan pinjam karya usaha kecamatan posigadaan kabupaten bolaang mongondow selatan,dan disahkan menjadi koperasi yang berbadan hukum dengan nomor 1878/BV/V Tanggal 23 mei 1999. 3.1.2 Struktur Organisasi Koperasi karya usah kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan merupakan suatu koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpan pinjam. Koperasi ini melaksanakan kegiatanya harus didasarkan pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang di tetapkan oleh koperasi. Stuktur organisasi koperasi yaitu susunan orang orang yang mempunyai tugas dan wewenang masing masing sesuai dengan bidangnya.

Organisasi koperasi ada beberapa unsur : A. unsur alat alat perlengkapan organisasi - Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasan tertinggi dalam koperasi yang diadakan sekali dalam setahun. Rapat anggota merupakan suatu kesempatan bagi pengurus untuk melaporkan kepada para anggota tentang kegiatan kegiatan selama setahun. Di dalam rapat anggota terdapat adanya saling tukar pendapat dan merencanakan kerja tahun yang mendatang untuk meningkatkan usaha koperasi. Setiap tahun sekali koperasi mengadakan rapat anggota tahunan yang merupakan rapat tutup buku tahunan koperasi yang harus diselenggarakan setiap tahun buku sebagai pertanggung jawaban suatu organisasi koperasi. - Pengurus Pengurus koperasi merupakan orang orang yang ditunjuk sebagai pemegang mandat dari anggota yang harus melakukan pekerjaanya secara terbuka sesuai dengan keputusan keputusan dalam rapat anggota. Kegitan yang dijalankan berdasarkan rencana kerja anggaran dan biaya yang sudah ditetapkan dalam rapat anggota. Badan pengurus ini dibentuk kemudian ditetapkan kewajiban dan tanggung jawab pengurus, umumnya dalam anggaran dasar dan rumah tangga maupun keputusan rapat yang sudah di tentukan. Kewajiban dan tanggung jawab pengurus di atur dalam UU No 12 / 1967 dan dalam anggaran dasar koperasi yang mencangkup antara lain : 1. Menetapkan kewajiban dan untuk melaksanakan tugas tugas secara jelas dan bertanggung jawab.

2. Dalam kegiatan usaha koperasi yang meluas mengangkat seseorang manajer ( adminstrator / pelaksana utama ) yang cakap, menetapkan gajinya dan menggariskan tugas tugas secara wewenang. 3. Memutuskan kebijakan untuk mengatur tugas manajer. - Badan pemeriksaan Dalam koperasi pengawasan/pemeriksaan sebagai dari manejemen, yang tujuanya bukan untuk mencari kesalahan, yang akan mengakibatkan hubungan pimpinan, karyaan dan anggota menjadi renggang, akan tetapi untuk mendidik/membimbing pengurus/kariyawan supaya lebih teliti dan ahli dalam mengelola koperasi sehingga koperasi lebih berkembang. Adapun peranan pengawas dan pemeriksaan bertujuan untuk : 1. Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan kearah keahkian dan keterampilan. 2. Mencegah pemborosan waktu, dan tenaga supaya tercapai tujuan koperasi. 3. Menilai hasil kerja sama denagan rencana yang sudah ditetapkan. 4. Mencegah terjadinya penyelewengan. 5. Keberesan administrasi secara penyeluruhan. B. Unsur dewan penasehat boleh diadakan seandainya bila diperlukan oleh koperasi. C. Unsur pelaksana teknis, yaaitu menejer dan kariyawan koperasi. Untuk lebih jelasnya berikut struktur organisasi pada koperasi karya usaha kecamatan posigadan kabupaten bolaang mogondow selatan.

Stuktur organisasi koperasi karya usaha kecamatan posigadan Rapat anggota Pengurus Badan pemeriksaan Ketua Bendahara Manajer Sekretaris 3.1.3 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Berdasarkan stuktur organisasi diatas, dapat dijelaskan tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut : a. Ketua

Ketua ini disamping sebagai pinjaman dari koperasi karya usaha, ketua juga mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan kegiatan kerja dibidang usaha, mengatur dan menyusun tata kerja antar pengurus. b. Manajer Manjer yaitu mengadak pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidangdan pelaksaanya serta meningkatkan dan menngembangkan kegitan usaha koperasi secara opimal. c. Sekretaris Tugas seorang sekretaris membantu pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. d. Bendahara Tugas bendahara adalah membantu melaporkan tertulis tentang hasil keuangan serta mencatat masukan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh koperasi. 3.2 Deskripsi hasil penelitian jumlah anggota koperasi karya usaha kecamatan posigadan memiliki anggota yang tercatat sebanyak 334 orang, dalam AD/ART disebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi dengan dasar persamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus koperasi karya usaha bahwa keanggotaan koperasi adalah keseluruhanya pengurus, koperasi ini dapat memberikan pelayanan bagi anggota maupun masyarakat dan menyediakan barang yang sesuai dengan kebutuhan anggota khususnya nasabah. Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipereambahkan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertuntu dengan jumlah bunga. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit sebagai berikut : Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan ( berupa uang atau barang ) akan benar-benar diterima kembali dimasa akan dating. Kesepakatan Kesepakatan yaitu disamping unsur percaya dalam kredit juga mengandung unsure kesepakatan antara sipemberi kredit dengan si penerima kredit. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut berbentuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit maka semakin besar resikonya.

Balas jasa Merupakan keuntungan atas suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan namanya bunga. Menurut Firdaus dan Ariyanti ( 2004 : 3 ) pada dasarnya kredit mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Demikian lazim disebut kreditur. 2. Adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini lazim disebut debitur. 3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur. 4. Adnya janji kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. 5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur. 6. Adanya resiko yaitu akibat dari adanya unsur perbedaan waktu. 7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur ( walaupun ada kredit yang tidak berbunga ). 3.3 Pembahasan Kredit yang diberikan oleh koperasi yaitu untuk membantu masyarakat menengah kebawa ataupun pengusaha kecil golongon ekonomi lemah dengan tujuan agar usahanya dapat meningkat dan berkembang serta nasabah dapat tingkat kesejahteraan yang maksimal. Sebelum nasabah memperoleh kredit para nasabah harus melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dari pemasukan permohonan kredit hingga pemutusan kredit layak atau tidak diberikan kredit,

tahapan yang paling penting bagi koperasi yaitu melakukan analisi pemberian kredit dengan tahapan yang harus dilakukan oleh yaitu, melakukan analisis kredit secara efektif dalam hal ini yaitu melalui 5C (character, capicity, capital, collateral, dan condition ),melalui tahapantahapan penilaian tersebut. dapat memudahkan koperasi karya usaha kecamatan posigadan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam menentukan nasabah penerimaan kredit. Menurut kasmir ( 2001 : 91 ) dalam analisi kredit secara umum menggunakan prinsip prinsip penilaian yaitu : 5C yang terdiri atas : 1. Character, 2. Capacity, 3. Capital, 4. Colletareral, 5. Condition. Dalam analisis tersebut yang digunakan oleh koperasi karya usaha itu hanya lebih memaksimalkan penilaian dalam hal charakter, karena dengan unsur tersebut oleh koperasi mudah dalam menentukan nasabah yang layak menerima kredit tapi koperasi karya usaha tidak menyadari jika hanya salah satu dari 5c itu yang di pakai dalam koperasi karya usaha itu akan menjadi salah satu kelemahan dari koperasi karya usaha tersebut. Metode yang harus digunakan dalam penilaian kredit di koperasi karya usaha antara lain dengan memperhatiakan 5c, character, capacity, capital, collateral, condition. 1. Character Merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit, dengan melihat karakter/ watak dari calon nasabah, pada koperasi karya usaha sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon nasabah termasuk orang yang bertingkah laku baik atau selalu memegang teguh janjinya, selalu bersedia melunasi hutang-hutangnya pada waktu yang telah di tetapkan. 2. Capacity

Merupakan kemampuan kemampuan menjalankan usaha calon nasabah, kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan nasabah sehinga bisa melunasi kreditnya tersebut. 3. Capital Merupakan modal dari calon nasabah, sehingga dapat menentukan keberhasilan dari usahanya tersebut. 4. Collateral Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah yang bersifat fisik maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang di berikan sehingaa dapat mengurangi terjadinya penyelewengan sehingga mengakibatkan kredit macet. 5.Condition Merupakan kondisi dalam situasi ekonomi perlu di perhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit terutama dalam sector usaha calon nasabah itu. Menurut penulis sebaiknya koperasi harus memeksimalkan seluruh unsur-unsur penilaian analisis pemberian kredit juga menerapkan tahapan 5c (1. Character, 2. Capacity, 3. Capital, 4. Colletareral, 5. Condition ). agar supaya dapat menghindari resiko terjadinyaa kredit macet. Walaupun analisis yang dilakukan oleh koperasi sudah dilakukan dengan baik tetap saja resiko mengalami kredit macet

tetap saja ada diantaranya disebabkan dari kelalaian nasabah yang tidak mampu membayar anggsuran setiap minggu atau bulanya dikarenakan nasabah tersebut mengalami kebangktutan dalama usahanya karena nasabah lalai dalam mengelola keuangan atas usanya dan resiko lainnya terjadi kemacetan kerdit diantaranya dipengaruhi oleh bencana alam, krisis ekonomi atau dampak ekonomi yang terjadi pada masa itu. Jika kredit yang diberikan atau disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dibutuhkan oleh pihak koperasi adalah berupaya menyelamatkan kredit tesebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika masi dibantu, maka pihak koperasi akan mengambil tindakan membantu nasabah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi pihak koperasi karya usaha adalah menyita barang jaminan yang diberikan nasabah sebagai persyaratan kredit. Menurur kasmir ( 2000 : 103 ) menjelaskan teknik menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara 3R yaitu : 1. Rascheduling ( penjadwalan kembali ) 2. Reconditing ( persyaratan kembali ) 3. Restcturing ( penataan kembali ).Namun di koperasi karya usaha belum menerapkan tiga cara tersebut sehingga koperasi masi mengalami kredit macet/tidak terbayarkan kembali dan disertai dengan proses pemberian kredit yang yang sangat mudah di banding oleh lembaga uang lainya itu juga salah satu penyebab kredit macet pada koperasi karya usaha. Seharusnya pihak koperasi perlu menjalankan analisis yang ada pada koperasi itu sendiri secara maksimal dan secara bertahap dan berurutan sehingga dapat mengurangi kredit macet. Prinsip pemberian kredit dapat dilaksanakan secara efektif oleh pengurus koperasi terhadap tingkat pengembalian pinjaman jika dilakukan koordinasi serta partisipasi dari pimpinan. Berdasarkan hasil survey yang dilaukan pada masyarakat yang menyatakan bahwa

dengan adanya koordinasi serta partisipasi dari pimpinan koperasi dan nasabahnya maka dapat menjamin hasil yang maksimal. Hal ini yang dapat dilakukan oleh pimpinan koperasi membangun komunikasi yang baik antara pengurus koperasi dengan nasabah dalam artian agar nasabahnya dapat menyampaikan masalah masalah atau keinginan mereka dalam pemberian pinjaman, selain itu pengurus koperasi berperan sebagai pengambil keputusan dalam setiap proses pengembalian pinjaman. Serta dapat mengetahui tingkat pengetahuan dan kemampuan nasaba, peningkatan partisipasi nasabah dapat dilakukan melalui musyawarah agar nasabahnya dapat menyampaikan kritik dan saran demi tercapainya koperasi karya usaha kearah lebih baik.