KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DALAM RANGKA PELAKSANAAN KESEPAKATAN KERJASAMA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PENGUATAN IKLIM INVESTASI DAERAH DALAM MENDORONG INVESTASI DAN DAYA SAING DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

PENANAMAN MODAL PASCA PERKA BKPM NOMOR 5 TAHUN 2013 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SEPTEMBER 2013

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Upaya Peningkatan Daya Saing Bidang Ketenagalistrikan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Direktorat Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PROGRAM/KEGIATAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL INDONESIA

Siaran Pers. Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

REFORMASI DAN REGULASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Analisis Perkembangan Industri

invest in Jakarta 19 Maret, 2015 indonesia remarkable indonesia able indonesia Invest Invest in remarkable indonesia Invest in

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyambut baik kehadiran penanaman modal atau investasi di Indonesia, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Perekonomian Suatu Negara

VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

Penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak Sebagai Instrument Fiskal Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015

INVESTASI DAN KETENAGAKERJAAN

Strategi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Rangka Peningkatan Investasi Daerah

PEDOMAN DAN TATACARA PERMOHONAN PENANAMAN MODAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN FASILITAS IMPOR MESIN, BARANG & BAHAN, TAX ALLOWANCE DAN TAX HOLIDAY DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL

INVESTASI DAN KETENAGAKERJAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

PERKA BKPM No. 5 Tahun 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.

LAYANAN CEPAT INVESTASI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Ikhtisar Eksekutif. vii

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

2 Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Fasilitas pengurangan penghasilan neto diberikan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak saat mulai berproduksi komer

Strategi UKM Indonesia

Indonesia Economy : Challenge and Opportunity

Transkripsi:

2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DALAM RANGKA PELAKSANAAN KESEPAKATAN KERJASAMA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Disampaikan pada Seminar Nasional Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI), Jakarta, 22 Maret 2014 Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Indonesia Investment Coordinating Board

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional VISI: Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030 dan 6 besar dunia pada tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan PDB nominal : US$ 3.760 4.470 B PDB nominal/kapital: $ 12.855 16.160 2025 ** 2030 * 2050 PDB nominal : US$ 26.679 B PDB nominal/kapital: $ 78.478 Kekuatan ekonomi 6 besar dunia Kondisi saat ini: Kepercayaan global yang mulai meningkat 2011 2014 PDB nominal : US$ 1.206 B PDB nominal/kapital: $ 4.803 Kekuatan ekonomi 14 besar dunia PDB nominal : US$ 6.460 B 8.152 B PDB nominal/kapita: $ 20.600 25.900 Kekuatan ekonomi 10 besar dunia Asumsi: Pertumbuhan riil antara 7 8 % ** Proyeksi Goldman Sachs * Proyeksi tidak resmi dari pemerintah Source: Masterplan percepatan & perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025, Bappenas. 22

Gambaran Perekonomian dan Rating Indonesia Target Pertumbuhan Ekonomi Dan Investasi RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 2014 Pemerintah menjadikan investasi sebagai pilar pokok pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 6,3 6,8% setiap tahun selama 5 tahun (2010 2014). Pertumbuhan ekonomi (%) Pertumbuhan Investasi (%) Kebutuhan Investasi *) Peran Pemerintah (Rp Triliun) (Rp Triliun dan % dari total kebutuhan investasi) Peran Swasta (Rp Triliun dan % dari total kebutuhan investasi) Sumber: RPJMN 2010-2014 Proyeksi 2010 2011 2012 2013 2014 5,5-5,6 6,0-6,3 6,4-6,9 6,7-7,4 7,0-7,7 7,2-7,3 7,9-10,9 8,4-11,5 10,2-12,0 11,7-12,1 1,894.1 2,111.1 2,144.5 2,348.8-2,465.0 2,619.9-2,788.4 2,939.2-3,168.0 220.0 (11,6%) 1,674.1 (88,4%) 272.9-274.5 (12,8-12,9%) 1,838.2-1,870.0 (87,1-87,2%) 329.9-336.6 (13,7-14%) 2,019.0-2,128.4 (86-86,3%) 417.8-433.1 (15,5-15,9%) 2,202.1-2,355.3 (84,1-84,5%) 525.6-552.5 (17,4-17,9%) 2,413.6-2,615.5 (82,1-82,6) Catatan: Total Kebutuhan Investasi: Rp 12.460 Triliun Peran Investasi Pemerintah: Rp 1.816,7 Triliun (14,6%) Peran Investasi Swasta: Rp 10.643,3 Triliun (85,4%) Investasi Swasta berasal dari PMA/PMDN Skala Besar, Investasi sektor Migas dan Pertambangan, Investasi Jasa Keuangan, serta Investasi UMKM dan Koperasi 3

Persentase (%) Pertumbuhan PDB 1 Kondisi Perekonomian dan Iklim Investasi Laju Pertumbuhan PDB Indonesia *) Source: IMF World Economic Outlook, October 2013 Note: 2013 *) as IMF projection; BPS report Indonesia GDP hit 5.62% in Q3 2013 4

Rp. Triliun 1 Kondisi Perekonomian dan Iklim Investasi Kinerja Investasi di Indonesia Realisasi Investasi di Indonesia 2010-2013 (dalam Triliun Rupiah) Excl. migas dan sektor finansial Projek Baru dan Perluasan Realisasi PMDN Jan-Dec 2013: Rp 128.2 T, naik39.0% dari periode yang sama di 2012 (Rp 92.2 T). Realisasi PMA Jan-Dec 2013: Rp 270.4 T, naik 22.4% dari periode yang sama di 2012 (Rp 221 T). Dari 2010-2013, ada 53% projek investasi baru senilai Rp. 621,1 T, dan 47% projek perluasan senilai Rp. 550,5 T. 2010 2010 2010 Baru 2010 2010 Perluasan Source: BKPM 5

1 Kondisi Perekonomian dan Iklim Investasi Realisasi Investasi berdasarkan Koridor Ekonomi January December 2013 Sumatera Rp. 55 T (13.8%) PMA Java Rp. 230 T (58.7%) Kalimantan Rp. 55 T (13.8%) PMDN dan PMA (dalam Triliun Rupiah) Sulawesi Rp. 17.7 T (4.4%) Bali & Nusa Tenggara Rp. 12.8 T (3.2%) Papua & Maluku Rp. 27.8 T (7%) PMDN Berdasarkan Koridor Ekonomi pada January December 2013, realisasi tertinggi dari PMDN dan PMA adalah Koridor Jawa. Untuk realisasi PMA tertinggi selanjutnya Sumatera, Maluku dan Papua, Sulawesi, terakhir Koridor Bali dan Nusa Tenggara. Untuk realisasi PMDN tertinggi selanjutnya adalah Kalimantan, Sumatera, Bali and Nusa Tenggara, Sulawesi, terakhir Koridor Maluku dan Papua. Sumber:BKPM 6

Kebijakan Nasional Penanaman Modal UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal PERLAKUAN YANG SAMA Perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional JAMINAN HAK MELAKUKAN REPATRIASI INVESTASI DAN KEUNTUNGAN Investor diberikan hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing PRINSIP DASAR UU NO. 25/2007 SEKTOR BISNIS Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan (Daftar Negatif) FASILITAS PENANAMAN MODAL Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal Fasilitas Fiskal dan Nonfiskal PELAYANAN PENANAMAN MODAL Dalam rangka koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman modal, BKPM memiliki tugas dan fungsi, antara lain, mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) 7

2 Daya Saing Indonesia Indonesia: Top 4 Prospective host economies for 2013 2015 8

2 Daya Saing Indonesia Indonesia rank 38 from 144 economies in Global Competitiveness Index (GCI) 2013-2014. No. Countries Ranking 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 1. Swiss 1 1 1 1 1 2. USA 2 4 5 7 5 3. Singapura 3 3 2 2 2 4. Jepang 8 6 9 10 9 5. Malaysia 24 26 21 25 24 6. China 29 27 26 29 29 7. Thailand 36 38 39 38 37 8. Indonesia 54 44 46 50 38 9. India 49 51 56 59 60 10. Brazil 56 58 53 48 56 11. Russia 63 63 66 67 64 12. Vietnam 75 59 65 75 70 13. Filipina 87 85 75 65 59 s/d 148 Total 131 139 140 144 148 Source: World Economic Forum 9

2 Daya Saing Indonesia Indonesia Rank with Other Countries in Ease of Doing Business 2014 Singapore 16 Indonesia Ranked 120 from 189 economies for Ease of Doing Business 2014 Malaysia 6 Thailand 18 Regional Average (East Asia & Pacific) 88 China 96 Vietnam 99 Philippine 108 Indonesia 120 India 134 Source: EODB, IFC report 2014 10

2 Daya Saing Indonesia JBIC Survey : Ranking of Promising Countries For Overseas Business Rank 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 China China China China China China China China Indonesia 2 India India India India India India India India India 3 Thailand Vietnam Vietnam Vietnam Vietnam Vietnam Thailand Indonesia Thailand 4 Vietnam Thailand Thailand Russia Thailand Thailand Vietnam Thailand China 5 USA USA Russia Thailand Rusia Brazil Indonesia & Brazil Viet Nam Vietnam 6 Russia Russia USA Brazil Brazil Indonesia - Brazil Brazil 7 Korea Brazil Brazil USA USA Russia Russia Mexico Mexico 8 Indonesia Korea Indonesia Indonesia Indonesia USA USA Rusia Myanmar 9 Brazil Indonesia Korea Korea Korea Korea Malaysia USA Rusia 10 Taiwan Taiwan Taiwan Taiwan Malaysia Malaysia/ Taiwan Taiwan Myanmar USA Source: Japan Bank for International Cooperation (JBIC) 11

2 Daya Saing Indonesia JBIC Survey : Ranking of Promising Countries For Overseas Business The Survey Report on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies 2013 launched on November 29 th 2013. Indonesia ranked in the FIRST place, above: (2) India, (3) Thailand, (4) China, (5) Vietnam, (6) Brazil, (7) Mexico, (8) Myanmar, (9) Russia, and (10) United States. Positive factors influenced Indonesia rank: 1. Future growth potential of local market 2. Inexpensive source of labor 3. Current size of local market 4. Supply base for assembler 5. Industrial cluster development However, negative issues still became concerned from Japanese investors, among others: 1. Rising labor costs 2. Underdeveloped infrastructures 3. Execution of legal system unclear (frequent changes) 4. Intents competition with other companies 5. Difficult to secure management-level staff. 12

3 Kebijakan Penanaman Modal UU NO25 TAHUN 2007 tentang Penanaman Modal Dalam Konstitusi mengamanatkan agar pembangunan ekonomi nasional harus berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi. Oleh karena itu, upaya Pemerintah untuk mendorong kegiatan penanaman modal hendaknya mampu menciptakan sinergi yang saling menguntungkan antara pelaku usaha besar, menengah, kecil dan koperasi. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal: 1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional 2. menciptakan lapangan kerja 3. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan 4. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional 5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional 6. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan 7. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan 8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 13

3 Kebijakan Penanaman Modal UU NO25 TAHUN 2007 tentang Penanaman Modal Kebijakan Dasar Penanaman Modal (1) Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk: a. mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional; dan b. mempercepat peningkatan penanaman modal. (2) Dalam menetapkan kebijakan dasar, Pemerintah: a. memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional; b. menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. (3) Kebijakan dasar diwujudkan dalam bentuk Rencana Umum Penanaman Modal. 14

Kebijakan Nasional Penanaman Modal UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal PERLAKUAN YANG SAMA Perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional JAMINAN HAK MELAKUKAN REPATRIASI INVESTASI DAN KEUNTUNGAN Investor diberikan hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing PRINSIP DASAR UU NO. 25/2007 SEKTOR BISNIS Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan (Daftar Negatif) FASILITAS PENANAMAN MODAL Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal Fasilitas Fiskal dan Nonfiskal PELAYANAN PENANAMAN MODAL Dalam rangka koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman modal, BKPM memiliki tugas dan fungsi, antara lain, mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) 15

Kebijakan Nasional Penanaman Modal 7 Elemen Utama Arah Kebijakan Penanaman Modal ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL 1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal 2. Mendorong Persebaran Penanaman Modal 3. Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi 4. Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment) 5. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) 6. Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan/atau Insentif Penanaman Modal 7. Promosi Penanaman Modal RUPM (Rencana Umum Penanaman Modal) Sampai dengan 2025 16

Kebijakan Nasional Penanaman Modal Fokus Investasi Infrastructure Main Goals Diversifikasi Ekonomi Lebih banyak Nilai Tambah Daya Saing Food Energy Source: BKPM, 2011 Didukung oleh sektor manufaktur (melalui backward & forward linkages) Pendekatan klaster industri 17

3 Kebijakan Penanaman Modal PERPRES NOMOR 36 TAHUN 2010: Daftar Negatif Investasi 1. DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP (LAMPIRAN I): Dilarang bagi kegiatan penanaman modal baik untuk penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing. 2. DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN (LAMPIRAN II): a. Dicadangkan untuk UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi) b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. Persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negara-negara ASEAN 18

3 Kebijakan Penanaman Modal Sedang dilakukan REVISI PERPRES 36 TAHUN 2010 LATAR BELAKANG PERUBAHAN: 1. Peningkatan kegiatan penanaman modal di Indonesia. 2. Pelaksanaan komitmen Indonesia dalam kaitannya dengan Association of Southeast Asian Nations/ ASEAN Economic Community (AEC). PRINSIP PERUBAHAN: 1. Mengutamakan kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing nasional. 2. Menjaga pertumbuhan perekonomian Indonesia dan mengantisipasi dampak perlambatan perekonomian global dengan mendorong peningkatan investasi PMDN dan PMA. 3. Kebijakan Penanaman Modal yang lebih terbuka, sederhana, dan memberikan kepastian kepada investor. 4. Menyesuaikan dengan Undang-Undang dan peraturan terkait sehingga memberikan kepastian hukum. 5. Harmonisasi dan penyederhanaan pengaturan bidang usaha. 19

4 Insentif Penanaman Modal IMPOR BARANG MODAL Pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009 jo PMK Nomor 76/PMK.011/2012 Diberikan kepada industri yang menghasilkan barang dan industri yang menghasilkan jasa. Pembebasan bea masuk diberikan sepanjang mesin, barang dan bahan tersebut : a. Belum diproduksi di dalam negeri; b. Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan; atau c. Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri Daftar Industri Jasa yang mendapat Fasilitas Pembebasan Bea Masuk: 1. Pariwisata dan Kebudayaan 2. Transportasi/Perhubungan (untuk Jasa Transportasi Publik) 3. Pelayanan Kesehatan Publik 4. Pertambangan 5. Konstruksi 6. Industri Telekomunikasi 7. Kepelabuhan 20

4 Insentif Penanaman Modal Pajak Penghasilan Pribadi Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Rentang Penghasilan Tarif (Rp. Juta) < 25 5% 25 50 5% 50 100 15% 100 200 15% 200 250 15% 250 500 25% > 500 30% Pengurangan Tarif PPh Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Yang Berbentuk Perseroan Terbuka. Pengurangan tarif pajak penghasilan 5% dari tingkat tertinggi (dari 25% menjadi 20%) apabila jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) Pihak. Insentif Daerah Berbagai insentif investasi atau fasilitas yang akan disediakan oleh pemerintah daerah, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah. 21

4 Insentif Penanaman Modal Peraturan Pemerintah No 52 Tahun 2011 TAX ALLOWANCE Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah Tertentu Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2007 jo No. 62 Tahun 2008 jo No. 52 Tahun 2011 Fasilitas yang diberikan: Pengurangan pendapatan bersih 30% dari total investasi, dibebankan dalam 6 tahun dengan masing-masing 5% per tahun. Pembebanan biaya penyusutan dan amortisasi yang dipercepat (bangunan dan non-bangunan) Kompensasi kerugian diperpanjang dari 5 tahun menjadi paling lama 10 tahun. Ketentuan khusus dalam PP No. 52 Tahun 2011: Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak yang telah mendapat izin penanaman modal sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini sepanjang: a. Memiliki rencana penanaman modal paling sedikit Rp1 Triliun; dan b. Belum beroperasi secara komersial pada saat PP 52/2011 diundangkan. 22

4 Insentif Penanaman Modal Peraturan Pemerintah No 52 Tahun 2011 Perkembangan Jumlah Bidang Usaha dan Daerah Tertentu Penerima Fasilitas Tax Allowance Fasilitas PPh PP 1/2007 PP 62/2008 PP 52/2011 Lampiran I 53 67 52 Lampiran II 19 34 77 Jumlah 72 101 129 Penyesuaian bidang usaha dan daerah tertentu dilakukan dengan memperhatikan: Mendukung hilirisasi; Mendukung Kebijakan Industri Nasional dan MP3EI; Pengembangan di wilayah Indonesia Bagian Timur, antara lain: Industri Garam di Nusa Tenggara Timur Industri Ingot Kuningan, Ingot Alumunium, Ingot Tembaga, dan Logam Dasar Bukan Besi Lainnya di Kalimantan, Papua, Maluku, dan Sulawesi. Pengembangan UMKM melalui usaha kemitraan dengan usaha yang mendapat fasilitas. 23

5 Langkah-langkah dalam Menghadapi Tantangan Asean Economy Community 2015 Beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh Indonesia dalam AEC 2015 DAYA SAING Penyebab : 1. Buruknya kinerja perekonomian nasional 2. lemahnya peningkatan produksi dan inovasi, dan nilai praktik manajerial yang belum profesional INFRASTRUKTUR TANTANGAN Keterbatasan infrastruktur, baik fisik maupun teknologi, dan infrastruktur dasar terkait kebutuhan kesehatan & pendidikan masyarakat SUMBER DAYA MANUSIA Penyebab : 1. Pasar tenaga kerja yang belum optimal 2. Rendahnya produktivitas tenaga kerja 3. Buruknya efisiensi kelembagaan pemerintah dalam mengembangkan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan kebijakan fiskal 24

5 Langkah-langkah dalam Menghadapi Tantangan Asean Economy Community 2015 Pengembangan sumber daya manusia Mengembangkan SDM Indonesia agar memiliki keahlian di atas keahlian SDM Asing (hard skill, soft skill, moral, dan etika) Peningkatan SDM berpengaruh terhadap peningkatan nilai jual produk, maupun nilai jual tenaga kerja Peningkatan daya saing industri Meningkatkan kualitas produk dan mengatasi persaingan pemasaran produk Memperbaiki nilai manajerial dalam kegiatan industri Pemanfaatan modal dan tenaga kerja secara optimal dalam perindustrian Penegakkan hukum yang tegas terhadap produk ilegal Penguatan pasar domestik Memberikan investasi yang memadai untuk para pengusaha kecil dan melakukan pendampingan dalam kegiatan produksi serta manajemen usaha Memberikan akses pemasaran dan modal yang luas untuk para pengusaha domestik Pengawasan terhadap ekspor dan impor untuk melindungi produk domestik 25

5 Langkah-langkah dalam Menghadapi Tantangan Asean Economy Community 2015 Pemanfaatan UKM terkait Ekspor Impor dalam Menghadapi tantangan AEC 2015 PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) TAHUN 2011-2012 26

6 Kasus Perekonomian Indonesia dan Filipina 27

6 Kasus Perekonomian Indonesia dan Filipina Kekuatan UKM Indonesia Kementerian Koperasi dan UKM menganggarkan untuk bidang produksi terdiri dari bantuan sosial senilai Rp45,2 miliar, dan anggaran fasilitasi senilai Rp21,16 miliar pada tahun 2014 57,89 juta unit serta jumlah koperasi sebanyak 203.701, pada akhir Tahun 2013 memberikan peluang dan tantangan menunjukkan eksistensinya siap bersaing dengan UKM negara lain Keberhasilan UKM meningkatkan perekonomian negara bisa terlihat pada data akhir Tahun 2013 yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,8 %. Rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dari 2009 sampai 2013 naik signifikan, yakni sebesar 5,9% per tahun. Kementrian Koperasi dan UKM akan mengalokasikan dana sebesar Rp 60 miliar untuk pengembangan program kewirausahaan untuk meningkatkan jumlah wirausaha Indonesia mencapai 2 & dari populasi penduduk. Kelemahan UKM Indonesia Belum meratanya usaha UKM untuk menjaga dan meningkatkan daya saing sebagai industri kreatif dan inovatif. Kurangnya peningkatan standar, desain, dan kualitas produk yang sesuai dengan standar ASEAN. Belum optimalnya usaha diversifikasi output dan stabilitas UKM 28

6 Kasus Perekonomian Indonesia dan Filipina Perkembangan Perekonomian Filipina Tahun 2014 The Asian Development Bank (ADB) di Manila menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina tahun 2014 menjadi 6 % Filipina mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat selama 2 tahun ke depan karena belanja konsumen yang besar & investasi yang meningkat Pemerintah Filipina yang reformis dan manajemen yang hati-hati telah menjadi dasar yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi negara Filipina 29

6 Kasus Perekonomian Indonesia dan Filipina UKM Indonesia Masih kualitas rendahnya SDM Struktur kemitraan yang belum stabil dengan usaha besar Keterbatasan pengolahan bahan baku Pengetahuan ekspor dan impor masih belum kuat Kesulitan akses permodalan Lemahnya quality control terhadap produk Lemahnya kemampuan pemasaran yang luas UKM Filipina Mempunyai export zone Mempunyai orientasi ekspor Bahan baku lokal Perubahan pola subkontrak menjadi original equipment manufacturing (OEM) Belum stabilnya industrui manufaktur masuk dalam persaingan pasar Infrastruktur yang belum memadai secara optimal 30

6 Kasus Perekonomian Indonesia dan Filipina * Dapat disimpulkan bahwa perkembangan perekonomian Filipina berdasarkan UKM yang ada sudah mulai stabil dibandingkan Indonesia walaupun masih terdapat kelemahan di bidang infrastruktur dan industri manufaktur. * Peran pemerintah yang begitu maksimal mendukung peran UKM dalam perekonomian dan manajemen yang baik menjadikan Filipina memiliki dasar kestabilan perekonomian yang kuat. Bila dikaitkan dengan kemampuan dalam menghadapi tantangan dan peluang ekspor&impor dalam AEC 2015 nanti, Indonesia harus banyak belajar dari negara Filipina karena negara ini dapat terus meningkatan peran UKM yang berdampak positif bagi perekonomian negara 31

Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) CONTACT US BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190 P.O. Box 3186, Indonesia P : +62 21 5292 1334 F : +62 21 5264 211 E : info@bkpm.go.id TERIMA KASIH Invest in... 2014 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved