PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDATERHADAP JUMLAH DAN FERTILITAS TELUR INDUK GURAME

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

I. P E N D A H U L U A N

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

EFEK SUPLEMENTASI Spirulina platensis PADA PAKAN INDUK TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TELUR IKAN NILA Oreochromis niloticus

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

3.KUALITAS TELUR IKAN

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

Kata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

KINERJA REPRODUKSI IKAN NILA

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Persentase endapan limbah padat = x 100%

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

KERAGAAN KECERNAAN PAKAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN DAN TANPA AERASI

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD GURAMI (Osphronemus gouramy)

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI TIGA GENOTIPE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

KEBUTUHAN ASAM LEMAK N-6 DAN N-3 DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.)

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN POTENSI REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT HIAS ( Trichogaster sp )

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

I. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

Suplementasi vitamin E dengan dosis berbeda pada pakan terhadap kinerja reproduksi induk betina ikan komet Carassius auratus auratus

PENGARUH KADAR VITAMIN C DALAM BENTUK L-ASCORBYL-2-PHOSPHATE MAGNESIUM DALAM PAKAN TEHADAP KUALITAS TELUR IKAN PATlN Pangasius hypophthalmus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Bambang Gunadi, Priadi Setyawan, Adam Robisalmi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KOMBINASI OMEGASQUA DAN KLOROFIL TERHADAP FEKUNDITAS, DAYA TETAS DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

PRODUKSI BENIH GURAME DILAHAN SEMPIT

bio.unsoed.ac.id Budidaya ikan dapat di bedakan menjadi dua tahapan, yaitu tahap pembenihan dan tuhup Pembesaran. Pembenihan meliputi; Pemilihan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp.

PERBAIKAN MUTU KULIT KOPI MELALUI FERMENTASI UNTUK BAHAN PAKAN IKAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

PENGARUH TIPE PERSILANGAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN POPULASI BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

Pertumbuhan Benih Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) dengan Pemberian Pakan Tambahan Berupa Maggot

Transkripsi:

817 Pengaruh pemberian pakan tambahan... (Bambang Gunadi) PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDATERHADAP JUMLAH DAN FERTILITAS TELUR INDUK GURAME ABSTRAK Bambang Gunadi, Lamanto, dan Rita Febrianti Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang 41256 E-mail : bgunadi@rocketmail.com Ikan gurame termasuk ikan dengan fekunditas rendah. Banyak pembenih gurame merasa cukup memberi pakan induk gurame hanya dengan daun sente. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan dengan kadar protein yang berbeda terhadap keragaan reproduksi induk gurame yang meliputi produksi sarang, produksi telur per sarang, dan tingkat fertilitas telur yang dihasilkan. Kolam pemijahan berupa kolam tanah berukuran 400 m 2 yang disekat menjadi 8 bagian sehingga masing-masing bagian mempunyai luasan 50 m 2. Setiap petak pemijahan dilengkapi songgo (tempat meletakkan sarang), dan injuk sebagai bahan pembuat sarang. Induk gurame yang digunakan berbobot 2-3 kg/ekor, dengan rasio kelamin pada setiap petak tediri atas 2 induk jantan dan 2 induk betina. Pakan yang diberikan berupa daun sente sebanyak 3,5% dari bobot biomassa induk/hari (diberiklan tiap pagi hari) ditambah pakan buatan sebanyak 1% dari bobot biomassa induk/hari (diberikan pagi dan sore hari) dengan kadar protein berbeda sebagai perlakuan. Perlakuan yang diterapkan adalah kadar protein protein 38%, 33%, 14%, sesuai dengan label pada kemasan masing-masing. Pemberian hanya dengan daun sente diterapkan sebagai kontrol. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Pengecekan sarang dilakukan dua kali per minggu selama 4 bulan (Mei Agustus 2009). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan mampu meningkatkan keragaan produksi induk gurame. Pemberian pakan tambahan dengan kadar protein semakin tinggi menghasilkan produksi telur per sarang yang semakin tinggi (P<0,1). Pemberian pakan tambahan dengan kadar protein 38%, 33%, dan 14% masing-masing menghasilkan produksi telur per sarang sebanyak 2.588 ± 389 butir, 1.137 ± 481 butir dan 1.365 butir. Sedangkan yang hanya diberikan pakan daun sente menghasil telur sebesar 694 ± 350 butir per sarang. Pemberian pakan dengan kadar protein 38% relatif dapat meningkatkan derajat fertilitas (jumlah telur yang hidup) yakni 92,2% ± 11,0% dibandingkan dengan pemberian pakan dengan kadar protein 33%, 14%, dan kontrol yakni masing-masing 79,0% ± 6,9%; 57,7%; dan 71,9% ± 35,5%, meskipun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,01). Produksi sarang per bulan dari 2 ekor induk ikan gurame yang diberi pakan tambahan berkadar protein 38% adalah 0,75 ± 0,35 buah, lebih rendah dibandingkan dengan yang diberikan pakan tambahan berkadar protein 33%, yakni 0,88 ± 0,18 buah namun lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan pakan berkadar protein 14% (yakni 0,25 buah) dan hanya daun sente (yakni 0,5 ± 0,35 buah). KATA KUNCI: ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.), pakan tambahan, daun sente, keragaan reproduksi PENDAHULUAN Ikan gurame (Osphronemus gouramy, Lac.) merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia, yang sudah lama dibudidayakan dan dikembangkan secara komersial pada beberapa daerah. Sejalan dengan pengembangan kawasan usaha budidaya gurame yang semakin luas, maka dibutuhkan pasokan induk dan benih dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik. Secara alamiah, ikan gurame merupakan ikan yang mempunyai fekunditas sedikit. Pada pembenihan tradisional, di mana pakan yang diberikan lebih banyak hanya berupa daun sente, induk ikan gurame umumnya menghasilkan tingkat produksi telur yang rendah. Pemberian pakan tambahan dengan kadar protein tinggi dan nutrisi yang lengkap diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas telur ikan gurame. Dalam budidaya, lingkungan fisik dan nurtisi (protein) induk dapat dimanipulasi untuk mempercepat pematangan gonad dan proses pembentukan gamet (gametogenesis) (Litaay, 2005). Hasil penelitian Dahlgren (1981) menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan kadar protein 72% terhadap ikan guppy betina meningkatkan fekunditas dan jumlah ovum dibandingkan dengan pemberian pakan dengan kadar protein 53%, 23%, dan 15%. Semakin tinggi kadar protein pakan juga meningkatkan diameter ovum, ukuran gonad dan indeks gonadosomatik.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 818 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan tambahan dengan kadar protein yang tinggi terhadap jumlah produksi dan kualitas telur yang dihasilkan induk ikan gurame. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas pembenihan ikan gurame. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Sukamandi selama 4 bulan dari bulan Mei Agustus 2009. Wadah penelitian adalah kolam pemijahan ikan gurame berupa kolam tanah berukuran 400 m 2 yang disekat menjadi 8 petak ukuran masingmasing seluas 50 m 2. Setiap petak dilengkapi songgo (bambu yang ujungnya dianyam berbentuk kerucut sebagai tempat gurame meletakkan sarang), dan injuk sebagai bahan pembuatan sarang. Kedalaman air di dalam petakan berkisar 75 100 cm. Induk ikan gurame yang ditebar mempunyai bobot 2 3 kg/ekor dengan kepadatan tiap petak sebanyak 4 ekor, terdiri atas 2 ekor jantan dan 2 ekor betina. Pakan yang diberikan adalah daun sente sebanyak 3,5% bobot biomassa/hari dan pakan tambahan berupa pelet apung komersial sebanyak 1%/hari. Daun sente diberikan sekali pada pagi hari, sedangkan pakan tambahan diberikan dua kali sehari yakni pada pagi dan sore. Perlakuan yang diterapkan adalah kadar protein pakan tambahan yang berbeda yakni 38%, 33%, 14%. Pada perlakuan kontrol, induk gurame tidak diberi pakan tambahan. Setiap perlakuan mempunyai ulangan sebanyak 2 kali, kecuali perlakuan kadar protein 14% yang hanya mempunyai satu ulangan di mana induknya berhasil memijah. Pengecekan sarang dilakukan dua kali per minggu. Sarang yang berisi telur diangkat dari kolam dan disimpan pada ember yang berisi air untuk dibawa ke laboratorium atau ruang penetasan. Di laboratorium, telur dikeluarkan dari sarangnya sedikit demi sedikit dan dipindahkan ke dalam wadah yang berisi air bersih. Selanjutnya, telur dihitung jumlah total setiap sarang, jumlah telur yang hidup dan jumlah telur yang mati. Telur yang hidup dimasukkan ke dalam bak penetasan yang telah dipasang aerasi. Produksi sarang induk gurame dihitung dengan rumus sebagai berikut: P s = S T di mana: P S = Produksi sarang 2 ekor induk (buah/bulan) S = Jumlah sarang yang berisi telur (buah) T = periode pemeliharaan (bulan) Jumlah produksi telur setiap sarang dihitung dengan rumus sebagai berikut: di mana: P T = Produksi telur setiap sarang (butir/sarang) Σt = Jumlah telur yang dihasilkan (butir) ΣS = Jumlah sarang yang dihasilkan (buah) P T = Σ t Σ S Tingkat fertilitas telur induk gurame dihitung dengan rumus sebagai berikut: F T = Σ f Σ t x 100% di mana: F T = Fertilitas telur (%) Σf = Jumlah telur yang hidup (butir) Σt = Jumlah telur total (butir)

819 Pengaruh pemberian pakan tambahan... (Bambang Gunadi) Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan metode ANOVA menggunakan piranti lunak Microsoft Excell 2007. HASIL DAN BAHASAN Produksi Sarang dan Telur Hasil produksi sarang per bulan dari 2 ekor induk ikan gurame yang diberi pakan tambahan berkadar protein 38% adalah 0,75 ± 0,35 buah, lebih rendah dibandingkan dengan yang diberikan pakan tambahan berkadar protein 33%, yakni 0,88 ± 0,18 buah, namun lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan pakan berkadar protein 14% (yakni 0,25 buah) dan hanya daun sente (yakni 0,5 ± 0,35 buah) (Gambar 1). 1.20 Jumalah sarang (buah/bulan) 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Protein 38 % Protein 33 % Protein 14 % Kontrol Kadar protein pakan tambahan Gambar 1. Produksi sarang yang dihasilkan oleh induk ikan gurame pada perlakuan kadar protein tambahan berbeda Pada pembenihan ikan gurame, produksi sarang menunjukkan terjadinya pemijahan. Interval atau siklus pemijahan dipengaruhi oleh kadar protein yang diterima oleh induk ikan. Gambar 1 menunjukkan bahwa induk yang diberi pakan dengan kadar protein 33% dan 38% mempunyai produksi sarang lebih tinggi dibandingkan dengan induk yang diberi pakan dengan kadar protein 14% atau yang tidak diberi pakan tambahan. Pemberian pakan dengan kadar protein lebih tinggi dapat memacu perkembangan gonad dan mendorong terjadinya pemijahan. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Gunasekera et al. (1996) di mana pemberian pakan dengan kadar protein 20% dan 35% terhadap induk ikan nila mampu mempertahankan interval pemijahan, sedangkan pakan dengan kadar protein 10% menyebabkan interval pemijahan yang lebih panjang. Selain protein, lemak dan komposisi asam lemak dalam pakan induk telah diidentifikasi sebagai faktor utama dari nutrien yang menentukan keberhasilan reproduksi dan meningkatkan derajat kelangsungan hidup larva (Izquierdo et al., 2001). Pakan dengan kandungan nutrisi yang lengkap membantu mempercepat proses pematangan gonad sehingga proses reproduksi dapat dipercepat. Pakan yang baik akan menunjang kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja lebih baik, termasuk sistem hormon dan endokrin. Sistem endokrin sangat berkaitan dengan proses reproduksi di mana terjadi pengaturan pengangkutan hormon reproduksi menuju organ reproduksi (Afrianto & Liviawaty, 2005). Pemberian pakan dengan kadar protein lebih tinggi juga meningkatkan jumlah telur yang dihasilkan oleh induk ikan gurame (P<0,1). Pemberian pakan tambahan dengan kadar protein 38% dan 33% masing-masing menghasilkan produksi telur per sarang sebanyak 2.588 ± 389 butir dan 1.137 ± 481 butir. Sedangkan yang diberi pakan tambahan dengan kadar protein 14% dan yang

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 820 hanya diberikan pakan daun sente menghasilkan telur masing-masing sebesar 1.365 butir dan 694 ± 350 butir per sarang (Gambar 2). 3500 Jumalah telur (butir/sarang) 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Protein 38 % Protein 33 % Protein 14 % Kontrol Kadar protein pakan tambahan Gambar 2. Jumlah produksi telur per sarang yang dihasilkan oleh induk ikan gurame dengan pemberian pakan tambahan dengan kadar protein berbeda Jumlah telur di dalam sarang ikan gurame menggambarkan tingkat fekunditas induk gurame. Fekunditas induk ikan antara lain dipengaruhi oleh kadar protein pakan yang diterimanya (Dahlgren, 1981). Hasil pengamatan Aji (2008) menunjukkan bahwa induk gurame yang diberi pakan buatan komersial memberikan produksi telur lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi pakan berupa keong mas dan jangkrik. Pada penelitian sebelumnya terhadap ikan guppy, Dahlgren (1980) menemukan bahwa pakan dengan kadar nutrien non-protein (karbohidrat dan lemak) sebesar 85%, 69%, dan 53% tidak memberikan perbedaan tingkat fekunditas. Pada penelitian terhadap ikan nila, Gunasekera et al. (1996) mendapatkan bahwa induk yang diberi pakan dengan kadar protein 20% dan 35% menghasilkan telur lebih banyak pada setiap pemijahan dibandingkan dengan induk yang diberi pakan dengan kadar protein 10%. Protein merupakan komponen esensial yang dibutuhkan untuk reproduksi. Protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan jumlah dan komposisi telur menentukan besar kecil ukuran telur dan ukuran telur merupakan indikator kualitas telur (Kamler dalam Yulfiperius, 2003). Fertilitas Telur Fertilitas telur atau proporsi jumlah telur yang fertil (hidup) menunjukkan kualitas telur yang dihasilkan induk ikan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa pemberian pakan dengan kadar protein 38% dapat meningkatkan derajat fertilitas yakni 92,2% ± 11,0% dibandingkan dengan pemberian pakan dengan kadar protein 33%, 14%, dan kontrol yakni masing-masing 79,0% ± 6,9%; 57,7%; dan 71,9% ± 35,5% (Gambar 3). Meskipun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,1), hasil tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa protein yang terkandung dalam pakan berpengaruh terhadap derajat fertilitas. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Sotolu (2010) pada ikan lele (Clarias gariepinus) di mana semakin tinggi kadar protein pakan induk semakin tinggi pula kualitas telur, bobot telur, dan derajat penetasan telur. Pengamatan pada pemijahan ikan toman (spotted snakehead, Channa punctatus) juga memberikan hasil yang serupa. Induk yang diberi pakan berupa usus ayam dengan kadar protein 69,6% menghasilkan telur dengan derajat penetasan yang lebih baik dibandingkan dengan yang diberi pakan berupa limbah ikan dan hati sapi yang mempunyai kadar protein lebih rendah (Marimutu et al., 2009).

821 Pengaruh pemberian pakan tambahan... (Bambang Gunadi) 120 Fertilitas telur (%) 100 80 60 40 20 0 Protein 38 % Protein 33 % Protein 14 % Kontrol Kadar protein pakan tambahan Gambar 3. Derajat fertilitas telur induk ikan gurame yang diberikan pakan tambahan dengan kadar protein berbeda Selain asam lemak dan nutrien antioksidan, protein sebagaimana beberapa mineral seperti fosfor merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan reproduksi ikan (Izquierdo et al., 2001). KESIMPULAN 1. Pemberian pakan tambahan dengan kadar protein semakin tinggi kepada induk gurame menghasilkan produksi telur per sarang yang semakin tinggi Pemberian pakan tambahan dengan kadar protein 38%, 33%, 14%, dan kontrol (daun sente) masing-masing menghasilkan produksi telur per sarang sebanyak 2.588 ± 389 butir, 1.137 ± 481 butir, 1.365 butir dan 694 ± 350 butir per sarang. 2. Pemberian pakan dengan kadar protein 38% menghasilkan derajat fertilitas (jumlah telur yang hidup) lebih tinggi yakni 92,2% ± 11,0% dibandingkan dengan pemberian pakan dengan kadar protein 33%, 14%, dan kontrol yakni masing-masing 79,0% ± 6,9%; 57,7 %; dan 71,9% ± 35,5%. DAFTAR ACUAN Afrianto, E. & Liviawaty, E. 2005. Pakan ikan dan perkembangannya. Kanisius, Yogyakarta, 148 hlm. Aji, P.B. 2008. Pemeliharaan induk ikan gurame (Osphronemus gouramy) dengan pemberian pakan tambahan berbeda terhadap jumlah telur di unit pelaksana teknis budidaya air tawar (UPTBAT) Kutasari, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Laporan Kerja Praktek. Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, 63 hlm. Dahlgren, B.T. 1980. The influence of three dietary non-protein levels on fecundity and fertility in the guppy, Poecilia reticulata. OIKOS, 34: 337 346. Dahlgren, B.T. 1981. Impact of different dietary protain contents on fecundity and fertility in the female guppy, Poecilia reticulata (Peters).Biology of Reproduction, 24: 734 746. Gunasekera, R.M., Shim, K.F., & Lam, T.J. 1996. Effect of dietary protein level on spawning performance and amino acid composition of eggs of Nile tilapia, Oreochromis niloticus. Aquaculture, 146: 121 134. Izquierdo, M.S., Fernandez-Palacios, H., & Tacon, A.G.J. 2001. Effect of broodstock nutrition on reproductive performance of fish. Aquaculture, 197: 25-42. Litaay, M. 2005. Peranan nutrisi dalam siklus reproduksi abalon. Oseana, 30(3): 1 7. Marimuthu, K., Arokiaraj, A.J., & Haniffa, M.A. 2009. Effect of diet quality on seed production of the spotted snakehead Channa punctatus (Bloch). International Journal of Sustainable Agriculture, 1(1): 6 9.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 822 Sotolu, A.O. 2010. Effects of varying dietary protein levels on the breeding performance of Clarias gariepinus broodstocks and fry growth rate. Livestock Research for Rural Development 22 (4). http://www.lrrd.org/lrrd22/4/soto22067.htm. References and further reading may be available for this article. To view references and further reading you must purchase this article. Yulfiperius.mperbaiki kualitas reproduksinya. Makalah falsafah sains, program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. http://rudyct.com/pps702-ipb/06223/yulfiperius.htm.