Volume 11 Nomor 2, April 2012 ISSN X

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GANDA DENGAN PENGAKU PELAT ARAH LATERAL

BAB VI PENUTUP. beragregat kasar bata ringan sebesar 1635,017 kg/m 3 memenuhi syarat sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial,

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi waktu pada proyek konstruksi. Selain memiliki kelebihan baja juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 3h, 4h, dan 5h masing-masing sebesar 8507,2383 kg f ; 7798,2002 kg f ; dan

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

KUAT LENTUR PROFIL C TUNGGAL DENGAN PERKUATAN TULANGAN VERTIKAL DAN COR BETON PENGISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekuatannya yang besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dituliskan beberapa kesimpulan dari penelitian kuat lentur balok komposit profil C

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C DENGAN PERKUATAN TULANGAN TRANSVERSAL DAN COVER PLATE

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

BALOK BETON DENGAN TULANGAN TARIK BAJA SIKU

KOMPOSIT BETON-PROFIL LIP CHANNEL UNTUK MENCEGAH TEKUK LATERAL-TORSIONAL

KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tekan sebelum terjadi kegagalan (Bowles, 1985).

STUDI KEKUATAN KOLOM BAJA PROFIL C GABUNGAN DENGAN PELAT PENGAKU TRANSVERSAL

KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL

ISSN X. Yogyakarta Oktober Hlm J. Tek. Sip. Vol. 12 No. 1. Volume 12 Nomor 1, Oktober 2012 ISSN X

BAB III LANDASAN TEORI (3.1)

STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL. Oleh : JONATHAN ALFARADO NPM :

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S)

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Volume 11 Nomor 2, April 2012 ISSN X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB 1 PENDAHULUAN...1

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ganda dengan pengisi beton ringan beragregat kasar hebel, variasi pengaku 15 cm,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

STUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut sebagai profil yang tidak kompak dan akan mudah mengalami tekuk.

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas

Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

Jl. Banyumas Wonosobo

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T.

ANALISIS DESAIN KOLOM KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. lateral dengan variasi jarak pengaku 50 mm, 100 mm, 150 mm dan variasi baja

PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GABUNGAN DENGAN VARIASI JARAK SAMBUNGAN LAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Volume 11 Nomor 2, April 212 ISSN 1411-66X Jurnal Teknik Sipil adalah wadah informasi bidang Teknik Sipil berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait. DAFTAR ISI PENGARUH LETAK BEBAN TERHADAP GAYA PRATEGANG TIPE 85-94 SEGITIGA PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA Sugeng P. Budio, M Idris Bakhtiar STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI BAN 95-12 PERKUATAN TRANSVERSAL Damar Budi Laksono, Haryanto Yoso Wigroho DRIFT CONTROL DEEP BEAM-TO-DEEP COLUMN SPECIAL MOMENT 13-11 FRAMES DENGAN SAMBUTAN RBS Junaedi Utomo SIFAT-SIFAT FISIK ABU TERBANG MERAPI 111-116 Yohannes Lulie KERANGKA PENGUKURAN KINERJA SISTEM PENYELENGGARAAN 117-127 JALAN TOL MELALUI KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DI INDONESIA Susy F. Rostiyanti, dkk INDIKATOR KEBERHASILAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN 128-134 GEDUNG YANG DIPENGARUHI FAKTOR INTERNAL SITE MANAGER Theresia Herni Setiawan, Tomi Ariadi STUDI SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN 135-147 PADA PABRIK PEMBUATAN PESAWAT TERBANG Mohamad Hafidz, Felix Hidayat, Zulkifli Bachtiar Sitompul INDIKATOR TINGKAT LAYANAN DRAINASE PERKOTAAN 148-157 Sih Andayani, Bambang E. Yuwono, Soekrasno

Volume 11, No. 2, April 212: 95-12 STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL Damar Budi Laksono, Haryanto Yoso Wigroho Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 44 yogyakarta e-mail: haryanto@staff.uajy.ac.id Abstract: Steel is one of the important materials in the construction field. Shape which is used as the main structure (column and beam) in a building usually uses hot rolled shapes. Cold formed shapes usually do not use as the main structure. The one example of hot rolled shapes is I-shape and the one example of cold formed shapes is C-shape. This research used C-shape that was used as column by filling concrete and giving transversal braced. The length of C-shape column was 75 mm as inelastic column and 15 mm as elastic column. Dimension of C-shape that was used was h = 92.8 mm; b = 34.33 mm; a = 8.2667 mm and t = 1.8 mm. Tested materials were 16 materials which were divided into two groups, namely the tested materials which were filled by the concrete and the tested materials which were not filled by the concrete. Each group consisted of 4 inelastic column tested materials and 4 elastic column tested materials. The variation of transversal braced on each tested material was different, namely 5 mm; 75 mm and 1mm. Then, this research tries to examine the capacity of axial centric load of those columns. The data that was found was the deflection data and the load data. The addition of the concrete increased the average of inelastic column about 185.7% and the average of elastic column about 148%. The biggest maximum deflection inelastic column without the concrete were about 7.4 mm in 75 braced, the biggest maximum deflection elastic column without the concrete were about 19.5 mm in 75 braced, the biggest maximum deflection inelastic column with the concrete were about 11.36 mm in 5 braced and the biggest maximum deflection elastic column with the concrete were about 27.1 mm in 75 braced. It was proven that giving the concrete could prevent local buckling that happened because it could increase the load that was accepted so that it could pass through the theoretical load. Key words: column, C-shape, filled concrete, transversal braced, axial centric loads Abstrak: Baja adalah salah satu bahan yang penting dalam dunia konstruksi. Profil yang digunakan sebagai struktur utama (kolom dan balok) dalam suatu bangunan pada umumnya memakai profil hasil bentukan panas. Profil hasil bentukan dingin biasanya hanya digunakan sebagai gording dan rangka atap. Pada penelitian ini dicoba kolom profil C (hasil bentukan dingin) yang diberi perkuatan tulangan transversal dan dicor beton pengisi yang dibebani sentris pada pusat sumbu kolom. Penelitian ini menggunakan profil kanal C yang akan digunakan sebagai kolom dengan diberi cor beton pengisi dan diberi perkuatan transversal. Panjang kolom profil kanal C 75 mm sebagai kolom pendek dan 15 mm sebagai kolom panjang. Dimensi profil yang digunakan adalah tinggi (h) = 92,8 mm; lebar (b) = 34,333 mm; lebar sayap (a) = 8,2667 mm dan tebal (t) = 1,8 mm. Benda uji sejumlah 16 buah dimana terbagi menjadi 2 kelompok yaitu benda uji yang diberi cor beton pengisi dan yang tidak diberi diberi cor beton pengisi. Setiap kelompok tersebut terdiri dari 4 buah benda uji kolom pendek dan 4 buah benda uji kolom panjang. Variasi perkuatan transversal pada masing-masing benda uji tersebut berbeda-beda yaitu 5 mm, 75 mm dan 1 mm. Data yang diperoleh berupa data lendutan kolom kesamping dan beban sentris yang dicapai oleh kolom. Penambahan cor beton meningkatkan kekuatan pada kolom pendek rata-rata sebesar 185,7%. Sedangkan pada kolom panjang rata-rata sebesar 148%. Defleksi maksimum terbesar kolom pendek tanpa cor beton pengisi sebesar 7,4 mm pada perkuatan 75 mm. Sedangkan pada kolom panjang tanpa cor beton pengisi sebesar 19,5 mm pada perkuatan 75 mm. Pada kolom pendek dengan cor beton pengisi defleksi maksimum tersebar terjadi pada perkuatan 5 mm sebesar 11,36 mm. Pada kolom panjang terjadi pada perkuatan 75 mm sebesar 27,1 mm. Pemberian cor beton pengisi terbukti dapat mencegah tekuk lokal yang terjadi karena dengan pemberian cor beton pengisi meningkatkan beban yang diterimanya hingga dapat melalui beban teoritisnya. Kata kunci : kolom, profil C, cor beton pengisi, perkuatan transversal, beban aksial sentris. 95

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 PENDAHULUAN Baja adalah salah satu bahan yang penting dalam dunia konstruksi. Beberapa kelebihan baja yaitu : mempunyai kekuatan terhadap beban tekan maupun tarik, mudah dibentuk, bahannya yang seragam dan tingkat efisiensi waktu dalam proyek. Baja juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : kekuatannya turun jika dalam kondisi temperatur tinggi dan dapat megalami korosi. Profil hasil bentukan dingin (cold formed shapes) biasanya hanya digunakan sebagai gording dan rangka atap. Pada penelitian ini profil C dicoba digunakan sebagai kolom. Profil C mempunyai kekurangan yaitu pada stabilitasnya. Ketidakstabilan profil C ini karena bentuk dari profil C yang tidak simetris. Selain itu, rasio lebar dan tebalnya yang besar dapat menyebabkan tekuk lokal (local buckling). Untuk mengatasi kekurangannya tersebut, dicoba diberi perkuatan transversal pada sayapnya dan pada rongga tengah diisi cor beton. Dengan penambahan tersebut, profil C diharapkan mampu menahan tekuk lokal pada sayap maupun badannya. PERMASALAHAN Penelitian dilakukan dengan membagi dua kelompok benda uji, yaitu kelompok benda uji yang dicor beton dan yang tidak dicor beton dengan ukuran kolom panjang 15 mm dan pendek 75 mm. Pengaku yang dimaksud ialah tulangan Ø 6 mm dengan pengujian tarik terlebih dahulu. Pembagian benda uji kolom panjang dan kolom pendek berdasarkan penghitungan kelangsingan kolom. Penyambungan pengaku pada profil C menggunakan las. Setting benda uji dilakukan dengan memposisikan sumbu kuat benda uji pada arah vertikal. Beban yang diberikan pada benda uji adalah beban aksial sentris TINJAUAN PUSTAKA Profil C merupakan salah satu profil yang dibuat secara dingin (cold formed shapes). Hal yang penting pada profil ini ialah profil ini memiliki rasio lebar dan tebal yang besar. Nilai yang ditunjukkan pada gambar 4.1 merupakan nilai kekerasan bahan yang dinyatakan dalam Diamond Penetration Numbers (DPN) (Tall, 1974). Permasalahan yang diteliti dalam penelitian adalah sebagai berikut ini : beban maksimal yang dapat diterima oleh kolom profil C, variasi jarak perkuatan transversal yang paling baik agar profil C dapat menahan beban paling maksimum, dan apakah pemberian perkuatan transversal dan cor beton dapat mencegah terjadinya tekuk lokal (local buckling). BATASAN MASALAH Profil C yang digunakan berukuran tinggi 92,8 mm; lebar 34,33 mm; lebar sayap 8,267 mm dan tebal 1,8 mm. Profil C yang digunakan sebagai kolom diberikan beban konsentris. Mutu beton yang dipakai adalah 2 Mpa dengan menggunakan Semen produk dari PT. Holchim, agregat kasar yang digunakan berupa kerikil diambil dari Clereng, agregat halus yang digunakan berupa pasir diambil dari Krasak, nilai fas ditetapkan sebesar,5 dan air yang digunakan diambil dari Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Gambar 1. Efek dari Pembuatan Material Cara Dingin (Tall, 1974) Oleh karena profil giling ataupun profil tersusun terdiri dari elemen-elemen plat, kekuatan penampang kolom yang didasarkan pada angka kelangsingan keseluruhan hanya dapat tercapai jika elemen plat tersebut tidak tertekuk setempat. Tekuk setempat elemen plat dapat mengakibatkan kehancuran penampang keseluruhan yang terlalu dini atau paling sedikit menyebabkan tegangan menjadi tidak merata dan mengurangi kekuatan keseluruhan. (Salmon dan Johnson, 1986) 96

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 Sebuah kolom yang panjang dan langsing akan mempunyai rasio kelangsingan tinggi sehingga mempunyai tegangan kritis rendah. Sebuah kolom yang pendek dan gemuk akan mempunyai rasio kelangsingan rendah sehingga akan menekuk pada tegangan tinggi. Kolom panjang dengan rasio kelangsingan besar akan mengalami tekuk pada harga tegangan tekan rata-rata P/A yang rendah. Tegangan hanya dapat diperbesar dengan mengurangi rasio kelangsingan L/r atau dengan menggunakan bahan dengan modulus elastisitas E yang lebih besar. (Gere dan Timoshenko, 1984) LANDASAN TEORI Pada tahun 1759 Leonhard Euler, seorang sarjana matematika Swiss, menurunkan salah satu rumus kolom yang paling populer. Rumus tersebut dapat diturunkan sebagai berikut : 2 Pcr E Fcr (1) A KL / r g 2 Kelangsingan suatu kolom dinyatakan dalam suatu rasio yang disebut rasio kelangsingan. Rasio kelangsingan dapat ditulis sebagai berikut: KL Rasio Kelangsingan r (2) di mana: K = Faktor panjang efektif komponen struktur tekan L R = Panjang struktur tekan = Jari-jari putaran (radius of gyration) potongan lintang struktur tekan Tegangan tekuk elastis, menurut Salmon dan Johnson (1986), dapat dituliskan sebagai berikut : F cr 2 E k (3) 12 t 1 2 b / 2 di mana: k = Koefisien tekuk yang tergantung pada jenis tegangan, kondisi tumpuan tepi dan rasio panjang dan lebar plat E = Modulus elastis bahan = Angka Poisson b/t = Rasio lebar dan tebal plat PELAKSANAAN PENELITIAN Adapun tahapan pelaksanaan penelitian adalah seperti berikut ini. 1. Persiapan material dan alat yang digunakan dan pencarian data-data sekunder yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Pemeriksaan bahan meliputi pengujian tarik profil kanal C, pengujian tarik baja Ø6 mm, pengujian agregat kasar dan pengujian agregat halus. 2. Pembuatan benda uji. 3. Menguji kekuatan kolom profil kanal C dengan berbagai variasi jarak pengaku transversal baik yang diberi cor beton pengisi maupun yang tidak diberi cor beton pengisi dengan pemberian beban aksial terpusat konsentris. 4. Analisis data. Gambar 2. Setting alat. 97

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 Tabel 1. Rincian Benda Uji Kolom Pendek (mm) Kolom Panjang (mm) KK75-T dan KC75-T KK15-T dan KC15-T KK75-T5 dan KC75-T5 KK15-T5 dan KC15-T5 KK75-T75 dan KC75-T75 KK15-T75 dan KC15-T75 KK75-T1 dan KC75-T1 KK15-T1 dan KC15-T1 HASIL DAN PEMBAHASAN Baja tulangan yang dipakai sebagai perkuatan transversal adalah BJTP 6 dengan diameter rata-ratanya sebesar 6,3 mm. Hasil dari pengujian tarik BJTP 6 adalah tegangan leleh baja terjadi pada beban 175 kg atau pada tegangan 338,19 MPa dan kuat tarik maksimum terjadi pada beban 2 kg atau pada tegangan 629,198 MPa. Modulus elastisitas yang didapat adalah 324354,9956 Mpa. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 3. Tegangan, f (MPa) 5 4 3 2 1.2.4.6.8.1.12.14 Regangan BJTP 6 Gambar 3. Grafik Tegangan Regangan BJTP 6 Hasil dari pengujian tarik baja profil C adalah tegangan leleh baja terjadi pada beban 12 kg (tegangan 292,3928 Mpa), kuat tarik maksimum terjadi pada beban 166 kg (tegangan 387,5985 Mpa). Modulus elastisitas yang didapat adalah 19475,7535 Mpa. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4. Tegangan, f (MPa) 35 3 25 2 15 1 5.2.4.6.8.1.12.14 Regangan Plat Kanal C Gambar 4. Grafik Tegangan Regangan Profil C Hasil dari pengujian kuat tekan beton adalah untuk beton umur 7 hari kuat tekannya rata-rata 15,1868 MPa, sedangkan beton yang berumur 28 hari rata-rata 2,6624 MPa. Modulus elastis 98

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 yang didapat adalah 2148 MPa. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada gambar 5. Tegangan, f (MPa) 16 14 12 1 8 6 4 2.2.4.6.8 Regangan Gambar 5. Grafik Tegangan Regangan Beton Beton Dari pengujian didapatkan hasil bahwa beban maksimum kolom tanpa diberi cor pengisi dengan panjang 75 mm rata-rata sebesar 2899,71 kg sedangkan untuk panjang 15 mm rata-rata sebesar 2599,74 kg. Nilai rata-rata beban maksimum pada kolom dengan panjang 75 mm lebih kecil daripada nilai beban teoritis sebesar 438,97527 kg. Hal ini terjadi karena terjadi tekuk lokal (local buckling) terlebih dahulu sebelum baja luluh.. Dengan adanya tekuk lokal, kolom tidak dapat menahan beban yang lebih besar lagi. Keterangan ini dapat dilihat pada gambar 6. Pengujian pembebanan kolom dengan diberi cor beton pengisi memberikan hasil menghasilkan nilai rata-rata beban maksimum sebesar 5999,4 kg. Semakin rapat jarak perkuatan, semakin sering pula benda uji mendapatkan pengaruh panas dari las. Panas dari las dapat menurunkan kekuatan baja profil dalam menahan beban. Keterangan ini dapat dilihat pada gambar 7. 45 4 35 3 25 2 15 1 5 T T5 T75 T1 Variasi Jarak Pengaku (mm) KK15 KK75 Gambar 6. Perbandingan Beban Maksimum Kolom Tanpa Cor Beton Pengisi 7 6 5 4 3 2 1 T T5 T75 T1 Variasi Jarak Pengaku (mm) KC15 KC75 Gambar 7. Perbandingan Beban Maksimum Kolom Dengan Cor Beton Pengisi Perbandingan beban maksimum pada benda uji yang diberi cor beton pengisi dan yang tidak diberi cor beton pengisi dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Pemberian cor beton pengisi dapat meningkatkan beban maksimum yang dicapai. Nilai beban maksimum jauh lebih tinggi daripada beban teoritisnya. Berarti nilai tegangannya pun dapat jauh lebih tinggi dari nilai tegangan kristisnya. 99

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 Tabel 2. Perbandingan Beban Maksimum Pada Kolom Panjang 75 mm Jarak Beban Maksimum Peningkatan Pengaku (kg) (%) (mm) KK75 KC75 2799,72 5599,44 2 5 4199,58 5399,46 128,571 75 3199,68 6399,36 2 1 2599,74 6599,34 253,846 Rata-rata 187,5 Tabel 3. Perbandingan Beban Maksimum Pada Kolom Panjang 15 mm Jarak Beban Maksimum Peningkatan Pengaku (kg) (%) (mm) KK15 KC15 2599,74 3799,62 146,153 5 2399,76 3199,68 133,333 75 2399,76 3199,68 133,333 1 2599,74 4599,54 176,923 Rata-rata 148 Hasil dari pengujian kolom dengan panjang 75 mm tanpa cor beton pengisi menunjukkan bahwa kolom yang paling optimum adalah kolom dengan pengaku jarak 5 mm karena dapat menahan beban paling besar. Nilai defleksi yang paling besar dialami oleh kolom dengan pengaku jarak 75 mm. 45 4 35 3 25 2 15 1 5 1 2 3 4 5 6 7 8 Defleksi (mm) KK75-T KK75-T5 KK75-T75 KK75-T1 Gambar 8. Grafik Hubungan Beban dan Defleksi Kolom 75 mm Tanpa Cor Beton Pengisi Pengujian kolom 75 mm dengan cor beton pengisi, defleksi maksimum terbesar terjadi kolom 75 pengaku jarak 5 mm yaitu sebesar 11,36 mm. Beban maksimum pada kolom pengaku jarak 1 mm yaitu sebesar 6599,34 kg. 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Defleksi (mm) KC75-T KC75-T5 KC75-T75 KC75-T1 Gambar 9. Grafik Hubungan Beban dan Defleksi Kolom 75 mm Dengan Cor Beton Pengisi. Dari pengujian kolom 15 mm tanpa cor beton pengisi, defleksi maksimum terbesar pada kolom 15 pengaku jarak 75 mm yaitu sebesar 19,5 mm. Beban maksimum paling besar pada kolom yang tidak berpengaku dan berpengaku jarak 1 mm yaitu sebesar 2599,74 kg. 3 25 2 15 1 5 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 22 Defleksi (mm) KK15-T KK15-T5 KK15-T75 KK15-T1 Gambar 1. Grafik Hubungan Beban dan Defleksi Kolom 15 mm Tanpa Cor Beton Pengisi. Dari pengujian kolom 15 mm dengan cor beton pengisi, defleksi maksimum terbesar terjadi pada kolom 15 dengan pengaku jarak 75 mm yaitu sebesar 27,1 mm. Beban maksimum terjadi pada kolom yang berpengaku jarak 1 mm yaitu sebesar 4599,54 kg. 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 22 24 26 28 3 Defleksi (mm) KC15-T KC15-T5 KC15-T75 KC15-T1 Gambar 11. Grafik Hubungan Beban dan Defleksi Kolom 15 mm Dengan Cor Beton Pengisi 1

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 KESIMPULAN Beban maksimum rata-rata kolom baja profil C tanpa cor beton pengisi 75 mm adalah 3199,68 kg di bawah beban teoritisnya sebesar 438,975 kg. Keruntuhan yang terjadi adalah kegagalan karena tekuk lokal (local buckling). Beban maksimum rata-rata kolom baja profil C tanpa cor beton pengisi 15 mm adalah 2499,75 kg di atas beban teoritisnya sebesar 1868,59 kg. Keruntuhan yang terjadi adalah baja sudah luluh terlebih dahulu sebelum terjadi tekuk lokal. Beban maksimum kolom baja profil C dengan cor beton pengisi untuk panjang 75 mm adalah 5999,4 kg dan untuk panjang 15 mm adalah 3699,63 kg Pemberian cor beton pengisi ini pada kolom pendek rata-rata menaikkan beban hingga 187,5%. Pemberian cor beton pengisi ini pada kolom panjang rata-rata menaikkan beban hingga 148%. Defleksi maksimum untuk kolom baja profil C panjang 75 mm tanpa cor beton pengisi yaitu sebesar 7,4 mm yang terjadi pada kolom pengaku 75 mm. Defleksi maksimum untuk kolom baja profil C panjang 75 mm dengan cor beton pengisi yaitu sebesar 11,36 mm yang terjadi pada kolom pengaku 5 mm. Defleksi maksimum untuk kolom baja profil C panjang 15 mm tanpa cor beton pengisi yaitu sebesar 19,5 mm yang terjadi pada kolom pengaku 75 mm. Defleksi maksimum untuk kolom baja profil C panjang 15 mm tanpa cor beton pengisi yaitu sebesar 27,1 mm yang terjadi pada kolom pengaku 75 mm. Dengan pemberian cor beton pengisi pada kolom baja profil C terbukti dapat menahan tekuk lokal yang terjadi. Terbukti bahwa beban maksimum rata-rata kolom yang diberi cor beton pengisi baik kolom 75 mm maupun kolom 15 mm lebih besar dari beban teoritisnya. SARAN Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan membuat kolom profil kanal C ganda baik yang diberi cor beton pengisi maupun tidak. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi ukuran profil kanal C dan kuat tekan beton pengisi. Untuk penggunaan las sebagai penyambung lebih diperhatikan lagi karena ketebalan profil kanal C kecil. Apabila waktu pengelasan terlalu lama maka menyebabkan penurunan kemampuan profil kanal C dalam mendukung beban. Pemotongan profil kanal C dan pemasangan plat dudukan sendi-sendi pada profil kanal C lebih diperhatikan. DAFTAR PUSTAKA Bowles, Joseph E., 1985, Disain Baja Konstruksi (Structural Steel Design), Penerjemah Pantur Silaban, Ph. D., Penerbit Erlangga, Jakarta. Dipohusodo Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991- 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Gere, James M dan Timoshenko, Stephen P., 1997, Mekanika Bahan Jilid Kedua Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta. Haribhawana, Nurwidyantara, 28, Studi Kekuatan Kolom Baja Kanal C Dengan Perkuatan Tulangan Transversal, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta Popov, E.P., 1986, Alih Bahasa Zainul Astamar T, Mekanika Teknik Edisi Kedua Versi SI, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sinaga, Ronald Martin, 25, Perilaku Lentur Baja Profil C Tunggal Dengan Menggunakan Perkuatan Tulangan Arah Vertikal, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Salmon,Charles G. Dan Johnson, John E., 1986, Penerjemah Ir.Wira M.S.CE., Struktur Baja Disain dan Perilaku Jilid Satu Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. 11

Damar, Haryanto / Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi Dan Perkuatan / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 212, hlm 95-12 SNI-3-1729-22, 22, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN. SNI-3-2847-22, 22, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN. Tall, Lambert, 1974, Structural Steel Design, The Ronald Press Company, New York. Tjokrodimuljo, 1992, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta Wang, C.K., Salmon, C.G., 1986, Desain Beton Bertulang, Edisi keempat, Penerbit Erlangga, Surabaya Wigroho, Haryanto Yoso dan Wibowo, FX. Nurwadji, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Tulangan Vertikal dan Cor Beton Pengisi, Laporan Penelitian Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta 12