PENELUSURAN ARSIP DAN SUMBER LISAN DALAM RANGKA MENYUSUN SEJARAH DESA BAGI PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DESA BOCOR KECAMATAN BULUSPESANTREN KAB

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009

pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha berbadan hukum di Kabupaten Kebumen Tahun

PENGUMUMAN NOMOR : / 531 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Rekapitulasi Belanja Langsung SKPD - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RINGKASAN SKRIPSI

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PRASEJARAH BAGI GURU- GURU SMA KOTA SEMARANG

BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER

Pengaruh Penyimpangan Iklim terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Kebumen

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 17 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 8

PENDATAAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR : 421/ TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PRODUKTIFITAS KECAMATAN DALAM BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KEBUMEN (Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas dengan menggunakan DEA)

Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Kebumen


PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

MATRIKS INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN RTRW KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

RENCANA TAHUN 2017 TARGET CAPAIAN KINERJA KEBUTUHAN DANA/ PAGU INDIKATIF (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TANGGAL 9 DESEMBER 2010 BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN KUALITAS KERJA MELALUI PENYULUHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DI DESA TREKO KEC. MUNGKID KAB. MAGELANG

I. PENDAHULUAN. seperti pekarangan, kebun, atau disela-sela pemukiman penduduk. Bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Sebelum melaksnakan pembelajaran guru terlebih dulu membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP), judul penelitian ini terkait dengan tujuan

PUZZLE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF MATA PELAJARAN IPS BAGI GURU-GURU SD/MI DI KEBUMEN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN SKRIPSI

Suratminingsih 1. Alumni Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sutomo 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

BAB III METODE PENELITIAN

PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO

GUBERNUR JAWA TENGAH

Sunda, Priangan dan Jawa Barat : Analisis berdasarkan pola gerak sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TINGGAL BAGI PEMUDA KARANG TARUNA DESA PELEM KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 7 TAHUN 1996 SERI D NO. 6

BAB IV GAMBARAN UMUM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

RISET UNGGULAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN IKM INDUSTRI ANEKA DALAM RANGKA PEMBANGUNAN DESA BERDIKARI / MANDIRI DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Abstract. Pasir beach lays in east area, near Karangbolong, and Pedalen beach lays between Logending beach and

A. Analisis Situasi. Jalan Raya kalibening. Masjid Al Iman. Pemukiman Warga. Pemukiman Warga. Pemukiman Warga. Pemukiman Warga. Jalan Raya kalibening

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sandang, pangan, maupun papan. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

BUPATI LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

LAPORAN KEGIATAN PPM

RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) KAB. KEBUMEN TA 2012 SUMBER DANA APBD PERUBAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 1 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA KARTU BELAJAR BAGI GURU SD/MI DI KEC. BULUSPESANTREN KEBUMEN

PENGUMUMAN PERPANJANGAN WAKTU PENDAFTARAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA ALAM PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN IDONESIA 2012

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jawa merupakan salah satu dari empat ratus bahasa daerah dan dialek yang

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

Transkripsi:

PENELUSURAN ARSIP DAN SUMBER LISAN DALAM RANGKA MENYUSUN SEJARAH DESA BAGI PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DESA BOCOR KECAMATAN BULUSPESANTREN KAB. KEBUMEN Romadi, dkk. Fakultas Ilmu Sosial UNNES Abstrak Kebumen merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di pesisir selatan. Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Cilacap, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sementara batas selatan Samudera Hindia. Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren terletak 10 km selatan Kota Kebumen. Desa Bocor mempunyai situs-situs sejarah yang selama ini tidak pernah diungkap oleh para sejarawan. Desa ini terletak di kawasan pantai selatan Kebumen dengan wilayah di jalur alternatif Cilacap Yogyakarta. Letak strategis ini ternyata bukan hanya berarti dalam perjalanan masyarakat sekarang, tetapi juga bermakna penting dalam kehidupan masyarakat di masa lalu. Oleh karena itu tokoh asyarakat berencana menyusun sejarah desa. Dalam rangka kegiatan itulah, maka Tim Pengabdian Masyaraat UNNES membekali perangkat desa dan anggota BPD kemampuan untuk menelusuri arsip dan sumber lisan guna menyusun sejarah desa. Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 18 Agustus 2009 hadir 15 orang, yang akhirnya menjadi panitia penyusun sejarah desa. Kata Kunci : arsip, sejarah, desa PENDAHULUAN Kebumen merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di pesisir selatan. Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Cilacap, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sementara batas selatan Samudera Hindia. Secara geografis daerah Kebumen dapat dibedakan menjadi tiga kawasan yaitu kawasan pegunungan di utara, pantai di selatan dan daerah tengah. Wilayah yang terletak di pantai meliputi Kec. Ayah, Buayan, Puring, Petanahan, Klirong, Buluspesantren, Ambal dan Mirit. Sedangkan wilayah pegunungan terdiri dari Kec. Rowokele, Sempor, Sadang, Karanggayam, Karangsambung, Padureso, Aliyan dan Pejagoan. Sedangkan Kec. Gombong, Karanganyar, Adimulyo, Kuwarasan, Sruweng, Kebumen, Kutowingangun, Prembun, Poncowarno dan Bonorowo merupakan daerah dataran rendah tetapi tidak berbatasan dengan laut. Kabupaten Kebumen terdiri dari 452 desa/kelurahan dengan 105 desa di pegunungan, 178 desa

daerah pantai dan 169 daerah tengah. Daerah pantai mempunyai ketinggian daerah 0-25 m dpl, daerah tengah sekitar 25-100 m dpl dan daerah pegunungan antara 100-500 m dpl. Dengan demikian mayoritas daerah Kebumen merupakan dataran rendah yaitu 16 kecamatan atau 347 desa, 30 desa diantaranya berbatasan dengan laut. Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren terletak 10 km selatan Kota Kebumen. Desa Bocor mempunyai situs-situs sejarah yang selama ini tidak pernah diungkap oleh para sejarawan. Desa ini terletak di kawasan pantai selatan Kebumen dengan wilayah di jalur alternatif Cilacap Yogyakarta. Letak strategis ini ternyata bukan hanya berarti dalam perjalanan masyarakat sekarang, tetapi juga bermakna penting dalam kehidupan masyarakat di masa lalu. Di desa Bocor dan sekitarnya, terdapat banyak situs sejarah yang belum diungkap, antara lain Masjid Nurul Huda. Masjid Nurul Huda dibangun pada tahun 1819 M, merupakan masjid tertua di Kebumen Selatan. Keberadaan masjid ini dihubungkan dengan adanya Perang Diponegoro. Oleh sebab itu jalan Diponegoro yang ada di pantai selatan juga berhubungan dengan keberadaan masjid ini. Selain situs sejarah, Desa Bocor banyak disebut dalam rangkaian peristiwa sejarah, baik dalam cerita lisan maupun sejarah tertulis. Dalam cerita lisan, terdapat dua cerita yang menyebut Desa Bocor sebagai tempat penting yaitu Cerita Bupati Gamawijaya, yang menceritakan berdirinya Kabupaten Ambal dan Cerita Joko Sangkrip. Cerita Joko Sangkrip berkaitan dengan munculnya tokoh Tumenggung Arumbinang, yang nantinya mendirikan Kabupaten Kebumen, serta menjadi tokoh penting di Kerajaan Kartasura. Dalam sejarah tertulis, Desa Bocor disebut dalam beberapa peristiwa baik pada masa sejarah Kuno maupun masa-masa kemudian. Dalam cerita sejarah kuno yang ditulis dalam babad Parahyangan, Bocor disebut sebagai daerah kekuasaan Pangeran Bocor yasng merupakan Bupati Galuh Pakuan yang mengungsi karena kalah perang dengan saudaranya. Sedangkan Dalam Babad Pasir, Bocor merupakan tempat pengungsian Bupati Pasir setelah meninggalkan Kabupaten Pasir di Banyumas akibat dikalahkan oleh Demak. Kerajaan Demak menyerang Pasir karena Bupati Pasir tidak mau memeluk agama Islam. Dalam perkembangan berikutnya, Bocor disebut sebagai sebuah Perdikan yang dikuasai oleh Ki Ageng Bocor. Dia pengikut setia Sultan Hadiwijaya di Pajang, yang akhirnya membantu berdirinya Kerajaan Mataram oleh Panembahan Senopati. Dalam sejarah, Sunan Amangkurat I ketika akan mengungsi ke Batavia setelah dikalahkan oleh Trunojoyo juga sempat bermalam di Bocor. Situs-situs sejarah serta informasi sejarah baik lisan maupun tertulis ini masih terpisahpisah seolah tidak mempunyai hubungan satu sama lainnya. Tetapi bila dicermati, nama Desa Bocor selalu disebut, oleh sebab itu mendorong tokoh masyarakat ingin mengungkap misteri sejarah yang terdapat di desa ini. Selain itu juga adanya perkembangan baru, bahwa penulisan sejarah tidak selalu menulis cerita orang besar atau cerita politik, tetapi juga berkembang sejarah untuk orang kebanyakan, bahkan sejarah pedesaan. Sejarah pedesasan inilah yang memungkinkan sesuatu cerita bersifat lokal untuk diungkap. Dengan mengungkap sejarah pedesaan berupa pentingnya sebuah desa dalam pentas sejarah nasional, memungkinkan timbulnya kebanggaan masyarakat akan keberadaan desanya. Kebanggaan ini diharapkan akan memacu semangat kerja sehingga tidak selalu memandang bahwa daerah lain atau kota lebih menarik dan menjanjikan kehidupannya. Oleh sebab itu tokoh-tokoh masyarakat berkehendak untuk menyusun sejarah desa, atau setidaktidaknya merangkai berbagai fakta sejarah yang pernah terjadi di desanya. Dalam kondisi yang demikian masyarakat Desa Bocor terutama tokoh-tokoh masyarakat tentu memerlukan dukungan motivasi dan kepercayaan dari pihak lain, khususnya kalangan Perguruan Tinggi untuk mewujudkan keinginan itu. Kalangan Perguruan tinggi dianggap mempunyai kemampuan untuk

membekali dan mengarahkan kerja menelusuri arsip dan sumber lisan untuk menyusun sejarah desa. Namun demikian, menyusun sejarah desa tuidaklah mudah, apalagi bagi perangkat desa yang belum mempunyai kemampuan menelusuri sumber-suber sejarah. Oleh karena itu diperlukan suatu pelatihanmkhsuus untuk mebekali dan meningkatkan kemampuannya. Ada beberapa masalah yang berhasil dipecahkan dalam pelatihan ini ayaitu menumbuhkan kesadaran dan motivasi bagi perangkat desa dan anggota BPD akan pentingnya sejarah desa. Tetapi tidak kalah peting adalah membekali perangkat desa dan anggota BPD, terutama panitia penbyusun sejarah desa untuk menelsusuri arsip dan sumber lisan. Pesenelusuran arsip dan sumber lisan menjadi penting karena kedua sumber sejarah tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam rangka menyusun sejarah desa. METODE Untuk mengatasi permasalahan yang telah dirumuskan kami menyusun strategi dan langkah-langkah yang realistis yang dapat dilaksanakan. Dalam kegiatan ini peran serta peserta yang terdiri dari Perangkat Desa dan Anggota BPD Desa Bocor sangat penting, karena merekalah yang akan terjun langsung dalam menyusun sejrah desa. Sasaran Pelatihan Penelusuran Arsip dan Sumber Lisan Dalam Rangka Menyusun Sejarah Desa Bagi Perangkat Desa dan Anggota BPD Desa Bocor Kec. Buluspesantren Kab. Kebumen adalah Perangkat Desa dan Anggota BPD. Perangkat Desa dan Anggota BPD merupakan tokoh masyarakat desa yang mempunyai peran dan kemampuan lebih di kalangan masyarakat. Mereka yang berperan menggerakan masyarakat dalam segala kegiatan, termasuk dalam rangka menyusun sejarah desa. Dalam kegiatan ini seluruh perangkat desa dan anggota BPD diharapkan dapat mengikuti kegiatan pelatihan, ditambah dengan beberapa orang tokoh masyarakat lainnya total peserta sekitar 20 orang. Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang telah dirumuskan, maka dilakukan beberapa kegiatan yaitu : 1. Sosialisasi tentang pentingnya arsip dan sumber-sumber lisan dalam menyusun sejarah desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kebumen. 2. Presentasi tentang Penelusuran Arsip dan Sumber-Sumber Lisan dalam menyusun sejarah desa 3. Diskusi tentang sejarah desa dan nilainilai pentingnya bagi generasi muda serta Penelusuran Arsip dan Sumber-Sumber Lisan dalam menyusun sejarah desa 4. Pembentukan kepanitiaan dan kelompok kerja untuk menindaklanjuti kegiatan pelatihan untuk menyusun sejarah desa. 5. Penyusunan kerangka kerja kelompok sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga dapat bekerja dengan maksimal dalam menyusun sejarah desa. 6. Pendampingan kepada perangkat desa dan anggota BPD melalui kepanitiaan penyusun sejarah desa dalam menelusuri arsip dan sumber lisan untuk menyusun sejarah desa. Untuk menilai keberhasilan kegiatan Pelatihan Penelusuran Arsip dan Sumber Lisan Dalam Rangka Menyusun Sejarah Desa Bagi Perangkat Desa dan Anggota BPD Desa Bocor Kec. Buluspesantren Kab. Kebumen maka akan diadakan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan cara menilai proses kegiatan dan hasil kegiatan. Proses kegiatan dinilai baik apabila dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun Tim PPM dengan tahapan-tahapan yang dirumuskan. Penilaian hasil dilakukan berdasarkan dua hal yaitu tingkat kehadiran peserta dalam pelatihan dan kemampuan perangkat desa dan anggota BPD dalam menelusuri arsip dan sumber-sumber lisan dalam rangka menyusun sejarah desa. Kegiatan memenuhi syarat apabila sekitar 80 % peserta hadir dalam pelatihan serta dapat mengumpulkan arsiparsip dan sumber-sumber lisan untuk menyusun sejarah desanya. Akan tetapi akan menjadi sebuah hasil yang sangat maksimal dan luar biasa apabila perangkat desa dan

anggota BPD melalui panitia penyusun sejarah desa dapat menyelesaikan tugas menyusun sejarah desa. Evaluasi dilakukan bersama antara Tim PPM UNNES dengan peserta pelatihan. Tujuannya agar tim PPM maupun peserta mengetahui efektifitas kegiatan pelatihan yang dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Hasil kegiatan Pengabdian Masyarakat ini secara umum dikelompokkan kan menjadi tiga yaitu berupa kehadiran, ketekunan serta hasil berupa pembentukan panitia penyusun sejarah desa. Panitia tersebut mendapat tugas untuk menelususri arsip dan sumber lisan sesuai denan pembagian tugas masing-masing. Berdasarkan kehadiran peserta, kegiatan ini dinilai cukup berhasil. Peserta yang diundang oleh Kepala Desa Bocor dalam kegiatan ini sebanyak 20 orang, yang terdiri perangkat desa dan perwakilan anggota BPD. Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 28 Agustus 2009 yang hadir sebanyak 15 peserta. Dengan demikian maka tingkat kehadiran peserta mencapai 80 %. Tidak semua anggota BPD dapat hadir dalam kegiatan ini karena sebagian besar anggota BPD merupakan PNS yang tidak dapat hadir dalam kegiatan di pagi hari. Sementara itu Kepala Desa Bocor Kecamatan Buluspesnatren Kebumen keberatan apabila kegiatan yang dilakukan di sore atau malam hari. Peserta pelatihan dinilai tekun mengikuti pelatihan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh tim. Hal ini nampak dari kegiatan tatap muka pada pelatihan peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan. Mereka dengan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan yang baginya merupakan hal baru. Hal-hal yang disampaikan oleh penyaji ditanggapi secara aktif dengan tanya-jawab dan berdiskusi. Beberapa pertanyaan yang sempat disampaikan antara lain tentang : 1). Di mana pencarian arsip sebagai sumber untuk mengungkap sejarah desa; 2). Tata cara pencarian arsip tentang pendirian desa yang tersebar di berbagai tempat atau kantor; dan 3). Proses pencatatan sumber lisan, baik dari cerita seseorang maupun cerita tutur yang disampaikan oleh orang-orang tua. Secara umum para perangkat desa mengakui bahwa kegiatan pelatihan penelusuran sumber lisan dan arsip tidak pernah diikuti. Oleh karena itu peserta yang hadir dalam kegiatan merasa bahwa kegiatan semacam ini penting demi peningkatan pengetahuan dalam menyusun sejarah desa. Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kebumen ini sesuai dengan program Pemerintah Propinsi Jawa Tengah tentang Arsip Masuk Desa yang dicanangkan oleh Gubernur Bibit Waluyo. Oleh sebab itu perangkat desa merasa berterima kasih kepada Tim Pengabdian Masyarakat UNNES yang mengadakan kegiatan di Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kebumen. Keluhan dan kesulitan yang dihadapi oleh perangkat desa dalam menanggapi pemasalahan masyarakat maupun tentang penelusuran arsip dan sumber lisan dijelaskan dan ditanggapi oleh penyaji dengan penjelasan singkat, sederhana tetapi mengena. Setelah mendapat penjelasan dari penyaji para perangkat desa merasa jelas dan mampu untuk menerapkan menelusuri arsip dan sumber lisan dengan baik, atau setidak-tidaknya akan ada upaya untuk memcari arsip di lingkungan desa dan kecamatan yang berkaitan dengan Desa Bocor. Hasil kegiatan berupa kesiapan untuk menelusuri arsip desa dan sumber-sumber lisan berkaitan dengan cerita Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kebumen terwujud dengan pembentukan panitia penyusun sejarah desa. Bahkan peserta mengharapkan pertemuan-pertemuan dan pelatihan semacam ini sesering mungkin dapat dilaksanakan lagi. Dengan sering dilaksanakan pelatihan maka kemampuan mereka akan semakin baik dan selalu termotivasi untuk menelusuri arsip dan sumber lisan guna menysuun sejarah desa.

Pembahasan Kegiatan pengabdian masyarakat tentang pengelolaan arsip ini secara umum berjalan lancar namun dinilai dari hasil terasa kurang maksimal. Hal ini tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendorong dan penghambat kegiatan. Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai faktor penghambat antaralain; 1). Perangkat desa ada yang merasa bahwa kegiatan pelatihan ini belum terlalu penting dan mendesak. Beberapa perangkat desa yang tidak langsung mengurusi arsip beranggapan bahwa masalah penelusuran arsip merupakan tugas Sekretaris Desa (Carik). Oleh karena itu Carik harus mendapat tugas yang lebih besar dibandingkan perangkat lainnya dalam kepanitiaan; dan 2). Kepala desa secara tidak langsung mengkhawatirkan bahwa penyusunan sejarah desa justru akan memacu masyarakat desa makin kritis, sehingga dapat membahayakan kedudukannya. Keberatan Kepala Desa nampak dari sulitnya proses perijinan dan berbagai alasan yang disampaikan. Namun demikian keberatan itu dapat dimakhlumi karena masyarakat desa Bocor selama ini memang sering dan mudah mengadakan demoinstrasi mengkritisi kebijakan pemerintah desa. Bahkan Kepala Desa sebelumnya pernah dipaksa mundur oleh masyarakat, karena kebijakannya sering merugikan masayarakt desa. Namun demikian, selain faktor penghambat kegiatan juga terdapat faktorfaktor pendorong kegiatan. Faktor-faktor pendorong menyebabkan kegiatan dapat terlaksana dengan lancar. Beberapa faktor itu adalah : 1). Walaupun keberatan, tetapi Kepala Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen akhirnya mengijinkan sehingga kegiatan ini bisa dapat terlaksana DAFTAR PUSTAKA Ali, Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta. PT. LKIS Pelangi Aksara ANRI. 1989. Guide to Sources of Asian History. Jakarta: Arsip Nasional. dengan baik. Dukungan ini berupa ijin melaksanakan kegiatan serta mengkoordinir undangan untuk peserta. Selain itu juga masalah konsumsi kegiatan semuanya diurusi dengan baik walaupun dana konsumsi tersebut berasal dai Tim Pengabdian Masyarakat; 2). Dukungan sarana prasarana berupa tempat dan pendukungnya yang dikoordinir oleh Bapak Carik sehingga kegiatan ini bisa dilaksanakan di Balai Desa setempat. Dengan demikian tim tidak kesulitan mencari sarana prasarana lain; dan 3). Antusiasme perangkat desa, khususnya anggota BPD dalam mengikuti kegiatan pelatihan menjadi motivasi sendiri bagi penyaji. Perangkat Desa. Khususnya anggota BPD menilai penting sebuah sejarah desa disusun sebagai lambang identitas dan kebanggaan desa. SIMPULAN DAN SARAN Pelatihan penelusuran arsip dan sumber lisan bagi perangkat desa sangat penting untuk dilakukan karena desa merupakan ujung tombak pemerintahan. Dengan pelatihan ini perangkat desa akan berupaya menyusun sejarah desa sebagai lambang kebanggaan masyarakat. Dengan menyusun sejarah desa masyarakat mempunyai identitas sebagai satu kesatuan desa. Oleh karena itu kemampuan menelusuri arsip dan sumber lisan yang diperoleh melalui pelatihan ini memberikan sumbangan besar bagi desa. Panitia penyusun sejarah desa yang terbentuk segara dapat melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditentukan. Untuk mendukung hal ini seyogyanya dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran desa tahun mendatang, penyusunan sejarah desa dijadikan prioritas. Badrika, I Wayan. 2004. Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama Carr, E.H. 1972. What is History. New York. Alfred A Knoff Erviana, Dheysy F. 2005. Pengolahan Arsip Dinamis dalam Bidang Akuisisi dan Pengelolaan (AP) di Badan Arda. Laporan PKL 2005. Semarang: FIS

Fitzgerald, James. 1977. Toward a Theory of History Teaching, dalam Norman Little an Judy Macinolty A New York at History Teacheng Sydney Gottschalk, Louis. 1985. Mengerti Sejarah. Terjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta. Universitas Indonesia Press Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Yayasan Bentang Budaya Kuntowijoyo. 1997. Metodologi Sejarah. Yogyakarta. PT. Tiara Wacana Mian. 1984. Arsip dan Nilai Gunanya. Dalam Berita Arsip Nasional RI, Desember 1984 nomer 16. Jakarta: Arsip nasional RI. Reiner, G.J. 1997. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Soeroto, Soeri. 1980. Penelitian Bahan-bahan Arsip Masalah dan Kenyatanya dalam Arsip dan Sejarah. Jakarta: ANRI. Subardi, Hardi dan Yayan Daryan. 1998. Terminologi Kearsipan Indonesia. Jakarta: PT. Sigma Cipta Utama & LP2A. Suhartono. tt. Penelitian Arsip. Yogyakarta: Pascasarjana UGM. Sunarjan, YYFR, Drs, MS. 2006. Panduan Mata Kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks. Semarang, tidak diterbitkan