BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA. arah pemikiran si peneliti. Dengan demikian, berikut beberapa defenisi dari istilahistilah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Clarry Sadadalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soekamto (1970 : 3) mengatakan secara etimologi, sosiologi berasal dari dua

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui para tokoh imajinatifnya, dan memberikan cara-cara memahami

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB II LANDASAN TEORI

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian sastra sampai saat ini dipandang masih terbatas pada teks sastra.

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BIOGRAFI, SETTING BIOGRAFI THE SWORDLESS SAMURAI, SOSIOLOGI SASTRA, KEPEMIMPINAN, KARAKTER

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PESAN MORAL DALAM NOVEL LELAKI YANG SETIA MENCUMBUI SENJA KARYA ANDI ZULFIKAR: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB II LANDASAN TEORI

PESAN MORAL DAN MOTIVASI DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA : TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 4.1 Konsep Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek yang menyangkut apa saja yang akan diteliti, sehingga ruang lingkup materi yang akan dikaji menjadi linear (terarah) tidak melebar kepada hal-hal yang tidak penting. Adapun konsep yang dipergunakan pada penelitian ini adalah: 4.1.1 Pesan Moral Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 856) adalah 1 perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. Menurut Lillie (dalam Budiningsih 2004: 24) kata moral berasal dari mores (bahasa Latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat istiadat. Dewey (dalam Budinigsih 2004: 24) mengatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai susila. Hal ini membuktikan bahwa moral merupakan suatu acuan untuk menilai baik buruknya perilaku seseorang. Semakin sesuai perilaku seseorang dengan moral yang ditetapkan dalam masyarakat maka semakin tinggi moralitasnya. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message (Nurgiyantoro 1995: 322). Moral dalam cerita menurut Kenny (dalam Nurgiyantoro 1995:3 22) biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat

diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab petunjuk itu dapat ditampilkan, atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat tokoh-tokohnya. Jenis ajaran moral sangat luas, bisa dikatakan tidak berbatas segala yang menyangkut pada persoalan hidup dan kehidupan. Secara garis besar Nurgiyantoro (1995: 324) membedakan persoalan hidup dan kehidupan manusia ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Moral menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemenn Pendidikan Nasional (2007: 745-755), moral adalah 1) (ajaran tt) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila; 2) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan; 3) ajaran kesusilaan yang ditarik dari suatu cerita. Pengertian secara terpisah di atas apabila disimpulkan menjadi satu pengertian dari pesan moral berarti amanat yang ingin disampaikan tentang ajaran baik buruk yang diterima mengenai perbuatan dan kewajiban yang berkenaan tentang budi

pekerti atau akhlak manusia yang tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat. Pada penelitian ini, permasalahan pesan moral yang diungkap dari novel Sepatu Dahlan mengenai: kejujuran, ketaatan dalam beribadah, ketaatan pada orang tua, dan loyalitas dalam berteman. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 479) mengartikan kejujuran sebagai sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati). Bersikap jujur pada hakikatnya berupaya terus menerus berperilaku positif dalam menjalankan kehidupan. Bersikap jujur menyangkut sikap moral seseorang, artinya berupaya sekuat tenaga agar setia kepada sumpah atau janji yang telah diucapkan. Tidak melakukan tindakan yang hanya menguntungkan diri sendiri namun merugikan pihak lain. Tidak berperilaku negatif dengan sengaja dan apabila terjadi kesalahan bersedia memperbaiki kesalahan tersebut agar tidak terulang kembali dikemudian hari. Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia, tidak dapat disangkal bahwa masalah kejujuran merupakan hal yang pelik dan rumit karena jujur tidaknya seseorang tidak selalu diketahui oleh orang lain. Hati nurani yang bersangkutanlah yang paling banyak memberi pengaruh mengarahkan individu untuk menanamkan kejujuran dalam diri. Jika setiap individu telah menanamkan kejujuran dalam diri, sejatinya akan dinilai baik pula moralitasnya. Kejujuran bisa menjadi pengontrol yang baik dalam diri seseorang karena dengan adanya kejujuran maka tiap-tiap individu akan selalu berusaha untuk mengedepankan

kebenaran, tidak ada lagi kebohongan yang nantinya akan membawa kepada hal yang tidak baik. Mengenai pesan moral ketaatan dalam beribadah Salam (2000: 193) mengemukakan bahwa itu merupakan salah satu dari 12 (dua belas) dimensi kewajiban manusia dalam kristalisasi akhlak yang baik. Atas segala rahmat-nya manusia jelas berutang budi yang besar, Dialah yang wajib diibadahi dan ditaati oleh segenap manusia maka sudah sepatutnya apabila manusia berterima kasih atas segala pemberian-nya dengan salah satu cara diantaranya, yaitu taat. Salam (2000:194) menjelaskan tentang taat, yaitu berarti melaksanakan perintah-perintah-nya dan menjauhi larangan-larangan-nya, sebagaimana difirmankan. Taat ini juga dimaksudkan sebagai takwa, yakni memelihara diri agar selalu berada pada garis dan jalan-nya yang lurus. Pesan moral yang selanjutnya yaitu tentang ketaatan terhadap orang tua, hal inipun masih termasuk ke dalam 12 (dua belas) dimensi kewajiban manusia dalam kristalisasi akhlak yang baik menurut Salam. Orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan anak-anaknya, merawat dengan seluruh kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anaknya. Adapun kewajiban anak terhadap orang tua yang dikemukakan oleh Salam (2000: 199-200) adalah: 1. Patuh: Mematuhi perintah orang tua, kecuali dalam hal maksiat. 2. Ihsan: Berbuat baik kepadanya sesuai perintah Tuhan. Mengingat jasa orang tua begitu besar, maka seharusnyalah seseorang memberikan pula kesenangan kepada keduanya apa-apa yang dapat diberikan, misalnya tambahan nafkah dan keperluan-keperluan lainnya. 3. Perkataan yang lemah lembut: Tuhan memperingatkan kepada kita tidak mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada orang tua.

4. Merendah diri 5. Berterima kasih 6. Memohonkan rahmat dan maghrifirah. 7. Setelah wafat: Shalatkan jenazahnya, memohonkan rahmat dan keampunan Ilahi, menyempurnakan janjinya, menghormati sahabatnya dan meneruskan jalinan kekeluargaan yang pernah dibina oleh keduanya. Loyalitas dalam pertemanan pun dapat digolongkan kepada pesan moral. Menurut Salam (2000: 63) bermula dari rasa moral, menjadi kesadaran moral, dan dari sini tumbuh menjadi kewajiban moral, dari sini pula melahirkan rasa kemanusiaan, rasa persaudaraan, rasa kebajikan, dan seterusnya. Pendapat Salam ini dapat dijadikan dasar bahwa loyalitas dalam pertemanan merupakan bagian dari moral. Tindakan tersebut dikatakan sebagai tindakan yang baik (bermoral) karena dalam pertemanan dibutuhkan kesetiaan terlebih bila kesetiaan yang terjalin dalam hubungan pertemanan itu mengarahkan individu terhadap hal-hal positif. 4.1.2 Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2006: 73) motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-

saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Fungsi motivasi menurut Sardiman (2006: 85) ada 3, yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi bisa datang dari berbagai macam aspek kehidupan, tidak harus melalui acara khusus yang memang diperuntukkan untuk ajang motivasi atau cerita tentang kesuksesan tokoh ternama, tetapi terkadang motivasi bisa datang dari hal-hal kecil yang memberikan efek luar biasa pada kehidupan seseorang. Tidak jarang kata-kata mutiara atau pepatah mampu menjadi daya penggerak seseorang untuk berusaha mencapai tujuannya, misalnya dalam novel Sepatu Dahlan tokoh Dahlan termotivasi oleh pepatah Jawa yang terukir di dinding pesantren tempat ia sekolah. Peran lingkungan juga tidak bisa dikesampingkan begitu saja dalam hal memberikan motivasi, seringkali justru motivasi itu hadir dari orang-orang terdekat yaitu keluarga dan teman yang menjadi inspirasi bagi seseorang untuk mencapai tujuan. Menurut Malayu (2005: 143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Ada beberapa faktor penggerak motivasi yang disebutkan Peterson dan Plowman (dalam Malayu 2005: 142), yakni: 1. Keinginan untuk hidup Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk dapat melanjutkan kehidupannya. 2. Keinginan untuk memiliki sesuatu Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja. 3. Keinginan akan kekuasaan Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja. 4. Keinginan akan adanya pengakuan Keinginan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial, merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya. adalah: Adapun beberapa tujuan motivasi menurut Malayu (dalam blog Bidnalia) 1. Meningkatkan moral dan kepuasan seseorang 2. Meningkatkan produktivitas seseorang 3. Mempertahankan kestabilan seseorang 4. Meningkatkan kedisiplinan seseorang 5. Mengefektifkan pengadaan seseorang 6. Menciptakan suasana dan hubungan baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi seseorang 8. Meningkatkan kesejahteraan seseorang 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugasnya Dalam KBBI (2007: 756) motivasi adalah 1) dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2) usaha untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 4.1.3 Sepatu Dahlan Novel Sepatu Dahlan berkisah tentang kehidupan tokoh Dahlan seorang anak yang tinggal di daerah Takeran. Tokoh Dahlan dalam novel ini sebenarnya adalah sosok dari menteri yang saat ini menjabat di bidang BUMN Dahlan Iskan. Beliau menjadi inspirasi bagi Khrisna Pabichara untuk menceritakan bait demi bait perjalanan hidup Dahlan Iskan yang dulunya hidup dengan keadaan yang tidak terlalu berkecukupan. Namun semangat Dahlan menuntut ilmu tidak pernah berkurang, meski harus berjalan kaki sejauh belasan kilometer untuk menuju sekolahnya, Dahlan tetap semangat. Tapak kaki yang melepuh seolah tidak menjadi penghalang bagi Dahlan. Dahlan dan impian kecilnya: sepatu dan sepeda, yang menurut Dahlan akan sangat membantu apabila ia memiliki keduanya dan mudah bagi Dahlan untuk sampai ke sekolah. Dari dua benda yang diinginkan Dahlan itulah akhirnya mengalir cerita yang menginspirasi. Sesuai dengan judulnya, sepatu dalam novel ini bukan merupakan kiasan, tetapi arti yang sebenarnya, yaitu sepatu sebagai benda. Kisah Dahlan dalam mendapatkan sepatu dan sepeda inilah yang sebenarnya menjadi penggerak mengalirnya kisah yang menginspirasi ini.

4.2 Landasan Teori Teori berfungsi untuk memecahkan masalah. Sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah, maka sangat penting apabila teori yang dipakai benarbenar relevan dengan permasalahan yang ada. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi sastra. Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soio atau socius berarti masyarakat, logi atau logos berarti ilmu. jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal- usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, dan empiris (Ratna 2003: 1). Sastra dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik (Ratna 2003: 1). Penelitian ini mengangkat novel Sepatu Dahlan sebagai objek kajian yang akan diteliti dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan interdisiplin dari dua ilmu yang berbeda, yaitu sosiologi dan sastra. keduanya memiliki objek kajian yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Meski objek kajian dari kedua ilmu tersebut sama, tetapi ada perbedaan dalam hal memandang persoalannya. Sosiologi lebih cenderung kepada

hal yang bersifat objektif dan faktual, sementara sastra adalah kebalikannya, yaitu bersifat subjektif dan rekaan. Adapun defenisi dari sosiologi sastra sangat beragam tetapi defenisi yang paling mendekati dengan penelitian ini adalah pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkadung di dalamnya. Sosiologi sastra akan meneliti sastra sebagai (1) ungkapan historis, ekspresi suatu waktu, sebagai sebuah cermin, (2) karya sastra memuat aspek sosial dan budaya yang memiliki fungsi sosial berharga. Aspek fungsi sosial sastra berkaitan dengan cara manusia hidup bermasyarakat (Endraswara 2011: 20). Jika dikaitkan dengan penelitian yang berjudul Pesan Moral dan Motivasi dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khirsna Pabichara ini mengangkat pesan moral dan motivasi yang keduanya dianggap sebagai aspek kehidupan dalam bermasyarakat. Jelas bahwa kajian sosiologi sastra adalah kajian yang tepat untuk penelitian ini. Teori sosiologi sastra yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Alan Swingewood. Swingewood (dalam Yasa 2012: 24) menegaskan bahwa karya sastra adalah suatu jagat yang merupakan tumpuan kecemasan, harapan, dan aspirasi manusia karena di samping makhluk sosial, dinamika sosial budaya akan sangat sarat termuat dalam karya sastra. Swingewood juga menyampaikan bahwa sinkronisasi antara fakta imajiner dengan fakta realitas sebagai bukti bahwa sastra adalah refleksi sosial.

Swingewood menyebutkan (dalam Yasa 2012: 22) bahwa pengarang besar tidak sekadar menggambarkan dunia sosial secara mentah, tetapi ia mengembangkan tugas yang mendesak, yaitu memainkan tokoh-tokoh ciptaannya dalam satu situasi rekaan untuk mengungkapkan nilai dan makna dalam dunia sosial. 4.3 Tinjauan Pustaka Teori sosiologi sastra telah banyak dipergunakan dalam mengkaji permasalahan yang diangkat pada skripsi, tetapi penelitian yang menjadikan novel Sepatu Dahlan sebagai objek kajian baru pertama kali dilakukan. Penelitian ini menitikberatkan pada pesan moral dan motivasi yang terkandung dalam novel. Setelah peneliti melakukan pencarian di perpustakaan Departemen Sastra Indonesia (USU) dan juga melalui media internet diantaranya ditemukan beberapa skripsi yang kajiannya relevan dengan penelitian kali ini. Adapun beberapa skripsi yang pernah mengangkat aspek moral, motivasi dan amanat sebagai rumusan masalah diantaranya: Ginting (2000) dalam skripsinya yang berjudul Saat untuk Menaruh Dendam dan Saat untuk Menaburkan Cinta Karya Julius R. Siyaranamual: Analisis Moral. Skripsi ini membicarakan tentang pembahasan struktural dan moral dilakukan terhadap novel Saat untuk Menaruh Dendam dan Saat untuk Menaruh Cinta: novel ini membahas masalah-masalah moral dengan tema kawin paksa karena pergaulan bebas. Peristiwa secara umum berlatar di seputar kota Jakarta dikisahkan secara kronologis dengan menggunakan alur maju. Nilai-nilai moral

yang ingin diungkapkan oleh pengarang, secara garis besar adalah persoalan manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia lainnya dalam suatu lingkup sosial hubungan manusia dengan Tuhannya. Pranata (2009) dalam skripsinya yang berjudul Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari : Analisis Sosiologi Sastra, peneliti menganalisis tentang unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra yang meliputi: alur, penokohan, gaya bahasa, latar pusat pengesahan dan tema. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi dalam pengkajiannya dan berfokus pada batasan masalah berikut ini: 1. Pada bagian-bagian yang memegang peranan penting dalam tubuh novel Orang-Orang Proyek, yaitu : latar, alur, penokohan, dan tema. 2. Penelitian ini juga menganalisis nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel Orang-Orang Proyek, seperti: nilai budaya, nilai politik, dan nilai percintaan. Irwaning (1992) dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Nilai-Nilai Didaktis Pada Tiga Cerita Anak. Skripsi ini meninjau dari segi instrinsik atau yang menyangkut struktur karya itu sendiri, pembahasannya meliputi gaya bahasa (yang pengertiannya sama dengan pengertian tentang gaya bercerita atau style, alur atau plot, latar atau setting dan tema yang terdapat di tiga cerita anak tersebut. Pembahasan terhadap unsur-unsur ini mampu menonjolkan nilai dikdaktisnya sedangkan segi ekstrensik yang berkaitan dengan segi pendidikan baik formal ataupun nonformal untuk mengambil nilai-nilai didaktis yang terdapat di dalamnya.

Sihaloho (1987) dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Amanat yang Terdapat dalam Novel Maut dan Cinta Karya Mochtar Lubis, pokok pembicaraan dalam skripsi ini mencoba melihat amanat yang disampaikan pengarang kepada publik pembaca. Amanat yang disampaikan oleh pengarang dalam karyanya tersebut amat jarang kita jumpai dalam bentuk tersurat. Amanat itu disampaikan pengarang melalui dialog tokoh yang satu pada tokoh yang lain serta melalui komentar pengarang terhadap tokoh-tokoh ceritanya. Fransiska mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (2004) dalam skripsinya yang berjudul Aspek Moral dalam Lirik Lagu Jamrud: Tinjauan Sosiologi Sastra. Ia menyimpulkan bahwa aspek moral yang meliputi kemanusiaan yang membuktikan adanya dampak-dampak positif maupun negatif pada kehidupan, tingkah laku yang banyak meninggalkan nilai-nilai moral, pergaulan yang kurang terkontrol serta diawasi baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan. Setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang pembahasannya relevan dengan penelitian ini, maka peneliti dapat melihat perbedaan yang terdapat pada skripsi yang sudah ada sebelumnya dengan pembahasan penelitian ini, diantaranya terletak pada objek yang berbeda, kemudian aspek yang ditinjau oleh peneliti, misal pada penelitian Irwaning ia mengemukakan tentang nilai-nilai didaktis melalui gaya bahasa dalam karya yang ditelitinya. Sedangkan prespektif penelitian ini tidak membahas gaya bahasa (style), fokus pada pesan moral dan motivasi yang ada dalam Sepatu Dahlan. Skripsi Pranata membahas tentang nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel

Orang-Orang Proyek, Pranata membatasi nilai sosial yang dibahasnya dengan nilai-nilai budaya, nilai-nilai politik, dan nilai-nilai percintaan. Berbeda dengan penelitian ini, meski pesan moral merupakan nilai sosial tetapi peneliti tidak membahas unsur nilai politik dan nilai percintaan. Beberapa penelitian di atas cenderung menganalisis unsur struktural dari masing-masing karya yang diteliti, tetapi untuk penelitian ini tidak dituliskan secara eksplisit walaupun langkah awal peneliti sebelum melakukan analisis terhadap masalah tentunya terlebih dahulu telah menganalisis unsur struktural dalam novel Sepatu Dahlan.