BAB III LANDASAN TEORI. teknik mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,

MENINGKATKAN MUTU BAJA SUP 9 PADA PEGAS DAUN DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI POROS DAN PASAK

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Kunci: camshaft, patahan, operasional, pengujian, kegagalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

TUGAS AKHIR MANUFAKTUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

BAB I PENDAHULUAN. baja HQ705 (High Quality) untuk komponen konstruksi permesinan. Baja HQ705

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III. Metode Rancang Bangun

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PERANCANGAN

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Uji Kompetensi Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertulang, mulai dari jembatan, gedung - gedung perkantoran, hotel,

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

BAB III ANALISIS PERBAIKAN SISTEM SUSUPENSI BELAKANG. menganalisa sistem suspensi belakang untuk kerja coil spring dimana data dan

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

BAB III METODE PENELITIAN

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

Kategori Sifat Material

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS KASUS

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suhu mempengaruhi sifat mekanik material, yaitu ketangguhan material

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN).

Sifat Sifat Material

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

Jumlah serasah di lapangan

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Fungsi Dan Penggunaanya. Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain. Dalam banyak hal, tidak terdapat alternative lain yang dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas dalam kontruksi dunia keteknikan. harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi persyaratan,keamanan dan kenyamanan. Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya,melunakan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam waktu yang singkat dan mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta mengurangi getaran. Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk semula, hal ini di sebut cara kerja pegas. Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah elastic besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik daya tangkap gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di f dikalikan dengan konstanta k. Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas, Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu vertical gaya F (N).Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan,

ketika pegas mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis lengkungan yang putus-putus. selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan pegas,hal ini di sebut histerisis. 3.2 Macam Macam Pegas. Pegas mekanik dipakai pada mesin yanmg mendesakan gaya, untuk menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau menyerap energi. Pada umumnya pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas yang berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih dapat terdapat berbagai jenis lagi. Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan dibuat untuk menahan beban tarik, tekan, atau puntir. Dalam pegas daun termasuk jenis yang menganjur (cantilever) dan yang berbentuk elips, pegas daya pemutar motor atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut, yang biasanya disebut pegas Belleville. Gambar3.2 jenis-jenis pegas

Tabel 3.1 BAJA CAMPURAN DAN BAJA BERKADAR KARBON TINGGI UNTUK PEGAS Spesifikasi Nama Bahan yang sama Uraian Senar Musik 0.8 0.95C UNS G1085 AISI 1085 ASTM A228-51 Ini adalah yang terbaik, yang paling liat, dan paling banyak dipakai untuk bahan pegas pada pegas-pegas kecil. Mempunyai kekuatan tarik yang paling tinggi dan dapat menahan tegangan yang lebih besar pada pembebanan berulang, dibanding bahan pegas yang lain. Tersedia dalam ukuran diameter 0.12 sampai 3 mm (0.005 sampai 0.125 in). Jangan dipakai diatas 120 C atau dibawah suhu nol derajat.

Kawat yang di sepuh dalam oli 0.60 0.70C UNS G10650 AISI 1065 ASTM 229-41 Baja pegas untuk pemakaian umum ini dipakai untuk berbagai jenis pegas gulungan dimana biaya senar musik terlalu mahal dan ukuranya lebih besar dari yang tersedia pada senar musik. Terlalu mahal dan ukurannya lebih besar dari yang tersedia pada senar musik. Tidak untuk pembebanan kejut atau pukulan. Tersedia dalam ukuran diameter 3 sampai 12 mm (0.125 sampai 0.5000 in), tetapi ukuran yang lebih kecil atau lebih besar pun bisa didapat. Tidak untuk dipakai diatas 180 C (350 F) atau pada suhu dibawah nol.

Kawat yang Ini adalah baja pegas untuk pemakaian umum yang paling murah dan hanya bisa pakai di mana umur, ketelitian, dan kelenturan tidak terlalu penting. Tersedia dalam ukuran diameter 0.8 sampai 12 mm (0.031 sampai 0.400 dipanaskan dengan penarikan 0.60 0.70C UNS G10660 AISI 1066 ASTM A227 47 in). Tidak untuk pemakaian diatas 120 C (250 F) atau pada suhu dibawah nol derajat. Vanadium UNS G61500 AISI 6150 Inilah baja pegas campuran yang paling populer untuk kondisi yang melibatkan tegangan yang lebih tinggi dari pada yang dapat dipakai pada baja karbon tinggi dan untuk pemakaian di mana kelelahan dan ketahanan yang panjang yang diperlukan. Juga baik untuk beban kejutan pukulan. Dipakai secara luas untuk pegas katup mesin

chrom ASTM 231 41 pesawat terbang dan untuk suhu sampai 220 C (425 F). Tersedia dalam bentuk yang di-annil atau diperkeras awal dengan suhu untuk ukuran diameter 0.8 sampai 12 mm (0.031 sampai 0.500). Campuran ini adalah suatu bahan yang paling baik untuk pegas bertegangan tinggi yang memerlukan umur yang panjang dan terhadap Silikon chrom UNS G92540 pemebebanankejut. Kekerasan AISI 9254 Rockwell C50 sampai C53 adalah sangat umum, dan bahan ini bisa dipakai sampai 250 C (475 F). Tersedia dalam ukuran diameter dari 0.8 sampai 12 mm (0.031 s/d 0.5000 in). Program perencanaan dari pegas tekan, dapat dipakai sebagai titik awal untuk menciptakan. Ini terdiri dari 7 subrutin yang terpisah, yang kesemuanya

menggunakan lokasi memori yang sam. Subrutin tersebut harus dipakai menurut urutan yang sesuai yaitu : 1. Masukan dan pertunjukan dari diameter luar. 2. Masukan dan pertunjukan jumlah gulungan yang ada. 3. Pilihlah salah satu bahan dan masukan eksponen dan koefisien. 4. Masukan dan pertunjukan diameter kawat. 5. Masukan dan pertunjukan tegangan puntir maksimum yang diinginkan bika pegas merapat padat. 6. Hitung dan pertunjukan konstanta pegas 7. Masukan dan pertunjukan setiap gaya kerja F yang diinginkan. Subrutin yang terpisah dipakai dalam program ini dengan tujuan untuk menghindari pemasukan ulang data bila hanya salah satu parameter yang harus diganti. Tabel 3.2 Bahan-Bahan Baja Menurut JIS (Standar Industri Jepang) untuk pegas. a. Unsur Kimia Lambang Unsur kimia (%) C Si Mn P S Cr V B SUP 4 0,90-1,10 0,15-0,35 0,30-0,60 - - - SUP 6 0,55-0,65 1,50-1,80 0,70-1,00 - - -

SUP 7 0,55-0,65 1,80-2,20 0,70-1,00 - - - SUP 9 0,50-0,60 0,15-0,35 0,65-0,95 0,035 atau kurang 0,035 atau kurang 0.65-0.95 - - SUP 10 0,45-0,55 0,15-0,35 0,65-0,95 0,80-1,10 0,15-0,35-0,0005 SUP 11 0,50-0,60 0,15-0,35 0,65-0,95 0,65-0,95 Atau lebih b. Sifat Mekanis Perlakuan panas ( C) Batas Mulur ( Regangan Kekuatan Lambang Celup dingin Temper Permanen Tarik Kekerasan 0,2% ) (Kg/mm²) ( Kg/mm² ) (HB) SUP 4 450-500 90 115 352-415 SUP 6 480-530 110 125 363-429 SUP 7 490-540 110 125 363-430 SUP 9 830-860 460-510 110 125 363-431 SUP 10 Pendinginan 470-540 110 125 363-432 SUP 11 Minyak 460-510 110 125 363-433 3.3 Mutu dan Kwalitas 3.3.1 Pengawasan Mutu Pengawasan mutu atau quality control adalah kegiatan untuk mengetahui hasil-hasil yang didapat, baik berupa kesalahan, kegagalan dan tindakan koreksi yang dapat dilakukan, sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan ketentuan didapatkan hasil produk yang memenuhi standard

yang berlaku. Yang harus dipenuhi oleh suatu produk dan diuji kualitasnya untuk memenuhi standar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor : Material 1) Jenis bahan baku. 2) Komposisi bahan baku. Tenaga Kerja 1) Tenaga krerja yang kurang berpengalaman. 2) Kurang teliti dalam pengerjaan. 3) Tidak tetap waktu dalam pengerjaan. Mesin-mesin 1) Kesalahan pada proses permesinan. 2) Penggunaan mesin yang sudah tua. 3) Kurangnya perawatan mesin 3.3.2 Pengertian Mutu Kwalitas Pada mulanya manusia merasa cukup puas dengan kebutuhan hidup yang tersediakan di alam, sehingga manusia tidak mempertimbangkan mutunya. Seiring dengan adanya perkembangan peradaban manusia, manusia mulai memperhatikan dari barang-barang kebutuhan hidupnya. Sehingga terjadilah pemisahan antara kelompok produsen dan konsumen. Perkembangan keadaan ini mempengaruhi mutu dari barang-barang yang langsung mempengaruhi kebutuhan hidup manusia

dan timbulnya persaingan dalam memenuhi atau menyesuaikan serta mengerti akan keinginan konsumen. Dengan adanya kerja, maka para produsen berusaha untuk menjaga reputasi atau nama baiknya. Usaha ini dapat dilakukan dengan menjaga mutu dari produk yang dihasilkannya. 3.3.3 Ruang Lingkup Pengawasan Mutu Kegiatan pengawasan mutu sangat luas karena semua pengaruh terhadap mutu harus diperhatikan. Secara garis besar pengawasan mutu dapat dikelompokkan dalam dua tingkatan, yaitu : 1. Pengawasan mutu selama proses. Banyak cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses yang teratur, contohnya adalah dari hasil produksi diambil dalam jarak waktu yang sama dan dilanjutkan dalam pengecekan statistic untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak baik. Apabila mulainya salah maka keterangan salah ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali, perlu diingat bahwa pengawasan dari proses adalah berurutan dan teratur. Pengawasan yang dilakukan hanya terdapat sebagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan terhadap bahan-bahan yang akan digunakanuntuk proses prduksi.

2. Pengawasan mutu dari barang yang telah diselesaikan. Walaupun telah dilakukan pengawasan mutu dalam tingkatantingkatan proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga agar barang hasil cukup baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari tempat pembuatan ketempat perakitan maka perlu dilakukan pengawasan atau barang hasil produksi yang sesuai, adanya pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera. 3.3.4 Tugas dari bagian pengawasan mutu Tugas dari bagian secara terperinci adalah menyelenggarakan atau melihat kegiatan dari hasil yang dikerjakan serta mengumpulkan dan menyalurkan kembali keterangan yang dikumpulkan selama pekerjaan itu sesudah dianalisa.

Tugas-tugas itu meliputi : Pengawasan atas pemeriksaan dari bahan-bahan pegas yang masuk. Pengawasan atas kegiatan diberbagai tingkat proses dan diantara tingkat proses jika perlu. Pengawasan terakhir atas pegas yang dihasilkan. Penyelidikan atas sebab-sebab kesalahan yang timbul selama pembuatan pegas. Quality Control atau disebut juga pengawasan mutu adalah untuk memastikan apkah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam produksi akhir. Dengan perkataan lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan dari pimpinan perusahaan. Dalam pengawasan mutu ini semua prestasi barang dicek menurut standar, dan semua penyimpangan penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisadan semua penemuan-penemuan dalam hal ini dipergunakan sebagai umpan balik untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan perbaikan untuk produksi pada masa akan datang.