PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Harold Koontz menjelaskan kata strategi berasal dari Bahasa Yunani strategos

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. itu seorang Public Relations membutuhkan sebuah sarana yang tepat, efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun, mendorong timbulnya industri komunikasi secara menyeluruh. Di

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR. Nur Yasin Shirotol Mustaqim

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

Produksi Media PR Cetak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Produsen

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan, serta mempertahankan image perusahaan. peningkatan kualitas produk oleh perusahaan. Keluhan atau complain dari

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus terpusat pada customer atau nasabahnya. membangkitkan ketertarikan masyarakat/customer maupun nasabah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

Produksi Media Public Relations AVI. Modul ke: 04FIKOM CORPORATE IMAGE. Fakultas. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Program Studi HUMAS

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

PEDOMAN UMUM PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan komunikasi orang dapat mengorganisir dan menjadikan orang

yang penting di dalam dunia bisnis mall sehingga karyawan dapat memberikan kinerja yang maksimal dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi. Sebua

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Paska perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat

BAB I PENDAHULUAN. polytron, dan masih banyak lagi. Perusahaan - perusahaan tersebut, merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

PEDOMAN UMUM TATA KELOLA KEHUMASAN DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

OPTIMALISASI KEHUMASAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

Pengaruh Pelayanan Terhadap Citra Bus PO. Raya Di Kalangan Raya Fans Community. NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

I. PENDAHULUAN. manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumberdaya manusia tersebut diperhatikan

SAMBUTAN KEPALA DINAS KOMINFO PROVINSI JAWA TIMUR PADA SEMINAR PERS SE-JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau instansi. Dapat kita lihat di berbagai instansi, baik instansi

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, akan diuraikan 1) konteks penelitian yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi. Diterima maupun tidak diterimanya suatu produksi. tergantung hasil karya PR dari perusahaan tersebut.

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern dikenal sebagai masyarakat informasial. Hal itu berarti

Kedudukan PR dalam Organisasi. Dosen: Ade Suryani, M.Soc.Sc

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin

BAB 2 LANDASAN TEORI. perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSAKA. Komunikasi organisasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Transkripsi:

KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R T O N O E-mail : tonz94@depkominfo.go.id KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PUSAT INFORMASI DAN HUMAS 2010

Perubahan paradigma di era reformasi, seiring dengan kebebasan pers dan keterbukaan informasi publik serta banyak informasi dari berbagai media baik cetak maupun elekronik telah membawa dampak bagi sebagian masyarakat. Di sinilah peran humas semakin kompleks, tantangan tugas kehumasan semakin berat, semua itu dapat membawa perubahan drastis pekerjaan kehumasan akibat adanya perubahan tata nilai, pola pikir, tingkah laku, bahkan pola budaya masyarakat dan cara mengemukakan pendapat masyarakat baik individu maupun kelompok. Humas (Public Relations) menurut Jefkins (2003) adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR merupakan kegiatan yang abstrak.

Humas dan para pelaksana humas di lingkungan Pemerintah, mau tak mau harus dapat menyesuaikan dan membangun visi dan orientasi baru melalui beragam pendekatan dan upaya, agar citra Pemerintah seiring dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Pemahaman kehumasan sebagai salah satu bagian dalam organisasi/lembaga semakin hari semakin memerlukan pemahaman dan pendalaman bahkan aktualisasinya dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan perkembangan paradigma baru di era reformasi.

Penguatan kelembagaan, peran hubungan masyarakat (humas) menjadi sangat vital. Hal itu disebabkan betapa pentingnya membangun citra bagi lembaga dalam kaitannya dengan paradigma baru pelayanan berbasis pelanggan. Humas yang di dalam konsep semula adalah public relation, maka sesungguhnya perannya adalah untuk mengkomunikasikan lembaga dimaksud dengan publik atau masyarakat. Sehingga humas menjadi garda depan bagi lembaga untuk mengintrodusir apa dan bagaimana lembaga tersebut terkait dalam relasinya dengan masyarakat. Menurut George Lukacs, bahwa dunia dibangun di atas citra. Itu berarti bahwa siapa yang berhasl membangun citra maka dialah yang akan menguasai dunia. Makanya di dalam dunia bisnis, ada survey pelanggan, survey produk, survey kepuasan pelanggan, survey kebutuhan pelanggan dan sebagainya. Di dunia politik ada survey pemilih, survey akseptabilitas calon pejabat politik, survey parpol dan sebagainya. Semua ini dilakukan untuk memahami respon sosial terhadap kepentingan lembaga.

KEBERADAAN HUMAS 1.Keberadaan unit kerja Humas suatu organisasi, meskipun didukung oleh sarana dan prasarana cukup memadai, namun apabila secara struktural unit kerja Humas tersebut jauh dari pimpinan organisasi secara struktural, maka humas itu tidak akan dapat berperan karena tidak mempunyai akses langsung sehingga Humas menjadi kurang berfungsi. 2.Sebaliknya unit Humas yang mempunyai akses langsung dengan top manajer dan didukung oleh sarana serta prasarana yang modern dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan humas akan mengalami hambatan-hambatan, kalau Humas itu tidak ditangani oleh SDM yang profesional. 3.Kinerja kehumasan pemerintah secara ideal, haruslah didukung oleh adanya akses langsung antara Humas dengan top pimpinan organisasi, dana dan sarana kerja yang memadai serta adanya tenaga-tenaga yang profesional di bidang kehumasan.

Humas masih sering diartikan secara sempit. Yaitu sekelompok kecil orang dari suatu lembaga yang ditugaskan oleh pimpinan untuk menghandle arus informasi baik ke dalam maupun keluar. Kelompok ini dipimpin oleh public opinion officer yang tugasnya terkait dengan kehumasan. Yang semacam ini disebut sebagai humas tradisional-statis. Humas lebih bercorak modern-dinamis. Yaitu humas yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat perkantoran dan terdiri dari sekelompok orang. Setiap orang yang berada di dalam lembaga hakikatnya adalah humas lembaga. Oleh karena itu, semua elemen, pimpinan dan staf, adalah orang yang memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan lembaganya kepada khalayak luas. Peran humas sungguh sangat sentral. Dikenal atau tidaknya sebuah lembaga sangat tergantung kepada berperan atau tidaknya humas. Dalam kaitan ini maka ada humas yang berperan internal dan eksternal. Humas internal terkait dengan bagaimana humas menguatkan identitas dan rasa memiliki terhadap lembaga, membangun kesadaran dan dedikasi internal dan eksternal tentang pentingnya lembaga bagi para karyawan. Sedangkan humas eksternal berfungsi untuk menggaet relasi dengan dunia di luar lembaga dan juga masyarakat luas. Humas eksternal berfungsi untuk mengekpose berbagai hal yang terkait dengan eksistensi, fungsi dan produk lembaga bagi masyarakat secara luas.

Soemirat dan Ardianto (2004) mengklasifikasikan publik dalam PR menjadi beberapa kategori yaitu: 1. Publik internal dan publik eksternal Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi/ perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/ dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. 3. Publik tradisional dan publik masa depan Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan.

4. Proponent, opponent, dan uncommitted Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan. 5. Silent majority dan vocal minority Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.

Jefkins (2003) menyebutkan ada lima jenis citra, yakni: 1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. 2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. 3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. 4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. 5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.

HAL PENTING DAN PERLU DICERMATI DALAM RANGKA OPTIMALISASI FUNGSI DAN PERAN HUMAS 1. Setiap petugas Humas kiranya dapat selalu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tuntutan paradigma baru di era reformasi dan dapat selalu menjaga dan memelihara serta meningkatkan citra dan reputasi pemerintah, dengan menyebarluaskan informasi secara profesional. 2. Setiap petugas Humas dapat selalu menjalin kemitraan sebaik-baiknya dengan seluruh media dalam rangka membimbing dan membentuk sikap masyarakat guna menyukseskan agenda reformasi serta terus meningkatkan profesionalisme untuk mengimbangi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat serta perkembangan masyarakat. 3. Setiap petugas Humas kiranya dapat terus menggelorakan dan membangkitkan rasa percaya diri masyarakat serta mampu dalam mengatasi berbagai permasalahan pemerintah bangsa dan Negara serta mampu mengelola perbedaan yang ada di masyarakat. 4. Peranan Kehumasan Pemerintah akan menjadi optimal jika humashumas pemerintah mempunyai akses dengan pucuk pimpinan instansi/lembaga, serta didukung oleh dana, sarana dan prasarana yang memadai dan dikelola oleh sumber daya manusia yang professional serta dapat membina hubungan keluar dan ke dalam organisasi.

Sekian Terima Kasih