S U R A T E D A R A N

dokumen-dokumen yang mirip
No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N

Sistem Pembayaran Non Tunai

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

No.18/15/DKSP Jakarta, 20 Juni 2016 S U R A T E D A R A N. Pengelolaan Standar Nasional Teknologi Chip untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet

No. 14/ 27/DASP Jakarta, 25 September 2012 S U R A T E D A R A N. Perihal : Mekanisme Penyesuaian Kepemilikan Kartu Kredit

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 18/33/DKSP Jakarta, 2 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN JASA KURIR DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Sistem Pembayaran Non Tunai

No. 6/11/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

Perlindungan Hukum Konsumen (Nasabah) Electronic Banking Melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Tami Rusli Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung

No. 10/ 4 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N

No.18/21/DKSP Jakarta, 27 September 2016 S U R A T E D A R A N

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK

DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

No. 8/ 32 /DASP Jakarta, 20 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 10/ 47 /DPNP Jakarta, 23 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal; Mengingat : 1. Undang-Undan

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 14/ 20 /DPNP Jakarta, 27 Juni 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal: Penyelesaian Pengaduan Nasabah

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No. 6/ 22 /DLN Jakarta, 10 Mei 2004 S U R A T E D A R A N

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

Sosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

Lampiran SE No.8/ 32 /DASP tanggal 20 Desember 2006 Lampiran 1 Contoh Tata Cara Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

No. 4/12/DASP Jakarta, 24 September 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

Transkripsi:

No. 7/60/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu ------------------------------------------------------------------------- Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4538), dan sebagai salah satu upaya dalam mendukung perkembangan industri Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang sehat, perlu diatur lebih lanjut mengenai penerapan prinsip perlindungan nasabah dan kehati-hatian, serta peningkatan keamanan dalam penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu dalam Surat Edaran Bank Indonesia. I. PRINSIP PERLINDUNGAN NASABAH 1. Penerbit wajib menerapkan prinsip perlindungan nasabah dalam menyelenggarakan kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) yang antara lain dilakukan dengan menyampaikan informasi tertulis kepada Pemegang Kartu atas APMK yang diterbitkan. Informasi tersebut wajib disampaikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang jelas dan mudah dimengerti, ditulis

2 ditulis dalam huruf dan angka yang mudah dibaca oleh Pemegang Kartu, dan disampaikan secara benar dan tepat waktu. 2. Untuk Kartu ATM, Kartu Debet, dan/atau Kartu Prabayar, Penerbit wajib memberikan informasi tertulis kepada Pemegang Kartu, sekurang-kurangnya meliputi : a. prosedur dan tata cara penggunaan kartu, fasilitas yang melekat pada kartu, dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan kartu tersebut, b. hak dan kewajiban Pemegang Kartu, sekurang-kurangnya meliputi: 1) hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu dalam penggunaan kartunya, termasuk segala konsekuensi/risiko yang mungkin timbul dari penggunaan kartu, misalnya tidak memberikan Personal Identification Number (PIN) kepada orang lain dan berhati-hati saat melakukan transaksi melalui mesin ATM, 2) hak dan tanggung jawab Pemegang Kartu dalam hal terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi Pemegang Kartu dan/atau Penerbit, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan kartu, kegagalan sistem Penerbit, atau sebab lainnya, 3) jenis dan besarnya biaya yang dikenakan, dan 4) tata cara dan konsekuensi apabila Pemegang Kartu tidak lagi berkeinginan menjadi Pemegang Kartu. c. tata

3 c. tata cara pengajuan pengaduan yang berkaitan dengan penggunaan kartu dan perkiraan waktu penanganan pengaduan tersebut. 3. Untuk Kartu Kredit, Penerbit wajib menyampaikan informasi tertulis kepada Pemegang Kartu yang terdiri dari seluruh informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2, dan melakukan pula hal-hal antara lain: a. Menyampaikan informasi umum mengenai: 1) kolektibilitas kredit (lancar, kurang lancar, diragukan, atau macet) dan konsekuensi dari masing-masing status kolektibilitas tersebut, 2) penggunaan jasa pihak lain di luar Penerbit untuk melakukan penagihan, apabila Penerbit menggunakannya, dan 3) tata cara dan dasar penghitungan bunga dan/atau denda, serta komponen penghitungan bunga dan/atau denda, termasuk saat bunga berhenti dihitung. Informasi umum tersebut disampaikan oleh Penerbit kepada calon Pemegang Kartu dan wajib diinformasikan kembali kepada Pemegang Kartu apabila terjadi perubahan. b. Menyampaikan informasi tagihan (billing statement) secara lengkap, akurat, dan informatif, serta dilakukan secara benar dan tepat waktu. 4. Informasi tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan angka 3 wajib ditulis dengan menggunakan ukuran huruf (font size) minimal 10, tipe huruf Times New Roman, Bookman Antiqua, atau Bookman

4 Bookman Old Style serta dicetak dengan warna gelap dengan dasar warna terang (kontras). 5. Penerbit Kartu Kredit dilarang memberikan secara otomatis fasilitas yang berdampak tambahan biaya yang harus ditanggung oleh Pemegang Kartu dan/atau fasilitas lain di luar fungsi utama Kartu Kredit tanpa persetujuan tertulis dari Pemegang Kartu. Termasuk persetujuan tertulis dalam hal ini adalah persetujuan tertulis yang disampaikan melalui faksimili dan e-mail, serta kesepakatan lisan yang dituangkan dalam catatan resmi pejabat Penerbit yang bersangkutan. Penerbit dilarang mencantumkan klausula dalam perjanjian antara Penerbit dan Pemegang Kartu yang memberikan peluang diberikannya suatu produk secara otomatis kepada Pemegang Kartu, dan/atau diberikannya fasilitas-fasilitas yang berdampak tambahan biaya, tanpa persetujuan tertulis dari Pemegang Kartu. Contoh klausula yang dilarang: a. Klausula dalam perjanjian antara Penerbit dan Pemegang Kartu misalnya: Dengan ditandatanganinya perjanjian ini maka Penerbit setiap saat dapat memberikan fasilitas atau produk yang biayanya dibebankan pada kartu dan biaya tersebut dibebankan secara otomatis kepada Pemegang Kartu. b. Pernyataan dalam penawaran produk misalnya: Penawaran produk ini dianggap telah disetujui oleh Pemegang Kartu apabila dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal

5 tanggal penawaran produk ini, Pemegang Kartu tidak melakukan konfirmasi melalui telepon nomor 021-12345678. II. PRINSIP KEHATI-HATIAN 1. Dalam pemberian Kartu Kredit, Penerbit wajib mengelola risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai manajemen risiko. 2. Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, seluruh Kartu Kredit yang diterbitkan oleh Penerbit kepada Pemegang Kartu wajib pula memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Minimum Usia 1) Minimum usia calon Pemegang Kartu utama adalah telah dewasa sesuai dengan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku, yaitu 21 tahun atau telah kawin. Terhadap calon Pemegang Kartu utama yang belum berusia 21 tahun tetapi telah kawin, Penerbit wajib meminta kelengkapan dokumen yang membuktikan status perkawinan calon Pemegang Kartu utama tersebut. Penetapan batas minimum usia ini diperlukan mengingat perjanjian Kartu Kredit merupakan perjanjian keperdataan biasa antara bank dengan Pemegang Kartu. Oleh karena itu, batas usia minimum harus sesuai dengan ketentuan Hukum Perdata yang berlaku mengenai usia minimum seseorang dapat melakukan perbuatan hukum atas dirinya sendiri. 2) Minimum

6 2) Minimum usia calon Pemegang Kartu tambahan adalah 17 tahun atau telah kawin. Penerbit wajib meminta kelengkapan dokumen yang membuktikan usia calon Pemegang Kartu tambahan tersebut. Terhadap calon Pemegang Kartu tambahan yang belum berusia 17 tahun tetapi telah kawin, Penerbit wajib meminta kelengkapan dokumen yang membuktikan status perkawinan calon Pemegang Kartu tambahan tersebut. Kebijakan penetapan minimum usia untuk Pemegang Kartu tambahan ini didasarkan pada usia minimum untuk bisa mendapatkan Kartu Tanda Penduduk saat ini. Pemegang Kartu tambahan pada usia ini dianggap cukup matang untuk memahami bahwa transaksi yang dilakukan dengan menggunakan Kartu Kredit merupakan hutang yang harus ditanggung dan dibayar oleh Pemegang Kartu utama, sehingga Pemegang Kartu tambahan lebih berhatihati dan lebih bijak dalam melakukan transaksi dengan menggunakan Kartu Kredit. b. Minimum pendapatan per bulan calon Pemegang Kartu utama adalah sebesar 3 (tiga) kali Upah Minimum Regional (UMR) per bulan; Penetapan ini ditujukan agar: 1) masyarakat tidak menjadikan hutang sebagai salah satu sarana utama untuk pembiayaan kebutuhan hidup, 2) Kartu Kredit hanya digunakan oleh masyarakat yang benar-benar mempunyai kemampuan untuk menyisihkan sebagian

7 sebagian pendapatannya guna membayar kembali kewajiban hutangnya, dan 3) Kartu Kredit lebih difungsikan sebagai alat pembayaran yang memberikan kemudahan dan kenyamanan, dan bukan semata-mata sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan konsumsi. c. Batas maksimum kredit adalah sebesar 2 (dua) kali pendapatan per bulan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Batas maksimum kredit dikenakan per individu Pemegang Kartu utama per Penerbit, dan batas tersebut merupakan batas maksimum kumulatif kartu utama dan kartu tambahan. Contoh: Pemegang Kartu Kredit A pada Penerbit X dengan pendapatan per bulan sebesar Rp.5.000.000,00, maka maksimum kredit yang dapat diberikan oleh Penerbit X kepada A adalah sebesar Rp.10.000.000,00 meliputi seluruh kartu utama dan kartu tambahan yang diterbitkan oleh Penerbit X. 2) Batas maksimum kredit sebesar 2 (dua) kali pendapatan per bulan akan diberlakukan sebagai batas maksimum industri Kartu Kredit apabila kegiatan tukar-menukar informasi antar Penerbit yang bersifat positive list telah efektif berjalan. 3) Khusus untuk Kartu Kredit tertentu yang berdasarkan kebijakan Penerbit dikategorikan sebagai Kartu Kredit tanpa batas (infinite), batas maksimum kredit sebesar 2 (dua) kali pendapatan per bulan dapat disimpangi, namun kebijakan

8 kebijakan penyimpangan tersebut wajib dilaporkan oleh Penerbit kepada Bank Indonesia. d. Minimum persentase pembayaran oleh Pemegang Kartu adalah sekurang-kurangnya sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari total tagihan. 3. Untuk meningkatkan keamanan dan agar masing-masing Penerbit dapat lebih mudah dalam melakukan pengelolaan likuiditasnya, ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Batas maksimum nilai nominal dana yang dapat ditransfer antar Penerbit melalui mesin ATM adalah sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per rekening dalam satu hari. b. Batas maksimum nilai nominal dana untuk penarikan tunai dengan Kartu ATM dan Kartu Kredit melalui mesin ATM adalah sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per rekening dalam satu hari. 4. Untuk meningkatkan keamanan dan mendukung upaya pencegahan terhadap tindak kejahatan pencucian uang, batas maksimum jumlah nominal dana yang dapat diisikan pada setiap Kartu Prabayar adalah sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah). III. PENINGKATAN KEAMANAN 1. Penerbit wajib meningkatkan keamanan APMK untuk meminimalkan tingkat kejahatan terkait dengan APMK, dan sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap APMK. 2. Peningkatan

9 2. Peningkatan keamanan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan terhadap seluruh infrastruktur teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan APMK, yang meliputi pengamanan pada kartu dan pengamanan pada seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi APMK, yaitu : a. Peningkatan keamanan kartu dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan magnetic stripe dengan penggunaan chip ( integrated circuit ) yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan/atau memproses data, sehingga pada kartu dapat ditambahkan aplikasi untuk kepentingan pengamanan pemrosesan data transaksi. b. Peningkatan keamanan mesin Electronic Data Capture (EDC) pada penyedia barang dan/atau jasa (merchant/point of sales), keamanan mesin ATM, dan keamanan pada sistem pendukung dan pemroses transaksi (back end system) yang berada pada Penerbit, Acquirer dan/atau third party processor, dilakukan dengan cara menyediakan mesin dan sistem yang dapat memproses kartu dengan teknologi chip sebagaimana dimaksud pada huruf a. c. Khusus untuk Kartu ATM dan Kartu Debet yang bermerek nasional (domestic brand) yang menggunakan pengamanan dalam bentuk PIN, maka PIN yang digunakan sekurangkurangnya wajib memuat 6 (enam) digit. Meskipun demikian, sistem yang digunakan untuk memproses Kartu ATM dan Kartu Debet yang bermerek nasional tersebut harus tetap dapat memproses Kartu APMK bermerek internasional yang memiliki jumlah digit PIN yang berbeda. 3. Penggunaan

10 3. Penggunaan teknologi chip sebagai upaya peningkatan keamanan kartu sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Untuk Kartu Kredit, Kartu ATM, Kartu Debet, dan/atau Kartu Prabayar yang bermerek internasional (global brand), standar chip dan sistem atau aplikasi yang digunakan mengacu pada standar chip dan sistem atau aplikasi yang berlaku dan/atau dipersyaratkan oleh Prinsipal pemegang merek kartu tersebut. b. Untuk Kartu Kredit, Kartu ATM, Kartu Debet, dan/atau Kartu Prabayar yang bermerek nasional (domestic brand), standar chip untuk kartu dapat mengacu pada standar chip yang berlaku untuk kartu bermerek internasional (global brand) sebagaimana dimaksud pada huruf a. Sedangkan standar sistem atau aplikasi yang digunakan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat memproses kartu dengan teknologi chip tersebut. Dalam hal kartu bermerek nasional tersebut tidak mengikuti standar yang digunakan untuk kartu yang bermerek internasional, maka standar chip untuk kartu tersebut sekurangkurangnya wajib mengacu pada International Organization for Standardization (ISO) yang berlaku untuk smartcard. Adapun standar sistem atau aplikasi pemroses kartu tersebut agar disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat memproses kartu dengan standar chip yang mengacu pada ISO dimaksud. 4. Penggunaan teknologi chip pada Kartu ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit wajib dilakukan untuk setiap kartu yang diterbitkan sejak tanggal 1 September 2006, baik untuk Pemegang Kartu baru ataupun

11 ataupun untuk penggantian kartu lama (renewal). Penggantian kartukartu lama wajib telah selesai dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember 2008. Untuk Kartu Prabayar yang memerlukan persetujuan Bank Indonesia yang diterbitkan setelah berlakunya Surat Edaran ini wajib menggunakan teknologi chip. 5. Penggunaan teknologi yang dapat memproses kartu chip pada sistem APMK seperti EDC, ATM, dan back end system sebagai upaya peningkatan keamanan sistem, dan penggunaan 6 digit PIN untuk pengamanan proses transaksi, dilakukan secara bertahap, sebagai berikut: a. Acquirer wajib mengganti atau meningkatkan keamanan pada seluruh EDC, ATM, dan back end system yang disediakan sehingga seluruh EDC, ATM, dan back end system tersebut dapat memproses transaksi dari kartu pembayaran yang menggunakan teknologi chip paling lambat tanggal 31 Desember 2008. b. Penerbit wajib menerapkan penggunaan 6 digit PIN untuk pengamanan proses transaksi APMK paling lambat tanggal 31 Desember 2006. 6. Berkaitan dengan kewajiban penggantian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5, maka seluruh Kartu ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit yang diterbitkan oleh Penerbit di Indonesia, termasuk pemrosesan transaksinya, wajib sepenuhnya telah berbasis teknologi chip paling lambat tanggal 31 Desember 2008. IV. KERJASAMA

12 IV. KERJASAMA PENERBIT DAN/ATAU FINANCIAL ACQUIRER DENGAN PIHAK LAIN 1. Apabila dalam menyelenggarakan kegiatan APMK Penerbit dan/atau Financial Acquirer melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar Penerbit dan/atau Financial Acquirer tersebut, seperti kerjasama dalam kegiatan marketing, penagihan, dan/atau pengoperasian sistem, Penerbit dan/atau Financial Acquirer tersebut wajib memastikan bahwa tata cara, mekanisme, prosedur, dan kualitas pelaksanaan kegiatan oleh pihak lain tersebut sesuai dengan tata cara, mekanisme, prosedur, dan kualitas apabila kegiatan tersebut dilakukan oleh Penerbit dan/atau Financial Acquirer itu sendiri. 2. Dalam hal Penerbit menggunakan jasa pihak lain dalam melakukan penagihan transaksi Kartu Kredit, maka : a. penagihan oleh pihak lain tersebut hanya dapat dilakukan apabila kualitas tagihan Kartu Kredit dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet berdasarkan kriteria kolektibilitas yang digunakan oleh industri Kartu Kredit di Indonesia, dan b. Penerbit wajib menjamin bahwa penagihan oleh pihak lain tersebut, selain wajib dilakukan dengan memperhatikan ketentuan pada angka 1, juga wajib dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar hukum. 3. Dalam hal Penerbit dan/atau Financial Acquirer bekerjasama dengan Technical Acquirer dan/atau Perusahaan Switching, Penerbit dan/atau Financial Acquirer tersebut wajib memastikan bahwa sistem yang digunakan oleh Technical Acquirer dan/atau Perusahaan Switching tersebut

13 tersebut memenuhi standar pengamanan sebagaimana diwajibkan bagi Penerbit dan/atau Financial Acquirer dalam Surat Edaran ini. 4. Penerbit dan/atau Financial Acquirer yang dalam melakukan kegiatan APMK bekerjasama atau menggunakan pihak lain untuk memproses transaksi, wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kerjasama bank dengan pihak lain, antara lain ketentuan Bank Indonesia mengenai teknologi sistem informasi. V. PENCETAKAN DAN PERSONALISASI KARTU Pencetakan dan personalisasi kartu dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Pencetakan Kartu a. Pencetakan kartu wajib dilakukan pada perusahaan pencetak kartu yang mempunyai jaminan keamanan atas keseluruhan proses mulai dari proses pencetakan sampai dengan diterimanya kartu oleh Penerbit (proses delivery). b. Jaminan keamanan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuktikan dengan: 1) Adanya sertifikasi dari Prinsipal umum, jika Penerbit merupakan pengguna merek Prinsipal umum dan Prinsipal umum melakukan proses sertifikasi atas perusahaan pencetak kartu. Dalam hal ini, Prinsipal umum menetapkan perusahaan pencetak kartu yang memenuhi persyaratan untuk melakukan pencetakan kartu, dan Prinsipal umum mewajibkan Penerbit untuk mencetak kartu hanya pada perusahaan yang telah disertifikasi tersebut. 2) Adanya

14 2) Adanya keyakinan Penerbit mengenai keamanan proses produksi dan proses delivery perusahaan pencetak kartu, jika Penerbit merupakan pengguna merek Prinsipal umum namun Prinsipal umum tidak melakukan sertifikasi kepada perusahaan pencetak kartu, atau Penerbit merupakan Prinsipal khusus. Dengan demikian, dalam hal ini pencetakan kartu dapat dilakukan pada perusahaan pencetak kartu manapun sepanjang Penerbit memperoleh keyakinan mengenai keamanan proses produksi dan proses delivery. 2. Personalisasi Kartu a. Personalisasi kartu dapat dilakukan sendiri oleh Penerbit atau oleh pihak lain. Dalam hal personalisasi kartu dilakukan oleh pihak lain, maka personalisasi kartu yang dilakukan sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 dapat dilakukan pada perusahaan personalisasi domestik atau perusahaan personalisasi asing. b. Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007, personalisasi kartu yang dilakukan oleh pihak lain wajib dilakukan pada perusahaan personalisasi domestik, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Untuk kartu yang tergabung dalam jaringan Prinsipal umum pemegang merek internasional (global brand), personalisasi kartu wajib dilakukan pada perusahaan personalisasi kartu yang telah mendapatkan sertifikasi dari Prinsipal umum dan telah mendapat persetujuan sebagai perusahaan personalisasi kartu dari Bank Indonesia. 2) Untuk

15 2) Untuk kartu yang tergabung dalam jaringan Prinsipal umum pemegang merek domestik (domestic brand), personalisasi kartu wajib dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. a) Apabila Prinsipal umum yang bersangkutan melakukan proses sertifikasi kepada perusahaan personalisasi, maka personalisasi kartu wajib dilakukan pada perusahaan personalisasi yang telah memperoleh sertifikasi dari Prinsipal umum yang bersangkutan dan telah mendapat persetujuan sebagai perusahaan personalisasi kartu dari Bank Indonesia; atau b) Apabila Prinsipal umum yang bersangkutan tidak melakukan proses sertifikasi kepada perusahaan personalisasi, maka personalisasi kartu wajib dilakukan pada perusahaan personalisasi yang telah mendapat persetujuan sebagai perusahaan personalisasi kartu dari Bank Indonesia. 3) Untuk kartu-kartu Prinsipal khusus domestik, personalisasi kartu wajib dilakukan pada perusahaan personalisasi kartu yang telah mendapat persetujuan sebagai perusahaan personalisasi kartu dari Bank Indonesia. c. Untuk mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia, perusahaan personalisasi kartu harus menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia c.q Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Berbadan

16 1) Berbadan hukum Indonesia dan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dibuktikan dengan penyampaian fotokopi akta pendirian dan anggaran dasar PT serta perubahan terakhirnya apabila ada, yang telah disahkan oleh pihak yang berwenang. Fotokopi akta pendirian dan anggaran dasar PT tersebut harus pula dilegalisir oleh pihak/pejabat yang berwenang. 2) Memiliki kemampuan untuk melakukan personalisasi kartu secara aman, yang dibuktikan dengan sertifikat hasil audit dari security auditor yang independen; 3) Bersedia menjaga kerahasiaan data yang didapat dari proses personalisasi, yang dibuktikan dengan surat pernyataan kesediaan untuk menjaga kerahasiaan data; 4) Bersedia dievaluasi oleh Bank Indonesia sewaktu-waktu apabila diperlukan, yang dibuktikan dengan surat pernyataan kesediaan untuk dievaluasi oleh Bank Indonesia. d. Atas permohonan tertulis tersebut, Bank Indonesia c.q Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia c.q Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran. Bank Indonesia c.q Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran berwenang untuk mencabut persetujuan yang diberikan kepada perusahaan personalisasi kartu jika menurut penilaian

17 penilaian Bank Indonesia perusahaan personalisasi kartu tersebut terbukti tidak lagi memenuhi salah satu persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c. e. Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf c disampaikan kepada: Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Gedung D Lantai 2 Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110 VI. KEWAJIBAN TUKAR MENUKAR INFORMASI 1. Penerbit Kartu Kredit wajib melakukan tukar-menukar informasi data Pemegang Kartu dengan Penerbit lainnya yang meliputi negative list dan positive list serta data negatif penyedia barang dan/atau jasa (merchant black list). 2. Penerbit Kartu Kredit wajib melaporkan secara tertulis pelaksanaan kerjasama tukar-menukar informasi yang telah dilakukan, yang antara lain memuat: a. jenis dan jumlah data yang dipertukarkan oleh masing-masing Penerbit Kartu Kredit; b. data yang diminta yang terdiri jumlah sumber data dan jumlah data yang diminta oleh masing-masing Penerbit Kartu Kredit. 3. Kewajiban pelaporan tersebut dapat dilakukan sendiri oleh masingmasing Penerbit Kartu Kredit atau secara bersama-sama melalui asosiasi Penerbit Kartu Kredit. 4. Pelaporan

18 4. Pelaporan tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pengawasan penyelenggaraan kegiatan APMK. Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 30 Desember 2005. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, MOHAMAD ISHAK DIREKTUR AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN