PENGARUH KEJUTAN DINGIN TERHADAP MASA INKUBASI, DERAJAT PENETASAN, DAN SINTASAN PRELARVA IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh salinitas dan daya apung terhadap daya tetas telur ikan bandeng, Chanos-chanos

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus)

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy)

V. SIMPULAN DAN SARAN. dan kelangsungan hidup larva ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus Ham.

EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN MAANVIS (Pterophyllum scalare) PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA

Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

Tingkat Survival Rate Gelondongan Bandeng (Chanos chanos Forskal) dengan Variasi Kepadatan dalam Bak Penampungan

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN RASIO PENETASAN TELUR IKAN KERAPU RAJA SUNU (Plectropoma laevis) PADA SUHU MEDIA BERBEDA

Efektifitas ovaprim terhadap lama waktu pemijahan, daya tetas telur dan sintasan larva ikan lele dumbo, Clarias gariepinus

Pengaruh ovaprim, aromatase inhibitor, dan hipofisa terhadap kualitas telur ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Pengujian Apilkasi Probiotik Pada Penggelondongan Calon Induk Bandeng Strain Barru Pada Bak Beton

PERBANDINGAN JUMLAH INDUK TERHADAP KEBERHASILAN DAYA TETAS DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN MAS KOKI (Carrasius auratus) Fretty J M Simbolon

BAB III BAHAN DAN METODE

Ikan bandeng (Chanos chanos, Forskal) Bagian 3: Produksi benih

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN :

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

Aquacultura Indonesiana (2004) 5(2): ISSN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda. Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage

BAB III BAHAN DAN METODE

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-6 Online di :

Evaluasi kualitas, kuantitas telur dan larva ikan patin siam (Pangasianodon hiphopthalmus) dengan penambahan ovaprim dosis berbeda

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) : (2013) ISSN :

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

PENGARUH KOMBINASI PAKAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN SELAIS (Kryptopterus lais)

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN LAMA WAKTU KEJUTAN SUHU TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN GINOGENESIS IKAN KOI (Cyprinus carpio)

TINGKAT PEMBUAHAN DAN PENETASAN TELUR. KUDA LAUT (Hippocampus barbouri) Syafiuddin

Jurnal Sains Akuakultur Tropis D e p a r t e m e n A k u a k u l t u r

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor (16680), Indonesia ABSTRACT

PENGARUH SALINITAS YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

Pengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar (Collosoma macropomum)

PERBEDAAN SALINITAS MEDIA TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

DAYA TETAS, HASIL TETAS DAN LAMA MENETAS TELUR ITIK YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

THE COMBINED EFFECT OF DIFFERENT FEED ON THE GROWTH AND SURVIVAL OF LEAF FISH LARVAE (Pristolepis grooti)

EVALUASI PEMIJAHAN DAN KUALITAS TELUR INDUK IKAN GOLDEN TREVALLY, Gnathanodon speciosus (Forsskall) HASIL BUDIDAYA (F1) DAN ASAL ALAM (F0)

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

II. BAHAN DAN METODE

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI FITOPLANKTON DAN RAGI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA

USE OF OVAPRIM WITH DIFFERENT DOSES ON SPERM QUALITY AND SPAWNING OF SIGNAL BARB (Labeobarbus festivus, Heckel 1843) By:

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN)

Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.)

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

PERFORMANSI KEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN INDUK IKAN KERAPU BEBEK HASIL PERKAWINAN SILANG ANTARA F-2 DAN F-0.

PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN KUE (Gnathanodon Speciosus Forsskal) DENGAN PEMBERIAN JENIS PAKAN BERBEDA

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

Success and growth of gynogenesis larvae of selais fish (Ompok rhadinurus NG) with cold-temperature shock

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

POLA PEMANGSAAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN KUWE (Gnathanodon speciosus) BERDASARKAN JENIS PAKAN AWAL YANG DIBERIKAN

PENGARUH SUHU AIR TERHADAP DAYA TETAS TELUR DAN PERKEMBANGAN LARVA NILA MERAH (Oreochromis sp.)

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Kejutan Dingin pada Pembentukan Individu Triploid Ikan Patin (Pangasius Sp)

PENGARUH SUBSTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENETASAN TELUR (Hatching Rate) IKAN PATIN (Pangasius pangasius)

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

PEMIJAHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus) DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI SUBSTRAT

PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS Artemia sp DI BALAI BENIH IKAN (BBI) KOTA GORONTALO. Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Natricia Waseanti Kawania, Kusnoto dan Moch. Amin Alamsjah

PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL LAUT, Trachinotus blocii (LACEPEDE) PADA PENGGELONDONGAN DALAM HAPA DI TAMBAK

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) BASTAR, BLUESAFIR, DAN BULE

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PENGARUH INSEKTISIDA ORGANOKLORIN DIKOFOL TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN LELE (Clarias gariepinus L.)

Transkripsi:

J. Sains & Teknologi, Desember 2007, Vol. 7 No. 3: 119 124 ISSN 1411-4674 PENGARUH KEJUTAN DINGIN TERHADAP MASA INKUBASI, DERAJAT PENETASAN, DAN SINTASAN PRELARVA IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) M. Iqbal Djawad dan Herlinah Jompa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin ABSTRACT The result showed that cold shock treatment have significant different between treatment on incubation time, hatching rate of egg, and survival rate pre larvae of milkfish. The incubation time of egg in control treatment (30 o C) showed fast incubation time (22,17 hours). The other hand, the incubation time of egg that treated with 3 o C showed slower than the other temperature treatment (25 hours). In control treatment (30 o C) showed that high performance of hatching rate of egg (88,89 %), compare with cold shock treatment (9 o C; 40,00 %). The result of survival rate of larvae opposite with the result of hatching rate of eggs. The result showed that shock treatment (6 o C) showed 89,48 % of survival rate, in other hand control treatment (30 o C) showed 58, 72 % of survival rate. Key words : cold shock, incubation time, hatching rate, survival rate, milkfish PENDAHULUAN Permintaan ikan bandeng semakin meningkat namun dari tahun ke tahun jumlah nener hasil tangkapan alam semakin menurun (Kelley dan Lee 1986). Untuk itu dilakukan berbagai usaha penelitian mengenai penanganan bandeng di tingkat hatchery (pembenihan) dan yang masih menjadi permasalahan saat ini adalah masih rendahnya kualitas larva yang dihasilkan. Berbagai cara dan metode telah diterapkan untuk memperoleh kuantitas dan kualitas telur yang tinggi. Salah satu diantaranya adalah ujicoba mechanical shock terhadap telur bandeng yang dilakukan oleh Garcia (1998), dan diperoleh perlakuan kontrol (tanpa mechanical shock) menghasilkan derajat penetasan yang rendah dan tingginya jumlah larva yang tidak sehat dan mati. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian dengan menggunakan salah satu model shock treatment lainnya misalnya suhu dingin, untuk melihat pengaruhnya terhadap masa inkubasi, derajat penetasan telur dan sintasan prelarva ikan bandeng. BAHAN DAN METODE Telur ikan bandeng yang digunakan adalah hasil pemijahan alami dengan penyuntikan hormon LHRH-a (Lutenizing Hormon- Releasing Hormon- analog) yang didapatkan dari PT. Mutiara samudera Kabupaten Barru Sulawesi Selatan pada bulan Juni Juli 1999. Media kejutan suhu dingin dibuat dengan menggunakan es dan diukur dengan termometer. Telur dikejutkan selama 2 menit kurang lebih 9 jam setelah pembuahan. Telur yang telah dikejutkan dimasukkan ke dalam wadah penetasan dengan kepadatan 30 butir/liter. Wadah penetasan ditempatkan dalam stirofoam yang telah diisi air untuk menghindari fluktuasi suhu. Suhu selama masa inkubasi dan penelitian adalah 30 o C. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan (3, 6, 9, 12 dan 30 119

M. Iqbal Djawad & Herlinah Jompa ISSN 1411-4674 o C sebagai kontrol) masing-masing terdiri dari 3 ulangan dan karena terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Peubah yang diamati adalah : Masa inkubasi telur adalah waktu yang dibutuhkan untuk berkembang mulai dari waktu fertilisasi hingga penetasan (Rusell 1976, Achmad dkk 1993) Derajat penetasan telur adalah jumlah larva yang hidup per jumlah telur yang ditebar dikali 100 % (Prijono dan Yunus 1994) Sintasan adalah jumlah prelarva yang hidup pada akhir penelitian dibagi jumlah prelarva yang hidup pada awal penelitian (Effendie 1997). HASIL DAN PEMBAHASAN Masa Inkubasi Nilai kisaran rata-rata masa inkubasi telur ikan bandeng selama penelitian adalah 22,67 25 jam, nilai ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Ahmad, dkk (1993) bahwa telur setelah dibuahi berkembang melalui beberapa tahap dan menetas sesudah 18-24 jam pada suhu air 28-31 C. Chaudhuri, dkk (1978) mencatat lama inkubasi telurtelur ikan bandeng berkisar 25-28 jam pada kisaran suhu 26,4 29,9 C, dan Vanstone, dkk (1983) mengemukakan bahwa masa inkubasi telur-telur ikan bandeng antara 35 36 jam pada suhu pengamatan 28,4 29,2 C. Variasi kisaran masa inkubasi tersebut dipengaruhi oleh faktor suhu dan perlakuan-perlakuan yang diberikan serta kualitas telur yang dihasilkan, dimana penelitian yang dilakukan diberi perlakuan kejutan dingin dan diinkubasi pada suhu 30 C. Masa inkubasi telur ikan bandeng yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kejutan dingin memberikan pengaruh sangat nyata (P < 0,05) terhadap masa inkubasi telur ikan bandeng. Perlakuan tanpa kejutan dingin (30 o C) yang menghasilkan masa inkubasi tercepat yakni 22,67 jam, tidak berbeda nyata dengan perlakuan kejutan 6 dan 12 o C. Lamanya masa inkubasi telur pada perlakuan 3 C karena suhu ini sudah mendekati o 0 C yang hampir membeku sehingga memperlambat proses metabolisme dalam telur menyebabkan perkembangan embrio menjadi lambat dan memerlukan waktu yang lama untuk menetas. Kasus ini hampir sama dengan adanya perbedaan suhu maupun lingkungan selama proses perkembangan embrio (inkubasi telur) yang dikemukakan oleh Ricker (1973) bahwa keterlambatan penetasan telur yang terjadi pada telur yang diinkubasi disebabkan karena suhu di dalam wadah inkubasi terlalu rendah. Telur yang ditetaskan di daerah yang bersuhu tinggi, waktu penetasannya lebih cepat dibanding telur yang ditetaskan di daerah bersuhu rendah. Menurut Poelling dan Tjokrodanoerdjo (1979), perbedaan suhu ini berkaitan dengan proses metabolisme telur. Keadaan suhu yang semakin tinggi menyebabkan kecepatan reaksi dan metabolisme semakin tinggi. Derajat Penetasan Nilai kisaran derajat penetasan telur rata-rata selama penelitian adalah 40 88,89 % (Gambar 2). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kejutan dingin 120

Cold Shock, Incubation Time, Hatching Rate, Milkfish ISSN 1411-4674 memberikan pengaruh yang nyata (P< 0,05) terhadap derajat penetasan telur ikan bandeng. Perlakuan tanpa kejutan dingin yang memberikan derajat penetasan telur yang tertinggi (88,89 %) tidak berbeda nyata dengan perlakuan kejutan 3, 6 dan 12 o C dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan 9 o C. Kejutan dingin dapat menurunkan persentase derajat penetasan telur ikan bandeng. Tingginya derajat penetasan telur pada perlakuan tanpa kejutan dingin (30 o C) karena telurtelur tersebut dapat berkembang secara normal tanpa tekanan (shock) dari luar sehingga mekanisme penetasan yang meliputi proses mekanik dan proses enzimatik dapat berlangsung pada hampir semua telur. Berbeda halnya dengan yang mendapat perlakuan kejutan dingin dimana telur-telur akan terseleksi yakni telur yang tidak mampu melawan tekanan kejutan dingin yang diberikan akan rusak dan tidak menetas sehingga hanya telur-telur yang berkualitas baik yang mampu bertahan melawan tekanan suhu dingin. Tingkat penetasan telur dipengaruhi oleh suhu, kepadatan, waktu transport dan salinitas. Goncangan juga menyebabkan menurunnya tingkat kelangsungan hidup dan tingkat penetasan (Garcia dan Toledo 1988). Goncangan dalam hal ini semua bentuk tekanan (shock treatment) misalnya tekanan mekanik/gesekan (mecanical shock) contohnya dalam pengangkutan dan kejutan suhu (termal shock) contohnya kejutan suhu dingin. Masa Inkubasi (jam) 30 25 20 15 10 5 0 25.00 23.33 24.67 23.33 22.67 3 6 9 12 30 (kontrol) Kejutan Dingin (oc) Gambar 1. Hubungan Kejutan Dingin dengan Masa Inkubasi Telur Ikan Bandeng 121

M. Iqbal Djawad & Herlinah Jompa ISSN 1411-4674 Derajat Penetasan (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 70.00 71.66 40.00 68.33 88.89 3 6 9 12 30 (kontrol) Kejutan Dingin ( o C) Gambar 2. Hubungan Kejutan Dingin dengan Derajat Penetasan Telur Ikan Bandeng Sintasan Prelarv 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 44,84 89,48 ` ` 63,11 56,98 58,72 3 6 9 12 30 (kontrol) Kejutan Dingin ( o C) Gambar 3. Hubungan Kejutan Dingin dengan Sintasan Prelarva Ikan Bandeng Sintasan Prelarva Nilai kisaran sintasan rata-rata yang diperoleh yakni 44,84 89,48 % (Gambar 3). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kejutan dingin memberikan pengaruh nyata (P< 0,05) terhadap sintasan prelarva ikan bandeng dan perlakuan kejutan 6 o C memberikan hasil sintasan yang terbaik (89, 48 %) Tingginya sintasan prelarva pada perlakuan kejutan dingin 6 C yakni 89,48 % yang memiliki derajat penetasan 71,66 % dibanding dengan perlakuan kontrol (tanpa kejutan dingin) yakni 58,72 % yang memiliki derajat penetasan tertinggi (88, 89 %) diduga karena prelarva ini telah memiliki ketahanan akibat suhu dingin yang diberikan sebelumnya. Sehingga pada masa kritis (prelarva) dimana larva banyak mengalami kematian akibat berkurangnya bahkan habisnya kuning telur, justru yang telah mendapat kejutan dingin 6 C dapat terus bertahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Chaudhuri, dkk (1978) bahwa kuning telur diabsorbsi secara menyeluruh sekitar 2,5 hari dan selama periode ini banyak post larva yang mati. 122

Cold Shock, Incubation Time, Hatching Rate, Milkfish ISSN 1411-4674 Berbeda halnya dengan perlakuan kejutan 3 C, justru memiliki sintasan terendah yakni 44,84% meskipun memiliki derajat penetasan (70 %) yang tidak berbeda dengan kejutan 6 C. Hal ini disebabkan kejutan dingin 3 C cukup ekstrim perbedaannya dengan keadaan normal sehingga mampu memaksa telur-telur untuk dapat menetas namun prelarva yang dihasilkan kurang baik sehingga banyak prelarva yang mengalami kematian. Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak diperoleh hubungan mutlak antara masa inkubasi, derajat penetasan, dan sintasan prelarva dari telur-telur yang diberi perlakuan kejutan dingin, maka sulit untuk menentukan perlakuan yang terbaik berdasarkan 3 kriteria tersebut. Namun dari hasil uji BNT untuk sintasan prelarva yang terbaik adalah perlakuan kejutan dingin 6 C yang didukung oleh jumlah rata-rata larva hidup tertinggi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kejutan dingin memperlambat masa inkubasi telur dan menurunkan derajat penetasan telur ikan bandeng. Perlakuan terbaik untuk sintasan prelarva ikan bandeng pada penelitian ini adalah kejutan dingin 6 C. Kejutan dingin 6 C adalah suhu kejutan dingin yang paling mampu ditolerir oleh telur ikan bandeng meskipun masa inkubasi dan derajat penetasan telur rendah tetapi menghasilkan sintasan prelarva yang tertinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Ir. Yushinta Fujaya, M.Si dan Ir. Abd. Djalil Saleng atas koreksi dan masukan yang diberikan saat penyusunan hasil penelitian ini dan Manajemen PT. Mutiara Samudera Kabupaten Barru atas bantuan tempat dan fasilitas selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, T., A. Prijono, T. Aslianti, T. Setiadharma, dan Kasprijo. 1993. Pedoman Teknis Pembenihan Ikan Bandeng. Seri Pengembangan Hasil Penelitian Perikanan No. PHP/KAN/24/ 1993. Badan Pe-nelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. 68 hal. Chaudhuri, H., J.V. Juario, J.H. Primavera, R. Samson, and R. Mateo. 1978. Observation on Artificial Fertilication of Eggs and The Embryonic and Larval Development of Milkfish, Chanos chanos (Forskal). Aquaculture, 13: 95-113. Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan Bagian II. Dinamika Populasi Ikan. Fakultas Perikanan, IPB, Bogor. 63 hal. Garcia, G.V. 1998. Sensitivity of Fertilized Milkfish (Chanos chanos Forskal) Egg to Mechanical Shock and Simulated Transport. Amster-dam. Aquaculture,159: 239-247. Garcia, L.M.B. and J. D. Toledo. 1988. Critical Factors Influencing Survival and Hatching of Milkfish (Chanos chanos Forskal) Eggs during Simulated Transport. Aqua-culture, 72: 85-93. Kelley, C.D. and C.S. Lee. 1986. Artificial Propagation. In : C.S. 123

M. Iqbal Djawad & Herlinah Jompa ISSN 1411-4674 Lee, M.S. Gordon, and W.O. Watanabe (eds.) Aquaculture of Milkfish (Chanos chanos F.). State of the Art. The Oceanic Institute of Hawaii, USA. p: 84-116. Poelling dan Tjokrodanoerdjo. 1979. Kimia Untuk SMA. Gramedia Jakarta. Prijono, A., dan Yunus. 1994. Pengaruh Waktu Inkubasi Terhadap Perkembangan Embrio dan Larva Ikan Bandeng (Chanos chanos). Jurnal Penelitian Budidaya Pantai. Vol.10. No. 1. Ricker, W.E. 1973. Production and Utilization of Fish Population. Ecological Monograph I (16) : 373-391. Russel, F.R.S. 1976. The Eggs and Planktonic Stage of British Marine Fishes. Academic Press Inc. London. p.524 Vanstone, WE., LB. Tiro, Jr., AC.Villaluz, DC. Ramsingh, S. Kumagai, PJ. Dulduco, MML. Barnes and CE. Duenas. 1993. Breeding and larval rearing of the Milkfish Chanos chanos (Pisces: Chanidae). A Complication of Seafdec Aqd Technical Paper On Milkfish and Other Finfish. Vol. 1. Aquaculture Departement. Shoutheast Asian Fisheries development Center. Tigbauan, Iloilo. Philippines. p. 11-26 124