BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB II KEBIJAKAN UMUM NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENINGKATAN PARIWISATA INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi seluruh negeri. Tetapi satu hal yang tidak boleh di lupakan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

KAJIAN MENGENAI PROSPEK PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 5 TAHUN KE DEPAN 1) Oleh: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi 2) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. planet Bumi tahun yang lalu, letusan dari supervolcano di Indonesia hampir

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

UPAYA PENGEMBANGAN EKOTURISME BERBASIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN CILACAP

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi lokal wilayah tersebut. Pembangunan wilayah dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. segenap potensi yang dimiliki daerah untuk membangun dan memajukan

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang harus dijaga dan dilestarikan. Sejarah dan pariwisata adalah dua hal yang harus kita pelihara dan di lestarikan secara baik, karena dari segi sejarah Negara kita memang memiliki banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang dapat dilestarikan dan kemudian dijadikan sebagai objek wisata (wisata sejarah). Selain dari segi sejarah Negara kita juga kaya akan sumber daya alam yang indah dan dapat dilestarikan, kemudian dapat kita jadikan sebagai salah satu wisata (wisata alam), belum lagi sumber daya manusia yang dapat menciptakan berbagai macam wisata (wisata hiburan) yang dapat mereka ciptakan. Pariwisata merupaka identitas budaya bagi setip provinsi yang memilikinya. Pariwisata juga dapat mendatangkan Devisa bagi Negara maupun Daerah, terlebih lagi sekarang pengelolaan setiap Provinsi diserahkan pada daerah masing-masing karena adanya kebijakan desentralisasi. Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang memiliki beberapa aset pariwisata yang dapat dikelola dan mendatangkan devisa bagi Provinsi Bengkulu sendiri. Ada beberapa objek wisata yang bisa dikembangkan di Provinsi Bengkulu yang terletak di Kota Bengkulu. untuk dapat mengelola asetaset tersebut di butuhkan keterlibatan langsung para masyarakat dan Pemerintah Daerah. 1

Selain mendatangkan devisa pada daerah sendiri, ada juga beberapa dampak positif yang bisa di datangkan dari aspek ini sendiri seperti misalnya penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja wanita yang bisa dilibatkan langsung dalam mempromosikan pariwisata Daerah sendiri. Mengingat dimana kaum wanita yang selama dewasa ini lebih banyak berada atau bekerja dirumah saja yang tugasnya hanya sekedar mengurusi urusan rumah tangga saja dan tidak dapat membantu perekonomian keluarga. keterlibtan wanita dalam mempromosikan pariwisata Daerah ini tidak semata-mata hanya untuk melibatkan langsung dalam mempromosikan Pariwisata-pariwisata Daerah yang ada, namun juga bertujuan untuk mengurangi jumlah penganguran (kemiskinan wanita) yang ada di Daerah itu sendiri. Karena seperti yang di ketahui selama ini jika wanita biasanya banyak yang lebih memilih untuk bekerja di rumah saja. Terkadang pun itu bukan pilihan kaum perempuan yang hanya bekerja di rumah saja untuk mengurusi urusan rumah tangga, namun terkadang kurangnya kesempatan dan lahan yang tersedia untuk para kaum peempuan sendiri yang membuat para kaum perempuan lebih banyak yang bekerja di rumah dari pada diluar rumah yang sebenarnya bisa lebih produktif baik bagi dirinya, keluarga, Daerah maupun Negara. Peran serta perempuan pada kesempatan ini mungkin akan bisa memberikan hasil yang positif terhadap usaha Pemerintah untuk mempromosikan wisata Daerah, selain juga pengurangan terhadap angka pengangguran yang ada di Daerah, paling tidak usaha ini juga dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan. Sebagaimana diketahui juga jumlah angka pengangguran yang 2

tercatat ada banyak perempuan yang tercatat sebagai pengangguran. Yang mengakibatkan kemiskinan pada perempuan itu sendiri. Peran serta perempaun dalam pembangunan pariwisata bisa jadi dapat lebih unggul karena bila dilihat secara umum tenaga kerja wanita di bidang pariwisata relatif lebih unggul di banding pria, terutama dalam hal memberikan jasa pelayanan bidang hospitality, wanita lebih luwes, sabar dan teliti. Namun demikian, pekerja wanita masih menghadapi kendala terutama dalm hal perlindungan kerja. Persoalan gender, menyangkut kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, bukanlah semata persoalan fungsional yang jika perempuan tidak berdaya, tertindas, miskin dan tertinggal dari kaum lak-laki akan mengganggu upaya pemabngunan keluarga, masyarakat dan bangsa. Persoalannya adalah persoalan etis bahwa kebebasan, kesehatan, pendidikan, perlindungan hidup dan berbagai hak untuk eksis adalah suatu keharusan dan inheren dalam tujuan hidup itu sendiri. Fakta yang ada selama ini menunjukkan bahwa berbagai persoalan telah menghambat terwujudnya nilai-nilai etis seperti yang di sebutkan. Disparitas sosial ekonomi, kedudukan dan status antara laki-laki dan perempuan merupakan rangkaian fakta keseharian yang gampang di lihat, di dengar dan di temukan. Perempuan senantiasa berada di pihak yang setidaknya dari perspektif global, lemah, tertinggal dan kurang berdaya di banding laki-laki. Keterlibatan perempuan dalam pasar kerja khususnya dalam proses pengembangan pariwisata ini merupakan tuntutan proses pembangunan. Pekerja perempuan memasuki sektor publik adalah hal yang tidak bisa di elakkan dalam proses modernisasi 3

Pariwisata telah menjadi industri terbesar dewasa ini, dengan potensi perkembangan yang di prediksi akan semakin baik di masa-masa mendatang (WTO 2004). Jumlah wisatawan Internasional meningkat dari sekitar 25 juta orang pada tahun 1950 menjadi 476 juta pada tahun 1992, dan pada tahun 2000 angka ini mencapai 698,8 juta orang. Jumlah wisatawan Internasional selalu mengalami peningkatan sampai penghunjung milennium, dengan peningkatan tertinggi terjadi tahun 2000 (9,7%). Meskipun memasuki milennium ketiga dunia diguncang berbagai bencana seperti, tragedi Kuta (bom Bali, 12 Oktober 2002) yang menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan untuk datang ke lokasi pariwisata ini sendiri, maksudnya disini adalah bahwa adanya tragedi-tragedi yang terjadi ini menyebabkan penurunan jumlah wisatawan untuk datang berkunjung yang berkaibat pula pada pengolahan yang menjadi turun akibat turunnya minat para wisatawan untuk berkunjung ketempat itu. dari segi penyerapan tenaga kerja, WTO melukiskan bahwa satu delapan pekerja di dunia ini kehidupannya tergantung, langsung ataupun tidak langsung, dari pariwisata. Pada tahun 1995, pariwisata telah menciptakan kesempatan kerja secara langsung untuk 211 juta orang, dan pada tahun 2001, bagi 207 juta orang tenaga kerja, atau lebih dari 8% kesempatan kerja di seluruh dunia. Pada tahun 2005, diperkirakan pariwisata akan menciptakan lapangan kerja bagi 305 juta orang. Kalau mesin penggerak dalam penciptaan tenaga kerja pada abad ke-19 adalah pertanian, dan pada abad ke-20 adalah industri manufacturing, maka pada abad ke-21, mesin penggerak tersebut adalah pariwisata (Dawid J. de Villiers 1999; Salah Wahab 1999) 4

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorpose dalam berbagai aspeknya. Dampak pariwisata terhadap masyarakat lokal merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam literatur. (I Gde Pitana, 2008) Melihat pada kondisi demikian, Pemerintah Kota Bengkulu juga tidak mau ketinggalan untuk dapat mempromosikan Pariwisatanya pada masyarakat luas, tujuannya selain untuk mendatangkan devisa pada Daerah sendiri juga bertujuan untuk memperkenalkan Daerah Bengkulu sendiri yang selama ini terkesan memang agak tersudutkan dari sorot masyarakat luas. Kota Bengkulu sebagai salah satu daerah otonom dituntut untuk mampu menggali, memanfaatkan dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki agar mampu melaksanakan pengembangan dan pembangunan kepariwisataan untuk kepentingan masyarakat. Potensi kepariwisataan yang besar namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal merupakan kekuatan sekaligus peluang untuk dikembangkan sebagai sektor unggulan daerah dalam melaksanakan pembangunan yang menyeluruh. Banyak pariwisata di Daerah Bengkulu yang sangat indah dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi sebenarnya, jika promosi dari Pemerintah dapat dilakukan dengan baik. masyarakat dapat ikut terlibat langsung dalam 5

promosi tersebut. Bukan hanya sekedar mempromosikan keaneka ragaman pariwisata yang ada di Kota Bengkulu saja terlebih lagi masyarakat dapat juga mempromosikan budaya Kota Bengkulu sendiri, misalnya budaya sejarah atau cirri khas budaya yang terdapat di Kota Bengkulu. Bengkulu tidak hanya mengandalkan wisata alam, tetapi juga wisata sejarah dan wisata budaya. Bengkulu kaya dengan wisata sejarah dan budaya. Di antaranya adalah rumah Fatmawati, istri Presiden RI Soekarno, dan rumah kediaman Presiden Soekarno sewaktu diasingkan Belanda di Bengkulu antara tahun 1938 dan 1942. Kekayaan sejarah lain di Bengkulu adalah Benteng Marlborough. Setelah lebih kurang 140 tahun Pemerintah Inggris berada di Bengkulu, mereka banyak meninggalkan warisan peninggalan bersejarah. Salah satu objek wisata budaya berbentuk peninggalan sejarah adalah Benteng Marlborough. Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713 hingga 1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph Collet. Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I. Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia. Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena kelangkaannya. Benteng ini merupakan pusat pemerintahan kolonial Inggris yang menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun (1685-1825). Sehingga benteng ini pun masih memiliki bentuk yang sesuai dengan desain asli bangunan abad ke-17. Sungguh merupakan daya tarik yang jarang ditemukan di tempat lain.(1:situs www.bengkulu.go.id) 6

Situs kawasan Benteng Marlborough ini berada dalam satu kawasan dengan objek wisata alam pantai, yaitu Pantai Tapak Paderi. Sehingga memberikan perpaduan objek wisata alam dan budaya. Kelengkapan kawasan ini sebagai objek wisata menjadi potensi besar untuk dapat menjadi objek wisata unggulan bagi Kota Bengkulu. Benteng Marlborough sejak mulai dibangun telah memegang fungsi strategis di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Potensi kesejarahan yang demikian merupakan komoditi penelitian yang menarik. Potensi ini memiliki nilai yang besar dalam memperkaya kajian keilmuan. John Bastin dalam bukunya yang berjudul : The British in West Sumatera (1685-1825) A Selection Documents with An Introduction. Kuala Lumpur: University of Malaya Press, 1965., banyak memberikan informasi tentang kejadian-kejadian di sekitar Benteng Marlborough. Bahkan yang lebih menarik adalah digunakannya dokumen-dokumen resmi dari pemerintah Inggris yang berpusat di Benteng Malborough, termasuk dokumen yang disebut SFR (Sumatera Factory Record). Karya pustaka ini dapat menjadi sumber informasi yang mampu memberikan daya tarik kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara. Karena memiliki potensi yang besar dalam bidang pariwisata, Kota Bengkulu pun memiliki beberapa tempat usaha sebagai pendukung adanya kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan pariwisata Kota Bengkulu. Ada 7

beberapa sektor yang dapat memberikan peluang kerja bagi kaum perempuan, seperti sektor industri pariwisata, perdagangan pariwisata dan jasa pariwisata. Tidak hanya itu saja masih ada beberapa kawasan-kawasan wisata lainnya dan beberapa budaya yang Letak-letak kawasan pariwisata yang bisa dikatakan strategis juga dapat memunculkan dampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya bagi para kaum perempuan yang cenderung memiliki banyak waktu luang untuk dipergunakan agar dapat lebih produktif dalam mempergunakan waktunya. Karena jika para kaum perempuan dapat memperoleh penghasilan sendiri dalam membantu menopang perekonomian, dalam keluarga khususnya maka kemiskinan perempuan sedikit banyak akan dapat diminimalisisr dalam hal ini. jelas pada sektor pariwisata ini akan memberikan banyak kesempatan bagi para kaum perempuan untuk dapat berkarya. Misalnya seperti perkumpulan ibu-ibu PKK pada satu daerah yang dapat memproduksi salah satu cirri khas budaya daerah sendiri. Di Kota Bengkulu misalnya terdapat banyak lapak kulit latung yang dapat di pergunakan untuk membuat beberapa kerajinan tangan yang hasilnya cukup memuaskan dan memiliki nilai jual di pasaran. Dengan demikian para kaum perempuan di Kota Bengkulu dapat mempergunakan kesempatan ini dengan baik. 1.2. RUMUSAN MASALAH Melihat dari latar belakang masalah, kiranya dapat diangkat suatu permasalahan sebagai berikut : 8

1. Apakah bidang pariwisata dapat menyerap banyak tenaga kerja wanita? 2. Apakah didalam bekerja terdapat diskriminasi terhadap kaum wanita,baik diskriminasi kerja, jabatan dan upah? 3. Apakah kinerja kaum wanita dalam bidang pariwasata dapat dikatakan lebih baik daripada kaum pria? 4. Apakah dalam bidang pariwisata ini kaum wanita dibatasi dalam bekerja? 5. Apakah dalam bidang pariwisata ini kaum wanita diberikan kebijakankebijakan khusus dalam bekerja? 1.3. BATASAN MASALAH Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah di uraikan maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian agar penelitian lebih terarah. Batasan-batasan yang di ambil penulis adalah sebagi berikut: 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil dari sumber-sumber yang relevan seperti BPS, BAPARDA (Badan Pariwisata Daerah), Dep. Naker (Departemen Tenaga Kerja), Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), LSM-LSM wanita yang berada dalam lingkungan Kota Bengkulu, perkumpulan-perkumpulan ibu-ibu PKK Kota Bengkul dan wawancara langsung kepada masyarakat. 9

2. Dalam penelitian ini hanya dibahas mengenai, jumlah tingkat tenaga kerja wanita yang dapat memperoleh pekerjaan pada rencana pengembangan pariwisata, perbandingan tenaga kerja pada beberapa sektor di bidang pariwisata, sektor-sektor pariwisata yang mempekerjakan tenaga kerja wanita. 1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk dapat mengetahui jumlah tenaga kerja bidang pariwisata di setiap sektornya, manakah sektor yang paling banyak mempekerjakan kaum wanita. 2. Mengidentifikasi ketimpangan kerja yang terjadi terhadap kaum wanita dalam bidang pariwisata. 3. Membandingkan kinerja kaum wanita dengan kinerja kaum pria dibidang pariwisata. 4. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan kaum wanita dalam bidang pariwisata. 5. Mengidentifikasi masalah kebijakan-kebijakan yang diberikan pada kaum wanita. 10

1.5. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penluis, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengaplikasikan ilmu yang di peroleh. 2. Dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan Pemerintah Kota untuk mempromosikan pariwisata Kota Bengkulu. 3. Dapat digunakan pula sebagai pertimbangan bagi Pemerintah agar dapat lebih memperhatikan masalah kemiskinan perempuan di Kota Bengkulu. 4. Memberikan informasi kepada peneliti lain yang akan melekukan penelitian selanjutnya yang sejenis. 11