TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L ) BERDASARKAN VARIASI POLA TANAM TUMPANGSARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

1. Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG 1 2. Dosen Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) KLON UJ-5 (Kasetsart)

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

MODIFIKASI LINGKUNGAN MIKRO MELALUI PEMANFAATAN MULSA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (GLYCINE MAX.

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

Citra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dampak Pengolahan Tanah dan Pemupukan pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar

MODIFIKASI LINGKUNGAN MIKRO MELALUI PEMANFAATAN MULSA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (GLYCINE MAX.

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccaharata) MISDA HABI NIM

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. makanan pokok pengganti beras. Sentra produkasi jagung di Indonesia berada di

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

PENGARUH BEBERAPA JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH VARIETAS KELINCI (ARACHIS HYPOGEAE L)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

Volume 10 Nomor 2 September 2013

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

JURNAL SAINS AGRO

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

ABSTRAK SARLIN TAHRIJI. NIM.

Transkripsi:

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L ) BERDASARKAN VARIASI POLA TANAM TUMPANGSARI Ahmad Hadis Bay 1), Wawan Pembengo 2), Zainudin Antuli 3)**) ABSTRAK Ahmad Hadis Bay/613411122. Tanggap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Berdasarkan Variasi Pola Tanam Tumpangsari. Dibawah bimbingan Wawan Pembengo dan Zainudin Antuli. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan dan hasil kacang tanah berdasarkan Variasi pola tanam tumpangsari dan perlakuan terbaik pola tanam tumpangsari.penelitian ini dilaksanakan di desa Sipatana Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato. Waktu penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2013. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) yakni berdasarkan variasi pola tanam tumpangsari. Variasi pola tanam tumpangsari terdiri atas 4 taraf perlakuan. Terdapat tanggap pertumbuhan dan hasil kacang tanah ( Arachis hypogeae L) berdasarkan variasi pola tanam tumpangsari pada parameter jumlah daun 6 MST dan jumlah polong, sedangkan pada parameter tinggi tanaman dan berat polong kacang tanah tidak terdapat tanggap. Tanggap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogeae L) berdasarkan variasi pola tanam tumpangsari perlakuan terbaik adalah perlakuan kacang tanah dengan kedelai dimana terjadi peningkatan jumlah daun 6 MST sebesar 75,02 helai dan jumlah polong sebesar 36,02 buah. Kata Kunci: Kacang Tanah, Pola Tanam, Tumpangsari PENDAHULUAN Kacang tanah merupakan salah satu tanaman leguminose yang sangat berperan penting bagi kebutuhan pangan,selain itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga banyak yang menjadikan kacang tanah selain bahan pangan juga sebagai bahan industri. Hal ini karena kandungan protein yang terdapat di dalamnya. Menurut Murrinie (2010) sebagai bahan pangan dan makanan yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak 40 50%, protein 27%, karbohidrat dan vitamin. Tumpangsari merupakan menanam dua atau lebih tannaman pada sebidang lahan secara simultan. Kendala yang sering muncul untuk meningkatkan hasil tanaman dalam pola ini yakni, tanaman yang berada pada bagian bawah memperoleh radiasi yang lebih rendah karena ternaunngi, dan terjadi kompetisi (intra-sepsific, intra-plant, inter-specipic competition) terhadap faktor-faktor tumbuh pada sebagian atau seluruh periode pertumbuhannya (Kadekoh, 2007). Pada dasarnya sistem ini merupakan cara penanaman secara serentak dua jenis

tanaman atau lebih pada sebidang tanah yang sama dalam satu satuan waktu tertentu. Penanaman secara tumpangsari dapat lebih menguntungkan apabila tanaman yang ditumpangsarikan tersebut dapat memanfaatkan sumber lingkungan secara maksimal selama pertumbuhannya. Dalam hal ini hasil dapat di tingkatkan dengan pemilihan kombinasi tanaman yang sesuai, penggunaan varietas yang berproduksi tinggi dan penggunaan kerapatan tanaman yang tepat. Menurut Purnomo (2002) menyatakan bahwa pola tanam tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan karena faktor-faktor tumbuh yang ada dapat dimanfaatkan seefisien mungkin dengan cara menanam dua atau lebih jenis tanaman secara serentak pada sebidang tanah yang sama dengan pengaturan jarak tanam tertentu. Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia kebutuhan pangan semakin meningkat tetapi di sisi lain luas lahan semakin berkurang. Sehubungan dengan itu diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan produksi dengan jalan manipulasi pertanian dan lingkungan. Sistem tumpangsari merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan sumber daya iklim secara optimal dan mengurangi resiko kegagalan yang disebabkan oleh perubahan iklim itu sendiri (Nuraeni, 2000). METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di desa Sipatana Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato. Waktu penelitian akan dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2013. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini meteran, parang, sekop, sendok, bambu dan patok untuk pagar, kamera untuk dokumentasi, timbangan dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini benih kacang tanah (Arachis hypogeae L) varietas kancil, kacang hijau, varietas Sriti, kedelai varietas Meratus, dan jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) Varietas Bonanza, Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) yakni berdasarkan variasi pola tanam tumpangsari. Variasi pola tanam tumpangsari terdiri atas 4 taraf perlakuan yakni : T0 = Tanpa Tumpangsari T1 = Tumpangsari kacang tanah dengan jagung manis T2 = Tumpangsari kacang tanah dengan kacang hijau T3 = Tumpangsari kacang tanah dengan kedelai Jadi perlakuan pada penelitian ini ada 4 dan setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan.

Parameter Pengamatan Pengamatan dilakukan pada setiap anak petak dengan menentukan titik pengamatan dengan metode diagonal. a. Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) b. Pengamatan Jumlah Daun (helai) c. Pengamatan Jumlah Polong (buah) d. Pengamatan Berat Polong (gram) Data dan Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis of Variance (Anova). Jika F Hitung lebih besar dari F Tabel maka akan dilakukan uji lanjut dengan BNT pada taraf uji 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis sidik ragam untuk perlakuan variasi pola tanam tumpangsari tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah pada umur tanaman 2 MST 6 MST. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah dan hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi rata rata tinggi tanaman kacang tanah berdasarkan variasi Tumpangsari Tinggi tanaman (cm) Perlakuan 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST T0 13,5 tn 20,37 tn 32,12 tn 39,15 tn 43,6 tn T1 12,48 tn 19,65 tn 30,85 tn 37,15 tn 41,75tn T2 12,45 tn 19,67 tn 31,5 tn 37,37 tn 42,6 tn T3 13,40 tn 20,65 tn 32,02 tn 39,47 tn 43,9 tn BNT 5% - - - - - Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5% Berdasarkan analisis sidik ragam pada perlakuan variasi pola tanam tumpangsari kacang tanah tidak berpengaruh nyata pada umur tanaman 2 MST 6 MST. Pada umur 2 MST 3 MST dimana masih dalam awal pertumbuhan, persaingan antar tanaman dalam menyerap unsur hara dan cahaya perlakuan T2 lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan T0 keadaan ini menyebabkan penyerapan unsur hara dan fotosintesis yang lebih banyak terjadi pada perlakuan T0 memberikan tinggi tanaman lebih tinggi karena pertumbuhannya lebih baik. Pada umumnya tanaman kacang tanah mempunyai arti penting dalam menambah kesuburan tanah karena kemampuannya mengikat N dari atmosfir sebagai hasil kerja sama dengan bakteri Rhizobium sp dalam bintil akar. Manfaat N fiksasi bagi tanaman lain dapat berupa perembesan dari bintil akar untuk tanaman yang tumbuh bersama tanaman leguminosa, dan perombakan bahan organik untuk tanaman berikutnya (Buckman dan Brady, 1982 dalam Kesumawati, 1991). Hal ini berhubungan dengan sifat cahaya matahari yang merusak auksin, sehinggga auksin lebih banyak pada tanaman yang sedikit menerima matahari, akibatnya

pemanjangan batang lebih cepat. Menurut Dwijoseputro (1988), fungsi auksin tidak hanya menambah kegiatan sel dijaringan meristem tetapi juga memperpanjang sel yang ada di daerah meristem yang ada. 4.2 Jumlah Daun Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis sidik ragam untuk perlakuan variasi pola tanam tumpang sari berpengaruh nyata pada jumlah daun tanaman kacang tanah pada umur tanaman 6 MST. Rata-rata jumlah daun kacang tanah dan hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 2. 5 Tabel 2. Rekapitulasi rata rata jumlah daun (helai) kacang tanah berdasarkan variasi tumpangsari Jumlah Daun (helai) Perlakuan 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST T0 8,7 tn 23,28 tn 35,6 tn 66,13 tn 51,55 a T1 8,48 tn 23,05 tn 34,3 tn 63,83 tn 73,08 b T2 8,08 tn 22,00 tn 34,75 tn 65,93 tn 72,67 b T3 8,93 tn 23,4 tn 35,83 tn 68,4 tn 75,02 b BNT 5% - - - - 15,53 Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5% Berdasarkan hasil sidik ragam jumlah daun tanaman kacang tanah dengan perlakuan variasi pola tanam tumpang sari berpengaruh nyata pada umur tanaman 6 MST. Lanbers et. al. (1990) dan Salisbury dan Ross (1995) daun-daun yang ternaungi menjadi lebih tipis, jaringan palisade dan sel-sel mesofil berkurang, jumlah kloroplas sedikit, nisbah klorofil a/b rendah, demikian juga kapasitas fotosintesis per luasan daun menjadi rendah. Sehingga tanaman kacang tanah yang ternaungi akan menjadi lemah dibanding tanaman yang cukup menerima cahaya. Sebaliknya, pada daun- daun yang cukup menerima cahaya memiliki kloroplas dan jaringan palisade yang banyak/padat, nisbah klorofil a/b dan kapasitas fotosintesis per luasan daun tinggi. Garcia et al. (2009) mengemukakan bahwa defisit kelembaban tanah sebagai indikator sedikit banyaknya kandungan air tanah yang berkontribusi pada tingkat stress atau cekaman terhadap tanaman. Unsur P (Fosfor) berperan penting dalam pembelahan sel, penyusunan lemak dan protein, juga untuk perkembangan jaringan meristem yang dapat merangsang pertumbuhan akar sehingga pembentukan daun meningkat (Sarief, 1986). 4.3 Jumlah Polong Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis sidik ragam untuk perlakuan variasi pola tanam tumpang sari berpengaruh nyata pada jumlah polong tanaman kacang tanah. Rata-rata jumlah polong kacang tanah dan hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata rata jumlah polong kacang tanah berdasarkan variasi Tumpangsari Perlakuan Jumlah Polong (buah) T0 28,52 a T1 T2 T3 30,75 a 36,9 b 36,02 b BNT 5% 2,82 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5% Dari hasil sidik ragam jumlah daun tanaman kacang tanag dengan perlakuan variasi pola tanam tumpang sari berpengaruh nyata. Faktor cahaya matahari sangat mempengaruhi pada hasil tanaman kacang tanah. Semakin rapat jarak tanam mengakibatkan penurunan jumlah polong pertanaman, hal ini disebabkan penurunan cahaya yang diterima oleh tanaman akibat daun saling ternaungi menyebabkan hasil fotosintesis rendah. Padahal hasil tersebut berperanan dalam pembentukan polong maupun biji. Donald (1963) menyatakan bahwa penurunan jumlah polong dan biji pada kepadatan yang tinggi disebabkan adanya persaingan individu tanaman terutama cahaya, pertumbuhan vegetatif baik, fotosintat yang dihasilkan semakin banyak, hal ini menyebabkan kemampuan tanaman untuk membentuk organ-organ generatif semakin meningkat. Varietas kacang tanah memiliki peranan penting dalam menunjang peningkatan hasil sesungguhnya dari masing-masing spesies tanaman yang ditumpangsarikan. Hasilnya yang lebih besar daripada hasil yang diharapkan menunjukkan bahwa, tanaman mengalami proses saling mengisi (Sitompul dan Guritno, 1995). 4.4 Berat Polong Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis sidik ragam untuk perlakuan variasi pola tanam tumpang sari berpengaruh nyata pada berat polong tanaman kacang tanah. Rata-rata berat polong kacang tanah dan hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 4. 6 Tabel 4. Rata rata berat polong kacang tanah berdasarkan variasi tumpangsari Perlakuan Berat Polong (gr) Ket : T0 T1 T2 T3 47,25 tn 48,13 tn 47,25 tn 50,75 tn BNT 5% - angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5% Berdasarkan hasil sidik ragam jumlah daun tanaman kacang tanag dengan perlakuan variasi pola tanam tumpang sari tidak berpengaruh nyata. Pembentukan polong menandakan bahwa proses pembuahan kepala putik oleh benang sari dapat terjadi secara normal. Hal ini diduga karena bunga jantan atau benang sari

yang steril sehingga tidak mampu membuahi kepala putik. Kondisi ini sangat umum dijumpai pada tanah gambut tebal. Kekurangan unsur mikro biasanya menjadi penyebab utama kegagalan penyerbukan. Rendahnya produksi kedelai atau tingginya persentasi polong hampa pada penelitian ini diduga karena terbatasnya unsur hara, antar tanaman terjadi persaingan yang kuat dalam unsur hara. Pengaruh-pengaruh ini diakibatkan kurangnya hasil fotosintesis pada masa vegetatif dan generatif, dimana hasil fotosintesis daun yang ternaungi menjadi sedikit sehingga pada suatu saat dimana sangat dibutuhkan untuk pengisian dan perkembangan polong, asimilat tidak mencukupi. Hal ini sesuai dengan pendapat Khali (2000), yang menyatakan bahwa penaungan pada kacang tanah dan kedelai pada masa sebelum pembungaan akan mengganggu pertumbuhan akar dan penaungan pada masa pembungaan akan menggugurkan bunga serta penaungan pada awal pengisian polong akan menghambat laju pengisian polong KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: Terdapat tanggap pertumbuhan dan hasil kacang tanah ( Arachis Hypogeae L) berdasarkan variasi pola tanam tumpangsari pada parameter jumlah daun 6 MST dan jumlah polong, sedangkan pada parameter tinggi tanaman dan berat polong kacang tanah tidak terdapat tanggap. Tanggap pertumbuhan dan hasil kacang tanah ( Arachis Hypogeae L) berdasarkan variasi pola tanam tumpangsari perlakuan terbaik adalah perlakuan kacang tanah dengan kedelai dimana terjadi peningkatan jumlah daun 6 MST sebesar 75,02 helai dan jumlah polong sebesar 36,02 buah. Saran Penelitian ini disarankan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian selanjutnya menggunakan tumpang sari tanaman yang tepat guna untuk peningkatan hasil tanaman kacang tanah.

DAFTAR PUSTAKA Ali, A. Halim. 2004. Pengaruh Jarak Tanam Dan Pemberian Berbagai Dosis Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L) Varietas Gajah. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Damiri, Ahmad. 2005. Tanggap Kacang (Arachis Hypogaea L) Dengan Padi Sawah (Oryza Sativa L) Pola Tanam Tumpangsari Terhadap Tinggi Bedengan Dan Residu Pupuk Kandang Sapi. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Haerudin, 2001. Produktivitas Tanaman Sorgum (Sorghum Caudatum) Dengan Pemberian Berbagai Macam Pupuk Organik Pada Pola Tanam Tumpangsari Dengan Leguminosa. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Helena, Dorisma. 2000. Pengaruh Jarak Tanam Dalam Tumpangsqri Kedelai (Glycine Max (L) Merril) Dengan Sorgum (Sorgum Bicolor (L) Moench) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kadekoh, Indrianto. 2007. Komponen Hasil Dan Hasil Kacang Tanah Berbeda Jarak Tanam Dalam Sistem Tumpangsari Dengan Jagung Yang Didefoliasi Pada Musim Kemarau Dan Musim Hujan. J. Agroland. Vol.14. No. 1. Hal. 11-17. Murrinie, E. D. 2010. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan Pergeseran Komposisi Gulma pada Frekuensi Penyiangandan Jarak Tanam yang Berbeda. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Nuraeni, Yeni. 2000. Analisis Usaha Tani Tumpangsari Jagung Dan Kacang Tanah Dengan System Sewa Lahan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Purnomo, Wasgito Dwiana. 2002. Tanggap Tanaman Kedelai (Glycine Max L) Dan Padi (Oryza Sativa L) Pada Pertanaman Tumpangsari Di Lahan Sawah Dengan Menggunakan Pola Baris Padi Dan Varietas Kedelai Yang Berbeda. Tesis. Program pascasarjana. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Santoso, M. B. 2004. Efisiensi Energy Dan Produktivitas Pada Tumpangsari Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Dan Berbagai Kerapatan Kacang Hijau (Vigna Radiate L) Dengan Pengolahan Tanah Yang Berbeda. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sumadi, I. Nyoman. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) D1 Lahan Kering. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Udayana. Denpasar. Syafii, Imam. 2004. Pemanfaatan Pupuk Kandang Pada Beberapa Sistem Budidaya Dengan Pola Tumpangsari Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L) Dan Padi (Oryza Sativa L). Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Tjahjo, S. B. 2003. Pengaruh Mulsa Organic Dan Jumlah Biji Per Polong Pda Berbagai Jumlah Aplikasi Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L). Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan. Zamroni. 2003. Pengaruh Varietas Dan Populasi Terhadap Distribusi Bahan Kering Tanaman Jagung (Zea Mays L) Padapola Tanaman Tumpangsari Dengan Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.